Anda di halaman 1dari 17

TUGAS AKUNTANSI BIAYA II

Disusun oleh :
OLIVIA MICHELLE PRANAJAYA
2017511003
D2.171

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

IPWI JAKARTA

2019
SOAL !
1. Apa yang saudara ketahui tentang biaya relevan, jenis biaya relevan dan apa
yang saudara ketahui tentang biaya sunk cost ?
2. Manfaat analisis biaya relevan adalah untuk pengambilan keputusan dimasa
yang akan datang. Jelaskan langkah-langkah dalam analisis pengambilan
keputusan ?
3. Terdapat beberapa jenis keputusan dalam biaya relevan, sebut dan jelaskan ?
4. Buat salah satu contoh soal dari keputusan tentang biaya relevan ?
5. Apa yang saudara ketahui tentang biaya pemasaran, bagaimana cara
penggolongan di dalam biaya pemasaran, karakteristik biaya pemasaran ?
6. Jika manajemen memerlukan biaya informasi pemasaran menurut jenis produk,
jelaskan tahap-tahap yang harus di lalui dalam analisa biaya pemasaran untuk
memenuhi kebutuhan informasi bagi manajemen tersebut.
7. Jelaskan perbedaan karakteristik biaya pemasaran dibandingkan dengan biaya
produksi
8. Biaya pemasaran merupakan biaya untuk menjual produk kepada pembeli,
setujukah saudara dengan pernyataan in? Jelaskan jawaban saudara.
9. Sebutkan cara analisa biaya pemasaran dan jelaskan manfaat informasi biaya
yang dihasilkan oleh masing-masing cara analisa tersebut bagi manajemen.
10. Apa yang saudara ketahui tentang persediaan pengaman dan jelaskan bagaimana
cara mengelola persediaan untuk meningkatkan laba yang berhubungan dengan
barang yang akan dijual?
11. Bagaiamana pengaruh system JIT terhadap kalkulasi biaya produk?
12. Asumsi apa yang dibuat ketika menggunakan versi model keputusan EOQ yang
paling sederhana?
13. Mengapa kita perlu manganalisa tentang laba kotor (pentingnya Analisa laba
kotor) dan bagaiamana bentuk susuna lapoan rugi laba?
14. siapa yang bertanggung jawab terhadap timbulnya selisih laba kotor? Jelaskan!
15. bagaiamana menghitung selisih kuantitas bersih, selisih komposisi penjualan
dan selisih kuantitas penjualan final?
16. Apa yang anda ketahui tentang biaya administrasi dan umum dan bagaimana
perlakuan biaya administrasi dan umum?
17. Bagaimana penggolongan biaya administrasi umum berdasarkan jenis biaya?
18. Apa yang anda ketahui tentang Break even dan analisa hubungan biaya volume
laba sebagai alat perencanaan laba?
19. Apa yang menjadi dasar dalam teknik break even dan analisa hubungan biaya
volume laba?
20. Bagaimana cara menentukan BEP?

JAWABAN !

1. Biaya relevan adalah meliputi semua biaya yang akan terpengaruh oleh suatu
pengambilan keputusan, karena itu biaya tersebut harus dipertimbangkan di dalam
pengambilan keputusan tertentu tersebut. Sedangkan jenis biaya relevan sebagai
berikut :
a. Biaya Sunk (Sunk Cost), adalah biaya yang terjadi di masa lalu dimana tidak
ada yang dapat mengubah atau diperoleh kembali apa yang telah dikeluarkan
maupun apa yang telah terjadi. Oleh karena itu, biaya sunk merupakan
informasi yang tidak relevan dalam pembuatan keputusan.
b. Biaya Kesempatan Baik (Opportunity Cost), digunakan untuk mengukur
keuntungan atau kerugian antara alternatif untuk tetap beroperasi pada
keadaan semula atau memilih kesempatan baik yang berupa alternatif-
alternatif lainnya yang tersedia. Biaya kesempatan baik merupakan
penghasilan atau penghematan biaya yang dikorbankan karena dipilihnya satu
alternatif tertentu, sehingga penghasilan atau penghematan biaya tersebut
perlu diperhitungkan sebagai biaya pada alternatif tertentu tersebut.
Penggunaan konsep tersebut misalnya untuk mempertimbangkan apakah
menyewakan sebagian ruangan toko atau dipakai sendiri.
c. Biaya Incremental (Incremental Cost) adalah total tambahan biaya atau
pendapatan yang tidak akan dikorbankan apabila suatu alternatif tertentu tidak
dipilih untuk dilaksanakan.
d. Biaya Diferensial (Differential Cost) merupakan perbedaan antara total biaya
atau pendapatan pada berbagai alternatif pengambilan keputusan yang
mungkin untuk dipilih. Dalam pengambilan keputusan, biaya diferensial
dibandingkan dengan penghasilan diferensial untuk menentukan besarnya laba
diferensial. Konsep biaya diferensial dapat digunakan untuk berbagai analisa
pengambilan keputusan, misalnya perubahan volume penjualan, perubahan
komposisi penjualan, perubahan harga jual, menerima dan menolak pesanan
khusus , membuat sendiri atau membeli suatu bagian produk.
e. Biaya Treceabel (Treceabel Cost), adalah yang dapat diikuti jejaknya pada
produk, pesanan, pusat biaya, departemen, atau devisi tertentu di dalam suatu
perusahaan.
f. Biaya Pengganti (Replacement Cost) atau harga pokok pengganti, yaitu biaya
yang berhubungan dengan penggantian suatu aktiva atau jasa yang akan terjadi
diwaktu yang akan datang pada saat diadakan penggantian.
g. Biaya Imputed (Imputed Cost), adalah biaya yang sebenarnya tidak terjadi.
Dipandang dari segi pengambilan keputusan tertentu biaya imputed seringkali
harus dipertimbangkan untuk perbangingan dan anlisa biaya.
h. Biaya Kas (Cash Cost), biaya kas disebut pula dengan biaya tunai, atau biaya
ke luar dari saku. Biaya kas adalah biaya yang akan memerlukan pengeluaran
kas sebagai akibat dari keputusan menejemen.
 Dan untuk Sunk cost itu sendiri adalah biaya yang dalam situasi tertentu
tidak dapat diperoleh kembali. Pengeluaran yang telah dilakukan pada
masa lalu, umumnya tidak dapat diperoleh kembali.
2. Langkah-langkah dalam analisis pengambilan keputusan :
 Penetuan masalah
 Identifikasi alternatif yang mungkin akan terjadi
 Menentukan data biaya dan penghasilan relevan
 Mengevaluasi data
 Mempertimbangkan data-data lain yang tidak dapat diukur secara
kuantitatif
 Pembuatan keputusan
3. Jenis keputusan dalam biaya relevan dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perencanaan jangka pendek
dan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perencanaan jangka
panjang
4. Contoh soal dari keputusan tentang biaya relevan, PT Buana memiliki mesin
dengan harga perolehan Rp 240.000,00 taksiran umur mesin 12 tahun dan sudah
dipakai oleh perusahaan selama 8 tahun, perusahaan mendepresiasi mesin dengan
metode garis lurus sehingga nilai buku mesin saat ini sebesar Rp 80.000,00 dan
masih dapat dipakai 4 tahun lagi. Suatu tipe mesin yang mempunyai fungsi dan
kapasitas sama dengan mesin lama ditawarkan kepada perusahaan. Mesin baru
tersebut akan dapat menghemat biaya variabel dalam jumlah besar yaitu biaya
tenaga kerja langsung pertahun yang semula Rp 70.000,00 akan dapat ditekan
menjadi Rp 40.000,00 dan biaya overhead pabrik pertahun yang semula Rp
30.000,00 akan dapat ditekan menjadi Rp 12.000,00, sedangkan penjualan dan
biaya komersial tidak berubah. Harga mesin baru tersebut Rp 120.000,00
mempunyai umur ekonomis 4 tahun dan tidak mempunyai nilai sisa pada saat
diberhentikan dari pemakaian. Apabila mesin lama diganti pada saat ini akan
dapat laku dijual Rp 8.000,00.
5. Biaya pemasaran yaitu semua biaya yang terjadi sejak saat produk selesai
diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai produk tersebut diubah kembali
dalam bentuk tunai.
Penggolongan biaya produksi, dibagi menjadi dua antara lain :
1) Biaya untuk mendapatkan pesanan ( order getting costs), yaitu semua
dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh biaya yang
termasuk dalam golongan ini adalah biaya wiraniaga ( salesperson), komisi
penjualan, advertensi, dan promosi
2) Biaya untuk memenuhi pesanan ( order filling costs), yaitu semua biaya
yang dikeluarkan untuk mengusahakan agar supaya produk sampai ke
tangan pembeli dan biaya-biaya untuk mengumpulkan piutang dari
pembeli. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya
pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya angkutan, dan
biaya penagihan.
Karakteristik biaya pemasaran adalah sebagai berikut :
1) Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan dalam
memasarkan produknya, sehingga perusahaan yang sejenis produknya,
belum tentu menempuh cara pemasaran yang sama
2) Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan sesuai dengan
tuntutan perubahan kondisi pasar
3) Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen merupakan variabel
yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan
4) Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan biaya bersama
yang lebih sulit pemecahannya bila dibandingkan dengan yang terdapat
dalam biaya produksi
6. Penggolongan Jenis Produk
 Penggolongan produk menurut sifat produk. Misalnya: didalam
perusahaan kertas, produknya digolongkan menjadi: kertas HVS, kertas
sigaret,kertas karton.
 Penggolongan produk menurut cara pembungkusan misalnya:
perusahaan pabrik detergent yang menjual produknya dalam berbagai
macam pembungkus (bungkus besar dan kecil).
 Penggolongan produk menurut cap dagang. Produk yang mempunyai 3
cap dagang sama dikelompokkan menjadi satu.
 Penggolongan produk menurut penggunaan produk oleh pelanggan. Ada
pelanggan yang membeli produk untuk digunakan sendiri dan ada yang
membeli untuk dijual kembali.

7. Karakteristik Biaya Pemasaran

 Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan dalam


memasarkan produknya, sehingga perusahaan yang sejenis produknya
belum tentu menempuh cara pemasaran yang sama.

 Kegiatan pemasaran sering mengalami perubahan sesuai dengan


tuntutan perubahan kondisi pasar.

 Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang merupakan


variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Manajemen
dapat mengendalikan biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, jam kerja
dan jumlah mesin yang digunakan tetapi tidak seorangpun dapat
mengatakan apa yang akan dilakukan oleh konsumen.

 Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan biaya


bersama (joint cost) yang lebih sulit pemecahannya bila dibandingkan
dengan yang terdapat dalam biaya produksi.
8. Setuju,Biaya pemasaran juga dapat diartikan semua biaya yang telah terjadi dalam
rangka memasarkan produk atau barang dagangan, dimana biaya tersebut timbul dari
saat produk atau barang dagangan siap dijual sampai dengan di terimanya hasil
penjualan menjadi kas.

9. Cara Analisis Biaya Pemasaran


Analisis biaya pemasaran bertujuan untuk penentuan harga pokok produk,
pengendalian biaya, perencanaan dan pengarahan kegiatan pemasaran. Cara analisis
biaya pemasaran dapat digolongkan menjadi tiga:

A. Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya atau obyek pengeluaran.


Dalam cara ini, biaya pemasaran dipecah sesuai dengan jenis-jenis biaya
pemasaran. Dalam cara analisis ini, manajemen dapat mengetahui rincian jenis
biaya pemasaran, namun tidak dapat memperoleh informasi mengenai biaya
yang telah dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pemasaran tertentu.
Oleh karena itu, cara analisis ini hanya baik dilakukan jika manajemen tidak
menghadapi masalah pengukuran efisiensi kegiatan pemasaran tertentu.

B. Analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran.


Analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran bertujuan untuk
pengendalian biaya, dan untuk analisis biaya pemasaran menurut usaha
pemasaran
Langkah analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan dengan jelas fungsi-fungsi pemasaran sehingga dapat
ditentukan secara tepat manajer yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan fungsi tersebut.
2. Menggolongkan tiap-tiap jenis biaya pemasaran sesuai dengan
fungsinya.
3. Menentukan satuan ukuran jasa yang dihasilkan oleh tiap-tiap
fungsi.
4. Menentukan biaya per satuan kegiatan pemasaran dengan cara membagi
total biaya pemasaran yang dikeluarkan untuk fungsi tertentu dengan jumlah
satuan jasa yang dihasilkan oleh fungsi yang bersangkutan.

Manfaat informasi biaya :

Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran berguna untuk


pengendalian biaya, tetapi tidak membantu dalam mengarahkan kegiatan
pemasaran. Kegiatan pemasaran tidak akan efektif jika tidak ada pengarahan
yang baik, maka perlu diadakan analisis biaya pemasaran.

2. Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran dapat dibagi sebagai


berikut :
a. Menurut jenis produk
b. Menurut daerah pemasaran
c. Menurut besar pesanan
d. Menurut saluran distribusi

Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran


* Menggolongkan jenis biaya pemasaran menurut fungsinya
* Menentukan jenis analisis yang akan dijalankan
* Menggolongkan jenis biaya distribusi ke dalam biaya langsung, biaya
setengah langsung dan biaya tidak langsung
* Menentukan dasar alokasi biaya pemasaran
* Mencari hubungan antara biaya dengan pendapatan yang diperoleh dari
pengeluaran biaya tersebut, untuk setiap jenis produk, daerah pemasaran, besar
order atau saluran distribusi.

10. Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau
perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang
jadi ataupun suku cadang.

Cara mengelola persediaan untuk meningkatkan laba yang berhubungan


dengan barang yang akan dijual :
1. Atur Tingkat Minimum Persediaan : Buat manajemen persediaan menjadi
lebih mudah dengan menetapkan jumlah minimum persediaan yang harus
dimiliki setiap saat. Ketika persediaan Anda mencapai atau mendekati batas
minimum yang telah ditentukan sebelumnya, inilah saatnya untuk memesan
ulang.
Idealnya, Anda akan memesan barang dalam jumlah yang cukup agar
persediaan Anda melebihi tingkat minimum yang sebelumnya telah Anda
tentukan. Tingkat minimum persediaan akan bervariasi berdasarkan produk,
tergantung pada seberapa cepat produk tersebut terjual dan lama waktu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan produk tersebut. Cara terbaik yang bisa Anda
lakukan untuk menjaga tingkat persediaan adalah dengan memanfaatkan
perangkat lunak manajemen inventaris yang dapat memudahkan Anda
mengatur tingkat minimum persediaan dan menyalakan peringatan untuk
mengingatkan Anda setiap kali persedian berkurang.

2. Perkirakan Permintaan Konsumen : Untuk mengetahui jumlah persediaan yang


harus Anda miliki setiap waktu, mengurangi pengadaan barang yang tidak perlu,
dan menghindari kelebihan atau kekurangan stok, Anda perlu memprediksi
permintaan konsumen Anda di masa mendatang. Ini bisa dilakukan dalam
beberapa cara dengan melibatkan faktor-faktor internal dan eksternal seperti:

 Tren pasar
 Data penjualan tahun sebelumnya di waktu yang sama
 Tingkat pertumbuhan tahun ini
 Kondisi ekonomi secara keseluruhan
 Promosi-promosi yang akan datang
 Pengeluaran iklan yang telah direncanakan

Ketika Anda menggunakan data riwayat penjualan, penting untuk memastikan


bahwa data yang Anda peroleh benar-benar lengkap dan akurat, sehingga tidak
terjadi kesalahan ketika Anda melakukan prediksi. Sistem manajemen inventaris
yang canggih memiliki fitur forecasting yang memungkinkan Anda untuk
menghasilkan prakiraan yang membantu Anda dalam mengambil keputusan yang
tepat untuk pembelian.
3. Gunakan Prinsip FIFO : First-in, first-out (FIFO) adalah prinsip penting dari
manajemen persediaan. Ini artinya, stok terlama Anda (yang pertama masuk)
harus dijual terlebih dahulu (pertama-keluar), bukan stok terbaru Anda. Ini sangat
penting untuk produk yang mudah rusak sehingga Anda tidak perlu menyimpan
barang-barang yang tidak layal dijual.
Prinsip FIFO juga bagus dipraktekkan untuk produk yang tidak mudah rusak. Jika
barang yang sama selalu ditaruh di belakang, maka barang tersebut cenderung
menjadi lebih cepat usang. Anda tentu tidak ingin menjual sesuatu yang usang
atau sudah tidak layak dijual.
Untuk menerapkan prinsip FIFO, Anda memerlukan gudang yang terorganisir
dengan baik. Ini bisa diwujudkan dengan menambahkan produk baru dari
belakang, atau memastikan produk lama Anda tetap berada di depan.

4. Audit dan Lakukan Pengecekan Inventaris : Mengkaji dan melakukan audit


inventaris secara teratur adalah cara terbaik untuk menemukan masalah potensial
sebelum terjadi. Idealnya, ini dilakukan setiap bulan untuk mencakup seluruh
basis Anda.Cara termudah untuk memvalidasi data Anda adalah dengan
mengandalkan software manajemen inventaris dan menghasilkan laporan untuk
mengetahui berapa banyak produk yang Anda miliki. Namun, penting untuk
memastikan bahwa jumlahnya sesuai dengan jumlah yang ada secara fisik.

5. Gunakan Analisis ABC : Beberapa produk membutuhkan lebih banyak


perhatian daripada yang lain. Gunakan analisis ABC untuk memprioritaskan
manajemen inventaris Anda. Pisahkan produk yang membutuhkan banyak
perhatian dari yang tidak. Lakukan ini dengan meninjau daftar produk Anda dan
masukkan setiap produk ke salah satu dari ketiga kategori berikut ini:

A – produk bernilai tinggi dengan frekuensi penjualan rendah


B – produk bernilai cukup dengan frekuensi penjualan cukup
C – produk bernilai rendah dengan frekuensi penjualan yang tinggi

Produk dalam kategori A membutuhkan perhatian lebih karena dampak


keuangannya signifikan, tetapi penjualannya sulit diprediksi. Produk dalam
kategori C memerlukan lebih sedikit pengawasan karena mereka memiliki
dampak keuangan yang lebih kecil dan mereka terus-menerus berubah. Produk
dalam kategori B berada di antara kategori A dan C.

11. Just In Time (JIT) merupakan suatu sistem yang berusaha meniadakan
pemborosan dalam bidang produksi, sehingga dapat menghasilkan dan mengirimkan
produk akhir tepat waktu. Tujuan utama sistem ini yaitu untuk meningkatkan laba
dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya,
peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.

Penerapan produksi Just In Time (JIT) dapat mempunyai pengaruh pada sistem
akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:

1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.


2. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas
tidak langsung.
3. Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya
tenaga kerja dan overhead pabrik secara individual.
4. Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam “work tickets”

12. Versi model EOQ yang paling sederhana mengasumsikan hanya ada biaya
pemesanan serta penyimpanan, dan model tersebut juga mengasumsikan :

a. Kuantutas yang sama dipesan pada setiap titik pemesanan kembali.


b. Permintaan biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan sudah diketahui dengan
pasti. Waktu tenggang pemesanan pembelian waktu antara melakukan pemesanan dan
pengirirman juga diketahui dengan pasti.
c. Biaya pembelian per unit tidak terpengaruh oleh kuantitas yang dipesan.
Asumsi ini membuat biaya pembelian menjadi tidak relevan untuk menentukan EOQ
karena biaya pembelian semua unit yang diperoleh akan sama, tanpa memandang
ukuran pesanan unit tersebut.
d. Tidak terjadi kehabisan persediaan.
e. Dalam memutuskan ukuran pesanan pembelian, manajer mempertimbangkan
biaya kualitas hanya sejauh biaya tersebut mempengaruhi biaya pemesanan atau
penyimpanan.
Analisis EOQ ini mengabaikan biaya pembelian, biaya kehabisan persediaan dan
baiya kualitas. Perhitungan total biaya yang relevan sebaGai berikut
Total Biaya yang Relevan = Biaya pemesanan yang relevan + Biaya penyimpanan
yang relevan

13. manfaat yang dapat diperoleh dari analisis laba kotor adalah:

1. Untuk Mengetahui Penyebab Turunnya Harga Jual

Dengan diketahuinya penyebab naik turunnya harga, pihak manajemen dapat


memprediksi berbagai hal, terutama berkaitan dengan penentuan harga jual ke depan
dan target harga jual yang lebih realistis. Kesalahan akibat penentuan harga jual ini
pasti dikarenakan faktor perubahan harga jual yang sangat rentan terhadap perubahan
di luar lingkungan perusahaan.
2. Untuk Mengetahui Penyebab Naiknya Harga Jual

Kenaikan harga jual perlu dicermati penyebabnya, sebab naiknya harga jual ini
sangat mempengaruhi perolehan laba kotor perusahaan. Faktor penyebab naiknya
harga jual dapat berasal dari dalam perusahaan, misalnya kenaikan biaya-biaya.
Namun, harga jual juga dapat naik karena dipengaruhi dari luar perusahaan, misalnya
pesaing sejenis menaikkan harga jualnya dan manajemen ikut pula menaikkan harga
jual.

3. Untuk Mengetahui Penyebab Turunnya Harga Pokok Penjualan

Di samping menaikkan harga jual, laba kotor juga dipengaruhi oleh penurunan
harga pokok penjualan. Penyebab menurunnya harga jual tidak jauh berbeda dengan
kenaikan harga pokok penjualan. Hanya saja penurunan harga pokok penjualan akan
membuat perusahaan berusaha keras untuk bekerja lebih efisien dibandingkan dengan
pesaing. Kalau tidak, beban biaya yang telah dianggarkan akan ikut mempengaruhi
nilai perolehan penjualan ke depan.
4. Untuk Mengetahui Penyebab Naiknya Harga Pokok Penjualan

Penyebab naiknya harga pokok penjualan juga sangat penting untuk diketahui
oleh perusahaan karena dengan diketahuinya penyebab naiknya harga pokok
penjualan, perusahaan pada akhirnya mampu menyesuaikan dengan harga jual dan
biaya-biaya lainnya. Penyebab utama naiknya harga pokok penjualan sebagian besar
adalah karena dari pihak luar perusahaan sehingga mau tidak mau perusahaan harus
mampu menyesuaikan diri.
5. Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Bagian Penjualan

Analisis laba kotor juga memberikan manfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban


bagian penjualan akibat naik harga jual. Artinya ada pihak-pihak yang memang
seharusnya bertanggung jawab apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga jual.
6. Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Bagian Produksi

Analisis laba kotor juga memberikan manfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban


bagian produksi akibat turunnya harga pokok penjualan. Artinya untuk urusan harga
pokok penjualan, pihak bagian produksilah yang bertanggung jawab.
7. Sebagai Salah Satu Alat Ukur Untuk Menilai Kinerja Manajemen

Sudah pasti analisis laba kotor ini pada akhirnya akan memberikan manfaat untuk
menilai kinerja manajemen dalam suatu periode. Artinya hasil yang diperoleh dari
analisis laba kotor akan menentukan kinerja manajemen ke depan.
8. Sebagai Bahan Untuk Menentukan Kebijakan Manajemen Ke Depan

Analisis laba kotor digunakan sebagai bahan untuk menetukan kebijakan


manajemen ke depan dengan mencermati kegagalan atau kesuksesan pencapaian laba
kotor sebelumnya. Jika berhasil, manajemen mungkin sekarang akan dipertahankan
atau bahkan ada yang dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Akan tetapi, jika
gagal, sebaliknya akan diganti dengan manajemen yang baru.

Susunan laporan rugi laba


14. Bagian operasional bertanggung jawab dalam mengadakan sebuah produk atau
barang yang akan dijual sesuai dengan target yang telah ditentukan. Setelah
persediaan barang dagang telah memenuhi kuota, maka tanggung jawab tersebut
diserahkan ke bagian penjualan guna dipasarkan secara langsung ataupun melalui
penyaluranpenyaluran yang ada dengan harga yang sesuai mutu dan kualitas barang
itu sendiri. Sementara pihak manajemen memegang peran penting dari awal hingga
akhir, yakni salah satunya menetapkan harga jual. Layaknya harga sebuah produk
yang sama, dengan harga yang berbeda disetiap Toko atau tempat penjualan.

15. a Selisih kuantitas atau volume penjualan (sales quality atau voluime variance)

Selisih kuantitas penjualan adalah selisih penjualan yang disebabkan perbedaan


antara kuntitas penjualan sesungguh atau volume sesungguhnya dibandingkan
kuantitas penjualan yang dianggarkan. Selisih kuantitas penjualan dapat dihitung
dengan rumus : (Supriyono, 1988 : 182)
SKP = (KS x HJA) – (KA x HJA)

= (KS – KA) HJA


SKP = (KS x HJA) – (KA x HJA)

= (KS – KA) HJA

di mana :
SKP = Selisih kuantitas penjualan atau volume penjualan
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguh
KA = Kuantitas atau volume dianggarkan
HJA = Harga jual satuan menurut anggaran
.

b. Selisih Komposisi Penjualan

Selisih komposisi penjualan adalah selisih yang timbulnya disebabkan perbedaan


antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya dengan laba kotor pada komposisi
yang dianggarkan. Selisih komposisi penjualan dapat dihitung dengan
rumus : (Supriyono, 1988 : 186)

SKmP = LKKmS – LKKmA

= (KSJ x LKAJ) –(TKS x LKR)

di mana :
SKmP = Selisih komposisi penjualan
LKKm S = Laba kotor pada komposisi sesungguh
LKKm A = Laba kotor pada komposisi dianggarkan
KSJ = Kuantitas sesungguh setiap jenis produk yang dijual
LKAJ = Laba kotor dianggarkan setiap jenis produk per satuan
TKS = Total kuantitas sesungguh yang dijual
LKR = Laba kotor rata-rata per satuan dianggarkan
Selisih komposisi penjualan dapat pula dihitung untuk setiap jenis produk
yang dijual dengan rumus : (Supriyono, 1988 : 187)

SKmP = (KmS – KmA) LKA

di mana :
SKm P = Selisih komposisi penjualan
Km S = Komposisi sesungguhnya setiap jenis produk
Km A = Komposisi dianggarkan setiap produk
LKA = Laba kotor dianggarkan setiap produk

c. Selisih Kuantitas Penjualan Akhir

Selisih kuantitas penjualan akhir adalah selisih yang timbulnya disebabkan


perbedaan antara laba kotor pada komposisi penjualan yang dianggarkan dengan laba
kotor pada komposisi penjualan sesungguhnya. Rumus perhitungan selisih kuantitas
penjualan final apabila dasar perbandingan adalah anggaran : (Supriyono, 1988 : 187)

SKPF = (TKS x LKR) – (KA x LKsA)

atau dapat pula dihitung


dengan rumus sebagai berikut : (Supriyono, 1988 : 188)

SKPF = (TKS x LKR) – (TKA x LKR)

= (TKS – TKA) LKR


di mana :
SKPF = Selisih kuantitas penjualan akhir
TKS = Total kuantitas penjualan sesungguh
LKR = Laba kotor rata-rata dianggarkan
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan setiap jenis produk
LKs A = Laba kotor satuan dianggarkan setiap jenis produk
TKA = Total kuantitas penjualan dianggar

Anda mungkin juga menyukai