Disusun Oleh:
Dibimbing Oleh
Dr.Rusli.,S.T.,M.T.
Nip :19640802 200003 1 001
LAPORAN PERANCANGAN
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR
OLEH :
ANDI WIRAWAN RIKARDIAWAN
F 221 13 128
Palu,………,………,2019
Menyetujui
Pembimbing
Dr.Rusli.,S.T.,M.T
Nip :19640802 200003 1 001
Palu,………,………,2019
Mengetahui
Ketua Program Studi SI Teknik Arsitektur
Universitas Tadulako
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang
telah memberikan nikmat kesempatan serta kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dengan judul “Galeri Fotografi di Palu Dengan
Pendekatan Arsitektur Dekonstruksi”.
Ucapan terima kasih penulis haturkan khususnya kepada Alm. Lamuhidin
doa’ku selalu menyertaimu ayah dan Ibunda Muliati terima kasih sebanyak-
banyaknya telah mendidik dan menjadi pengganti seorang ayah, doa’mu dan
pengorbananmu menjadi sebuah karunia yang tak terhingga bagi penulis, kakak-
kakakku Andi Rifai dan Andi Maysal Fahtar terima kasih kepada kalian karena doa
dan Motivasi kalian, untuk keponakanku Andi Al Ghazali terima kasih telah
memberikan kecerian kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada
yang terhormat :
i
4. Bapak Ir. Muhammad Najib Basrum.,MT selaku dosen wali penulis
terima kasih atas bimbingannya selama ini;
8. Flow Studio 2013 (Adi, Frest, Neyman, Jener, Sem, Wendy, Greyta, Jenet,
Ibon, Olin, Oliv, Tiara) terima kasih telah menjadi titik awal perjuangan
penulis dimasa-masa awal perkuliahan di Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Tadulako banyak hal yang tidak terlupakan di masa-
masa itu;
9. Veteran Studio (Adi, Aji, Adnan, Haris, Husran, Ikbal, Khairum, Safar,
Topan, Sem, wawan, wendy, Audita, Andif, Dinda, Iren, Ibon, Olin,
rismah, Vini) warna-warni dari kalian mampu menciptakan ruang untuk
berkarya, melawak, emosian, dan bersuka-duka diruang studio yang
sempit dan sederhana terima kasih;
10. Selaku mantan Koordinator Desa (Kordes) KKN angkatan 74 walau hanya
sebulan ada kenangan yang tidak terlupakan di posko Ganti, terima
kasih;
ii
12. Teman-teman Derums, VoidStudio, Studio13 dan seluruh angkatan dua
ribu tiga belas tetap pertahankan warna-warni kita dimasa-masa akhir
perkuliahan “ OH SERAAAAMMMM !!!”
13. Keluarga Besar Sakka terima kasih banyak Harmoni dan irama
kehangatan keluarga di masa sulit, susah, senang, tidak akan memudar;
14. Keluarga besar PT. Aditama Karya terkhususnya Ka nawar terima kasih
telah memberikan suport, fasilitas, dan ilmu di dunia kerja semoga kalian
semua selalu dalam lindungan tuhan yang Maha Esa.
15. Dan terakhir semua pihak yang telah membantu dan memberikan
semangat kepada penulis terima kasih banyak;
Disadari pula bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, Olehnya kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan dami kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya di bidang keilmuan Arsitektur.
F221 13 128
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA ...................................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vi
A. Deksripsi Perancangan ..................................................................................... 2
B. Analisis Perancangan ....................................................................................... 3
C. Konsep Pendekatan Makro .............................................................................. 4
1. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 4
2. Iklim ........................................................................................................... 6
3. Pencapaian ................................................................................................ 8
4. Sirkulasi ................................................................................................... 10
5. Area Parkir .............................................................................................. 12
6. View ........................................................................................................ 14
7. Zonasi ...................................................................................................... 15
8. Landscape ............................................................................................... 16
D. Konsep Pendekatan Mikro ............................................................................. 18
1. Fungsi Galeri............................................................................................ 18
2. Organisasi Ruang..................................................................................... 18
3. Persyaratan Ruang Galeri ....................................................................... 23
4. Struktur Bangunan .................................................................................. 24
5. Pendekatan Bentuk Arsitektur Dekonstruksi.......................................... 25
E. KESIMPULAN .................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 29
LAMPIRAN ............................................................................................................. 30
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DESAIN GALERI FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR
DEKONSTRUKSI DI KOTA PALU
Andi Wirawan R
Dr.Rusli.,S.T.,M.T1
Rachmat Saleh, S.T.,M.T2
Abstrak
Perkembangan Fotografi dalam teknologi bukan hanya sekedar penangkap citra
tapi juga berkembang seiring dengan bertambahnya manfaat fotografi dalam
kehidupan manusia seperti menyampaikan informasi, dokumentasi, media promosi, dan
media pengetahuan. Pertumbuhan dan perkembangan Fotografi di Kota Palu yang tidak
diimbangi dengan ruang untuk mewadahi berbagai aktifitas Fotografer sehingga
diadakan ditempat-tempat yang tidak mampu mewadahi aktifitas fotografer, maka dari
itu dibutuhkannya sebuah ruang yang memberikan fasilitas yang cukup dan menampung
aktifitas yang menunjang untuk meningkatkan ide-ide fotografer menghasilkan karya.
Perancangan Desain Galeri Fotografi menggunakan metode perancangan
arsitektur yaitu metode yang dilakukan secara rasional dan logis dengan
beberapa tahap pengumpulan data dari survei, observasi, wawancara dan
analisis yang dilakukan pada setiap aspek fisik dan non fisik.
Gedung Galeri Fotografi sebagai ruang berbagai aktifitas Fotografer dan karya
Fotografi yang dapat menjadi tempat penambah wawasan, ajang promosi, dan tempat
workshop bagi yang ingin mengetahui dunia Fotografi. Pendekatan bentuk Arsitektur
Dekonstruksi pada Galeri Fotografi di Kota Palu untuk mewujudkan bentuk bangunan
yang ekspresif sehingga dapat dinikmati bentuknya secara visual dan menjadi sebuah
gedung iconik di Kota Palu.
1
A. Deksripsi Perancangan
2
Palu. Menurut Yulianto Sumalyo (2005) menjelaskan pendekatan arsitektur yang
lebih mengekspresikan sebuah fantasi dengan moto ‘bentuk mengikuti fantasi’
dan dihasilkan dalam karya nyata yaitu Arsitektur Dekonstruksi yang merupakan
gaya Arsitektur yang lahir pada era Arsitektur post-modern sekitar tahun 1990
merupakan gaya Arsitektur yang menyukai gaya yang baru dan meninggalkan
gaya yang monoton pada Arsitektur Modern.
Berdasarkan uraian dari penjelasan di atas, Judul Tugas Akhir “Desain
Galeri Fotografi Dengan Pendekatan Arsitektur Dekonstruksi Di Kota Palu”
diharapkan menjadi dasar perancangan untuk solusi ruang aktifitas fotografi
dengan desain gedung yang memiliki ke unikan dari segi bentukan fasad
bangunan sehingga menjadi Gedung yang iconik di Kota Palu.
B. Analisis Perancangan
3
C. Konsep Pendekatan Makro
1. Lokasi Penelitian
Lokasi berada di Jalan Mawar Kelurahan Lolu Utara Kecamatan Palu Timur
dan berada pada zona kawasan perdagangan dan jasa.
4
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Hasanudin, Zona suaka
alam dan cagar budaya seperti Gedung Juang dan kawasan ruang
terbuka hijau kota seperti Bundaran Nasional Hasanudin.
- Jangkauan kemudahan akses trasnportasi terdekat zona ke tapak
adalah 360 M
5
Gambar 3. Potensi sekitar tapak
(Sumber: Analisa Data
2. Iklim lapangan,2019)
Iklim geografis pada tapak dapat mempengaruhi ide desain pada bangunan
sehingga yang perlu diperhatikan ialah garis edar matahari, arah angin dan
curah hujan.
Gambar 4. Iklim
(Sumber: Analisa Data
lapangan,2019)
6
Tanggapan Desain
7
4. Sun screen pada desain galeri fotografi menggunakan vertikal screen
dan horisontal screen yang betujuan untuk mereduksi pancaran sinar
matahari dan memecah angin secara langsung pada bukaan bangunan.
5. Pemanfaatan vegetasi dalam tapak bertujuan untuk mereduksi
pancaran sinar matahari dan mengarahkan sirkulasi angin ke dalam
tapak.
6. Drainase pada sekeliling tapak bertujuan untuk mengalirkan air hujan
ke riol kota.
3. Pencapaian
Gambar 6. Pencapaian
(Sumber: Analisa Data lapangan,2019)
8
D.K Ching (1984) mengatakan jenis-jenis pencapaian terbagi 3 yaitu :
Tanggapan Desain
9
Fungsi jalan pada sekitar tapak menjadi point penting dari terhubungnya
pusat kota dan daerah yang menjadi pusat keramaian di Kota Palu, seperti :
a. Jalan Moh. Hatta yang menghubungkan Taman Gor, kawasan
pertokoan dan perkantoran.
b. Jalan Mawar ke Gedung Juang dan Bundaran Nasional Hasanuddin.
c. Jalan Hasanuddin ke PMU (Palu Mitra Utama), pertokoan Palu Plaza,
Tugu Nol Kilometer Palu, dan Bundaran Nasional Hasanuddin.
d. Jalan Nusa Indah ke Mesjid Raya Lolu.
Capaian untuk menuju tapak dapat dicapai dengan cara tersamar dari
jalan Moh. Hatta terus berbelok ke jalan Mawar langsung ke area depan
tapak, secara berputar dari jalan Sultan Hasanuddin berputar ke jalan Moh.
Hatta dan belok kanan ke jalan mawar langsung ke area depan tapak dan
Jalan Nusah Indah secara langsung ke bagian belakang tapak.
4. Sirkulasi
D.K. Ching (1984) mengatakan jalur pergerakan kita dapat dianggap sebagai
elemen penyambung inderawi yang menghubungkan ruang yang satu
dengan ruang lainnya. Untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung
yang datang di galeri maka dibutuhkan sirkulasi yang efisien dan
memberikan keamanan ke dalam tapak.
Gambar 9. Sirkulasi
(Sumber: Analisa Data lapangan,2019)
10
Tanggapan Desain
Penggunaan pola sirkulasi pada tapak menggunakan pola sirkulasi linier
dikarenakan efisiensi sirkulasi yang langsung mengakses ke dalam maupun
keluar tapak sehingga mempermudah dan memberikan keamanan bagi
pengunjung galeri. Akses sirkulasi dalam tapak dibagi menjadi tiga yaitu
pintu masuk, pintu keluar dan pintu darurat serta sirkulasi pengunjung di
bedakan menjadi dua yaitu sirkulasi pengunjung yang berkendara dan
sirkulasi pejalan kaki.
11
a. Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi akses masuk dan keluarnya kendaraan pada tapak terletak
pada jalan mawar dengan menggunakan pola linier yang bertujuan
untuk memberikan efisiensi sirkulasi dan kemudahan saat
memarkirkan kendaraan dalam tapak.
b. Sikulasi Pejalan Kaki
Pedestrian yang merupakan fasilitas pejalan kaki diletakkan pada jalan
Nusa Indah dengan tujuan agar pejalan kaki tidak terganggu oleh
kendaraan yang lewat. Ukuran dan dimensi pedestrian didasari dari
jumlah pengunjung yang berjalan kaki ke dalam tapak, desain sirkulasi
dalam tapak untuk pejalan kaki menggunakan pola sirkulasi network
sehingga setiap sirkulasi dapat terhubung pada setiap ruang non visual
dalam tapak.
5. Area Parkir
Pengolahan tempat parkir memerlukan pertimbangan kenyamanan saat
memarkirkan kendaraan ,pencapain, dan sirkulasi bagi para pengunjung ke
Galeri Fotografi.
Tanggapan Desain
Berdasarkan tata letak parkir, ruang yang cukup untuk tempat parkir, jenis
kendaraan, pemisahan area parkir, dan pola parkir maka ditentukan pola
parkir yang digunakan adalah pola parkir dengan kemiringan 45° karena
efisien dan kemudahan untuk memarkirkan dan mengeluarkan kendaraan
pada tempat parkir yang sempit maupun luas.
12
Gambar 11. Parkiran kendaraan roda empat dan roda dua
(Sumber: Neufert, Data Aristek Jilid Dua,2002)
Area parkir motor dan mobil di letakkan di arah utara dan parkiran bus di
area barat yang bertujuan memberikan kemudahan untuk memarkirkan dan
mengeluarkan kendaraan.
13
6. View
View yang baik menjadi potensi penunjang desain Galeri Fotografi sehingga
yang perlu di perhatikan adalah kondisi eksisting pada lingkungan sekitar
tapak dan fungsi dari bangunan.
Tanggapan Desain
14
Fungsi galeri fotografi sebagai tempat untuk memamerkan, menjual karya
dan menambah wawasan perlu memiliki daya tarik terutama pada
pandangan yang baik sehingga mengoptimalkan arah pandang dengan
menemukan titik tangkap yang langsung mengarah ke dalam tapak. Titik
tangkap tersebut bertujuan untuk memperlihatkan bagian bangunan yang
menonjol sehingga mudah dikenal masyarakat dan wisatawan luar maupun
dalam Kota Palu. Terciptanya garis imajiner yang langsung mengarah ke
ruang terbuka dan kawasan cagar budaya Gedung Juang memberikan nilai
tambah pada desain sehingga kehadiran Galeri Fotografi dapat
memberikan dampak meningkatnya aktifitas pada lingkungan sekitar tapak
dan setiap ruang zonasi mempunyai hubungan pada Galeri Fotografi.
7. Zonasi
Zonasi pada tapak dibagi berdasarkan 3 area sesuai dengan aktifitas Galeri
yaitu area utama, area pengelola dan area servis.
Tanggapan Desain
15
- Area Utama
Merupakan area kegiatan utama galeri yang bersifat publik untuk
penggunaan seperti pameran karya, pemasaran karya dan
pengembangan wawasan.
- Area Pengelola
Merupakan area kegiatan pengelolaan yang dapat menunjang fungsi
utama serta bersifat pribadi seperti pelayanan administrasi dalam
Galeri.
- Area Servis
Merupakan area yang memberikan fasilitas-fasilitas pelengkap terhadap
area-area yang ada sebelumya.
8. Landscape
Pengolahan tatanan ruang luar (Landscape) pada tapak perlu diketahui
jenis tanaman yang digunakan sehingga tanaman yang tumbuh dan
perkerasan yang digunakan memberikan nuansa estetika terhadap
bangunan dan lingkungan sekitar tapak, dalam jenisnya material ruang luar
(Landscape) terbagi menjadi dua jenis yaitu soft material dan hard material
berikut.
16
Tanggapan Desain
17
D. Konsep Pendekatan Mikro
1. Fungsi Galeri
2. Organisasi Ruang
a. Pelaku dan Aktifitas pelaku
18
Pengelompokan kegiatan berdasarkan aktiftas dan pelaku aktifitas :
Kegiatan Pameran
Kegiatan pameran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para
fotografer secara individu ataupun berkelompok untuk memamerkan
karya mereka sehingga dapat dilihat para pengunjung yang datang ke
Galeri Fotografi.
19
b. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang diperoleh berdasarkan jenis kegiatan yang di
kelompokkan :
Tabel 2. Kebutuhan Ruang
20
R. Staaf Tata Usaha 1
2. Servis
1
Lavatori
Retail dan Souvenir 1
KM/WC 6
Pantry kantor 1
Mushollah
R. CCTV dan Keamanan 1
Gudang 1
R. Mekanikal Elektrikal (R. Genset,
1
R.AHU, R.Pompa, R. Panel Listrik)
3. Penunjang
1
Cafe shop
Parkir Bus 5
Parkir Mobil 39
Parkir Motor 61
(Sumber : Analisa Data Lapangan,2019)
21
c. Pola Hubungan Ruang
Pola hubungan ruang pada galeri fotografi dihubungkan berdasarkan
sifat ruang dan jenis kegiatan dalam ruang galeri.
22
3. Persyaratan Ruang Galeri
23
4. Struktur Bangunan
Struktur pada bangunan terbagi dua yaitu lower structure yang dimaksud
merupakan struktur bawah atau biasa di sebut pondasi yang memiliki
fungsi menyalurkan beban atas bangunan dalam ke tanah dan Upper
structure merupakan struktur di atas permukaan tanah yang meliputi
balok, kolom, dan struktur atap. lower structure pada galeri menggunakan
pondasi poerplat dan Upper structure menggunakan beton komposit baja
lapis beton pada balok dan kolom serta kombinasi space frame, rangka
baja dan plat beton pada atap.
24
5. Pendekatan Bentuk Arsitektur Dekonstruksi
25
lainnya mempunyai posisi dan kesempatan yang sama untuk
berkembang.
b. Tidak ada ontologi dan teologi dalam arsitektur. Tidak ada tokoh
atau figure yang perlu didewakan atau disanjung.
c. Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur harus segera
diakhiri. Perkembangan arsitektur selanjutnya harus mengarah pada
keragaman pandangan dan tata nilai.
d. Visiocentrism atau pengutamaan indera penglihatan dalam
arsitektur harus diakhiri. Potensi indera lain harus dimanfaatkan
pula secara seimbang.
e. Arsitektur tidak lagi identik dengan produk bangunan. Arsitektur
terkandung dalam ide gambar, model dan fisik bangunan, dengan
jangkauan dan aksentuasi yang berbeda. Prioritas yang diberikan
pada ide, gambar, model dan bangunan harus setara, karena ide,
gambar dan model tidak hanya berfungsi sebagai simulasi atau
representasi gedung, tetapi juga bisa menjadi produk atau tujuan
akhir arsitektur.
Arsitektur dekonstruksi lahir dari pengaruh filsafat Derrida, sehingga
disebut sebagai “dekonstruksi derridean”. Selain daripada itu, arsitektur
dekonstruksi yang hadir sebagai produk pragmatis dan formal yang
disebut sebagai “dekonstruksi non-derridean”.Berdasarkan pemahaman
bentuk yang di kemukakan D.K Ching (1984) dan prinsip desain
arsitektur dekosntruksi maka pendekatan bentuk Galeri Fotografi
menggunakan “dekonstruksi non-derridean” yang hadir sebagai produk
pragmatis dan formal dengan lebih menekankan ke dalam bentuk dan
struktur bangunan. Berikut beberapa aliran arsitektur dekonstruksi yang
menekankan bentuk dan struktur pada bangunannya.
26
Tabel 3. Bentuk Arsitektur Dekonstruksi
No Sumber Fasad Denah
Mantiri,Hyginus J
dan I. Makainas,
1 Eksplorasi Terhadap
Arsitektur
Dekonstruksi.2011 Parc De la Villette
Karya Bernard Tschumi
Mantiri,Hyginus J
dan I. Makainas,
2 Eksplorasi Terhadap
Arsitektur
Dekonstruksi.2011 Jewish Museum Karya
Daniel Libeskind
Http://www.morpho
sis.com
3
Architecture/127( di
Emerson College Los
akses 28 Juli 2019)
Angeles karya biro
morphosis Architects
Http://www.archdail
y.com/295662/perot
-museum-of-nature-
4
and-science-
Perot Museum of
morphosis (di akses
nature and Science
28 juli 2019)
karya biro Morphosis
Architects
27
Gambar 24. Bentuk Galeri Fotografi
(Sumber: Analisa Data Lapangan,2019)
E. KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.archdaily.com/295662/perot-museum-of-nature-and-science-
morphosis (di akses 28 juli 2019).
Http://www.morphosis.com Architecture/127( di akses 28 Juli 2019).
29
LAMPIRAN
30