Anda di halaman 1dari 11

SMA NEGRI 1 PRAYA

RIBA MENURUT HUKUM


ISLAM

Nama Anggota Kelompok :

1. Annisa Farhataini (02)


2. Giantsany E. Caya Nismara (08)
3. Helmalia Cahyani Putri (09)
4. Muh. Febrianto Rajasa (14)
5. Muh. Syahrul Alfian (18)
6. Muhammad Thoriq Azzarqoni (21)
7. Suci Ramadhani (28)
8. Vivin Nursofiya (31)

XI MIPA 6 2019
Daftar Isi :
Pengertian Riba…………………………………………………..
Riba Menurut Ahli Fiqih…………………………………………
Dalil Tentang Riba……………………………………………….
Jenis-jenis Riba……………………………………………..
Ancaman/Resiko Riba……………………………………………
Kesimpulan……………………………………………………….
A. Pengertian Riba
Riba adalah pemberlakuan bunga atau penambahan jumlah pinjaman saat pengembalian
berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada
peminjam.

Secara etimologis, istilah riba berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna ziyadah
atau tambahan. Dengan kata lain, arti riba adalah pengambilan tambahan dari harta
pokok atau modal secara batil, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam meminjam.

Dalam agama Islam, Riba adalah praktik yang diharamkan. Bagi umat Islam,
pemberlakuan bunga dengan persentase tertentu pada pinjaman Bank Konvensional atau
lembaga keuangan lainnya dianggap sebagai praktik riba.

B. Riba Menurut Para Ahli Fiqih


1. Al-Mali

Menurut Al-Mali pengertian riba adalah akad yang terjadi atas pertukaran barang atau komoditas
tertentu yang tidak diketahui perimbangan menurut syara’, ketika berakad atau mengakhiri
penukaran kedua belah pihak atau salah satu dari keduanya.

2. Rahman Al-Jaziri

Menurut Rahman Al-Jaziri arti riba adalah akad yang terjadi dengan pertukaran tertentu, tidak
diketahui sama atau tidak menurut syara’ atau terlambat salah satunya.

3. Syeikh Muhammad Abduh

Menurut Syeikh Muhammad Abduh pengertian riba adalah penambahan-penambahan yang


disyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya),
karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan.
C. Landasan Hukum Riba/ Dalil Tentang Riba :

1. Q.S. Al-Baqarah: 276

ٍ َّ‫ت وهللاُ الَي ُِّحبُّ ُك َّل َكف‬


‫ار اَثِّيْم‬ ِّ َ‫صدق‬ ِّ ُ‫َي ْم َح ُق هللا‬
َّ ‫الر َبوا َوي ُْر ِّبى ال‬
Artinya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah SWT tidak menyukai
setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa. ” (Q.S. Al-Baqarah: 276).

2. Q.S. Al-Baqarah : 275

‫ط ُن ِّمنَ ْال َم ِّس ذَ ِّل َك ِّبأَنَّ ُه ْم قَالُو اِّنَّ َما‬


َ ‫ش ْي‬ ُ ُّ‫ِّي َيتَ َخب‬
َّ ‫طهُ ال‬ ِّ َ‫اَلَّ ِّذيْنَ َيأ ْ ُكلُ ْون‬
ْ ‫الر َبوا َال َيقُ ُم ْونَ ِّإال َك َما َيقُ ْو ُم الَّذ‬
‫الربَوا‬ ِّ ‫الربَوا َوا َ َح َّل هللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬ ِّ ‫ْالبَ ْي ُع ِّمثْل‬
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit jiwa (gila). Keadaan mereka
yang demikian itu disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba . . . (Q.S.
Al-Baqarah: 275).

3. Q.S. Al-Baqarah : 278

َ‫الر َبا ِّإ ْن ُك ْنت ُ ْم ُمؤْ ِّمنِّين‬ َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َ ‫َّللاَ َوذَ ُروا َما َب ِّق‬
ِّ َ‫ي ِّمن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al-Baqarah : 278).

4. Q.S Ali ‘Imran : 130

ِّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِّينَ آ َمنُوا َال تَأ ْ ُكلُوا‬


‫الر َبا‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba…” (Ali ‘Imran/3:
130)”.

5. Q.S Ar-Ruum 39

ِّ َّ‫َو َما آتَ ْيت ُ ْم ِّم ْن ِّربًا ِّل َي ْرب َُو ِّفي أ َ ْم َوا ِّل الن‬
ِّ َّ َ‫اس فَ ََل َي ْربُو ِّع ْند‬
‫َّللا‬
Artinya : Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah…” (Ar-Ruum/30: 39).
D.Jenis-Jenis Riba :
1. Riba Hutang-Piutang

Pengertian riba hutang-piutang adalah tindakan mengambil manfaat tambahan dari suatu hutang.
Riba hutang-piutang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Riba Qardh, yaitu mengambil manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang diisyaratkan kepada
penerima hutang (muqtaridh).
 Riba Jahiliah, yaitu penambahan hutang lebih dari nilai pokok karena penerima hutang tidak
mampu membayar hutangnya tepat waktu.

2. Riba Jual-Beli

Apa itu riba jual-beli? Riba jual-beli seringkali terjadi ketika konsumen membeli suatu barang
dengan cara mencicil. Penjual menetapkan penambahan nilai barang karena konsumen
membelinya dengan mencicil.

Riba jual-beli dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Riba Fadhl, yaitu praktik pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang
berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan tersebut masih termasuk dalam jenis barang
ribawi.
 Riba Nasi’ah, yaitu penangguhan penyerahan/ penerimaan jenis barang ribawi yang
dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba nasi’ah terjadi karena adanya
perbedaan, perubahan, atau penambahan antara barang yang diserahkan saat ini dengan yang
diserahkan kemudian.

E. Contoh Riba Dalam Masyarakat :


Setelah memahami apa itu riba dan landasan hukumnya, tentu kita juga perlu mengetahui apa
saja contoh riba yang pernah dilakukan sehari-hari. Adapun contoh praktik riba adalah sebagai
berikut:

1. Bunga Bank Konvensional

Bunga yang diterapkan oleh Bank konvensional ternyata termasuk dalam praktik riba. Ketika
kita meminjam dana dari Bank, maka kita akan dikenakan bunga setiap kali membayar angsuran
pinjaman tersebut.

Hal ini (riba) juga terjadi pada lembaga keuangan lainnya, misalnya lembaga pembiayaan.
Ketika kita membeli kendaraan bermotor atau properti secara mencicil maka kita akan dikenakan
bunga, dan ini termasuk praktik riba.
2. Pinjaman Dengan Syarat

Ketika kita ingin meminjam uang dari pihak lain, seringkali pinjaman tersebut disertai dengan
syarat. Misalnya bunga atau hal lainnya sebagai syarat agar pemilik uang mau meminjamkannya
pada orang lain.

Contoh lain, misalnya seorang kerabat ingin meminjam uang dari kamu, lalu kamu memberikan
syarat memberikan pinjaman yaitu harus bersedia menjemput dan mengantar kamu setiap hari.
Hal-hal seperti ini ternyata sudah termasuk dalam praktik riba yang dilarang.

F. Bahaya Riba :

1. Haram Hukumnya

Riba adalah perbuatan yang haram, riba yang umum misalnya yang terdapat dalam pinjaman
walaupun dimaksudkan untuk menambah rezeki tetap saja tidak boleh untuk dilakukan. Hal yang
sudah biasa terjadi dalam masyarakat ini merupakan sesuatu yang berbahaya dan merusak masa
depan baik bagi pelaku riba maupun orang yang membantunya.

“Dan riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah dan apa yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah
maka yang berbuat demikian itulah orang orang yang melipatgandakan pahalanya”. (QS Ar
Ruum : 39). Banyak cara menjadi orang sukses menurut Al Qur’an yang halal, da riba tidak
termasuk di dalamnya.

2. Mendapat Siksa yang Pedih

“Disebabkan mereka memakan riba padahal sesungguhnya mereka telah dilarag daripadanya,
dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang bathil. Kami telah
menyediakan untuk mereka itu siksa neraka yang pedih”. (QS An Nisa : 161). Sesuatu yang
dilarang Allah tetapi tetap dilakukan maka hukumnya tidak lain adalah mendapat siksa yang
pedih di akherat apalagi jika dilakukan oleh seseorang yang sudah memahami akan larangan
tersebut. Rasa iman dalam islam seharusnya bisa mencegah seseorang dari riba sehingga
terhindar dari siksa pedih di akherat yang tentu buka urusan ringan tetapi merupakan siksa yang
kekal.

3. Dilarang Allah

Riba memang akan menghasilkan keuntungan secara duniawi karena mendapat uang lebih dari
uang yang sebelumnya diberikan atau dipinjamkan, tetapi hal tersebut dilarang Allah karena
bukan cermin dari orang yang beriman, apapun yang dihasilkan dari riba barang yang hara
karena dilarang oleh Allah. dunia menurut islam memang penuh dengan ujian, termasuk adanya
perbuatan riba untuk menguji tingkat keimanan manusia. “Hai orang orang beriman, janganlah
kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan”. (QS Ali imran : 130).

4. Sejalan dengan Syetan

“Orang orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syetan lantaran tekanan penyakit gila”. (QS Al Baqarah : 275). Syetan selalu
mengarahan manusia untuk melakukan segala sesuatu yang dilarang Alah, begitu pula dengan
riba, orang yang melakukan riba sama saja seperti menjalani hidup yang sejalan dengan syetan
karena kerakusan yang dimilikinya. sifat rakus juga nantinya akan menimbulkan kesombongan
dalam islam yang berbahaya.

5. Kekal di Dalam Neraka

“Maka orang itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba
dan menghalalkan sedekah”. (QS Al Baqarah : 276). Sebagaimana yang kita ketahu bahwa
kehidupan di dunia hanyalah sementara dan kehidupan yang abadi adalah kehidupan di akherat.
begitu pula yang berhubungan dengan kehidupan di neraka, orang yang melakukan riba
sepanjang hidupnya memiliki urusan dan harta yang tidak berkah, nantinya ia akan menjadi
penghuni neraka yang kekal jika ia tidak menghentikan kebiasaan dosa besar tersebut.

6. Membinasakan Umat Manusia

“Hindarilah tujuh hal yang membinasakan,…..memakan riba….”. (HR Muslim). cuplikan dari
hadist tersebut berisi tentang tujuh hal yang membinasakan manusia, diantaranya tujuh hal
tersebut ialah memakan riba, yakni seseorang yang memiliki pekerjaan dalam kesehariannya
berupa urusan yang berhubungan dengan riba, ia akan binasa karena perbuatan dosa yang
dilakukannya sendiri. apapun yang dilarang Allah memang akan tetap menimbulkan kerugian.

7. Semua yang Berperan Turut Berdosa

“Rasulullah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan riba, juru tulis
transaksi riba, dua orang saksinya, semuanya sama saja”. (HR Imam Muslim). orang yang
berdosa karena dilakukannya riba bukan hanya yang memiliki modal utama atau yang
melakukan secara langsung, tetapi juga orang orang yang berperan di dalamnya. Misalnya ialah
dalam suatu lembaga keuangan yang bekerja dengan sistem riba, maka setiap karyawan yang
bekerja di dalamnya juga turut menanggung dosanya.

8. Mendapat Azab Berat

“Lelaki yang di pinggir sungai melempar batu ke mulutnya hingga berdarah dan kembali seperti
semula. Aku (Rasulullah) bertanya, apa ini? salah seorang lelaki yang bersamaku menjawab,
yang engkau lihat dalam sungai darah itu adalah pemakan riba”. (HR Imam Al Bukhari). Hadist
tersebut ialah sebuah kisah mimpi yang dialami oleh Rasulullah tentang seseorang yang disiksa
di akherat, ternyata orang tersebut ialah pemakan riba hingga di akherat ia mendapat penyiksaan
yang berat dan dilakukan secara terus menerus.

9. Dosa Lebih Besar Dari Zina

“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui
bahwa di dalamnya adalah hasil riba, dosanya itu lebih besar dari melakukan perbuatan zina
sebanyak 36 kali”. (HR Ahmad). Sering kita memandang buruk terhadap seseorang yang
melakukan perbuatan zina, padahal ternyata riba yang sering disepelekan memiliki kadar dosa
yang jauh lebih besar dari zina. Tentu azabnya juga akan lebih berat, di dunia maupun di akherat.

10. Kufur Bagi yang Menghalalkan

“Sekali kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati
mereka”. (QS Al Muthaffifin : 14). Riba membuat siapapun yang melakukannya menjadi
seseorang yang memiliki hati yang keras dan menjadi orang yang kufur. Hal tersebut akan
membuat orang tersebut melakukan perbuatan perbuatan yang tercela lebih banyak lagi.

11. Menimbulkan Sifat Tamak

Jelas bahwa riba memang memberikan keuntungan yang besar bagi pihak yang memiliki modal,
hal tersebut akan menimbulkan sifat tamak karena orang ingin mendapatkan keuntungan yang
lebih banyak lagi. Sifat tamak tersebut nantinya akan menimbulkan sifat buruk lain seperti sifat
kikir, sifat sombong, dan menggunakan harta hasil riba tersebut untuk segala kenikmatan
duniawi.

12. Menyusahkan Orang Lain

Jelas bahwa riba akan menyusahan orang lain karena menambah beban, misalnya ialah riba yang
berhubungan dengan pinjaman uang, tentu orang yang meminjam berada dalam kondisi susah
dan membutuhkan pertolongan berupa pinjaman uang, tetapi keadaan tersebut justru menjadi
sarana untuk menambah beban yang dialami.

13. Menularkan Keburukan

Riba menularkan keburukan karena semua yang terlibat ikut menanggung dosanya seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa semua yang terlibat seperti saksi, pencatat, dan lain lain yang
berhubungan walaupun memiliki peran yang kecil, tetap saja terkena dosa sehingga riba akan
menularkan keburukan kepada sekitarnya.

14. Hartanya Tidak Berkah

“Daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka”. (HR At
Tirmidzi). Jika ada seseorang yang bekerja dengan sistem riba, maka jika harta tersebut diberikan
kepada keluarga atau orang terdekatnya, maka harta tersebut tidak menimbulkan keberkahan,
justru orang yang diberi tersebut akan ikut menanggung dosa atau siksa di akherat.
15. Tidak Mendapat Pahala Jika Diamalkan

Amalan berupa sedekah atau memberi bantuan kepada seseorang yang membutuhkan yang
hartanya didapatkan dari riba maka tidak akan diterima oleh Allah, Allah tidak menerima amal
perbuatan yang berasal dari harta walaupun amalan tersebut dilakukan dengan keinginan dan niat
yang baik. sehingg amal perbuatannya sia sia.

16. Tidak Memiliki Iman

Iman artinya ialah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya dengan niat karena
ibadah. Orang yang melakukan riba berarti tidak memiliki iman di hatinya karena melanggar
perintah Allah. Riba ialah perbuatan dosa yang memiliki banyak pintu keburukan seperti pada
hadist berikut “Riba itu ada 73 pintu dosa yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang
yang menzinai ibu kandungnya sendiri”. (HR Al Hakim).

17. Doa Tidak Dikabulkan

“Makanan dan minumannya berasal dari yang haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan
oleh yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan Allah?” (HR Muslim).
orang yang melakukan riba artinya memiliki berbagai barang dari sesuatu yang haram. Hal
tersebut akan berpengaruh dalam kesehariannya yakni ketika ia memohon sesuatu dan berdoa,
doanya tidak akan dikabulkan oleh Allah.

G.Kesimpulan :
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Riba adalah perbuatan yang di haramkan oleh
Allah SWT karena perbuatan ini memberatkan seseorang karena harus membayar
bunga pinjaman selain itu dapat menimbulkan sifat tamak karena seseorang dapat
memiliki seuatu dengan dengan cara yang mudah yaitu dengan cara Riba
(meminjam uang dengan bunga) dan bunga dari Riba tersebut akan memberatkan
seseorang tersebut dan merugikan karena pinjaman akan digandakan dengan bunga
yang telah disepakati si pelaku Riba. Oleh karena itu marilah kita jauhi Riba
karena Riba adalah perbuatan yang mendatangkan mudarat bagi kita.
XI MIPA 6 2019

Anda mungkin juga menyukai