Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting

dalam mendukung berkembangnya suatu pembangunan. Pertumbuhan

pembangunan di suatu wilayah memerlukan kegia-tan distribusi manusia dan

barang melalui perge-rakan lalu lintas dari berbagai moda transportasi antar

wilayah. Dalam transportasi, jalan berperan sebagai ruang lalu lintas bagi manusia

dan barang untuk berpindah berperan sebagai ruang lalu lintas bagi manusia dan

barang untuk berpindah tempat dalam menunjang berbagai aktivitas masyarakat.

Peningkatan jumlah penduduk yang diikuti dengan peningkatan jumlah

kendaraan pribadi mendukung perkembangan kegiatan manusia di dalamnya

terutama di kawasan pusat kegiatan kota. Kegiatan – kegiatan di pusat kota yang

intensitasnya tinggi seperti perdagangan, perkantoran, dan lain-lain akan

berpengaruh terhadap tarikan pergerakan kendaraan yang besar pada jaringan jalan

di sekitarnya. Komponen-komponen kegiatan tersebut karena adanya pola tata

guna lahan dan sistem transportasi kota.

Kawasan di sekitar sekolah merupakan kawasan yang memiliki pergerakan

lalu lintas yang tinggi sehingga kebutuhan fasilitas parkir juga cukup tinggi

terutama parkir kendaraan para orang tua yang akan mengantar dan menjemput

anaknya serta pedagang kaki lima. Tingginya kebutuhan parkir di daerah sekitar

sekolah dapat menyebabkan adanya kegiatan parkir di badan jalan. Kemacetan

1
lalu lintas pada jam-jam puncak lalu-lintas dikarenakan keberadaan parkir di sisi

jalan (On Street parking). Keberadaan parkir sisi jalan menyita sebagian badan

jalan sehingga mengurangi lebar efektif jalan tersebut dan kapasitas jalannya

menurun.

Kondisi ketiadaan ruang parkir menyebabkan jalan dijadikan sebagai

tempat parkir kendaraan. Penyalahgunaan fungsi jalan ini pada akhirnya turut pula

menghambat kelancaran lalu lintas di sekitarnya karena kendaraan yang parkir di

badan jalan akan mengurangi lebar jalan bagi kendaraan yang melintas.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun tertarik untuk mengambil judul

“PENGARUH PARKIR PADA BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS

JALAN”

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui pengaruh parkir pada badan

jalan terhadap kinerja jalan.

1.3. Batasan Masalah

Pada pembahasan kali ini, penulis hanya membahas lahan parkir di sekitar

Masjid Raya Bampel Merauke.

2
1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui besarnya

penurunan tingkat kinerja jalan akibat kegiatan on street parking

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat secara terapan yakni untuk memperbaiki

sistem parkir yang terjadi pada badan jalan. Dan juga untuk menerapkan ilmu

yang telah didapat pada bangku kuliah.

1.6. Sistematika Penulisann

Sistematika yang digunakan dalam proposal ini:

BAB I PENDAHULUAN, berisikan tentang latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, berisikan tinjauan kepustakaan mengenai

struktur jembatan menggunakan rangka baja serta pengaplikasiannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, berisikan tentang prosedur

penelitian yang dilakukan..

BAB IV PEMBAHASAN, berisikan hasil yang telah didapat dari metode

penelitian yang telah dijalankan dan analisa data.

3
BAB V PENUTUP, berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil

penelitian yang telah dijalankan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Jalan

Jalan adalah suatu prasarana darat dalam bentuk apapun (pada permukaan

tanah, melintasi sungai, danau dan laut, di atas atau di bawah permukaan tanah,

terowongan), meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap yang

diperlukan bagi lalu-lintas (kendaraan, orang atau jalan).

Dengan semakin meningkatnya aktivitas masyarakat, akan semakin

meningkat pula kegiatan lalu-lintas. Akibatnya jalan raya menjadi sebuah fasilitas

yang mutlak diperlukan oleh manusia, dalam menunjang aktivitasnya.

2.1.2 Pengertian Parkir

Kendaraan tidak mungkin bergerak terus-menerus, akan ada waktunya

kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama

atau biasa yang disebut parkir. Banyak permasalahan lalu lintas ditimbulkan

karena perparkiran. Jika dimanfaatkan dengan baik dengan kebijakan-kebijakan

tertentu yang direncanakan secara matang, maka perparkiran dapat digunakan

sebagai salah satu alat untuk mengelola lalu lintas. (Warpani, 2002)

Pada awal perjalanan kendaraan dimulai dari tempat parkir, yang dapat

berupa garasi, halaman rumah, tepi jalan dan diakhiri di tempat parkir pula, bisa

itu di gedung parkir, taman parkir, dan bisa juga di jalan. Dikarenakan konsentrasi

5
di tempat tujuan perjalanan lebih tinggi dibandingkan dengan tempat asal

perjalanan, maka biasanya perparkiran menjadi permasalahan di tujuan

perjalanan. (Abubakar, 1998)

Menurut PP No. 43 tahun 1993 parkir didefinisikan sebagai kendaran yang

berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu atau

tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan atau menurunkan

orang dan atau barang. Sedangkan definisi lain tentang parkir adalah keadaan

dimana suatu kendaraan berhenti untuk sementara (menurunkan muatan) atau

berhenti cukup lama. Sehingga tempat parkir ini harus ada pada saat akhir atau

tujuan perjalanan sudah dicapai. (Warpani, 1990).

2.1.3 Volume Lalu lintas

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik

tertentu pada ruas jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam atau

satuan mobil penumpang (smp)/jam. (Peraturan Menhub : KM 14 TAHUN 2006).

2.1.4 Tata Cara Parkir Dan Perlengkapan Parkir

Dalam melaksanakan parkir, baik pengemudi maupun juru parkir harus

memperhatikan hal-hal berikut:

1. Batas parkir yang dinyatakan dengan marka jalan pembatas.

2. Keamanan kendaraan, dengan mengunci pintu kendaraan dan memasang rem

parkir.

Sesuai dengan jenis fasilitasnya, tata cara parkir adalah sebagai berikut.

1. Fasilitas parkir tanpa pengendalian parkir :

a. Alam melakukan parkir, juru parkir dapat memandu pengemudi kendaraan.

6
b. Juru parkir memberi karcis bukti pembayaran sebelum kendaraan meninggalkan

ruang parkir.

c. Juru parkir harus menggenakan seragam dan identitas.

2. Fasilitas parkir dengan pengendalian parkir (menggunakan pintu masuk/ keluar):

a. Ada pintu masuk, baik dengan petugas maupun dengan pintu otomatis ,

pengemudi harus mendapatkan karcis tanda parkir, yang mencantumkan jam

masuk (bila diperlukan, petugas mencatat nomor kendaraan)

b. Dengan dan tanpa juru parkir, pengemudi memarkirkan kendaraan sesuai

dengan tata -cara parkir

c. Pada pintu keluar, petugas harus memeriksa kebenaran karcis tanda parkir,

mencatat lama parkir, menghitung tarif parkir sesuai dengan ketentuan, menerima

pembayaran parkir dengan menyerahkan karcis bukti pembayaran pada

pengemudi.

2.1.5 Fasilitas Penunjang Parkir

Fasilitas penunjang parkir yang memerlukan pemeliharaan adalah

1. Pos petugas

2. Lampu penerangan

3. Pintu keluar dan masuk

4. Alat pencatat waktu elektronis

5. Pintu elektronis pada fasilitas parkir dengan pintu masuk otomatis.

2.1.6 Jenis Parkir

Lalu-lintas baik yang bergerak pada suatu saat akan berhenti. Setiap

perjalanan akan sampai pada tujuan sehingga kendaraan harus diparkir. Sarana

7
perparkiran merupakan bagian dari sistem transportasi dalam perjalanan mencapai

tujuan karena kendaraan yang digunakan memerlukan parkir. Sarana parkir ini

pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi (Direktorat Jendral Perhubungan

Darat, 1998) :

1. Parkir di badan jalan (on street parking)

2. Parkir di luar badan jalan (off street parking)

On street parking umum adalah jenis parkir yang penempatannya di

sepanjang tepi badan jalan dengan ataupun tidak melebarkan badan jalan itu

sendiri bagi fasilitas parkir. Parkir jenis ini sangat menguntungkan bagi

pengunjung yang menginginkan parkir dekat dengan tempat tujuan. Tempat parkir

seperti ini dapat ditemui dikawasan pemukiman berkepadatan cukup

tinggi serta pada kawasan pusat perdagangan dan perkantoran yang umumnya

tidak siap untuk menampung pertambahan dan perkembangan jumlah kendaraan

yang parkir. Kerugian parkir jenis ini dapat mengurangi kapasitas jalur lalu lintas

yaitu badan jalan yang digunakan sebagai tempat parkir, (Direktorat Jendral

Perhubungan Darat, 1998).

Tabel 2. 1 Pengaruh Parkir Terhadap Kapasitas Jalan

Jumlah kendaraan yang parkir per km


3 6 30 60 120 300
(kedua sisi jalan)
Lebar jalan berkurang (m) 0,9 1,2 2,1 2,5 3,0 3,7
Daya tampung yang hilang pada
200 275 475 575 675 800
kecepatan 24 km/jam (smp/jam)
Sumber : Warpani, 2002; 125
SMP = Satuan Mobil Penumpang

8
Untuk menghitung dimensi ruang parkir (luas dan tinggi ruang) yang dibutuhkan

tergantung kepada dimensi kendaraan yang akan diparkir (lebar, panjang, tinggi). Ruang yang

dibutuhkan untuk tempat parkir satu kendaraan disebut petak parkir atau satuan ruang parkir

(SRP). Sudut parkir, SRP, serta kebutuhan ruang untuk olah gerak kendaraan akan

menentukan dimensi ruang pelataran parkir.

2.1.7 Karakteristik Parkir

Karakteristik parkir yang diperlukan dalam analisis on street parking ini

antara lain akumulasi parkir, volume parkir, dan kapasitas parkir

 Akumulasi parkir

Akumulasi parkir merupakan banyaknya kendaraan yang parkir di suatu

lokasi parkir pada selang waktu tertentu. Informasi akumulasi parkir diketahui

dengan cara menjumlahkan kendaraan vang telah menggunakan lahan parkir

ditambahkan dengan kendaraan yang masuk pada selang waktu tertentu dan

dikurangi dengan kendaraan yang keluar lahan parkir.

Akumulasi Parkir t = Parkir + Masuk t – Keluar

Dengan:

Akumulasi Parkir t : akumulasi parkir pada selang waktu t

Parkir : jumlah kendaraan yang telah parkir

Masuk t : jumlah kendaraan yang masuk pada selang waktu t

Keluar : jumlah kendaraan yang keluar lahan parker.

 Volume Parkir

Volume parkir adalah total jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir

pada suatu lokasi parkir dalam satu satuan waktu tertentu (hari)

9
 Kapasitas Parkir

Kapasitas parkir adalah kemampuan maksimal suatu lahan parkir untuk melayani

kendaraan yang akan parkir selama waktu pelayanan

2.1.8 Kecepatan Arus Bebas

Kecepatan arus bebas (FV) didefnisikan sebagai kecepatan pada tingkat

arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai

kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di jalan.

Kecepatan arus bebas telah diamati melalui pengumpulan data lapangan, dimana

hubungan antara kecepatan arus bebas dengan kondisi geometrik dan lingkungan

telah ditentukan dengan metode regresi. Kecepatan arus bebas kendaraan ringan

telah dipilih sebagai kriteria dasar untuk kinerja segmen jalan pada arus = 0.

Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas mempunyai bentuk

umum berikut (MKJI, 1997): FV = (Fvo + FVw) x FFVSF x FFVCS

dimana:

FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan

(km/jam)

FVO = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang

diamati (km/jam)

FVW = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam)

10
FFVSF = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu atau

jarak kereb penghalang

FFVCS = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota.

2.1.9 Kapasitas Jalan

Kapasitas (menurut MKJI, 1997) didefinisikan sebagai arus maksimum

melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi

tertentu. Untuk jalan dua-lajur dua-arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah

(kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per

arah dan kapasitas ditentukan per lajur.

Nilai kapasitas telah diamati melalui pengumpulan data lapangan selama

kemungkinkan. Karena lokasi yang mempunyai arus mendekati kapasitas segmen

jalan sedikit (sebagaimana terlihat dari kapasitas simpang sepanjang jalan),

kapasitas juga telah diperkirakan dari analisa kondisi iringan lalu lintas, dan secara

teoritis dengan mengasumsikan huhungan matematik antara kerapatan, kecepatan

dan arus. Kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp/jam). Dan

persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut (MKJI,

1997):

C = CO x FCW xFCSP xFCCS

dimana:

C = Kapasitas (smp/jam)

CO = Kapasitas dasar (smp/jam)

FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan

11
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak

terbagi)

FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb

FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

2.1.10 Tingkat Pelayanan Jalan

Dalam perencanaan parkir yang berada dalam studi geometrik jalan terdapat beberapa

parameter perencanaan seperti kecepatan rencana, volume & kapasitas, dan tingkat pelayanan

yang diberikan oleh jalan tersebut.

Tingkat pelayanan menurut peraturan Menteri Perhubungan No.KM.14 Tahun 2006

tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Tingkat pelayanan untuk Jalan Kolektor Sekunder

Tingkat Pelayanan Karakteristik Operasi Terkait

. Arus bebas
A

. Kecepatan perjalanan rata-rata ≥ 80 Km/jam


. V/C Ratio ≤ 0,6

. Load factor pada simpang = 0


. Arus stabil
B
. Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d ≥ 40
Km/jam

. V/C Ratio ≤ 0,7

. Load factor ≤ 0,1

12
. Arus stabil
C
. Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d ≥ 30
Km/jam

. V/C Ratio ≤ 0,8

. Load factor ≤ 0,3

D . Mendekati arus tidak stabil


. Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d ≥ 25
Km/jam

. V/C Ratio ≤ 0,9

. Load factor ≤ 0,7


. Arus tidak stabil, terhambat, dengan tundaan
E yang

tidak dapat ditolerir


. Kecepatan perjalanan rata-rata sekitar 25
Km/jam

. Volume dengan kapasitas

. Load factor pada simpang ≤ 1


. Arus tertahan, macet
F

. Kecepatan perjalanan rata-rata ≤ 15 Km/jam

. V/C Ratio permintaan melebihi 1


. Simpang jenuh

Peraturan Menhub: KM 14 Tahun 2006

2.1.11 Dampak Parkir Terhadap Aspek Fungsional Jalan

On street parking mempunyai dampak terhadap aspek fungsional dari

jalan. Dampak utama dari adanya on street parking adalah berkurangnya kapasitas

13
jalan akibat pemanfaatan sebagian badan jalan untuk lahan parkir. Lebar efektif

pengurangan lebar jalan (lebar efektif gangguan) akibat penggunaan parkir di

badan jalan dengan beberapa macam sudut parkir sebagai mana pada tabel 2.3

Tabel 2. 3 Lebar efektif gangguan akibat parkir di badan jalan

Lebar Efaktif Gangguan (m)


Derajat Parkir
William Young Ditjen Hubdat
0oo 2.3 2.3
30 4.5-4.9 4.5-4.9
o
45 5.1-5.6 5.1-6.3
o
60 5.3-6.0 5.3-9.9
o
90 4.8-5.4 5.0-10.8
Sumber : William Young, 1991 dalam Ditjen Hubdat, 1991

2.1.12 Karakteristik Arus Lalu Lintas

Karakteristik dasar lalu lintas pada dasarnya ditunjukkan oleh parameter

arus lalu lintas (flow), kecepatan (speed) dan kerapatan (density). Karakteristik ini

dapat diamati dan dipelajari pada tinjauan mikroskopik dan makroskopik. Kedua

tinjauan ini menggunakan parameter yang berbeda, parameter kedua tinjauan

tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.4

Tabel 2. 4 Karakteristik Dasar Arus Lalu Lintas

Karakteristik Arus Mikroskopik (Individu) Makroskopik (Kelompok)


Lalu Lintas
Flow Time Headway Flow Rate
Speed Individual Speed Average Speed
Density Distance Headway Density Rate
Sumber: May (1990)

Analisis mikroskopik dilakukan secara individu sedangkan analisis

makroskopik dilakukan secara kelompok. Dalam tinjauan pustaka penelitian ini

dibahas mengenai analisis makroskopis. Karakteristik arus secara makroskopik

14
dapat dinyatakan dengan tingkat arus. Karakteristik kecepatan makroskopik dapat

dinyatakan sebagai kecepatan dari kelompok kendaraan yang melintasi suatu titik

pengamatan selama perioda waktu tertentu. Karakteristik kerapatan makroskopik

dinyatakan sebagai jumlah kendaraan yang menempati suatu segmen jalan.

2.1.13 Kapasitas, Volume dan Arus (Flow rate)

Kapasitas dasar berdasarkan MKJI 1997 adalah kapasitas segmen jalan

pada kondisi geometri, pola arus lalu lintas, dan faktor lingkungan yang

ditentukan sebelumnya. Dan kapasitas nyata adalah kapasitas jalan yang sudah

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain dengan rumus :

C = Co x FCw x FCsp x FCsfx FCcs (smp/jam)

Dimana :

C = Kapasitas

Co = Kapasitas dasar (smp/jam)

FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas FCsp = Faktor

penyesuaian pemisah arah

FCsf = faktor penyesuaian hambatan samping FCcs = Faktor

penyesuaian ukuran kota

Arus lalu lintas adalah jumlah lalu lintas yang melewati titik pengamatan

pada ruas jalan selama suatu interval waktu. Persamaan arus dapat dilihat pada

Persamaan II.23 (Gerlough and Huber, 1975).

q = n / T ................................. (II.23)

dimana:

15
q = arus

n = jumlah kendaraan yang teramati T = waktu pengamatan

Volume adalah total jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan

atau segmen jalan pada ruas jalan selama interval waktu pengamatan; volume

dapat dinyatakan dalam tahunan, bulanan, harian, jam atau bagian dari jam. Flow

rate ekivalen dalam satujam, yang didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang

melewati titik pengamatan atau segmen ruasjalan selama interval waktu sama

2.2 Tinjauan Pustaka

Ida Hadijah (2016) Kota Metro merupakan salah satu kota pusat

perdagangan, pemerintahan dan pendidikan. Kajian pada penelitian ini adalah

pada ruas jalan Imam Bonjol yang merupakan jalur padat kawasan perdagangan

dan memiliki kegiatan on street parking. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menghitung besarnya penurunan tingkat kinerja jalan akibat kegiatan on street

parking.

Ricky Muhammad Yany (2016) Permasalahan transportasi didaerah

perkotaan seringkali disebabkan tingginya kebutuhan pergerakan yang tidak bisa

diimbangi dengan ketersediaan jaringan jalan yang ada. Akibat dari adanya

kegiatan on-street parking adalah menimbulkan kemacetan, oleh karena itu

penanganan parkir di badan jalan sudah barang tentu menjadi sangat penting dan

mempunyai dampak positif terhadap pemecahan masalah kemacetan, permintaan

akan parkir akibat adanya pertokoan dan pasar juga terjadi di Jalan Ciledug

Kabupaten Garut. Masalah parkir ini sangat berhubungan dengan pola pergerakan

16
arus lalu lintas kota dan apabila pengoperasian parkir tidak efektif akan

mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Oleh karena itu, fasilitas parkir harus cukup

memadai sehingga semua pengoperasian arus lalu lintas dapat berjalan dengan

lancer

Dani Kusmianingrum (2010) Kawasan pusat perdagangan merupakan

kawasan yang memiliki pergerakan lalu lintas yang tinggi sehingga kebutuhan

fasilitas parkir juga cukup tinggi terutama parkir kendaraan pengunjung yang akan

berbelanja dan kendaraan yang melakukan bongkar muat barang. Tingginya

kebutuhan parkir di pusat perdagangan dapat menyebabkan adanya kegiatan

parkir di badan jalan. Kemacetan lalu lintas pada jam-jam puncak lalu-lintas

dikarenakan keberadaan parkir di sisi jalan (On Street parking). Keberadaan parkir

sisi jalan menyita sebagian badan jalan sehingga mengurangi lebar efektif jalan

tersebut dan kapasitas jalannya menurun.

Muhammad Fahmi (2011) Jalan S.Parman merupakan salah satu jalan

utama (main street) di kota medan. Jalan tersebut yang seharusnya untuk lalu-

lintas, tetapi pada kenyataannya banyak lajur jalannya yang digunakan sebagai

parkir pada badan jalan (on street parking), yang salah satunya di depan SMA

St.Thomas 1 Medan, sehingga arus lalu-lintas terganggu. Dengan adanya masalah

parkir pada badan jalan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian. Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dari parkir pada badan jalan (on

street parking) tersebut terhadap kapasitas ruas jalan, karakteristik lalu-lintas dan

mencari solusi yang memungkinkan untuk permasalahan parkir pada badan jalan

di lokasi penelitian tersebut.

17
Noor Salim (2015) Kota Jember sebagai kota pelajar yang memiliki jumlah

penduduk yang relatif padat dan setiap tahunnya terjadi pertambahan penduduk

usia produktif untuk menuntut ilmu, yang datang dari berbagai daerah di

Indonesia, sehingga mengakibatkan terjadinya permasalahan transportasi yang

cukup berarti. Salah satu permasalahan transportasi yang perlu ditangani adalah

masalah kemacetan pada ruas-ruas jalan seperti yang terjadi di jalan Jawa jember.

Salah satu penyebab terjadinya kemacetan diakibatkan oleh parkir. Timbulnya

parkir pada badan jalan yang tersebar dibeberapa lokasi yang belum ada fasilitas

areal parkirnya, berakibat buruk terhadap kinerja jalan tersebut.Tujuan dari

penelitian ini adalah menganalisa pola parkir kendaraan yang terjadi pada badan

jalan existing, menganalisa pengaruh parkir terhadap kinerja jalan dengan meneliti

karakteristik lalu lintas pada Jalan tersebut, mendesain beberapa tipe pola parlir

alternatif, serta memilih tipe pola parlir alternatif pada badan jalan yang paling

sedikit mempengaruhi kinerja jalan.

18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 1 Febuari

2019 sampai tanggal 1 Maret 2019. Penelitian berupa survei bertempat di area

Masjid Raya Bampel Merauke.

3.2 Alat dan Bahan

Untuk memperlancar dalam pengumpulan data di lapangan, alat-alat yang

digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Meteran

2. Kamera, dan

3. Alat Tulis.

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memecahkan masalahnya

dengan menggunakan data empiris.

19
3.4 Jenis Data

Data yang digunakan didapat peneliti adalah data primer.

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli

atau data baru yang memiliki sifat up to date.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai peneliti adalah observasi.

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti

melakukan pengamatan secara langsung di lapangan.

3.6 Perhitungan dan Analisa Data

Analisis untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian

yaitu:

 Menghitung volume lalu lintas jam puncak

Untuk menghitung volume lalu lintas (smp/jam), dengan menggunakan

rumus :

Mobil penumpang = volume mobil penumpang x 1

Motor = volume motor x 0,25

Kendaraan berat = volume kendaraan berat x 1,2

Menghitung kecepatan rata-rata kendaraan bermotor

20
 Untuk menghitung kecepatan tempuh kendaraan, dengan menggunakan rumus :

V = L/TT

 Untuk menghitung kecepatan arus bebas kendaraan, dengan menggunakan rumus:

FV = (Fvo + FVw) x FFVSF x FFVCS

 Menghitung kapasitas jalan

Untuk menghitung kapasitas jalan, dengan menggunakan rumus :

C = CO x FCW xFCSP xFCCS

 Menghitung derajat kejenuhan

Untuk menghitung derajat kejenuhan, dengan menggunakan rumus :

DS = Q/C

 Menanalisa Tingkat Pelayanan Jalan

 Memilih hasil perhitungan dan analisa dari tipe pola parkir alternatif yang paling

tepat.

21
3.7 Bagan Alir

MULAI

Tahapan Persiapan
- Identifikasi Masalah
- Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Data Sekunder Data Primer

Pengolahan dan Analisis Data

Analisa Kecepatan Arus Bebas

Analisa Kapasitas Jalan

Analisa Derajat kejenuhan

Analisa Tingkat Pelayanan Jalan

Hasil dan Pembahasn

SELESAI

22

Anda mungkin juga menyukai