Anda di halaman 1dari 62

ANGINA FECTORIS

&
AKUT MIOKARD INFARK

Oleh : YANA HENDRIANA


Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
22/11/2018 M.Kep. 2
Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
22/11/2018 M.Kep. 3
CAD
Umumnya blm ada keluhan
Coronary Artery Disease

ACS
Mulai ada keluhan
Acut Coronary Syndrom

ANGINA PECTORIS MIOKARD INFARK

UAP NSTEMI STEMI


( Unstable Angina ( ST Depresi) ( ST Elevasi)
Pectoris )

Troponin T (-) atau Troponin T (-) atau


normal, CKMB tinggi tinggi CKMB tinggi
Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
tapi < 2x nilai normal 22/11/2018 dan
M.Kep. > 2x nilai normal 4
LOKASI JANTUNG
LOKASI TEMPAT REKAMAN

ANTERIOR (Depan) Lead V3, V4

SEPTAL (Septum) Lead V1, V2

LATERAL (Samping kiri) Lead V5, V6, I, Avl

INFERIOR (Bawah) Lead II, III, Avf

POSTERIOR (Belakang) Lead V7, V8, V9

VENTRIKEL KANAN Lead V3R, V4R, V5R, V6R

Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,


22/11/2018 M.Kep. 5
ANGINA FECTORIS
Angina pectoris terbagi 3 kategori:
1. Angina pectoris stabil
2. Angina pectoris prinzmental
3. Angina pectoris tidak stabil (UAP)

Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,


22/11/2018 M.Kep. 6
ANGINA PECTORIS STABIL & PRINZMETAL
Pada angina stabil dan prinzmetal, memiliki ciri yang
sama juga yaitu T inverted (terbalik) atau ST depresi
yang disertai T inverted. Tapi pada EKGnya hanya akan
terlihat ketika sedang mengalami nyeri. Dan ketika
nyeri sudah hilang gelombang T dan segmen ST
kembali normal. Sedangkan pada UAP, T inverted atau
ST segmen depresi akan menetap dalam beberapa hari
sekaligus nyerinya sudah hilang.

Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,


22/11/2018 M.Kep. 7
UAP
Angina yang tidak stabil atau UAP (Unstable Angina
Pectoris) yang memerlukan perawatan khusus CCU.
1. Keluhan
Nyeri dada yang hilang timbul, lama nyeri < 30 menit.
Keluhan disertai keringat dingin, mual dan kadang
muntah. Nyeri umumnya menyebar ke leher, bahu dan
lengan.
2. Laboratorium
- Enzim jantung CKMB akan mengalami peningkatan
tetapi masih kurang dari 2x nilai normal.
- Troponin T masih dalam batas normal atau negative
Normal CKMB = < 25 U/L
Normal Troponin T = 0-0,03 mg/ml Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
22/11/2018 M.Kep. 8
Lanj...UAP
3. Gambaran EKG
Untuk menilai UAP diperlukan rekaman EKG 12-19
lead (catatan : tidak bisa dibaca dengan 1 lead panjang)
Ciri-ciri UAP pada rekaman EKG :
- Gelombang T inverted (terbalik)
- Segmen ST depresi (dibawah garis isoelektrik) dan
gel. T inverted.

Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,


22/11/2018 M.Kep. 9
DEFINISI AMI
Suatu proses dimana jaringan
miokard mengalami kerusakan
(nekrosis) dalam region jantung
yang kekurangan suplai darah
adekuat karena penurunan
aliran darah koroner

Infark miokardium mengacu pada proses


rusaknya jaringan jantung akibat suplai
darah yang tidak adekuat sehingga aliran
darah koroner berkurang (Brunner &
Sudarth, 2002)
• Pathway
MIOKARDIAL INFARK
Kelanjutan dari angina pectoris karena sudah terjadi kerusakan
otot-otot miokard
Terbagi menjadi :
1. Non ST Elevasi Miokardial Infark ( T inverted & ST depresi)
2. ST Elevasi Miokardial Infark
3. Old Miokkardial Infark (OMI) sudah terjadi serangan lama
Ditegakan jika terdapat 2 atau 3 kriteria berikut :
1. Keluhan :
Nyeri dada yang hilang timbul, lama nyeri >30 menit.
Keluhan disertai keringat dingin, mual dan kadang muntah.
Nyeri umumnya menyebar ke leher, bahu dan lengan.

Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,


22/11/2018 M.Kep. 12
2. Laboratorium
- Enzim jantung CKMB akan mengalami peningkatan
lebih dari 2x nilai normal.
- Troponin T melebihi nilai normal
Catatan : Normal CKMB = < 25 U/L
Normal Troponin T = 0-0,03 mg/ml

Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,


22/11/2018 M.Kep. 13
3. Gambaran EKG
a. NSTEMI
Catatan : Gambaran EKG pada NSTEMI sama
dengan gambaran EKG pada Angina Pectoris, lalu
bedanya dimana???

- Pada Angina : CKMB naik namun < 2x nilai normal


sedangkan pada NSTEMI kenaikanya > 2x nilai
normal.
- Pada Angina : Troponin T masih normal, sedangkan
pada NSTEMI nilai troponin T melebihi nilai normal.

Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,


22/11/2018 M.Kep. 14
b. STEMI
ST elevasi miocard infark
Catatan : Acute STEMI jika onset terjadi < 24 jam
dan recent STEMI jika terjadi > 24 jam.

Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,


22/11/2018 M.Kep. 15
c. OMI
Setelah fase STEMI, maka EKG nya akan berkembang
menjadi OMI.
Cirinya : ST segmen sudah normal lagi (kembali ke
garis isoelektrik), gelombang T kembali normal,
hanya gelombang Q yang tidak hilang (menetap
seumur hidup). Dan enzim jantung yaitu CKMB dan
Troponin T sudah kembali normal.

Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,


22/11/2018 M.Kep. 16
ETIOLOGI
AMI terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkab kematian sel-
sel jantung tersebut.

Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut


diantaranya:
1. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard.
Menurunya suplai oksigen disebabkan oleh tiga factor, antara
lain:
a. Faktor pembuluh darah
Berkaitan dengan kepatenan
pembuluh darah sebagai
jalan darah mencapai sel-sel
jantung. Beberapa hal yang
bisa mengganggu kepatenan
pembuluh darah
diantaranya: atherosclerosis,
spasme, dll
b. Faktor Sirkulasi
Berkaitan dengan
kelancaran peredaran
darah dari jantung
keseluruh tubuh
sampai kembali lagi ke
jantung. Sehingga hal
ini tidak akan lepas
dari factor
pemompaan dan
volume darah yang
dipompakan
c. Faktor darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika daya angkut darah
berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh darah) dan pemompaan jantung maka hal
tersebut tidak cukup membantu. Hal-hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut darah
antara lain: anemia, hipoksemia, dan polisitemia.
2. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Norma
l Pada orang normal
meningkatnya kebutuhan
oksigen mampu dikompensasi
diantaranya dengan
meningkatkan denyut jantung
untuk meningkatkan COP
(Cardiac Output)
Akan tetapi jika orang tersebut telah
mengidap penyakit jantung,
mekanisme kompensasi justru pada
akhirnya makin memperberat
kondisinya karena kebutuhan oksigen
semakin meningkat, sedangkan
suplai oksigen tidak bertambah.

Oleh karena itu segala aktivitas yang


menyebabkan meningkatnya
kebutuhan oksigen akan memicu
terjadinya infark. AMI
FAKTOR RESIKO
Merokok dan Hipertensi
Kolesterol dan Obesitas
Diabetes Mellitus
PATOFISOLOGI
AMI terjadi ketika iskemia yang
terjadi berlangsung cukup lama
yaitu lebih dari 30-45 menit
sehingga menyebabkan kerusakan
seluler yang ireversibel.

Bagian jantung yang terkena infark


akan berhenti berkontraksi
selamanya.

Iskemia yang terjadi paling banyak


disebabkan oleh penyakit arteri
koroner / coronary artery disease
(CAD).

Pada penyakit ini terdapat materi


lemak (plaque) yang telah
terbentuk dalam beberapa tahun di
dalam lumen arteri koronaria
(arteri yang mensuplay darah dan
oksigen pada jantung) Plaque
dapat rupture sehingga
menyebabkan terbentuknya
bekuan darah pada permukaan
plaque. Jika bekuan menjadi cukup
besar, maka bisa menghambat
aliran darah baik total maupun
sebagian pada arteri koroner.

Terbendungnya aliran darah


MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya serangan AMI ini ditandai oleh beberapa
hal
1. berikut
Nyeri :
Dada
Mayoritas pasien AMI (90%) datang dengan
keluhan nyeri dada.
A. AMI lebih panjang yaitu minimal 30 menit, sedangkan
pada angina kurang dari itu.
B. Disamping itu pada angina biasanya nyeri akan hilang
dengan istirahat akan tetapi pada infark tidak.
C. Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu bisa disertai dengan
keluarnya keringat dingin atau perasaan takut.
D. Meskipun AMI memiliki ciri nyeri yang khas yaitu menjalar
ke lengan kiri, bahu, leher sampai ke epigastrium, akan
tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa hanya
sedikit.
E. Hal tersebut biasanya terjadi pada manula, atau penderita
DM berkaitan dengan neuropathy.
A. Nyeri dada secara mendadak dan terus tidak mereda,
biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen
bagian atas
B. Nyeri seperti ditusuk-tusuk yang dapat menjalar kebahu
dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan
kiri). Ke arah rahang dan leher
C. Nyeri mulai secara spontan
D. Nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri
tidak dapat tertahankan
E. Nyeri dapat menetap beberapa jam.
F. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin,
diaforesis (keringat berlebih) berat, pusing, mual serta
muntah
2. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan
akhir diastolic ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa
menimbulkan hipervenntilasi.
Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda
adanya disfungsi ventrikel kiri
3. Gejala Lain Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop
(pingsan) dari aritmia ventrikel, dan gejala akibat emboli
arteri (misalnya stroke, iskemia ekstrimitas)
4. Bila diperiksa, pasien sering memperlihatkan wajah pucat
bagai abu disertai dengan berkeringat, kulit yang dingin.
walaupun bila tanda-tanda klinis dari syok tidak
dijumpai.
5. Nadi biasanya cepat,
kecuali bila ada blok/ hambatan AV yang komplit atau
inkomplit. Dalam beberapa jam, kondisi klinis pasien
mulai membaik, tetapi demam sering berkembang.
KOMPLIKASI AMI
Perluasan infark dan iskemia pasca
infark, aritmia (sinus bradikardi,
supra ventrikuler taki aritmia,
aritmia ventrikular, gangguan
konduksi), disfungsi otot jantung
(gagal jantung kiri, hipotensi, dan
shock), infark ventrikel kanan,
defek mekanik, ruptur miokard,
aneurisma ventrikel kiri,perikarditis,
dan trombus mural.
PENATALAKSANAAN AMI
Tujuan dari penanganan pada infark miokard adalah menghentikan
perkembangan serangan jantung, menurunkan beban kerja jantung
(memberikan kesempatan untuk penyembuhan) dan mencegah
komplikasi lebih lanjut. Berikut ini adalah penanganan yang dilakukan
pada pasien dengan AMI:
1. Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. Persediaan
oksigen yang melimpah untuk jaringan, dapat menurunkan beban
kerja jantung. Oksigen yang diberikan 5-6 L /menit melalu binasal
kanul.
2. Pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang
mematikan dapat terjadi dalam jam-jam pertama pasca serangan
3. Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung
sehingga mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut.
Mengistirahatkan jantung berarti memberikan kesempatan kepada
sel-selnya untuk memulihkan diri
4. Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberan obat-obatan dan
nutrisi yang diperlukan. Pada awal-awal serangan pasien tidak
PENATALAKSANAAN AMI

5. Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark seharusnya


mendapatkan aspirin (antiplatelet) untuk mencegah pembekuan
darah. Sedangkan bagi pasien yang elergi terhadap aspirin dapat
diganti dengan clopidogrel.
6. Nitroglycerin dapat diberikan untuk menurunkan beban kerja
jantung dan memperbaiki aliran darah yang melalui arteri koroner.
Nitrogliserin juga dapat membedakan apakah ia Infark atau Angina,
pada infark biasanya nyeri tidak hilang dengan pemberian
nitrogliserin.
7. Morphin merupakan antinyeri narkotik paling poten, akan tetapi
sangat mendepresi aktivitas pernafasan, sehingga tdak boleh
digunakan pada pasien dengan riwayat gangguan pernafasan.
Sebagai gantinya maka digunakan petidin
8. Pada prinsipnya jika mendapatkan korban yang dicurigai
mendapatkan serangan jantung, segera hubungi 118 untuk
mendapatkan pertolongan segera. Karena terlambat 1-2 menit saa
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Keperawatan Akut Miokard Infark (AMI)
1. Pengkajian Primer Akut Miokard Infark (Ami)
a. Airways
Sumbatan atau penumpukan secret
Wheezing atau krekles
b. Breathing
Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
Ronchi, krekles
Ekspansi dada tidak penuh
Penggunaan otot bantu nafas
c. Circulation
Nadi lemah , tidak teratur
Takikardi
TD meningkat / menurun
Edema
Gelisah
Akral dingin
Kulit pucat, sianosis
Output urine menurun
2. Pengkajian Sekunder Akut Miokard Infark (AMI)
a. Aktifitas
Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap,
jadwal olah raga tidak teratur.
Tanda : Takikardi,dispnea pada istirahat / aktifitas
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat MI sebelumnya, penyakit arteri koronaria, GJK,
masalah TD, DM.
Tanda : TD dapat normal atau naik/turun.
Nadi dapat normal, penuh / tak kuat atau lemah / kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur (distritnya)
Bunyi jantung : bunyi jantung ekstra S3 / S4 mungkin menunjukkan
gagal jantung / penurunan kontraktilitas ventrikel.
Murmur, bila ada menunjukkan gagal katub/disfungsi otot papiler
Friksi dicurigai perikarditis
Irama jantung : dapat teratur/tidak teratur
Edema : distensi vena jugular, edema dependen / perifer, edema
umum krekels mungkin ada dengan gagal jantung
Warna : pucat/ sianosis / kulit abu-abu kuku datar pada membran
c. Integritas Ego
Gejala : menyangkal gejala penting/adanya kondisi
Tanda : mendak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata gelisah,
marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri
d. Eliminasi
Tanda : normal/bunyi usus menurun.
e. Makanan / Cairan
Gejala : mual/kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati /
terbakar, penurunan turgor kulit, kulit kering / berkeringat
Tanda : muntah, perubahan berat badan.
f. Higiene
Tanda/gejala : kesulitan melakukan tugas perawatan
g. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur / saat bangun
Tanda : perubahan mental,kelemahan.
h. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak
Lokasi : tipikal pada dada anterior,subternal, prekordia, dapat
menyerang ke tangan, rahang wajah.
Kualitas : menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat
dilihat.
Intensitas : biasanya pada skala 1-5
Catatan : nyeri mungkin tak ada pada klien post operasi, dengan
DM, hipertensi, lansia.
Tanda :
• Wajah meringis
• Perubahan postur tubuh
• Menarik diri, kehilangan kontak mata
• Respon otomatik : perubahan frekuensi /irama jantung,
tekanan darah, pernafasan, warna kulit, kelembaban,
kesadaran.
i. Pernafasan
Gejala :
Dyspnea dengan / tanpa kerja, dyspnea nokturnal
Batuk dengan / tanpa sputum
Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis
Tanda :
Peningkatan frekuensi pernafasan
Sianosis
Bunyi nafas : bersih/krekels
Sputum : bersih, merah muda kental
j. Interaksi social
Gejala :
Stres saat ini contoh kerja, keluarga
Kesulitan koping dengan stresor yang ada
Tanda :
Kesulitan istirahat dengan tenang
Menarik diri dari keluarga
Pengkajian Fungsional Klien
a. KATZ Indeks
Berdasarkan pengkajian KATZ Indeks, klien termasuk kategori ketergantungan
untuk semua fungsi.
b. Bartehl Indeks

Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1. Makan √ Frekuensi :
3x/hari
Jumlah : ½ porsi
Jenis : nasi +
sayur
2. Minum √ Frekuensi : 2-
3x/hari
Jumlah : 1 gelas
sedang (±250
mL)
Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
22/11/2018
Jenis : air putih 39
M.Kep.
3. Berpindah dari kursi √
roda ke tempat tidur,
sebaliknya

4. Personal toilet (cuci √ Frekuensi : 1x/hari


muka, menyisir rambut,
gosok gigi)

5. Keluar masuk toilet √


(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)

6. Mandi √ Frekuensi : 1x/hari

7. Jalan di permukaan √
datar
8. Naik turun tangga √ Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
22/11/2018 M.Kep. 40
9. Mengenakan pakaian √

10. Kontrol bowel (BAB) √ Frekuensi : 1x/hari


Konsistensi : keras

11. Kontrol bladder (BAK) √ Frekuensi : jarang


Warna : kuning

12. Olah raga/latihan √ Frekuensi : -


Jenis : -

13. Rekreasi/pemanfaatan √ Jenis : -


waktu luang Frekuensi : -

Total score = 65 Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,


Kategori klien : ketergantungan sebagian 22/11/2018 M.Kep. 41
Pengkajian Status Mental Gerontik
a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan SPMSQ (Short
Portable Mental Status Questioner)

No Pertanyaan Benar Salah

1. Tanggal berapa hari ini ? √

2. Hari apa sekarang ? √

3. Apa nama tempat ini ? √

4. Di mana alamat Anda ? √

5. Berapa umur Anda ? √


Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
22/11/2018 M.Kep. 42
6. Kapan Anda lahir ? √
7. Siapa presiden Indonesia sekarang ? √
8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? √

9. Siapa nama Ibu Anda ? √

10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 √


dari setiap angka baru, semua secara
menurun.
∑= 4 ∑= 6

Total score : salah sebanyak 6


Kategori klien : kerusakan intelektual sedang
Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
22/11/2018 M.Kep. 43
B. Identifikasi aaspek kognitif dari fungsi mental
dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status
Exam)
Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
Kognitif Maks. Klien
1. Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar:
(√) tahun
(√) musim
( ) tanggal
(√) hari
( ) bulan
Orientasi 5 4 Di mana klien sekarang berada ?
(√) Negara Indonesia
(√) propinsi Jawa Barat
(√) Kota …….
( ) PSTW …….
(√) Wisma …….
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing objek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga objek tadi. (untuk disebutkan)
Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
(√) buku 22/11/2018 M.Kep. 44
(√) gelas
3. Perhatian 5 0 Minta klien untuk memulai
dan dari angka 100 kemudian
kalkulasi dikurangi 7 sampai 5 kali/
tingkat.
( ) 93
( ) 86
( ) 79
( ) 72
( ) 65
4. Mengingat 3 1 Minta klien untuk
mengulangi ketiga objek
pada no. 2 (registrasi) tadi.
Bila benar, 1 point untuk
masing-masing objek.
(hanya satu yang benar)
22/11/2018
Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
M.Kep. 45
5. Bahasa 9 5 Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada klien.
(√) pulpen
(√) jam tangan

Minta klien untuk mengulang kata berikut :


“tak ada jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar, nilai satu point.
(√) pernyataan benar 2 buah : tak ada, tetapi.

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah:
(√) ambil kertas di tangan Anda
( ) lipat dua
( ) taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktivitas sesuai perintah nilai 1
point)
(√) “tutup mata Anda”

Perintahkan pada klien untuk menulis satu kalimat dan menyalin gambar.
( ) tulis satu kalimat
( ) menyalin gambar

Total Nilai 16

Total score = 16
Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
Kategori klien : terdapat kerusakan aspek fungsi
22/11/2018 M.Kep. mental 46

berat
Pengkajian Keseimbangan

a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan


Bangun dari kursi, nilai = 1
Duduk ke kursi, nilai = 1
Menahan dorongan pada sternum, nilai = 1
Menahan dorongan pada sternum dengan mata tertutup,
nilai = 1
Perputaran leher, nilai = 0
Gerakan menggapai sesuatu, nilai = 1
Membungkuk, nilai = 1
b. Komponen gaya berjalan atau gerakan
Selama pengkajian dilakukan, klien hanya terduduk, tidak
mampu berdiri dan berjalan.
c. Total score dan kategori
Total score = 12, kategori : risiko jatuh tinggi.
22/11/2018
Ns. Yana Hendriana, S.Kep.,
M.Kep. 47
DIAGNOSA KEP. AMI
Diagnosa keperawatan yang bisa muncul diantaranya:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agent cidera iskhemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri koroner
2. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan Gangguan stroke
volume (preload, afterload, kontraktilitas)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen.
4. Cemas berhubungan dengan nyeri yang diantisipasi dengan
kematian.
5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan. gangguan mekanisme
regulasi
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi,
kecemasan
7. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurangnya informasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA
SISTEM KARDIOVASKULER

1. Gangguan Sirkulasi Spontan


2. Penurunan Curah Jantung
3. Perfusi Perifer Tidak Efektif
4. Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan
5. Risiko Penurunan Curah Jantung

22/11/20
Ns. Yana Hendriana, S.Kep., M.Kep. 49
18
Gangguan Sirkulasi Spontan
Ketidakmampuan mempertahankan sirkulasi yanga dekuat untuk
menunjang kehidupan
Abnormalitas kelistrikan jantung, struktur jantung, penurunan
pungsi ventrikel

DS: DO :
- N : <50x/m atau >150x/m
Tidak berespon
- TD : sistol <60mmHg atau >200mmHg.
- RR : <6X/m atau >30x/m
- Kesadaran ↓ atau tdk sadar
Kondisi klinis Terkait : - Suhu tubuh <34.5C
- Henti Jantung - Produksi urin dlm 6 jam (-)
- SpO2 <85%
- Bradikardi
- EKG aritmia letal atau mayor
- Takikardi
- ETCO2 < 35 mmHg
- SKA
Ns. Yana Hendriana, S.Kep., M.Kep.
22/11/20
50
18
Penurunan Curah Jantung
Ketidakadekuatan jantung dalam memompa darah u/ memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh.
Perubahan irama jantung, frekuensi jantung, kontraktilitas, preload,
afterload

DS : DO :
Mengeluh palpitasi, lelah, - Bradikardi atau takikardi
dispneu, batuk.
- Aritmia, JVP ↑, CVP ↑, TD ↑↓, Perifer
lemah, CRT > 3 detik, Oliguri, Sianosis.
- Terdengar suara jantung S3 dan/atau S4
Kondisi Klinis :
- Dll di lihat buku SDKI
- Gagal Jantung Kongestif
- SKA
- Stenosis Mitral
Ns. dll
- Yana Hendriana, S.Kep., M.Kep. 22/11/20
18
51
Perfusi Perifer Tidak Efektif
Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu
metabolisme tubuh
Hiperglikemia, pe↓konsentrasi Hb, pe↑TD, dan lainyan ( tertera di buku
SDKI)

DS : DO :
- Mengeluh nyeri - CRT > 3 detik
ektremitas
- Nadi perifer me ↓/tidak teraba
- Parastesia
- Akral dingin
- Turgor kulit me↓
Klinis Terkait : - Edema
- DM, Anemia, GJK, - Penyembuhan luka lambat
Tromboplebitis, Varises

22/11/20
Ns. Yana Hendriana, S.Kep., M.Kep. 52
18
Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan
Definisi:
Beresiko mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan
sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan

Penyebab :
Hipovolemia, Hipoksia, Hipotermia, Asidosis, dan lainya (tertera di
buku SDKI)

Kondisi KlinisTerkait :
Bradikardia, Takikardia, SKA, Gagal jantung, Kardiomiopati, Miokarditis,
Disritmia, Trauma, Perdarahan, Keracunan, Overdosis, Tenggelam, Emboli
paru.

22/11/20
Ns. Yana Hendriana, S.Kep., M.Kep. 53
18
Risiko Penurunan Curah Jnatung
Definisi :
Beresiko mengalami pemompaan jantung yang tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme

Faktor Risiko :
Perubahan afterload, frekuensi jantung, irama jantung,
kontraktilitas, preload.

Kondisi Klinis Terkait :


- Gagal jantung kongestif
- SKA
- Gangguan katup jantung
- ASD/VSD
- Aritmia
22/11/20
Ns. Yana Hendriana, S.Kep., M.Kep. 54
18
RENCANA KEP. AMI
N DIAGNOS TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
O A HASIL (NOC) (NIC)
1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan NIC
b/d agen keperawatan selama 3x 24 janm Pain Management
injuri fisik nyeriklien berkurang, dengan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
kriteria : ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas
1. Mampu mengontrol nyeri dan faktor pesipitasi)
(tahu penyebab nyeri, 2. Observasi reaksi non verbal dari
mampu menggunakan teknik ketidaknyamanan
nonfarmakologi untuk 3. Ginakan teknik komunikasi teraipetik untuk
mengurangi nyeri) mengetahui pengalaman nyeri klien
2. Melaporkan bahwa nyeri 4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu
berkurang dengan 5. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
menggunakan managemen nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan,
nyeri kebisingan
3. Mampu mengenali nyeri 6. Ajarkan tentang teknik pernafasan / relaksasi
(skala, intensitas, frekuensi, 7. Berikan analgetik untuk menguranggi nyeri
dan tanda nyeri 8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
4. Menyatakan rasa nyaman 9. Anjurkan klien untuk beristirahat
setelah nyeri berkurang 10.Kolaborasi dengan dokter jika keluhan dan
5. Tanda vital dalam rentang tindakan nyeri tidak berhasil
normal Analgetic Administration
1. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
2. Cek riwayat alegi
3. Monitor vital sign sebelumdan sesudah
TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
NO DIAGNOSA
HASIL (NOC) (NIC)
2 Penurunan Setelah dilakukan asuhan NIC
cardiac output keperawatan selama 3x 24 Cardiac Care
b/d gangguan jam klien tidak mengalami 1. Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
stroke volume penurunan cardiac output, 2. Catat adanya disritmia jantung
(preload, dengan kriteria : 3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
afterload, 1. Tanda vital dalam rentang 4. Monitor status kardiovaskuler
kontraktilitas) normal (TD, Nadi, RR) 5. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
2. Dapat mentoleransi 6. Monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi
aktivitas, tidak ada 7. Monitor balance cairan
kelelahan 8. Monitor adanya perubahan tekanan darah
3. Tidak ada edema paru, 9. Monitor respon klien terhadap efek pengobatan anti aritmia
perifer, dan tidak ada 10. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
asites kelelahan
4. Tidak ada penurunan 11. Monitor toleransi aktivitas pasien
kesadaran 12. Monitor adanya dispneu, fatigue, takipneu, dan ortopneu
13. Anjurkan pasien untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD, Nadi, Suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor vital sign saat pasien berbaring, duduk dan berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
5. Monitor TD, Nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor adanya pulsus paradoksus
8. Monotor adanya pulsus alterans
9. Monitor jumlah dan irama jantung
10. Monitor bunyi jantung
11. Monitor frekuensi dan irama pernafasan
12. Monitor suara paru
13. Monitor pola pernafasan abnormal
14. Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
15. Monitor sianosis perifer
TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
NO DIAGNOSA
HASIL (NOC) (NIC)
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan NIC
b/d fatigue keperawatan selama 3x 24 Energy Management
jam klien tidak mengalami 1. Observasi adanya pembatasan klien dalam
intoleransi aktivitas, dengan melakukan aktivitas
kriteria : 2. Dorong pasiem untuk mengungkapkan perasaan
1. Berpartisipasi dalam terhadap keterbatasan
aktivitas fisik tanpa 3. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
disertai peningkatan 4. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
tekanan darah, Nadi, 5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
dan RR emosi secara berlebihan
2. Mampu melakukan 6. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
aktivitas sehari – hari 7. Monitor pola tidur dan lamanya tidur / istirahat
secara mandiri pasien
Activity Therapy
1. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi yang tepat.
2. Bantu pasienuntuk mengidentivikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
4. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
6. Bantu untuk mengidentivikasi aktivitas yang disukai
7. Bantu pasien/ keluarga untuk mengidentivikasi
kekurangan dalam beraktivitas
INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC)
(NIC)
4 Cemas b.d nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Gunakan ketenangan dalam pendekatan
yang dian-tisipasi selama…X 24 jam, klien mampu mengon- 2. Kaji perilaku klien yang tidak diduga
dengan kematian. trol cemas dengan kriteria: 3. Identifikasi persepsi klien terhadap ancaman
Activity Tolerance (0005) / situasi
Batasan 4. Anjurkan klien melakukan tehnik relaksasi
karakteristik: 1. Monitor intensitas ce-mas 5. Orientasikan klien / keluarga terhadap
1. Mengkhawatir 2. Menyisihkan pendahu-luan cemas prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan
kan dampak 3. Mengurangi rangsangan lingkungan 6. Laporkan adanya kegelisahan, me-nolak,
kematian ter- ketika cemas menyangkal program medis
hadap orang 4. Mencari informasi yang dapat 7. Dengarkan klien dengan penuh perhatian
terdekat. mengurangi kece-masan 8. Kuatkan tingkah laku yang tepat
2. Takut 5. Membuat strategi ko-ping untuk 9. Ciptakan suasana yang memudahkan
kehilangan mengatasi ketegangan kepercayaan
ke-mampuan 6. Menggunakan strategi koping yang 10. Dorong / anjurkan klien meng-ungkapkan
fisik dan atau efektif dengan kata-kata mengenai perasaan,
mental bila 7. Mmenggunakan tehnik relaksasi untuk menanggapi sesuatu, kekha-watiran
me-ninggal mengu-rangi cemas 11. Identifikasi ketika tingkat cemas berubah
3. Nyeri yang 8. Melaporkan lamanya ti-ap episode 12. Berikan pengalihan perhatian untuk
diantisipasi 9. Menunjukkan pemeliha-raan peran menurunkan ketegangan
yang 10. Memelihara hubungan sosial 13. Bantu klien memgidentifikasi situasi yang
berhubungan 11. Memelihara konsentrasi mempercepat cemas
de-ngan 12. Melaporkan ketidak-adanya tanggapan 14. Awasi rangsangan dengan tepat yang
kematian pan-caindera diperlukan klien
4. Kekhawatiran 13. Tidur yang cukup 15. Berikan bantuan yang tepat pada
beban kerja 14. Tidak adanya manifes-tasi perilaku mekanisme pertahanan
pemberi karena cemas 16. Bantu klien mengungkapkan kejadian yang
perawat-an 15. Kontrol / pengawasan respon cemas meningkat
karena sakit 17. Tentukan klien membuat keputusan
termi-nal dan 18. Kelola obat yang dapat mengurangi cemas
ketidakmam- dengan tepat
TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
NO DIAGNOSA
HASIL (NOC) (NIC)
5 Kelebihan volume Setelah dilakukan tindakan Fluid Manajemen (4120)
cairan b.d. gangguan keperawatan selama ... X 1. Monitor status hidrasi 9kelembaban membran
mekanisme regulasi 24 jam klien mengalami mukosa, nadi adekuat)
kese-imbangan cairan dan 2. Monitor tnada vital
elek-trolit, dengan kriteria : 3. Monitor adanya indikasi overload / retraksi
4. Kaji daerah edema jika ada
1. Bebas dari edema ana-
sarka, efusi Fluid Monitoring (4130)
2. Suara paru bersih 1. Monitor intake/output cairan
3. Tanda vital dalam batas 2. Monitor serum albumin dan protein total
normal 3. Monitor RR, HR
4. Monitor turgor kulit dan adanya kehausan
5. Monitor warna, kualitas dan BJ urine
N TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
DIAGNOSA
O (NOC) (NIC)
6 Pola nafas tidak Setelah dilakukan askep selama 3x24 NIC
efektif b/d jam pola nafas klien menjadi efektif, Airway Management :
hiperventilasi, dengan kriteria : 1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau
kecemasan 1. mendemonstrasikan batuk jaw thrust bila perlu
efektif dan suara nafas yang 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
bersih, tidak ada sianosis dan 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
dyspneu (mampu mengeluarkan jalan nafas buatan
sputum, mampu bernafas 4. Pasang mayo bila perlu
dengan mudah, tidak ada pursed 5. Lakukan fisioterapi dada
lips) 6. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
2. Menunjukkan jalan nafas yang 7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
paten (klien tidak merasa tambahan
tercekik, irama nafas, frekuensi 8. Lakukan suction pada mayo
pernafasan dalam rentang 9. Berikan bronkodilator bila perlu
normal, tidak ada suara nafas 10.Berikan pelembab udara
abnormal) 11.Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
3. Tanda –tanda vital dalam keseimbangan
rentang normal 12.Monitor espirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
1. Monitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha
espirasi
2. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan intercostal
3. Monitor suara nafas seperti dengkur
4. Monitor pola nafas : bradipnea, takipnea,
kusmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
5. Catat lokasi trakea
6. Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan
paradoksis)
7. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi atau suara tambahan
TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
NO DIAGNOSA
HASIL (NOC) (NIC)
7 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan NIC
tentang penyakit b/d keperawatan selama 3 x 24 Teaching : disease Process
kurangnya informasi jam pengetahuan klien 1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
bertambah tentang pasien tentang proses penyakit yang spesifik
penyakit, dengan kriteria : 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit, dengan cara
1. Pasien dan keluarga yang tepat
menyatakan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
pemahamannya tentang pada penyakit
penyakit, kondisi, 4. Gambarkan proses penyakit
prognosis dan program 5. Identivikasi kemungkinan penyebab
pengobatan 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
2. Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
mampu melaksanakan 7. Hindari harapan kosong
prosedur yang 8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang
dijelaskan secara benar kemajuan pasien
3. Pasien dan keluarga 9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
menjelaskan kembali diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa
apa yang dijelaskan yang akan datang atau pengontrolan penyakit
perawat 10. Diskusikan pilihan terapi dan penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
12. Instruksikan pasien mengenali tanda dan gejala
untuk melap[orkan pada pemberiperawatan
kesehatan, dengan cara yang tepat
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai