Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : KEBERSIHAN DIRI


(Pengkajian dan melatih cara menjaga kebersihan diri : Mandi, gosok gigi, cuci
rambut)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak
berdaya
Data Objektif :
Rambut kotor dan acak-acakan, badan dan pakaian kotor serta bau,
mulut dan gigi bau,kulit kusam dan kotor,
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Mandi, Gosok gigi, cuci rambut
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan, pentingnya kebersihan diri.
c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan
perawat.
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Jelaskan pentingnya perawatan diri yang baik..
c. Ajarkan klien mempraktekan cara perawatan diri : mandi, gosok
gigi dan cuci rambut
d. Bantu klien mempraktekan cara perawatan diri.
e. Anjurkan klien memasukan kegiatan perawatan diri secara
mandiri di dalan jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Perkenalkan nama saya Suster
bekti, Saya Mahasiswa Praktik dari Stikes Pertamedika, saya akan dinas
diruangan Ini selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi, dari jam 07
pagi sampai jam 2 siang. Saya akan merawat ibu selama di RS ini, nama
ibu siapa? Senang nya dipanggil apa.”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini..? Apakah ibu sudah mandi & gosok
gigi..? ”
c. Kontrak
 Topik :
“Baiklah bu.. Bagaimana kalau kita diskusi tentang kebersihan
diri..?”
 Waktu :
“ Berapa lama ibu mau mengobrolnya..?, Bagaimana kalau 15
menit..?”
 Tempat :
“ Ibu maunya kita ngobrol dimana..?, Bagaimana kalau di
ruang tamu..?”
2. Fase Kerja
“Berapa kali ibu mandi dalam sehari..?, Menurut ibu, apa sih kegunaan
mandi..?, Apa alasan ibu sehingga tidak mau mandi..?, Menurut ibu, apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan dir kiti,,? Kira – kira tanda
tanda orang yang merawat diri dengan baik, seperti apa yaa..? Kalau kita
tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa menurut ibu yang
bias timbul..? Sekarang coba ibu sebutkan alat apa saja yang digunakan
untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi, cuci rambut,
gosok gigi… apa saja yang disiapkan..? Benar sekali..!! Ibu perlu
menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun, sikat gigi, sampo dan odol
serta sisir. Wah.. Bagus sekali..!! Ibu bias menyebutkan dengan benar..”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang cara
merawat kebersihan diri? Baguss sekali Bu..! Nah, sekarang, coba ibu
sebutkan, cara perawatan diri yang telah kita pelajari dan latih tadi..?
Bagus sekali..!!
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita
menjaga kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan, cara
Merawat diri, masukan kedalam jadwal yaa..! Selanjutnya jangan
lupa untuk melakukan sesuai jadwal ya bu..! mandi 2 X Sehari, gosok
gigi 2 X sehari juga, keramas 2 X Seminggu. Bagaimana bu..? Bisa
dilakukan..? Baguss sekali, ibu mau mencoba melakukannya..!”
c. Kontrak yang akan datang
 Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu
lagi, dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara
makan dan minum yang baik dan benar, apakah ibu bersedia..?..”
 Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa dan berapa lama..? bagaimana kalau jam
11,,? Baik bu kita akan berbincang selama 15 menit”
 Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di
ruang makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..!
Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi.
Assalamualaikum..Wr. Wb..”.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN
DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : MAKAN DAN MINUM
(Pengkajian dan melatih cara makan dan minum)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Badan kurus, kulit bersih dan mulut bersih tapi klien masih terlihat
lemah, klien terlihat mengacuhkan makanan nya.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Makan dan minum
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan, pentingnya manfaat makan dan
minum.
c. Klien dapat menjelaskan cara makan dan minum yang baik.
d. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan
bantuan perawat.
e. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan
bantuan perawat.
A. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b.Evaluasi pengetahuan klien tentang manfaat makan dan minum
c. Ajarkan klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik
d.Bantu klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik
e. Anjurkan klien memasukan kegiatan makan dan minum secara
mandiri di dalan jadwal kegiatan harian.
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a) Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??
b) Evaluasi / Validasi
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri?bagaimana
perasaan ibu setelah mandi dan menggosok gigi?
c) Kontrak
 Topik :
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita
berjumpa lagi dan akan membicarakan tentang manfaat dan tata
cara makan dan minum yang baik”
 Waktu :
“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15
menit ya bu, bagaimana ibu setuju?”
 Tempat :
“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”
2. Fase Kerja
“..Berapa kali ibu makan sehari..? Iya baguss..!! Ibu makan 3 X
Sehari..! Kalau minum, sehari berapa gelas bu..?? Betul, Minum 10
Gelas sehari..? Apa saja yang disiapkan untuk makan,,? Dimana ibu
makan..? Bagaimana cara makan yanag baik menurut ibu..? Apa yang
dilakukan sebelum makan..? Apa pula yang dilakukan setelah
makan..?..”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang
cara Makan dan minum yang baik? Baik sekali bu, ibu sudah bisa
menyebutkan manfaat makan dan minum dengan baik”
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika
kita menjaga kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan
latihan, Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal
ya bu..! makan 3 X sehari, dan minum 8 – 10 gelas sehari..”
c. Kontrak yang akan datang.
 Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu
lagi, dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara
Toileting yang baik dan benar (BAB dan BAK) besok..”
 Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”
 Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di
ruang makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..!
Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi.
Assalamualaikum..Wr. Wb..”.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN
DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : TOILETING
(Pengkajian dan melatih cara BAB dan BAK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Kulit kotor, baju bau pesing, sekitar kamar klien bau pesing
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Toileting (BAB dan BAK)
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya..
b. Klien dapat menjelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.
c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB
dengan benar dengan bantuan perawat
d. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum secara
mandiri
e. Klien dapat memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan benar
ke dalam jadwal harian
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya..
b. Jelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.
c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan
BAB dengan benar
d. Anjurkan klien melakukan pemenuhan makan dan minum secara
mandiri
e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan
benar ke dalam jadwal harian
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??
b. Evaluasi / Validasi
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman
perasaan ibu setelah mandi dan menggosok gigi? Sudah makan
pagi ini..?”
c. Kontrak
 Topik :
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita
berjumpa lagi dan akan membicarakan tentang tata cara BAK dan
BAB yang baik”
 Waktu :
“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15
menit ya bu, bagaimana ibu setuju?”
 Tempat :
“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”
2. Fase Kerja
“..Berapa kali ibu BAB sehari..? Kalau BAK berapa kali sehari..?,
kalau ibu BAB dan BAK di mana biasanya..? Setelah BAK dan BAB
biasanya apa yang ibu lakukan..? Menurut ibu apa manfaatnya jika
menjaga kebersihan setelah BAB dan BAK..?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang
cara BAB dan BAK yang baik..? Bagaimana perasaan ibu setelah
membersihkan diri setelah BAB dan BAK..? BAgus sekali bu, ibu
sudah bisa menyebutkan dengan baik cara BAK dan BAB yang
benar..!”
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika
kita menjaga kebersihan diri setelah BAB dan BAK. Sekarang,
coba ibu masukan kedalam Jadwal Kegiatan Harian ibu, sesuai
ceklis, BAB 1x di toilet, BAK 1x di toilet/dikamar?”
c. Kontrak yang akan datang.
 Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu
lagi, dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara
berhias diri (berpakaian dan berdandan)..!”
 Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”
 Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di
ruang makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..!
Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi.
Assalamualaikum..Wr. Wb..”.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN
DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : BERHIAS
(Pengkajian dan melatih cara berhias : Berpakaian dan Berdandan)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Baju kotor dan berantakan, rambut acak2an, muka kusam.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Berhias (berpakaian dan berdandan)
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan cara berhias dengan benar.
c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan berhias dengan
benar dengan bantuan perawat.
d. Klien dapat melakukan pemenuhan berhias secara mandiri.
e. Klien dapat memasukan kegiatan berhias dengan benar ke
dalam jadwal harian.
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Jelaskan caraberhias (berpakaian dan berdandan) dengan benar.
c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan berdandan
dengan benar.
d. Anjurkan klien melakukan pemenuhan berdandan secara mandiri.
e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan berdandan dengan
benar ke dalam jadwal harian
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??
b. Evaluasi / Validasi
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman
perasaan ibu setelah mandi dan menggosok gigi? Sudah makan
pagi ini..? sudah BAB / BAK pagi ini? Dimana ibu BAB dan BAK
pagi ini? Apa yang ibu lakukan setelah BAB / BAK..?”
a. Kontrak
 Topik :
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita
berjumpa lagi dan akan membicarakan tentang berhias (berpakaian
dan berdandan)..?
 Waktu :
“ Sesuai janji kita kemarin , kita akan berbincang bincang
selama 15 menit ya bu, bagaimana ibu setuju?”
 Tempat :
“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”
B. Fase Kerja
“..Menurut ibu apa itu berhias..? Apa manfaat berpakaian dan
berdandan untuk ibu..? Bagus sekali ibu bisa menyebutkan manfaat
berhias dan berpakaian..! Sekarang coba ibu tunjukan cara berpakaian
dan berdandan yang baik..? Bagus sekali ibu sudah dapat menunjukan
cara berhias dan berpakaian yang baik! Mulai besok coba ibu masukan
Berhias dan Berpakaian kedalam kegiatan harian..!”
C. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang
manfaat dan tata cara berhias dan berpakaian yang baik..? BAgus
sekali bu, ibu sudah bisa menyebutkan dengan baik tentang
manfaat dan cara berhias dan berpakaian yang baik, “
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi ibu
tentang cara berhias dan berpakaian yang baik dan benar, mulai
besok coba ibu masukan ke jadwal kegiatan harian ibu”
c. Kontrak yang akan datang.
 Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu
lagi, dan mengevaluasi tentang kebutuhan dan latihan cara
berhias diri (berpakaian dan berdandan)..!”
 Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”
 Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di
ruang makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..!
Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi.
Assalamualaikum..Wr. Wb..”.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 1 P Gangguan Proses Pikir : Waham

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS: Klien mengatakan sesuatu yang diyakininya berulang kali secara
berlebihan, klien merasa sebagai orang hebat, klien merasa memiliki
kekuatan.
DO:Banyak berkata-kata, inkoheren, klien tampak curiga.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang
dalam pikiran klien.
c. Klien dapat mengidentifikasi stressor atau pencetus waham.
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu orientasi realita pasien
c. Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
d. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya
e. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik : Selamat Sore ibu perkenalkan nama saya suster A.
Saya senang dipanggil A. Saya mahasiswa Universitas Islam As-
syafi’iyah yang akan merawat ibu, saya praktek disini selama tiga
minggu,mulai tanggal 22 Desember sampai 10 Januari 2020 .Nama ibu
siapa? Senangnya dipanggil siapa?
b. Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan ibu hari ini?Bagaimana
tidurnya semalam?
c. Kontrak
Topik : Ibu saya ingin berbincang – bincang tentang kemampuan yang
ibu miliki.
Waktu : Ibu kita akan berbincang – bincang jam berapa? Dan berapa
lama? Bagaimana jika jam 16.00 sampai 16.10?
Tempat : Dimana kita akan berbincang – bincang, bagaimana kalau kita
berbincang – bincang disini?
Tujuan : Kita berbincang – bincang agar kita saling mengenal.

2. Fase Kerja
Ibu sudah berapa lama disini?apa yang ibu rasakan hari ini?
Waktu dibawa kesini ada kejadian apa dirumah? Oow ibu
merasa diri ibu adalah Yesus. Saya mengerti dengan yang ibu
rasakan. Memang ibu lahir tahun berapa? Ow Yesus kan lahir
sudah lama sekali dan sekarang sudah wafat, sedangkan ibu
masih hidup, iakan? Jadi sebenarnya apa yang sedang ibu
butuhkan untuk kehidupan sehari-hari ibu? Ooh ibu ingin
mempunyai kegiatan. Coba sekarang ibu tulis kegiatan apa
saja yang ingin ibu lakukan. Wah bagus sekali kegiatan yang
ibu inginkan. Sekarang ibu pilih 2 kegiatan yang paling ibu
ingin lakukan. Ooh ibu ingin bersih-bersih dan mengobrol.
Kalau begitu kita masukkan kedalam jadwal harian ya bu.
Kalau ibu mengerjakannya sendiri beri tanda M, kalau dibantu
suster beri tanda B, kalau tidak dikerjakan beri tanda T.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang – bincang dengan saya dan
menyusun kegiatan harian ibu?
b. Evaluasi Obyektif
Coba ibu sebutkan lagi kegiatan apa saja yang ibu ingin lakukan.
c. Rencana Tindak Lanjut
Saya harap ibu melakukan kegiatan-kegiatan tadi ya dan memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian ya bu.
d. Kontrak yang akan datang
Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang
– bincang lagi.
Waktu : Bagaimana kalau kita berbincang- bincang kembali besok
jam 16.00 WIB selama 15 menit, apakah ibu setuju?
Tempat : Mau dimana besok kita berbincang – bincang, bagaimana
kalau di tempat ini lagi? Baiklah sampai bertemu lagi.
Selamat sore ibu .
STRATEGI PELAKSANAAN I
TINDAKAN KEPERAWATAN HALUSINASI

1. Proses Keperawatan
a. Keadaan klien
Data subjektif : Pasien merasa takut dan tidak mau bicara,terlihat
merenung,terkadang tertawa sendiri
Data objektif : Pasien tidak komunikatif
b. Diagnosa keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi berhubungan dengan menarik diri
c. Tujuan
1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
2. Pasien dapat mengenali halusinasi
3. Pasien dapat mempraktekan cara menghalau halusinasi dengan
menghardik
4. Pasien dapat minum obat dengan benar
d. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Menjelaskan dan mengenalkan halusinasi pasien
c. Mempraktekan cara menghardik
d. Menjelaskan cara minum obat yang benar

2. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


a. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
Slamat pagi ibuk,perkenalkan nama saya mohammad senang dipanggil
ahmad sayang mahasiswa keperawatan Akes Rustida dari
banyuangi.saya akan merawat ibu dari jam 7 sampai jam 2 siang
nanti,nama ibu siapa
2. Evaluasi
Bagai mana perasaan ibuk pada pagi hari ini?
3. Kontrak
a. Topik
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang yang sering dialami
ibu agar saya mengetahui keadaan ibu
b. Waktu
Mau berapa lama kita berbincang bincang buk
c. Tempat
Dimana ibu mau berbincang bincang? Bagaimana kalau disini saja
b. Fase kerja
:Apakah ibu sering mendengar seseorang berbicara kepada ibu tapi tidak ada
wujudnya?
:Apa yang sering dia bicarakan?
:Apakah ibu sering mendengar atau hanya sewaktu waktu?
:Kapan paling sering ubu mendengarnya?
:Berapa kali sehari ibu mendengarnya? Pada keadaan apa? apakah waktu
sendiri?
:Apakah yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu? :Apakah yang ibu
lakukan saat mendengar suara itu?Apakah dengan cara itu suara tersebut
hilang?Bagaiman kalaw kita belajar cara cara untuk mencegah suara suara
itu muncul?
:Ada empat cara untuk mencegah suara itu muncul, Pertama, Dengan
menghardik suara tersebut, Kedua dengan cara mengobrol dengan orang
lain, Ketiga melakukan kegiatan yang sudah dijadwalkan dan ke empat
minum obat dengan teratur Caranya sebagai berikut:
Saat suara itu muncul,Ibu langsung menutup kedua telinga dengan tangan
lalu bilang “pergi pergi saya tidak mau mendengar,jangn ganggu saya:
begitu diulang sampai suara itu tak terdengar lagi,
Sekarang coba ibu peragakan.
Nah begitu,bagus! coba lagi,ya bagus, sudah pintar melakukannya. (Waktu
jam minum obat) : Nah karna ini sudah jam minum obat,ibu sekarang
minum obat ya:
:Ibu, adakah bedanya setelah minum obat secara tratur? Apakah suara suara
berkurang atau hilang? Minum obat sangat penting supaya suara suara yang
ibu dengar dan menunggu slama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat
yang ibu minum?(Perawat meniapkan obat pasien) ini yang warna orange
(CPZ) 3 kali sehari pukul tuju pagi pukul satu siang dan pukul tujuh malam
gunanya untuk membuat pikiran tenang. Ini yang putih(THP) 3 kali sehari
pukulnya sama gunanya untuk rilek dan tidak kaku sedangkan yang merah
jambu(HP) 3 kali sehari, waktunya sama, gunanya untuk menghilangkan
suara suara. Kalau suara suara sudah hilang obatnya tidak boleh terhentikan.
konsultasi dengan dokter, sebab kalau putus obat satu saja akan kambuh dan
sulit untuk mengembalikan keadaan semula. Kalau obat habis ibu dapat
meminta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Ibu juga harus teliti
memastikan bahwa obat itu benar benar punya ibu. Jangan smpai keliru
dengan milik orang lain. Baca nama kemasannya, pastikan obat diminum
pada waktunya dengan cara yang benar. Yang diminum sesudah makan dan
tepat waktunya. Ibu juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum
dan harus cukup minum sepuluh gelas air putih per hari
C. Fase terminasi
1. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap cakap?Dan latihan tadi?
2. Evaluasi Objektif
Sekarang coba ibu ulangi cara tadi yang kita pelajari kemudian kegunaan dan
kerugian tidak minum obat?Ia pintar
3. Kontrak
Topik
:Baiklah,kalau suara suara tadi muncul, silahkan coba cara tersebut!
Bagaiman kalau kita buat jadwal latihannya lagi? Bagaimana kalau nanti kita
belajar cara mengendalikan suara suara yang ibu dengar dengan cara
keduanya?

Waktu
:Ibu mau bertemu lagi jam berapa? Bagaimana kalau tiga puluh menit lagi?
Berapa lama kita mau latihaan?
Tempat
Dimana tempatnya? Baiklah smpai jumpa?
4. Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut pada SP,Klien diberikan jadwal aktifitas sehari hari
yang harus dilakukan oleh klien.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke I (satu)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
Klien tenang, kooperatif dan klien mampu menjawab semua
pertanyaan
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan
SP 1 : membina hubungan saling percaya dan mengidentifikasi
penyebab marah
B. TRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamualaikum, Selamat pagi ?”, “Perkenalkan saya perawat
samsul , saya perawatn yang bertugas di ruang perkutut ini. Nama
mas siapa ? dan senang dipanggil apa ? ”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Mas saat ini ? apa masih ada perasaan
marah, jengkel ?”
c. Kontrak
“Baiklah, pagi ini kita akan berbincang-bincang mengenai
perasaan marah yang saat ini mas rasakan ”. “Mari kita bercakap-
cakap ke taman !” “Atau mas ingin ke tempat lain ?”. “Berapa
lama mas mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 15
menit ?”.
2. Kerja
“Apa yang meyebabkan mas bisa marah, Nah ceritakan apa yang
dirasakan mas saat marah ?”, saat mas Arif marah apa ada perasaan
tegang ,kesal,tegang,menegepalkan tangan,mondar mandir ?”. “atau
mungkin ada hal lain yang dirasakan ?”.
“Apa ada tindakan saat mas Arif sedang marah
seperti,memukul, membanting ?”...... “memukul ibu !”, “terus apakah
setelah melakukan tindakan tadi masalah yang dialami selesai, apakah
diberikan motor oleh orang tua mas Arif ?”. “ Apa akibat dari tindakan
yang telah dilakukan di rumah ?”......ya ibu saya menangis dan
kesakitan.......terus apalagi ?”........dan akhirnya dibawa ke rumah sakit
jiwa !”.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang tentang
perasaan marah yang mas rasakan ?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba mas jelaskan lagi kenapa mas bisa marah”
c. Kontrak
1) Topik
“Baik, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi
tentang akibat dari perasaan marah yang mas rasakan ?” 2)
Tempat
“Dimana kita bisa berbincang lagi, bagaimana kalau disini
saja?”
3) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang, bagaimana kalau 15 menit
?”

Anda mungkin juga menyukai