Anda di halaman 1dari 23

BAB 3

MERODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang dasar-dasar perancangan dan pembuatan,
spesifikasi alat yang dibuat, perancangan masing-masing blok meliputi fungsi dan cara kerja
setiap blok beserta perhitungan secara teoritis mengenai perancangan blok rangkaian serta
metode penelitian terapan.

3.1 Spesifikasi
1. Daya : 220 V AC / 50 Hz
2. Mode : Orbital, Reciprocal, Vibration
3. Waktu : 1 Menit dan 2 Menit
4. Kecepatan Mode
Orbital : 50 RPM dan 70 RPM
Reciprocal : 50 RPM dan 70 RPM
Vibration : High dan Low
5. Motor : Motor DC 12V
6. Display : LCD TFT 2,8 inch shield
7. Sensor Suhu : DHT 22
8. Sensor Kecepatan : LM393 (Optocoupler)
9. Sistem Minimum : Arduino Mega 2560
10. Dimensi : 40x30x35 cm

30
3.2 Blok Diagram

Gambar 3.1 Blok Diagram Blood Rotator Mixer

3.2.1 Fungsi setiap blok


1. Blok power supply
Merupakan blok yang berfungsi untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi
arus searah (DC) dan blok ini juga berfungsi untuk menyalurkan tegangan ke seluruh
rangkaian.
2. Blok sensor DHT 22
Berfungsi untuk membaca suhu sesuai standar suhu dan kelembaban ruangan
laboratorium.
3. Blok buzzer
Berfungsi sebagai indikator apabila suhu dan kelembaban di ruangan melebihi batas.
Serta buzzer akan berbunyi terlebih dahulu untuk menginformasikan laboran bahwa
rolling finish.
4. Blok arduino mega 2560
Berfungsi sebagai pusat pengolahan data dan juga sebagai pemberi perintah yang
berupa sinyal ke setiap blok rangkaian. Blok arduino juga berfungsi sebagai PWM
yang akan mengatur kecepatan motor.

31
5. Blok LCD TFT 2.8 inci
Berfungsi sebagai penampil data dan pemasukan data baik dalam bentuk karakter,
huruf ataupun angka.
6. Blok driver motor
Berfungsi untuk mengatur kecepatan dan kerja motor dengan memanfaatkan sinyal
dari pin PWM arduino.
7. Blok motor DC
Berfungsi sebagai pengubah energi listrik menjadi energi mekanik sehingga dapat
menghasilkan putaran atau goyangan pada sampel.
8. Blok RTC DS3231
Berfungsi untuk menginformasikan jam, tanggal, bulan, dan tahun secara real time.
Kemudian berfungsi juga dalam menyimpan waktu yang telah dilakukan adjustment
pada chip EEPROM dari modul tersebut.
9. Blok tombol reset
Untuk mengaktifkan kembali atau memulai kembali ke posisi setup.

3.2.2 Cara kerja


Ketika tombol ON/OFF ditekan, rangkaian power supply akan mendistribusikan
tegangan ke semua blok rangkaian. Pada saat arus dan tegangan masuk pada arduino mega
2560, akan menyalakan dan mengirim yang telah tersimpan kepada LCD TFT 2.8 inch
touchscreen. Lalu LCD TFT akan melakukan proses inialisasi kemudian dapat terbaca oleh
laboran.
Kemudian sensor DHT 22 akan mendeteksi suhu dan kelembaban pada ruangan. RTC
DS3231 akan memberikan informasi kepada laboran untuk melakukan adjustment waktu
terlebih dahulu dan layar berada pada posisi setup current page. Apabila, waktu yang telah
dilakukan adjustment sebelumnya tidak sesuai maka bazzer akan berbunyi.
Pada setup home page terdapat tombol-tombol yang siap untuk memberikan umpan
balik untuk arduino mega 2560. Tombol-tombol tersebut diantaranya, yaitu : grafik suhu
dan kelembaban, setting jam, setting tanggal dan waktu, pemilihan mode yang diinginkan
dan tombol help untuk menginformasikan standar operasional prosedur. Ketika tombol
grafik suhu dan kelembaban berhasil ditekan, terdapat page baru yaitu grafik suhu dan
kelembaban yang titik-titiknya di perbaharui setiap 1 detik sekali. Jika suhu diluar standar
ruangan laboratorium maka bazzer akan menyala. Jika ingin kembali, ke menu awal maka
laboran harus memencet tombol reset untuk kembali ke setup current page.
32
Jika tombol atau kotak mode yang ditekan maka akan membentuk page baru yang di
dalamnya terdapat beberapa tombol yaitu, home (untuk kembali ke setup current page),
tombol mensetting waktu dan rpm yang dinginkan dan start (untuk memulai proses mode
yang telah dipilih). Jika kotak start yang dipilih maka akan menampilkan adjustment apakah
mode siap dilaksanakan atau tidak. Jika siap maka pilih “YES” dan jika tidak maka pilih
“NO”, apabila kotak “NO” ditekan maka kembali juga ke page pemilihan. Maka dari itu,
sebelum memilih “YES” atau “NO” laboran diharapkan melakukan penggunaan alat blood
rotator mixer ini sesuai dengan standar operasional prosedur.
Saat semuanya telah dilakukan berdasarkan SOP maka, motor DC yang telah terhubung
pada driver motor l298n akan bergerak sesuai dengan mode yang dipilih. Motor DC
bergerak sesuai mode karena perintah output dari arduino mega 2560 kepada driver motor
di IN1 dan IN2 sehingga dapat bekerja sesuai direksi dan untuk kecepatannya sinyal analog
PWM arduino mengirimkannya pada pin EN1 untuk mengatur kecepatan motor. Saat motor
berputar maka groove optocoupler akan menangkap sinyal dari disk speed yang tergabung
bersama tungkai besi pada motor DC. Disk speed berupa kaset yang terdapat 20 lubang kecil
dan berjarak 1 mm. Apabila kaset tersebut berputar pada bagian lubang akan bernilai 1 atau
HIGH dan apabila disk speed berputar menutupi sensor groove sensor akan bernilai 0 atau
LOW. Sinyal tersebut akan dikirim dan dihitung pada mikrokontroler sehingga RPS (radius
per sekon) dapat terbaca dan dikalkulasikan lagi oleh mikrokontroler tersebut kedalam RPM
(radius per menit). Sehingga, diharapkan input analog PWM yang telah diberikan pada
driver motor sesuai dengan kecepatan yang telah dipilih.
Pada saat motor bekerja, maka waktu yang telah disetting akan terhitung mundur pada
TM1637. Saat waktu telah mencapai nol maka TM1637 akan bekedip dan buzzer akan
menyala yang menginformasikan bahwa proses telah selesai dilakukan.

33
3.3 Flow Chart
Flow chart atau diagram alir berfungsi untuk menjelaskan sistem kerja masing-masing
rangkaian pada alat. Diagram Alir menunjukkan urutan kerja alat yang diatur oleh program.
Program mengatur kerja alat berdasarkan data-data dari komponen-komponen masukan
yang digunakan. Program juga mengatur kerja alat dengan cara memberi instruksi pada
komponen-komponen keluaran alat.

34
Gambar 3.2 Diagram alir Blood Rotator Mixer

Pada saat alat blood rotator mixer menyala maka akan memulai proses inialisasi

35
3.4 Rangkaian Power Supply
Pada rangkaian catu daya digunakan IC 7824 dan IC 7809. Tegangan masuk dari pln
220VAC. masuk ke travo CT step down jadi 30VAC. Masuk ke 2 buah dioda silikon 3A
(D3 dan D4) yang befungsi sebagai penyearah tegangan menjadi tegangan searah (DC).
Kemudian masuk melewati kapasitor elco 3300μF dan 330μF secara berurutan (C1 dan C3,
C2 dan C4) yang berfungsi untuk penyempurna tegangan DC yang disearahkan sehingga
tegangan lebih bersih dari. Kemudian masing – masing jalur masuk ke LM7824 dan
LM7809 yang dimana pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk
menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu
daya. Kemudian output dari LM7824 dan LM7812 melewati 2 buah kapasitor nonpolar
100nF (C5 dan C6) dan masuk ke transistor TIP3055 NPN (Q1 dan Q2) yang berfungsi
sebagai penstabil tegangan dan arus listrik. Keluaran dari pin Kolektor kaki transistor masuk
ke rangkaian driver Motor untuk IC 7824 dan masuk ke Arduino Mega 2560 untuk
LM7812.

Gambar 3.3 Rangkaian power supply

36
3.5 Rangkaian Arduino Mega 2560
Berfungsi untuk mengontrol kerja komponen masukan (input) dan komponen
keluaran (output) alat. Pada rangkaian yang digunakan, Arduino Mega 2560 akan disupply
dengan tegangan +12 volt dari modul stepdown yang terhubung di pin VIN dan GND serat
tegangan +12 volt. Pin 5V berfungsi untuk supply tegangan ke LCD TFT, DHT 22, modul
RTC DS3231, TM1637, sensor kecepatan, dan driver motor. Berikut adalah gambar dan
juga tabel pin Arduino Mega 2560 yang digunakan :

Gambar 3.4 Pin out Arduino Mega 2560 beserta fungsinya

37
Tabel 3.1 Penggunaan Pin pada Arduino Mega 2560
NO PIN FUNGSI

1 VIN Input tegangan DC dari power supply

Power grounding dari LCD TFT, DHT 22, modul RTC DS3231,
2 GND TM1637, sensor kecepatan, buzzer, tombol reset/stop dan driver
motor.

Input tegangan operasional dari LCD TFT, DHT 22, modul RTC
3 5V
DS3231, TM1637, sensor kecepatan, dan driver motor.

4 D20 SCL RTC DS3231

5 D21 SDA RTC DS3231

6 A0 LCD_RD

7 A1 LCD_WR

8 A2 LCD_RS

9 A3 LCD_CS

10 A4 LCD_RESET

11 D2 LCD_D2

12 D3 LCD_D3

13 D4 LCD_D4

14 D5 LCD_D5

15 D6 LCD_D6

16 D7 LCD_D7

17 D8 LCD_D8

18 D24 Input digital sensor suhu dan kelembaban (DHT22)

19 D30 Output digital CLK TM1637

38
20 D32 Output digital DIO TM1637

21 D34 Input digital pull up tombol reset/stop

22 D36 Output digital buzzer

23 D40 Input digital IN1 driver motor

24 D41 Input digital IN2 driver motor

25 D44 Input PWM ENA driver motor

26 D45 Input digital sensor kecepatan

3.6 Rangkaian LCD TFT 2.8 INCH


Pada perencanaan kali ini menggunakan shield TFT arduino yang cocok pada arduino
tersebut sehingga pin pada LCD TFT ini yang digunakan sesuai dengan nama pin out dari
Arduino Mega 2560 yang digunakan.

Gambar 3.5 Rangkaian LCD TFT

39
3.7 Sensor DHT 22
Rangkaian sensor kelembaban adalah rangkaian sensor untuk membaca kelembaban
ruangan. Sensor yang digunakan adalan DHT22. Tegangan yang dibutuhkan untuk
menjalankan sensor tersebut adalah sebesar +5V DC. Penempatan port untuk sensor DHT22
ke papan Arduino yaitu Kaki 2 (data) dan Kaki 3 (SCL) masuk ke Pin Digital 24 pada
Arduino Mega 2560.
Dibagian Sensor DHT22 dalamnya terdapat kapasitas polimer sebagai elemen untuk
sensor kelembaban relatif dan sebuah pita regangan yang digunakan sebagai sensor
temperatur. Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan
sebuah interface serial pada satu chip yang sama. Sensor ini mengahasilkan sinyal keluaran
yang baik dengan waktu respon yang cepat. DHT22 ini dikalibrasi pada ruangan denagn
kelembaban yang teliti menggunakan hygrometer sebagai referensinya. Koefisien
kalibrasinya telah diprogramkan kedalam OTP memory. Koefisien tersebut akan digunakan
untuk mengaklibrasi keluaran dari sensor selama proses pengukuran.

Gambar 3.6 Rangkaian sensor suhu dan kelembaban

40
3.8 Modul RTC DS3231
Modul DS3231 berfungsi untuk mengambil data jam, tanggal, hari, bulan dan tahun
kemudian menyimpannya menggunakan chip EEPROM. Waktu akan terus tersimpan dan
berjalan otomatis karena DS3231 dilengkapi dengan baterai eksternal. Jadi, apabila alat
blood rotator mixer ini dalam posisi OFF maka waktu dapat terus berjalan dan disimpan.
Pada perencanaan DS3231 ini SCL pada pin 18 atau 20 dari modul RTC diteruskan
ke pin digital ke 21 Arduino Mega 2560. Lalu, pada pin 17 dari modul ini dihubungkan ke
pin digital 20 pada Arduino Mega 2560.

Gambar 3.7 Rangkaian modul RTC DS3231

41
3.9 Rangkaian Driver Motor
Driver Motor L298N berfungsi untuk mengatur kecepatan dan arah putaran motor DC
dengan menggunakan prinsip PWM (Pulse Width Modulation). Rangkaian Driver yang
dipakai, menggunakan board yang sudah jadi. Kecepatan dan motor akan diatur oleh
Arduino melalui pin yang terdapat pada driver motor. Rangkaian ini dapat menggerakkan 2
motor sekaligus akan tetapi hanya menggunakan 1 Motor saja. Dari pin PD6 kemudian ke
pin 5 pada driver motor dan mengatur motor A bergerak ke kiri. Kemudian dari pin PD7
masuk ke pin 7 (IN2) berfungsi untuk mengatur direksi motor berputar berlawanan arah jika
disetting HIGH. Dan yang tak kalah pentingnya pada pin arduino PD5 masuk pada board
driver motor (ENA) untuk mengatur kecepatan menggunakan sistem PWM (Pulse Width
Modulation).

Gambar 3.8 Rangkaian driver motor L298N

42
3.10 Rangkaian TM1637
TM1637 berperan penting pada hitung mundur waktu yang dipilih. Pada pin 18 (CLK)
TM1637 dihibungkan dengan pin digital 30 Arduino Mega 2560 dan pin 17 (DIO)
dihubungkan pada pin digital 32. Sedangkan pada tegangan operasi 5 volt dihubungkan pada
pin 16 (VDD) dari TM1637, lalu dihubungkan pula dengan grounding Arduino Mega 2560.

Gambar 3.9 Rangkaian TM 1637 (4 digits 7 segment)

3.11 Rangkaian Buzzer Dan Tombol


Pada perencanaan buzzer diharapkan dapat memberikan informasi yang berupa alarm.
Pada kutub (+) dari buzzer disambungkan pada pin digital 36 Arduino Mega 2560
sedangkan pada kutub (GND) disambungkan pada grounding Arduino Mega 2560. Dan
pada perencanaan tombol reset/stop digunakan untuk memberhentikan kinerja alat pada
proses menghomogenkan sampel. Pada salah satu kutub tombol disambungkan ke pin digital
34 dari Arduino Mega 2560 dan yang satunya lagi ke grounding. Berikut adalah gambar
perencanaan skematik dari rangkaian :

Gambar 3.10 Rangkaian tombol dan buzzer

43
3.12 Rangkaian Optocoupler
Prinsip kerja sensor kecepatan ini sederhana. Ketika ada sesuatu yang masuk (Speed
Encoder) celah sensornya output akan menghasilkan logika HIGH, sedangkan dalam
kondisi normal, akan menghasilkan logika LOW. IC LM393 berfungsi sebagai Schmitt
trigger agar outputnya stabil. Schmitt trigger berfungsi untuk penjelasan logika dimana
sinyal yang memiliki amplitudo dibawah range batas bawah maka akan dijadikan sebagai
logika 1 dan sebaliknya.
.Rangkaian ini teridiri dari 2 komponen utama yaitu Optocoupler dan LM393,
menggunakan board yang sudah jadi. Dari R1 masuk ke pin 1 (anoda) Optocoupler,
outputnya pin 45 (katoda) dan pin 3 (kolektor) menuju kaki ground. Dari pin 4 (Emiter)
melewati beberapa komponen pasif dan masuk ke IC LM393 yang berfungsi untuk
menghasilkan output berupa signal digital (0 dan 1). Keluaran dari LM393 (pin 1) melewati
R6 dan D1 (LED) yang nantinya jika ada halangan pada groove coupler (encoder disc)
menghasilkan sinyal High, sebaliknya jika tidak ada halangan antara disc encoder dan
sensor maka sinyal output yang dihasilkan berupa Low (0).

Gambar 3.11 Rangkaian LM393 sensor kecepatan optocoupler

44
3.13 Perencanaan Wiring Diagram

Gambar 3.12 Wiring diagram blood rotator mixer

45
3.14 Perencanaan Bentuk Alat

46
3.15 Metode Penelitian Terapan dan Perancangan Alat

MULAI

PERENCANAAN

PEMBUATAN

PENGUJIAN ALAT TROUBLESHOOTING

PENGAMBILAN DATA

PENGELOLAAN DAN ANALISA

HASIL

KESIMPULAN

Gambar 3.13 Metode penelitian dan perancanan alat

Keterangan alur metode penelitian terapan sebagai berikut :


1. Perencanaan
Hal yang pertama kali dilakukan dalam pembuatan modul ini adalah melakukan
perencanaan dan perancangan alat, antara lain :
a. Merencanakan blok diagram alat dan rangkaian alat serta komponen alat.
b. Merencakana desain mekanik dari blood rotator mixer dan desain fisik dari
keseluruhan.
c. Perecanaan flowchart program alat.
d. Melakukan uji kecepatan motor berhubungan dengan kecepatan blood rotator
mixer.
e. Pembuatan program arduino menggunakan aplikasi IDE sebagai bahasa system alat
yang akan dibuat.

47
2. Pembuatan
Setelah perecanaan selesai, proses pembuatan alat dimulai dengan tahap pertama
adalah pengumpulan semua komponen baik itu untuk system mekanik dan system
elektronik. Setelah itu, tahap pembuatan dimulai sesuai konsep desain yang telah
dibuat, baik itu desain mekanik dan fisik serta rangkaian elektronik. Semua komponen
dirakit hingga menjadi rancang bangun blood rotator mixer yang dapat mengontrol
temperatur suhu, kecepatan motor secara otomatis.
3. Pengujian alat
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah uji coba alat secara keseluruhan dengan
menyalakan alat kemudian melakukan pengecekan pada semua sistem mulai dari
fungsi mekanik dan fungsi elektronik. Jika dalam proses uji fungsi mengalami
kendala, langkah troubleshooting akan ditempuh.
4. Pengambilan data
Setelah dilakukan uji coba dan memastikan tidak ada masalah, maka tahap selanjutnya
yaitu pengambilan data. Peralatan yang dibutuhkan antara lain Tachometer,
Thermohygrometer, busur derajat, Stopwatch. Pengambilan data akan dilakukan pada
sistem alat.
5. Pengolahan dan analisa data
Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan pengelompokan dan pengolahan
serta analisa data menggunakan teori yang berkaitan dengan alat yang dibuat.
Pengolahan dan analisa data akan membahas tentang kestabilan suhu menggunakan
Thermohygrometer, kestabilan putaran motor DC menggunakan tachometer.
6. Hasil dan kesimpulan
Setelah pengolahan dan analisa data didapatkan, kesimpulan akan dibuat untuk
menjawab rumusan masalah dari alat ini serta saran untuk pengembangan alat ini.

3.16 Metode Pengambilan Data


Dalam penelitian ini penulis melakukan pengukuran kestabilan suhu dan kelemaban
menggunakan Thermohygrometer, kestabilan putaran motor DC menggunakan
tachometer, pengukuran setting waktu menggunakan Stopwatch, dan pengukuran sudut
menggunakan busur derajat. Penggunaan alat itu dimaksudkan untuk mendapatkan data
yang akurat.

48
3.16.1 Pengumpulan Data
1. Pengukuran kestabilan kecepatan motor pada kecepatan 50 rpm dan 70 pada tiap
mode. Terkhusus pada mode vibration setting Low dan High pengukuran kecepatan
pada sensor optocoupler dan tachometer. Pengambilan data sebanyak 5 kali.
2. Pengujian lamanya waktu dilakukan dengan menggunakan stopwatch. Pengaturan
waktu dibagi menjadi dua tahap, yaitu saat waktu diatur 1 menit dan 2 menit, Proses
perhitungan mundur pewaktu dibandingan dengan stopwatch. Pengambilan data
sebanyak 5 kali dari tiap-tiap mode.
3. Pengujian seberapa presisinya sudut dari mode reciprocal dilakukan menggunakan
busur derajat. Pada kecepatan 70 RPM digunakan setting waktu 2 menit dan pada
kecepatan 50 RPM digunakan setting waktu 1 menit. Pengambilan data sebanyak 5
kali.
4. Pengukuran kestabilan suhu dan kelembaban pada alat blood rotator mixer.
Membandingkan suhu dan kelembaban antara sensor DHT 22 dan
Thermohygrometer.

3.16.2 Data Pengukuran

Tabel 3.1 Data pengukuran kecepatan


Mode Set Kecepatan Pengukuran Kecepatan (RPM)
1 2 3 4 5
Orbital 50 RPM
70 RPM
Reciprocal 50 RPM
70 RPM

49
Tabel 3.2 Data pengukuran kecepatan mode vibrasi
Mode Set Kecepatan Pengukuran Kecepatan Optocoupler
1 2 3 4 5
High
Low
Vibration Set Kecepatan Pengukuran Kecepatan Tachometer
1 2 3 4 5
High
Low

Tabel 3.3 Data pengukuran sudut mode reciprocal


Mode Set Kecepatan Pengukuran Sudut Busur Derajat
1 2 3 4 5
Reciprocal 70 RPM
50 RPM

Tabel 3.4 Data pengukuran waktu


Mode Set Waktu Pengukuran Kecepatan (RPM)
1 2 3 4 5
Orbital 1 Menit
2 Menit
Reciprocal 1 Menit
2 Menit
Vibration 1 Menit
2 Menit

50
Tabel 3.5 Data pengukuran suhu dan kelembaban Thermohygrometer dan DHT 22
Suhu DHT 22 Pengukuran Suhu Thermohygrometer
(Display)
Tempat :
Tanggal/Bulan/ Tahun :
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Kelembaban DHT 22 Pengukuran Kelembaban


(Display) Thermohygrometer
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

3.16.3 Analisis Data


1. Nilai rata-rata pengukuran
𝑛
1
𝑥̅ = ∑ 𝑥𝑖
𝑛
𝑖=1

Keterangan :
𝑥̅ = nilai rata-rata pengukuran
𝑥𝑖 = nilai acak data pengukuran 𝑥1 , 𝑥2 ,…..,i
𝑛 = jumlah data yang di ambil
2. Nilai error
Error = 𝑥̅ – uut
Keterangan :
𝑥̅ = nilai rata-rata pengukuran
Uut = nilai standart/nilai setting
3. Nilai persentase error/penyimpangan
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟
%Error = 𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 x 100%

Keterangan :
Error = Nilai error
Setting = Nilai yang di atur

51
4. Nilai persentase akurasi
%Akurasi = 100% - %Error
Keterangan :
%Error = Nilai %Error

52

Anda mungkin juga menyukai