Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ KEGANASAN PADA ORGAN REPRODUKSI WANITA ”

OLEH :

Kelompok 4B

IQBAL ASEGAB
RICO FERNANDO
RIDO DWI PANGESTU
RISCHA DESY PRATIWI
TITIK PURDIYANTI
YULIA MONICA

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU (UMPRI)

T.A 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“Keganasan pada organ reproduksi wanita”

1. Topik :
Keganasan pada organ reproduksi wanita
2. Sub Topik :
Kista Ovarium
3. Sasaran :
Wanita dengan lanjut usia
4. Tempat :
Aula Puskesmas Rawat Inap Kemiling
5. Hari/Tanggal :
Jum’at / 17 Januari 2020
6. Waktu :
07.50-08.30
7. Tujuan
a. Tujuan Umum : Memberikan informasi mengenai kista ovarium
b. Tujuan Khusus :
 Peserta dapat memahami pengertian kista ovarium
 Peserta dapat mengetahui tentang angka kejadian kista ovarium di Indonesia
 Peserta dapat memahami tentang tanda gejala kista ovarium
 Peserta dapat memahami proses terjadinya kista ovarium
 Peserta dapat memahami faktor resiko kista ovarium
 Peserta dapat memahami cara pencegahan atau deteki dini kista ovarium
 Peserta dapat memahami penanganan kista ovarium
8. Materi (Terlampir)
a. Pengertian kista ovarium
b. Angka kejadian kista ovarium di Indonesia
c. Tanda gejala kista ovarium
d. Proses terjadinya kista ovarium
e. Faktor resiko kista ovarium
f. Pencegahan atau deteksi dini kista ovarium
g. Penanganan kista ovarium
9. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
10. Media :
a. Leaflet
b. Poster
c. Materi dalam Power Point
11. Metode Evaluasi
a. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian kista ovarium
b. Peserta dapat mengetahui angak kejadian kista ovarium
c. Peserta dapat menyebutkan tentang tanda gejala kista ovarium
d. Peserta dapat menjelaskan tentang proses terjadinya kista ovarium
e. Peserta dapat menyebutkan tentang faktor resiko kista ovarium
h. Peserta dapat menyebutkan cara pencegahan atau deteksi dini kista ovarium
i. Peserta dapat mengetahui Penanganan kista ovarium

12. Kegiatan Penyuluhan


No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pembukaan :
 Memberikan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
1. 5 menit
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang  Memperhatikan
akan diberikan
 Membagikan leaflet  Menerima dan membaca

Pelaksanaan :
2. 25 menit  Pengertian kista ovarium  Memperhatikan
 Angka kejadian kista  Memperhatikan
ovarium di Indonesia
 Tanda gejala kista  Memperhatikan
ovarium
 Proses terjadinya kista  Memperhatikan
ovarium
 Faktor resiko kista  Memperhatikan
ovarium
 Pencegahan atau skrining  Memperhatikan
kista ovarium
 Penanganan kista ovarium  Memperhatikan
 Memberikan kesempatan  Bertanya dan
kepada peserta untuk mendengarkan jawaban
bertanya dan menjawab
pertanyaan peserta
Evaluasi :
 Meminta peserta  Menjelaskan tentang
menjelaskan tentang pengertian kista ovarium
pengertian kista ovarium
 Meminta peserta  Menyebutkan tentang
menyebutkan tentang tanda gejala kista
tanda gejala kista ovarium ovarium
 Meminta peserta  Menjelaskan tentang
3. 10 menit menjelaskan proses proses terjadinya kista
terjadinya kista ovarium ovarium
 Meminta peserta  Menyebutkan tentang
menyebutkan faktor resiko faktor resiko kista
kista ovarium ovarium
 Meminta peserta  Menyebutkan tentang
menyebutkan cara cara pencegahan atau
pencegahan atau deteksi deteksi dini
dini kista ovarium
 Meminta peserta  Menyebutkan tentang
menyebutkan penanganan penanganan kista
kista ovarium ovarium

Penutup :
 Mengucapkan terima kasih  Memperhatikan
4. 2 menit
atas perhatian yang diberikan
 Mengucapkan salam penutup  Membalas salam
Lampiran
MATERI

A. Pengertian Kista Ovarium


Kista merupakan penyakit yang halus, rumit dan unik, karena keberadaannya mirip
dengan kehamilan, di mana semua wanita mempunyai resiko akan hadirnya penyakit
ini. Setiap wanita mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri yang ukurannya normalnya
sebesar biji kenari. Setiap indung telur tersebut berisi ribuan telur yang masih muda atau
folikel yang setiap bulannya akan membesar dan satu diantaranya membesar sangat
cepat sehingga menjadi telur yang matang. Pada saat masa subur telur yang matang ini
keluar dari indung telur dan bergerak kerahim melalui saluran telur. Apabila sel telur
yang matang ini dibuahi, Folikel akan mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3
minggu dan akan terus berulang sesuai siklus haid pada seorang wanita. Namun, jika
terjadi gangguan pada proses siklus ini, maka kista pun akan terjadi (Chyntia, 2010).

B. Angka Kejadian Kista Ovarium


Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium
di Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-
50 tahun, dan jarang sekali pada masa pubertas. (Hanifa W, 2007). Sedangkan menurut
data dari Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya menunjukkan bahwa angka kejadian
kista ovarium pada bulan Januari - Maret 2011, sebanyak (15,1%) dengan kelompok
umur 17- 45 tahun. Dan pada bulan April - Juni 2011, penderita kista ovarium
sebanyak 32 orang (39,5%) dari jumlah pasien dengan penyakit kandungan sebanyak 81
orang dengan kelompok umur 17- 45 tahun sebanyak 11 orang, usia > 45 tahun
sebanyak 21orang. Berdasarkan informasi yang telah diuraikan diatas dapat diketahui
bahwa angka kejadian kista ovarium di rumah sakit surabaya internasional cenderung
meningkat sebesar 24,4%.

C. Tanda Gejala Kista Ovarium


 Perut terasa penuh, berat, dan kembung
 Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil.
 Haid tidak teratur.
 Nyeri panggul yang menetap atau kambuh yang dapat menyebar kepunggung bawah
dan paha.
 Nyeri senggama
 Mual dan ingin muntah
 Pengerasan payudara mirip pada saat hamil
 Nyeri tekan perut bagian bawah yang akut. (Moore, 2001)

D. Proses Terjadinya Kista Ovarium


Seorang wanita yang sehat biasanya memiliki sepasang ovarium di kanan dan kiri
rahim. Setiap ovarium menghasilkan satu telur setiap bulannya dan telur itu terbungkus
dalam kantong yang bernama folikel. Setiap bulan folikel tersebut membesar dan satu
di antaranya membesar sangat cepat dan menjadi telur yang matang. Pada peristiwa
pembuahan, telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak ke rahim
melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini tidak dibuahi, folikel akan
mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang sesuai
siklus haid pada seorang wanita. Jikalau ada gangguan proses siklus ini maka akan
terjadi apa yang disebutkista.
Ketika folikel tidak berhasil pecah untuk mengeluarkan telur di dalamnya, cairan di
dalamnya akan membentuk kista kecil yang tidak lebih besar dari 4 cm. Kista varium ini
disebut kista fungsional yang lumrah terbentuk pada salah satu ovarium wanita. Setelah
beberapa waktu, kista ini akan menyusut dan hilang dengan sendirinya. Sebenarnya
kista dapat hilang dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus justru menimbulkan
masalah kesehatan seperti haid tidak lancar, pendarahan, kista pecah, tidak bisa hamil,
batang ovarium terlilit, dan juga kanker endometrium.

E. Faktor Resiko Kista Ovarium


1. Riwayat kista ovarium sebelumnya
2. Siklus menstruasi tidak teratur
3. Haid pertama lebih awal, menopause lebih lambat
4. Tidak pernah hamil atau sulit hamil
5. Hipotiroidisme atau ketidakseimbangan hormone
6. Wanita dengan keluarga pernah kanker ovarium
7. Wanita yang pernah menderita kanker payudara atau usus besar

F. Pencegahan atau Deteksi Dini Kista Ovarium


Tidak ada upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini.
Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga
pengobatan yang dilakukan memberi hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal.
Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang
meliputi:
1. Pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran
ovarium lainnya
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi
aliran darah
3. Pemeriksaan petanda tumor (tumor marker)
4. Pemeriksaan CT-Scan/MRI bila dianggap perlu (Chyntia, 2010),.

G. Penanganan Kista Ovarium


Menurut Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa dapat dipakai prinsip bahwa
kista ovarium ganas memerlukan operasi dan kista jinak tidak. Jika menghadapi kista
yang tidak memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak
melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista
tersebut adalah kista jinak sehingga tidak membahayakan. Tidak jarang kista-kista
tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada
pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira
besarnya normal.
Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara
mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu pengamatan dilihat
peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan
bahwa kemungkinan besar kista itu bersifat ganas, dan dapat dipertimbangkan satu
pengobatan operatif. Tindakan operasi kista ovarium ganas ialah pengangkatan kista
dengan mengadakan sayatan pada bagian ovarium yang mengandung kista. Akan tetapi
jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium,
biasanya disertai dengan pengangkatan tuba. Pada saat operasi kedua ovarium harus
diperiksa untuk mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada
operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakan ada
keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan
pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) untuk mendapatkan kepastian
apkah kista ganas atau tidak. Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat adalah
histerktomi dan pengangkatan kedua tuba. Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin
mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel
granulosa), dapat dilakukan operasi dengan pengambilan kistanya saja.
DAFTAR PUSTAKA

Chyntia, E. 2010. Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan. Yogyakarta:


Maximus
Moore, J.G (2001). Essensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates.
Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Hanifa W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo.

Anda mungkin juga menyukai