Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS IDEOLOGI HEDONISME

Rara Widiandari / 170731637555


Pendidikan Sejarah Offering B 2017
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang
Rarawidyy22@gmail.com

A. Biografi Aristippus
Aristippus dari Kyrene adalah seorang filsuf Yunani yang memperlajari ajaran-
ajaran Protagoras. Ini dilakukannya selama berada di kota asalnya, yaitu Kyrene, Afrika
Utara. Aristippus kemudian mencari Sokrates dan menjalin hubungan baik
dengannya. Setelah Sokrates wafat, Aristippos tampil sebagai "Sofis" dan menjadi guru
profesional di Atena. Lalu di Kyrene ia mendirikan sekolah yang dinamakan ''Cyrenaic
School'' yang merupakan salah satu sekolah Sokratik yang tidak dominan. Sekolah ini
mengajarkan perasaan-perasaan sebagai kebenaran yang paling tepat dalam
hidup. Kesenangan adalah baik termasuk juga kepuasan badani. Kehidupan orang bijak selalu
mencari jaminan kesenangan maksimal.
Aristippus menyetujui pendapat Sokrates bahwa keutamaan adalah mencari "yang
baik". Akan tetapi, ia menyamakan "yang baik" ini dengan
kesenangan "hedone". Menurutnya, akal (rasio) menusia harus memaksimalkan kesenangan
dan meminimalkan kesusahan. Hidup yang baik berkaitan dengan kerangka rasional tentang
kenikmatan.
Kesenangan menurut Aristoppus bersifat badani (gerak dalam badan). Ia membagi
gerakan itu menjadi tiga kemungkinan:
 Gerak kasar, yang menyebabkan ketidaksenangan seperti rasa sakit
 Gerak halus, yang membuat kesenangan
 Tiada gerak, yaitu sebuah keadaan netral seperti kondisi saat tidur.
Aristippus melihat kesenangan sebagai hal aktual, artinya kesenangan terjadi kini dan
di sini. Kesenangan bukan sebuah masa lalu atau masa depan. Menurutnya, masa lalu hanya
ingatan akan kesenangan (hal yang sudah pergi) dan masa depan adalah hal yang belum jelas.
Meskipun kesenangan dijunjung tinggi oleh Aristoppus, ada batasan kesenangan itu
sendiri. Batasan itu berupa pengendalian diri. Meskipun demikian, pengendalian diri ini
bukan berarti meninggalkan kesenangan. Misalnya, orang yang sungguh-sungguh mau
mencapai nikmat sebanyak mungkin dari kegiatan makan dan minum bukan dengan cara
makan sebanyak-banyaknya atau rakus, tetapi harus dikendalikan/dikontrol agar mencapai
kenikmatan yang sebenarnya.

B. Latar Belakang Ideologi Hedonisme


Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat sekitar tahun 433 SM. Hedonisme ingin menjawab
pertanyaan filsafat "apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?" Hal ini diawali dengan Sokrates
yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir
manusia. Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355 SM) menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi
manusia adalah kesenangan. Aristippos memaparkan bahwa manusia sejak masa kecilnya selalu
mencari kesenangan dan bila tidak mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi.
Pandangan tentang 'kesenangan' (hedonisme) ini kemudian dilanjutkan seorang filsuf Yunani lain
bernama Epikuros (341-270 SM). Menurutnya, tindakan manusia yang mencari kesenangan adalah
kodrat alamiah. Meskipun demikian, hedonisme Epikurean lebih luas karena tidak hanya mencakup
kesenangan badani saja seperti Kaum Aristippos, melainkan kesenangan rohani juga, seperti
terbebasnya jiwa dari keresahan.
Aristippos menafsirkan konsep "yang baik" dari Sokrates sebagai kesenangan (dalam bahasa
Yunani hedone). Maksudnya kesenangan di sini adalah bukan saja kesenangan ragawi tetapi juga
kesenangan rohani. Karena pengajarannya itulah, aliran pemikiran dari Aristippos ini disebut Mazhab
Hedonis. Pengertian Hedonisme adalah pandangan hidup atau ideologi yang diwujudkan dalam
bentuk gaya hidup dimana kenikmatan atau kebahagiaan pribadi menjadi tujuan utama dalam
menjalani hidup seseorang. Secara etimologi, hedonisme diambil dari bahasa Yunani,
yaitu “hedone” yang artinya kesenangan. Secara sederhana pengertian hedonisme mengacu pada
paham kesenangan terhadap kenikmatan. Jadi, orang yang menganut paham ini beranggapan bahwa
kebahagiaan dan kesenangan (pleasure) bisa diraih dengan melakukan banyak kesenangan dan
menghindari hal-hal yang menyakitkan (pain) di dunia. Banyak yang menganggap bahwa gaya hidup
hedonisme itu adalah pandangan hidup yang berdasarkan pada hawa nafsu semata. Ideologi ini sangat
erat hubungannya dengan harta kekayaan duniawi, kenikmatan batin, kenikmatan seksual, kebebasan
dan kekuasaan.
Akan tetapi, orang yang bijaksana tidak akan mengejar kesenangan tanpa batas, sebab kesenangan
yang tak terbatas pada akhirnya akan mengakibatkan kesusahan. Yang harus dikejar adalah
kesenangan maksimal yang diserta kesusahan secara minimal. Untuk itu, rasio manusia bertugas untuk
menentukan apa yang harus dilakukan manusia untuk mendapatkan kesenangan secara maksimal dan
merasakan kesusahan secara minimal. Karena itu, dalam perspektif Aristippos, pengendalian diri
dan asketisme amat diperlukan dalam mencapai hidup yang ideal.

C. Dinamika Ideologi Hedonisme


Hedonisme telah ada sejak zaman Yunani Kuno hal ini dibuktikan dengan adanya pemikiran
filsuf seperti Aristippos dan Epicurus yang merupakan dua filsuf Eropa yang dengan vokal
mengungkapkan tentang pemikiran mereka. Perbedaan dari kedua pemikiran yang dianut adalah jika
Aristippos lebih menekankan kepada kesenangan badani atau jasad seperti makan, minum,
seksualitas, maka Epicurus lebih menekankan kepada kesenangan rohani seperti bebas dari rasa takut,
bahagia, tenang batin, dan lain sebagainya. Ideologi ini lah yang lalu menggambarkan gaya hidup
berlebihan yang dijalani oleh sebagian besar keluarga kerajaan Inggris pada masa itu. Hingga saat ini
Hedonisme berkembang menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat luas. Seperti bagaimana hal ini
mempengaruhi gaya hidup sehari-hari dan tingkat konsumerisme sebagian besar masyarakat pada saat
ini.

D. Mengolah Ideologi Hedonisme dalam Pembelajaran Sejarah


Ideologi atau perilaku Hedonisme dapat diterapkan atau dipelajari dalam pembelajaran sejarah
mengenai gaya hidup pemimpin-pemimpin Eropa pada masa itu. Seperti contohnya pada saat
Revolusi Perancis, salah satu Ratu Perancis sebelum adanya Revolusi Perancis yaitu Marie Antoinette
yang menerapkan gaya hidup berlebihan dan menyebabkan krisis keuangan negara selama Revolusi
Perancis. Hal ini dapat dipelajari dalam Pembelajaran Sejarah KD 3.4 Kelas XI SMA, yang
membahas tentang analisis revolusi-revolusi besar dunia salah satunya ialah Revolusi Perancis.

Anda mungkin juga menyukai