Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit
tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit.
Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi
terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu
membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum
cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek
samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-
kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan

Tetanus (Tetanus Toksoid) : vaksin ini dianjurkan pada wanita hamil untuk mencegah
tetanus neonatorum (tetanus pada bayi) dan sebaiknya diberikan pada wanita yang tidak
melengkapi 3 kali imunisasi dasar atau 10 tahun boster Tetanus pada bayi baru lahir-begitu
umum di seluruh Amerika-dicegah jika ibu sudah diimunisasi. Hal ini karena ibu yang
melewati kekebalan antibodi kepada bayi di plasenta. Sang ibu yang kebal jika dia telah
diimunisasi sebelum hamil atau selama kehamilan. Seorang ibu hamil yang status imunisasi
tetanus tidak pasti atau yang terakhir imunisasi lebih dari 10 tahun yang lalu harus
diimunisasi terhadap tetanus. Hal ini biasanya diberikan dikombinasikan dengan vaksin
difteri toksoid (produk yang disebut Td). Baru-baru ini vaksin Td baru yang juga berisi vaksin
pertusis telah dilisensi untuk orang dewasa (Tdap) termasuk untuk digunakan bagi wanita di
kelompok usia subur. Kehamilan bukan merupakan kontraindikasi untuk Tdap imunisasi.
Namun, pada saat ini, CDC merekomendasikan bahwa wanita hamil yang menerima terakhir
toksoid tetanus vaksin yang mengandung kurang dari 10 tahun yang lalu menerima Tdap
dalam periode pasca-melahirkan sesuai dengan rekomendasi vaksinasi rutin. Jika dosis
terakhir toksoid tetanus-vaksin yang mengandung lebih dari 10 tahun sebelumnya, mereka
lebih suka bahwa ia akan diimunisasi dengan Td selama trimester kedua dan ketiga bukan
Tdap.

Tetanus di sebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun
yang kemudian menyerang sistem saraf pusat. Penderita mengalami kejang otot serta
diikuti kesulitan menelan dan bahkan bernafas.

Tetanus khususnya beresiko pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi di
rumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko ketika alat-alat yang tidak
bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan olesan-olesan tradisional atau abu
digunakan untuk menutup luka bekas potongan.

Upaya pencegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan memberikan imunisasi TT


(Tetanus Toksoid) pada ibu hamil. Konsep imunisasi TT adalah life long imunization yaitu
pemberian imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5. Skema life long immunization
adalah sebagai berikut:

TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.

TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.

TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.

TT 3, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas satu.

TT 4, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas dua.

TT 5, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas tiga.

Kajian status imunisasi ibu hamil meliputi:

Skrining status imunisasi pada ibu hamil ketika melakukan pengkajian data ibu hamil.

Melengkapi bila belum terlindungi imunisasi TT.

Skrining status imunisasi TT pada calon pengantin.

Pengertian

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman
tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).

Manfaat Imunisasi TT Ibu Hamil


Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1
bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin
(racun) dan menyerang sistem saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).

Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000).

Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi TT untuk Ibu Hamil

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan
dosis 0,5 cc diinjeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).

Waktu Pemberian Imunisasi TT

Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi


TT lengkap (BKKBN, 2005). TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana
biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI,
2000).

Jarak Pemberian Imunisasi TT

Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu (Saifuddin dkk,


2001; Depkes RI, 2000).

Efek Samping Imunisasi TT

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada
tempat suntikan (Depkes RI, 2000). TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman
untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi
TT (Saifuddin dkk, 2001). Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh
sendiri dan tidak diperlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).

Tempat Pelayanan untuk Mendapatkan Imunisasi TT

Puskesmas/ puskesmas pembantu


Rumah sakit pemerintah/ swasta

Rumah bersalin

Polindes

Posyandu

Dokter/ bidan praktik (Depkes RI, 2004).

Daftar Pustaka

Kusmiyati. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya (hlm: 187)

Lia. 2010. Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) Pada Ibu Hamil.


bidanlia.blogspot.com/2010/06/imunisasi-tt-tetanus-toxoid-pada-ibu.html diunduh 2
September 2011. 10.23 AM.

Purnomo, E. 2008. Vaksin Tetanus Mencegah Kematian Ibu dan Bayi.


unicef.org/indonesia/id/reallives_9827.html diunduh 2 September 2011. 12.15 PM

Yessi, A. Imunisasi TT untuk Ibu Hamil. bidankita.com diunduh 2 September 2011. 06.47 AM.

Image, Ehow.com

Pengertian Imunisasi TT

Imunisasi TT Pada ibu Hamil adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan
pada ibu hamil terhadap infeksi tetanus yaitu dengan menyuntikan vaksin tetanus toxoid

B. Tujuan pemberian Imunisasi TT

1. Memberikan kekebalan pasif kepada ibu hamil terhadap tetanus, karena vaksinasi
selama hamil juga ikut membantu bayinya menghindari tetanus selama beberapa minggu
setelah lahir.

2. Mencegah terjadinya penyakit tetanus pada ibu saat hamil, bersalin dan nifas

3. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum misalnya akibat infeksi tali pusat
pada proses persalinan
C. Jadwal pemberian Imunisasi TT

TT1 : Diberikan pada kunjungan awal/ Trimester I

TT2 : 4 Minggu setelah TT1 perlindungan 3 tahun

TT3 : 6 Bulan setelah TT2 perlindungan 5 Tahun

TT4 : 1 Tahun setelah TT3 perlindungan 10 Tahun

TT5 : 1 Tahun setelah TT4 perlindungan 25 Tahun

D. Interval Pemberian imunisasi TT

Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil adalah 2 kali dengan selang waktu pemberian
minimal 4 minggu

1. Apabila sebelumnya ibu telah mendapatkan imunisasi TT pada masa calon pengantin,
maka imunisasi TT cukup diberikan 1X saja.

2. Bila ibu belum pernah TT atau masih ragu, perlu diberikan TT sejak kunjungan 1
sebanyak 2x dengan jadwal minimal 1 bulan atau 4 minggu.

3. Apabila pernah menerima TT 2 kali pada kehamilan terdahulu dengan jarak kehamilan
tidak lebih dari 2 tahun, maka TT cukup di berikan 1 kali.(TT ulang)pada kunjungan
kehamilan yang pertama.

E. Tempat penyuntikan Imunisasi TT

Imunisasi TT di berikan selama masa kehamilan pada 1/3 lengan kiri atas bagian luar dengan
dosis 0,5 cc.

F. Efek samping penyuntikan

Nyeri, kemerahan, bengkak selama 1- 2 hari pada tempat penyuntikan.

G. Cara mengatasi efek samping

Kompres dengan air hangat pada tempat penyuntikan.


H. Akibat bila imunisasi TT tidak diberikan pada ibu hamil.

1. Meningkatkan resiko terjadinya penyakit tetanus pada ibu hamil bila terluka

2. Meningkatkan resiko terkadinya tetanus neonatorum pada bayinya

I. Tempat pelayanan untuk mendapatkan Imunisasi TT

1. Puskesmas

2. RB

3. BPS

4. RS

Hal-Hal Penting Sebelum Imunisasi Tetanus Toksoid

Siapapun yang memiliki reaksi alergi yang mengancam nyawa setelah dosis vaksin tetanus
tidak harus mendapatkan satu dosis lagi. Sebelum menerima imunisasi tetanus toksoid,
katakan kepada dokter hal hal berikut ini:

Memiliki HIV atau AIDS atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh;

Menggunakan obat yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh (misalnya steroid, obat
anti-penolakan);

Menderita kanker

Menerima pengobatan kanker dengan sinar-x, radiasi, atau obat.

Hamil atau sedang menyusui

Tanyakan pada penyedia layanan kesehatan untuk informasi lebih lanjut, sebab imunisasi
tetanus toksoid tidak direkomendasikan dalam beberapa kasus. Individu dengan penyakit
ringan seperti pilek, dapat divaksinasi. Mereka yang sedang sakit biasanya harus menunggu
sampai mereka pulih sebelum mendapatkan imunisasi vaksin tetanus toksoid.
Toksoid tetanus vaksin dapat diberikan pada waktu yang sama dengan vaksin lainnya. Yang
perlu jadi catatan adalah dosis untuk imunisasi tetanus toxoid harus sesuai dengan
rekomendasi dokter, selain itu vaksin (apapun bentuknya, termasuk juga obat) mampu
menyebabkan masalah serius, seperti reaksi alergi parah. Risiko imunisasi vaksin tetanus
toksoid menyebabkan luka serius, atau kematian, sangat kecil. Reaksi alergi yang serius
termasuk pembengkakan bibir, lidah, atau wajah, kesulitan bernafas, pucat, penutupan
tenggorokan, pusing, atau detak jantung cepat.

Efek samping lain yang kurang serius, seperti nyeri kemerahan, atau bengkak di mana
suntikan imunisasi tetanus toksoid itu diberikan. Efek samping biasanya mulai dalam
hitungan jam untuk satu atau dua hari setelah vaksinasi.

munisasi TT (=Tetanus Toksoid) merupakan proses untuk membangun kekebalan sebagai


upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Imunisasi dengan vaksin TT ini diberikan 2 (dua)
kali kepada wanita usia subur (calon pengantin) dan kepada ibu hamil. Jarak waktu antara
pemberian TT ke I dan TT ke II paling sedikit 4 minggu. Jadi kalau saya imunisasi hari ini (24
Agustus 2013), nanti saya bisa melakukan imunisasi TT ke II paling tidak tanggal 24
September 2013, atau bisa lebih lama. Imunisasi TT ini dapat dilakukan di puskesmas atau di
bidan praktik yang ditunjuk.

Imunisasi TT sebaiknya dilakukan +- sebulan sebelum pernikahan agar ketika bunda hamil
lalu melahirkan dapat terhindar dari penyakit tetanus. Menurut sumber yang saya baca,
pada saat melahirkan, kondisi tempat dan alat untuk proses persalinan belum tentu 100%
bersih dan steril. Pada proses persalinan yang kurang bersih tersebut, bayi yang baru lahir
sangat rentan terinfeksi tetanus, yaitu saat pemutusan tali pusat (biasa disebut tetanus
neonatorum). Tetanus tersebut akan membahayakan keselamatan bunda dan bayinya.

Imunisasi TT selain diberikan kepada wanita usia subur sebelum menikah, juga diberikan
kepada bunda yang sedang hamil ketika trimester pertama. Kemudian dilanjutkan imunisasi
TT yang kedua 4 minggu setelah imunisasi TT ke I. Akan lebih baik jika imunisasi TT diberikan
minimal 2 minggu sebelum persalinan.

Jika kita ingat-ingat pernah diimunisasi TT ketika masih SD, berikut prosedur untuk
menentukan status imunisasi TT-nya:
"Untuk WUS (wanita usia subur) yang lahir pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1993
dan ingat jika pada saat sekolah SD dilakukan imunisasi, maka status imunisasinya :

TT I adalah waktu imunisasi di klas I SD;

TT II adalah waktu imunisasi di klas II SD;

TT III adalah waktu imunisasi calon pengantin (caten) ;

TT IV adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan

TT V adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.

WUS yang lahir pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1993 namun tidak ingat pada waktu
sekolah SD dilakukan imunisasi, maka status imunisasinya :

TT I adalah waktu imunisasi caten pertama;

TT II adalah satu bulan setelah TT I;

TT III adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan

TT IV adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil." (informasi detail disini)

Semoga informasi di atas bermanfaat buat pasangan-pasangan muda yang sedang sibuk
mempersiapkan pernikahan. =)

IMUNISASI TETANUS TOXOID

IMUNISASI TETANUS TOXOID

A. Pengertian
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005).

Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian
dimurnikan (Setiawan, 2006).

B. Manfaat imunisasi Tetanus toxoid

a. Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000).
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada bayi berusia kurang 1 bulan
yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan
menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).

b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus saat terluka dalm proses persalinan

c. Untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat terjadi pada vagina
mempelai wanita yang diakibatkan hubungan seksual pertama.

d. Mengetahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis yang mungkin terjadi
untuk mengambil tindakan antisipasi yang semestinya sedini mungkin

e. Mencegah terjadinya toksoplasma pada ibu hamil

f. Mencegah penularan kuman tetanus ke janin melalui pemotongan tali pusar.

Manfaat-manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program
imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum
(Depkes, 2004)

C. Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan
dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).

D. Waktu pemberian imunisasi TT


Waktu yang tepat untuk mendapatkan vaksin TT sekitar duahingga enam bulan sebelum
pernikahan. "Ini diperlukan agar tubuh memiliki waktu untuk membentuk antibodi,

E. Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2

Antigen

Selang waktu minimal

Lama Perlindungan

Persentase Perlindungan

TT-1
Saat pertama kali periksa kehamilan

Tak ada

Tak ada

TT-2

4 minggu setelah TT-1

3 tahun
80

TT-3

6 bulan setelah TT-2

5 tahun

95
TT-4

1 tahun setelah TT-3

10 tahun

99

TT-5

1 tahun setelah TT-4


25 tahun/seumur hidup

99

F. Efek samping imunisasi TT

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada
tempat suntikan. Hal inni akan berlangsung sekitar 1-2 hari dan akan sembuh tanpa
dilakukan pengobatan. TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita
hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin
dkk, 2001).

G. Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT


a. Puskesmas

b. Puskesmas pembantu

c. Rumah sakit

d. Rumah bersalin

e. Polindes

f. Posyandu

g. Rumah sakit swasta

h. Dokter praktik, dan

i. Bidan praktik (Depkes RI, 2004).

Tempat-tempat pelayanan milik pemerintah imunisasi diberikan dengan gratis

pa Itu Suntik TT?

Suntik TT (Tetanus Toksoid) disebut juga vaksin TT, adalah tindakan memasukkan racun
tetanus yang telah dinonaktifkan. Cara ini akan membuat tubuh lebih kebal terhadap
tetanus karena sudah ‘belajar’ membuat antibody terhadapnya.

Saat antibodi telah terbentuk, jika suatu saat terluka dan kemasukan bakteri tetanus, tubuh
lebih cepat membentuk antibody karena sudah diperkenalkan sebelumnya.

Apa Itu Tetanus?

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini masuk
ke tubuh melalui luka lalu mengeluarkan racun ke tubuh orang yang telah diinfeksi. Racun
yang dihasilkan bisa merusak system syaraf dan sumsum tulang belakang. Itulah mengapa
kita perlu melakukan suntik TT agar kebal terhadap penyakit ini.
Sebagai informasi, saat baru berumur 7 hari, Saya terserang tetanus dan harus dirawat
intensif di rumah sakit selama 14 hari. Urusan biaya jangan ditanya, horor Bund. Bersamaan
dengan Saya, ada 3 bayi lain yang juga terkena tetanus.

Dan sebagaimana dikatakan Ibu, tiga bayi lain itu akhirnya meninggal. Itulah sebabnya
beberapa bulan sebelum menikah Ibu bolak-balik mengingatkan untuk suntik TT. Ibu
memang dulu tidak suntik karena tidak tahu. Jadi buang alasan malas, takut, atau tidak
punya waktu. Demi kesehatan diri sendiri dan si kecil.

Mengapa Suntik TT Untuk Calon Pengantin Wanita Penting?

Mengapa harus suntik TT sebelum menikah? Karena setelah menikah, wanita dan pria
melakukan hubungan suami istri. Saat pertama kali berhubungan intim, umumnya alat
kelamin wanita mengalami luka akibat selabut dara robek. Luka ini bisa jadi jalan masuk
bakteri tetanus.

Selain melindungi diri sendiri, pemberian vaksin tetanus juga penting terutama bagi mereka
yang melahirkan di rumah dengan bantuan dukun bayi. Suntik TT pada ibu juga
mengantisipasi jika dukun bayi menggunakan peralatan yang kurang steril.

25 Tahun Terlindungi dari Tetanus dengan Suntik TT

Untuk bisa mendapatkan perlindungan optimal, kita harus melakukan suntik TT sebanyak 5
kali dengan jadwal yang benar dan teratur. Jadwal akan dibahas kemudian. Jika suntik TT
sudah lengkap 5 kali, dengan jadwal sesuai anjuran, maka Anda terlindungi dari tetanus
untuk 25 tahun mendatang.

Kapan Dilakukan Suntik TT?


Jika Anda adalah calon pengantin, suntik TT sebaiknya dilakukan selambat-lambatnya 2
minggu sebelum menikah. Alangkah lebih baik jika 1 bulan sebelum menikah sehingga
inisiasi pembentukan antibody sudah terjadi.

Seperti dikatakan sebelumnya, agar terlindungi dari tetanus selama 25 tahun, diperlukan
vaksin TT sebanyak 5 kali. Perlu dicatat bahka suntik vaksin untuk calon pengantin ini
haruslah dilakukan saat Anda sehat, tunda dulu jika sedang demam.

Lihat Jadwal Suntik TT Lengkap, Sejak Pra Nikah Hingga Selesai

Di Mana Tempat Suntik TT untuk calon pengantin?

Suntik TT adalah salah satu persyaratan wajib bagi calon pengantin. Itulah mengapa saat
mengurus berkas, kita harus menyertakan surat keterangan suntik TT dari puskesmas.
Sebenarnya suntik TT bisa juga dilakukan di rumah sakit, bidan, atau petugas terkait. Namun
lebih mudahnya bisa dilakukan di Puskesmas karena bisa sekaligus minta surat keterangan
sudah vaksin.

Takut disuntik? Sama. Saya juga amat sangat takut disuntik. Tapi jika ingat resiko kita atau
buah hati kelak bisa terkena tetanus karena tidak vaksin, apa boleh buat, beranikan!

Dan ternyata setelah ketakutan di suntik pertama, suntik yang kedua jadi terasa tidak
semenakutkan dulu. Karena sebenarnya tidak benar-benar sakit.

[Share in more social networks, email, translate, and more!]


paritas

Paritas

2.2.1 Pengertian

Paritas (Para)Parietas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati.

Paritas adalah jumlah kehamilan yang dilahirkan atau jumlah anak yang dimiliki baik dari
hasil perkawinan sekarang atau sebelumnya.

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim
dengan usia kehamilan 28 minggu (Pusdiknakes, 2001).

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu (Nursalam, 2003).

Dikatakan bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik
dari yang berparitas tinggi. Tetapi kesemuanya ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut
(Notoatmodjo, 2008).

Persalinan yang biasanya paling aman untuk ibu yaitu persalinan yang kedua dan ketiga
karena pada persalinan keempat dan kelima secara dramatis akan meningkatkan angka
kematian ibu. Tingkat paritas telah menarik perhatian beberapa peneliti dalam
hubungannya dengan kesehatan ibu dan anak.

Diposkan oleh iLfa sSi midwifE di 23.36

KONSEP PARITAS / PARTUS

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP PARITAS / PARTUS

Pengertian paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN,
2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara,
multipara dan grandemultipara.
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim
(28 minggu) (JHPIEGO, 2008). Sedangkan menurut Manuaba (2008), paritas adalah wanita
yang pernah melahirkan bayi aterm.

Klasifikasi Paritas

1. Primipara

Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk
hidup di dunia luar (Varney, 2006).

2. Multipara

Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali
(Prawirohardjo, 2009).

Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali
(Manuaba, 2008).

Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney, 2006).

3. Grandemultipara

Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan
biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008).

Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau
mati (Rustam, 2005).

Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney,
2006).
Faktor yang Mempengaruhi Paritas

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan


orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka makin mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga
kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi akan
lebih berpikir rasional bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 orang.

2. Pekerjaan

Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk


memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan
tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak anggapan bahwa status pekerjaan
seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.

3. Keadaan Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih karena
keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup.

4. Latar Belakang Budaya

Cultur universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di dalam
semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara
pergaulan sosial, adat-istiadat, penilaian-penilaian umum. Tanpa disadari, kebudayaan telah
menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah.
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah
yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok
masyarakat asuhannya. Hanya kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah yang
dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

Latar belakang budaya yang mempengaruhi paritas antara lain adanya anggapan bahwa
semakin banyak jumlah anak, maka semakin banyak rejeki.

5. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan


seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan
paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang
ia ketahui (Friedman, 2005).

Anda mungkin juga menyukai