Anda di halaman 1dari 29

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT

PADA PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN


PEMBANGUNAN TOWER SUTET LIKUPANG - PANIKI

KONSEP SKRIPSI

OLEH

BLESSING BILLY KALENGKONGAN


NIM : 13021101082

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
MANADO
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan yang semakin merata ke berbagai pelosok negeri sebagai
bukti dari program pemerintah untuk menghadirkan pemerataan ekonomi yang
berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan diterbitkannya Perpres Nomor
4 Tahun 2016 dengan judul Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan, pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kebutuhan tenaga
listrik rakyat secara adil dan merata serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ketersediaan listrik di suatu daerah sangat mencerminkan tingkat kesejahteraan
daerah tersebut. Semakin maju kehidupan suatu masyarakat, semakin sejahtera
kehidupan mereka, semakin maju negaranya, maka kebutuhan listriknya akan
semakin tinggi.
Dalam membangun sistem sumber listrik di Indonesia, jaringan PLN rata-
rata menggunakan konstruksi tower besi baja dengan jenis konstruksi Saluran
Transimisi Tegangan Tinggi (SUTT) ataupun Saluran Transmisi Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah
pegunungan dan jauh dari jalan raya. Dengan biaya yang relatif lebih murah
dibandingkan dengan penggunaan saluran bawah tanah serta pemeliharaannya
yang mudah.
Secara umum dalam pekerjaan teknik sipil dengan skala besar, tidak
mungkin tidak menggunakan alat berat. Alat berat yang digunakan dalam suatu
proyek dibuat oleh pabrik sesuai dengan fungsi dari masing-masing alat berat,
yaitu alat penggali, alat pemuat, alat pengangkut, alat penghampar, dan alat
pemadat. Penggunaan alat berat sangatlah diperlukan dalam proses mempercepat
pelaksanaan pekerjaan suatu proyek konstruksi sesuai dengan target yang telah
ditentukan.
Sebagai pengguna, alat berat harus digunakan secara efisien. Untuk
digunakan secara efisien diperlukan keahlian dan pengetahuan tentang
kemampuan alat, jenis-jenis alat, keterbatasan alat, serta biaya operasional alat.
Produktivitas alat tergantung pada jenis atau tipe alat, metode kerja, kondisi
medan kerja serta waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
dan. Untuk meninjau produktivitas suatu alat berat maka semua aspek di atas
berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga diperlukan analisa produktivitas alat
berat dan untuk dapat menganalisis produktivitas alat berat harus sesuai dengan
teori dan tahapan analisis yang tepat.
Penelitian ini dilakukan pada proyek Pembangunan Tower Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Likupang – Paniki. Dalam proyek ini akan di
bangun 92 tower SUTET dari Likupang hingga Paniki. 92 tip ini akan dibuat pada
daerah yang jauh dari pemukiman warga sehingga medan tempat konstruksi akan
berlangsung sangat bervariasi. Pada proyek ini terdapat beberapa tahap pekerjaan
yang direncanakan dan dilaksanakan, salah satunya adalah pekerjaan pematangan
lahan. Pekerjaan pematangan lahan meliputi pekerjaan galian, timbunan,
pengangkutan dan pemadatan tanah.
Dalam mengerjakan pekerjaan tanah tersebut agar lebih cepat dan baik maka
digunakan alat berat. Adapun alat berat yang digunakan adalah alat berat gali-
muat (Excavator). Oleh karena itu alat berat yang digunakan pada suatu proyek
harus sesuai dengan situasi dan kondisi proyek tersebut, sehingga ketepatan dalam
memilih alat berat sangat mempengaruhi produktivitas dari alat berat tersebut.
Untuk itu dibutuhkan analisa produktivitas alat berat Excavator agar dapat
diketahui jumlah alat berat yang dibutuhkan dan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan 92 tower yang akan
didirikan sepanjang Likupang hingga Paniki.

1.2 Rumusan Masalah


Penulis menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Berapakah produktivitas dari alat berat yang digunakan ?
2. Berapakah jumlah alat berat yang dibutuhkan pada pekerjaan tersebut ?
3. Berapakah lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
galian tanah ?
1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih mengarah pada latar belakang dan pemasalahan yang
telah dirumuskan maka penulis membuat batasan-batasan masalah guna
membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain :

1. Pekerjaan galian tanah sesuai dengan gambar rencana di lapangan.

2. Pekerjaan yang ditinjau adalah berupa pekerjaan galian tanah, sedangkan


pekerjaan timbunan tidak ditinjau pada lokasi penelitian.

3. Perhitungan produktivitas alat berat menggunakan Excavator dengan merk


JCB tipe JS205SC, sedangkan Dump Truck tidak di hitung dalam penelitian
ini.

4. Pengambilan data waktu siklus akan diambil pada 4 tip yang berbeda sebagai
acuan untuk seluruh tower yang akan dibangun.

5. Perhitungan produktivitas alat berat hanya meninjau pekerjaan galian tanah.

6. Faktor cuaca dalam penelitian diabaikan, karena cuaca yang tidak tetap dapat
menimbulkan kesulitan dalam pengolahan data apabila diperhitungkan.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :


1. Mengetahui bagaimana produktivitas alat berat tersebut di lapangan.
2. Mengetahui jumlah alat berat tersebut sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
3. Mengetahui berapa lama waktu pelaksanaan pekerjaan, apakah sesuai dengan
yang di rencanakan atau tidak.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Dapat mengetahui jumlah kebutuhan alat-alat berat yang digunakan pada


proyek Pembangunan Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
Likupang – Paniki.
2. Sebagai bahan acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu
Teknik Sipil, khususnya bidang Manajemen Rekayasa Konstruksi.
3. Untuk kedepannya semoga hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi
penelitian lanjutan tentang analisa produktivitas alat berat dalam suatu proyek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan kepustakaan mempelajari dan menyajikan metode penyelesaian


yang merupakan anggapan dasar, dan rumus-rumus yang berhubungan dengan
cara perhitungan tentang penentuan waktu siklus alat-alat berat tersebut. Untuk
mendapatkan waktu siklus ini maka dilaksanakan pengamatan terhadap gerakan-
gerakan dari masing-masing peralatan.
Jika berbicara masalah produktifitas Secara umum, produktivitas diartikan
sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang
sebenarnya (ILO, 1979). Greenberg yang dikutip oleh Sinungan (1985)
mengartikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada
waktu tertentu (output) dibagi totalitas masukan selama periode tersebut (input).
Pengertian lain produktivitas adalah sebagai tingkatan efisiensi dalam
memproduksi barang-barang atau jasa-jasa: “Produktivitas mengutarakan cara
pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-
barang.”
Produktivitas juga diartikan sebagai :
a) perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.
b) Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang
dinyatakan dalam satu-satuan (unit) umum.
Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja
yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan
atau jam-jam kerja orang.
Menurut Darmansya, N. (1998). alat berat yang digunakan dalam ilmu
teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Peralatan atau alat berat dalam
pekerjaan sipil banyak berkaitan dengan pemindahan tanah (earth moving) dan
segala aspek yang timbul dari peralatan yang digunakan untuk memindahkan
tanah tersebut.
Dalam hal pemindahan tanah ini selain memindahkan juga mengadakan
pembentukan terhadap permukaan tanah yang baru sesuai kondisi fisik/teknis
yang diinginkan. Diperlukan beberapa jenis peralatan dan metode yang sesuai
untuk pembentukan permukaan tanah pada lokasi baru tersebut. Karena pekerjaan
ini berhubungan dengan tanah, batuan, vegetasi (pohon, semak belukar dan alang-
alang) maka perlu diketahui sifat tanah dan tipe galian tanah.
Sifat fisik yang harus dihadapi alat berat akan berpengaruh dalam :
a) Menentukan jenis alat dan taksiran atau kapasitas produksi.
b) Perhitungan volume pekerjaan.
c) Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.
Apabila pemilihan jenis alat berat tidak sesuai dengan kondisi material
dapat berakibat tidak efisiennya alat .

2.1. Sifat-sifat Tanah


Tanah merupakan bagian dari pekerjaan konstruksi yang harus
diperhatikan karena tanah adalah elemen utama pendukung struktur dalam dunia
konstruksi. Beberapa jenis tanah mungkin cocok digunakan dalam keadaan
aslinya, sementara yang lain harus digali, diproses dan dipadatkan agar memenuhi
tujuannya.
Pengetahuan mengenai sifat-sifat, karakteristik dan perilaku tanah sangat
penting bagi para pelaku proses konstruksi yang melibatkan penggunaan tanah.
Sebelum membahas penanganan tanah atau menganalisis persoalan-persoalan
mengenai pekerjaan tanah diperlukan sekali pengenalan lebih lanjut mengenai
beberapa sifat-sifat fisis tanah. Sifat-sifat ini berpengaruh langsung atas mudah
atau sulitnya penanganan tanah, pemilihan peralatan dan laju produksi peralatan.
Perubahan kondisi material adalah perubahan berupa penambahan atau
pengurangan volume material (tanah) yang diganggu dari bentuk aslinya. Dari
faktor tersebut bentuk material dibagi dalam 3 keadaan seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.1
Gambar 2.1 Keadaan Material Dalam Earth Moving
Sumber : Tenrisukki, 2003

Menurut Rochmanhadi (1992), material tanah (soil) tidak mempunyai sifat


yang benar-benar khas, berbeda sekali dengan beton dan baja. Material tanah di
alam terdiri dari dua bagian yaitu bagian padat terdiri dari partikel-partikel
material tanah yang padat, sedangkan bagian pori berisi air dan udara. Sifat-sifat
fisik material tanah juga perlu diketahui, tetapi yang penting disini adalah keadaan
material tanah yang dapat berpengaruh terhadap volume tanah yang
dijumpai dalam usaha pemindahan tanah, yaitu :
a) Keadaan asli sebelum diadakan pengerjaan, atau keadaan material yang
masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi. Dalam keadaan
seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan
baik. Ukuran material tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran
alam, yaitu bank measure (BM) keadaan ini digunakan sebagai dasar
perhitungan jumlah pemindahan tanah.
b) Keadaan lepas, yakni keadaan suatu material tanah setelah diadakan suatu
pengerjaan (disturbed). Material tanah demikian misalnya terdapat di atas
truck, di dalam bucket, dan sebagainya. Ukuran volume material tanah
dalam keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam loose measure (LM) yang
besarnya sama dengan BM + % swell (kembang) x BM. Faktor swell ini
biasanya tergantung dari jenis tanah. Dapat dimengerti bila LM
mempunyai nilai yang lebih besar dari BM.
c) Keadaan padat adalah keadaan tanah setelah ditimbun kembali kemudian
dipadatkan. Volume tanah setelah diadakan pemadatan mungkin lebih
besar atau mungkin lebih kecil dari volume keadaan bank. Hal ini
tergantung usaha pemadatan yang dilakukan

Pada tabel 2.1 dapat dilihat besarnya swell pada jenis-jenis tanah, namun
perlu diketahui bahwa angka-angka pada tabel 2.1 tidak pasti. Hal ini tergantung
dari berbagai faktor yang dijumpai secara nyata di lapangan.

Tabel 2.1 Faktor Kembang


Jenis Tanah Swell (% BM)
- Pasir 5 – 10
- Tanah Permukaan (top soil) 10 – 25
- Tanah Biasa 20 – 45
- Lempung (clay) 30 – 60
- Batu 50 – 60
Sumber : Pemindahan Tanah Mekanis, A.T.Tenriajeng 2003

Sedangkan tabel 2.2 diberikan conversation ratio untuk beberapa jenis


tanah dalam keadaan bank measure, loose measure, compacted measure.

Tabel 2.2 Faktor Konversi Volume Tanah


Kondisi Perubahan Kondisi
Jenis material
Awal Awal Gembur Padat
(A) 1,00 1,11 0,99
Sand / Tanah Berpasir (B) 0,90 1,00 0,80
(C) 1,05 1,17 1,00
(A) 1,00 1,25 0,90
Sand Clay / Tanah
(B) 0,80 1,00 0,72
Biasa
(C) 1,11 1,39 1,00
Clay / Tanah Liat (A) 1,00 1,25 0,90
(B) 0,70 1,00 0,72
(C) 1,11 1,39 1,00
(A) 1,00 1,25 1,08
Gravelly Soil / Tanah
(B) 0,85 1,00 0,91
Berkerikil
(C) 0,93 1,59 1,00
(A) 1,00 1,18 1,29
Gravels / Kerikil (B) 0,88 1,00 0,91
(C) 0,97 1,10 1,00
(A) 1,00 1,42 1,03
Kerikil Besar Dan
(B) 0,70 1,00 0,91
Padat
(C) 0,77 1,10 1,00
Pecahan Batu Kapur, (A) 1,00 1,65 1,22
Batu Pasir, Cadas (B) 0,61 1,00 0,74
Lunak, Sirtu (C) 0,82 1,35 1,00
Pecahan Granit, (A) 1,00 1,70 1,31
Basalt, (B) 0,59 1,00 0,77
Cadas Keras, Dan
(C) 0,76 1,30 1,00
Lainnya
(A) 1,00 1,75 1,40
Pecahan Cadas Broken
(B) 0,57 1,00 0,80
Rock
(C) 0,71 1,24 1,00
(A) 1,00 1,80 1,30
Ledakan Batu Cadas,
(B) 0,56 1,00 0,72
Kapur Keras
(C) 0,77 1,38 1,00
Sumber : Pemindahan Tanah Mekanis, A.T.Tenriajeng 2003

Selain keadaan tersebut di atas, menurut Rochmanhadi (1992) perlu


diketahui pula faktor tanah yang dapat mempengaruhi produktivitas alat berat,
antara lain :
a) Berat Material
Berat material adalah berat tanah dalam keadaan asli atau lepas pada suatu
volume tertentu (ton/m3). Berat material ini akan berpengaruh terhadap volume
yang diangkut/didorong, berhubungan dengan draw bar pull (DBP) atau tenaga
tarik.
b) Kekerasan
Tanah yang lebih keras akan lebih sukar untuk dikerjakan oleh suatu alat,
sehingga kekerasan tanah ini berpengaruh terhadap produktivitas alat. Oleh
karenanya diperlukan pengukuran kekerasan tanah.
c) Daya Ikat/Kohesivitas
Merupakan kemampuan untuk saling mengikat diantara butir tanah itu
sendiri, sifat ini berpengaruh terhadap alat, misalnya pengaruh terhadap spillage
factor (faktor luber).
d) Bentuk Material
Bentuk material yang dimaksudkan disini didasarkan pada ukuran butir
kecil akan terdapat rongga yang berukuran kecil pula, demikian pula pada tanah
dengan ukuran butir besar akan membentuk rongga yang besar. Ukuran butir
berpengaruh terhadap pengisian bucket, dengan mengingat kapasitas munjung dan
rongga tanah yang ada dalam bucket. Konversi juga perlu dilakukan terhadap
pengembangan (swelling) dan penyusutan (shrinkage) material tersebut.

2.2. Jenis-jenis Tanah


Tanah dapat digolongkan menurut ukuran butir-butir yang menyusunnya,
menurut sifat-sifat fisisnya, atau menurut perilakunya apabila kandungan
kelembabannya berubah-ubah. Seorang kontraktor terutama memperhatikan lima
jenis tanah yaitu kerikil, pasir, lumpur, lempung dan bahan organik. Batas-batas
ukuran butiran yang sering digunakan sekarang ini adalah sebagai berikut :
a) Kerikil (gravel) adalah bahan seperti batu-batuan yang butir-butirnya
lebih besar dari ¼ in (6 mm). Ukuran-ukuran yang lebih besar dari sekitar 10 in
biasanya disebut batu.
b) Pasir (sand) adalah batu-batuan yang hancur yang butir-butirnya
mempunyai ukuran yang bervariasi dari yang sebesar kerikil sampai 0,002 in
(0,05 mm). Pasir dapat digolongkan sebagai pasir kasar dan halus, tergantung
pada ukuran butirnya. Pasir adalah bahan yang lepas, atau tidak kohesif yang
kekuatannya tidak dipengaruhi oleh kandungan kelembabannya.
c) Lumpur (silt) adalah pasir yang halus, dan dengan demikian merupakan
suatu bahan berbutir yang butir-butirnya lebih kecil dari 0,002 in (0,05 mm), dan
lebih besar dari sekitar 0,005 mm. Lumpur adalah bahan yang tidak kohesif, dan
kekuatannya kecil atau tidak ada sama sekali. Bahan ini sangat sukar memadat.
d) Lempung (clay) adalah bahan yang kohesif yang butir-butirnya berukuran
mikroskopik, kurang dari sekitar 0,005 mm. Kohesif antara butir-butirnya
memberikan kekuatan yang cukup besar pada lempung ketika kering. Lempung
mengalami perubahan-perubahan volume yang cukup besar dengan berubah-
ubahnya kandungan kelembaban. Apabila lempung digabung dengan tanah
berbutir, maka kekuatan tanah yang demikian sangat bertambah besar.
e) Bahan organik (organic) adalah bahan tumbuh-tumbuhan yang sebagian
telah hancur. Jika bahan organik tersebut ada di tanah yang akan digunakan untuk
maksud-maksud konstruksi, bahan itu harus disingkirkan dan harus diganti
dengan tanah yang lebih cocok.

2.3. Manajemen Alat Berat


Menurut Wilopo (2011), manajemen pemilihan dan pengendalian alat
berat adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan
alat berat untuk mencapai tujuan pekerjaan yang ditentukan. Beberapa faktor yang
harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat, sehingga kesalahan dalam
pemilihan alat dapat dihindari, antara lain adalah :
a) Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan
fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan;
b) Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau
berat material yang harus dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan;
c) Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertikal)
dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan;
d) Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi
pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan
pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat
pemilihan alat dapat berubah;
e) Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan faktor penting didalam pemilihan alat berat;
f) Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat
berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan,
jembatan, irigasi, dan pembukaan hutan;
g) Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di
dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di
dataran rendah;
h) Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material
yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai.
Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek;
i) Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik
merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
Selain itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana kerja
alat berat antara lain :
1. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu;
2. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah ditentukan
harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.

2.4. Rencana Metode Kerja Dan Pelaksanaan Pekerjaan


Secara garis besar lingkup pekerjaan proyek meliputi :

Tabel 2.3 tahapan pekerjaan tanah

TAHAP BAGIAN PERALATAN YANG


PEKERJAAN PEKERJAAN DIGUNAKAN

Galian Penggalian tanah asli yang


Excavator
Tanah akan di cutting
pembuangan tanah yang
Pembuangan Tanah Dump Truck
telah di gali

2.4.1. Pekerjaan galian tanah


Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, pengangkutan, dan pembuangan dari
material hasil galian, material pilihan sebagaimana tercantum dalam kontrak.
Pekerjaan ini pada umumnya dilaksanakan untuk pembuangan waste material, dan
untuk pembentukan tanah sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan yang
ditampilkan pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Urutan kerja :
1) Pekerjaan galian tanah digali menggunakan excavator dan diangkut
dengan dump truck.
2) Kedalaman tanah yang akan digali atau dipindahkan tergantung
dari elevasi rencana.
Peralatan yang dibutuhkan:
 Excavator

2.4.2. Pekerjaan pembuangan tanah


Pekerjaan ini merupakan peketjaan akhir untuk memisakan material yang
telah di gali dari lokasi perencanaan karena tidak digunakan lagi untuk tanah
tersebut atau di luar elevasi perencanaan, urutan pekerjaan :
1) Pekerjaan pembuangan tanah ini menggunakan dump truck yang telah di
gali menggunakan excavator.
2) Pembuangan tanah yang telah du muat pada dump truck sesuai dengan
lokasi pembuangan.
Peralatan yang di butuhkan dalam pembuangan material tanah :
 Dump truck

2.5. Produktivitas
Produktivitas dapat dibagi menjadi dua bagian :
1) Produktifitas efisiensi kerja
- Faktor efisiensi alat
Efisiensi kerja mutlak diperhitungkan untuk menentukan taksiran produksi alat
dengan memperhatikan keadaan medan dan keadaan alat. Efisien kerja tergantung
pada banyak faktor, seperti : topografi, keahlian operator, pemilihan standar
pemeliharaan, dan sebagainya yang menyangkut operasi alat.

Tabel 2.4 Faktor Efisiensi Kerja (E)


Keadaan Keadaan alat
medan Memuaskan Bagus Biasa Buruk
Memuaskan 0,84 0,81 0,76 0,70
Bagus 0,78 0,75 0,71 0,65
Biasa 0,72 0,69 0,65 0,60
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52
Sumber : Pemindahan Tanah Mekanis, A.T.Tenriajeng 2003

- Faktor Efisiensi Operator


Sebagaimana efisiensi waktu dan efisiensi kerja, efisiensi operator mutlak mutlak
harus diperhitungkan dalam penentuan taksiran produksi alat. Nilai efisiensi di
sini sangat dipengaruhi oleh ketrampilan operator yang mengoperasikan alat
bersangkutan.

Tabel 2.5 Nilai Efisiensi Operator


Kondisi kerja Efisiensi
Baik 0,90 – 1,00
Normal 0,83
Jelek 0,50 – 0,60
Sumber : Pemindahan Tanah Mekanis, A.T.Tenriajeng 2003

2) Produktivitas alat berat


Produktifitas alat berat adalah batas kemampuan alat berat untuk bekerja.
Hubungan antara tenaga yang dibutuhkan, tenaga yang tersedia dan tenaga yang
dapat dimanfaatkan sangat berpengaruh pada produktifitas suatu alat berat.
2.6. Jenis-jenis Alat Berat
Alat – alat berat dalam fungsinya pada suatu proyek memegang peranan
yang sangat penting, dimana dalam setiap pengoperasiannya alat berat ini
membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga alat – alat berat harus
dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Faktor – faktor yang menentukan dalam penggunaan alat berat adalah:
a) Tenaga yang dibutuhkan (power required)
b) Tenaga yang tersedia (power available)
c) Tenaga yang dapat dimanfaatkan (power usable)
Analisis peralatan ini diarahkan pada produksi persatuan waktu atau yang
disebut produktivitas, prinsipnya untuk mendapatkan produktivitas peralatan ini
sangat ditentukan oleh volume. Masing-masing peralatan dicari produksinya
melalui dengan cara perumusan.
2.6.1 Backhoe/excavator

Gambar 2.1 excavator


Sumber : hitachi.com
Backhoe/excavator menurut Rochmanhadi (1992), alat untuk penggali,
pengangkat maupun pemuat tanpa harus berpindah tempat menggunakan tenaga
power take off dari mesin yang dimiliki, yang terdiri dari tiga bagian utama
sebagai berikut :
a) Bagian atas revolving unit (bisa berputar)
Waktu putar tergantung dari sudut putar dan kecepatan putar.
Tabel 2.6 waktu putar (detik)

Sudut Putar Waktu Putar

45 – 90 (derajat) 4–7

90 – 180 (derajat) 5–8


Sumber : Rochmanhadi, 1985
b) Bagian bawah travel unit (untuk berjalan, gerak maju dan mundur)
c) Bagian attachment adalah perlengkapan yang dapat diganti sesuai
kebutuhan.
d) Pengaruh material, karena beberapa material alat tidak dapat
mengangkut material secara maksimal maka dibuat tabel untuk
menentukan faktor pemuatan bucket

Tabel 2.7 faktor pemuatan bucket (bucket fill factor, BFF)


Material Factor
Material seragam atau campuran 0,95 – 1,00
Batu kerikil 0,85 – 0,90
Batuan hasil peledakan (baik) 0,80 – 0,95
Batuan hasil peledakan (rata – rata) 0,75 – 0,90
Batuan hasil peledakan (buruk) 0,60 – 0,75
Batuan berlumpur 1,00 – 1,20
Lanau basah 1,00 – 1,10
Material berbeton 0,85 – 0,95
Sumber : Ir. Oscar Hans Kaseke, MT, 2008

Tabel 2.8 Bucket Factor (BF) Excavator


Kondisi Operasi / Penggalian Bucket Factor
Mudah Tanah Clay, agak lunak 1,20 – 1,10
Sedang Tanah asli kering, berpasir 1,10 – 1,00
Agak Sulit Tanah asli berpasir & berkerikil 1,00 – 0,80
Sulit Tanah keras bekas ledakan 0,80 – 0,70
Sumber : Pemindahan Tanah Mekanis, A.T.Tenriajeng 2003

- Produktivitas backhoe/excavator dinyatakan dengan rumus :


𝑞 𝑥 3600𝑥 𝐸
P = ................................................................................ (2.1)
𝐶𝑚

- Produksi per siklus,


q = q1 x K ................................................................................. (2.2)
Dimana :
P = produksi per jam (m3/jam);
q = produktivitas per siklus (m3);
E = faktor efisiensi;
Cm = waktu siklus excavator;
q1 = kapasitas bucket (m3);
K = faktor bucket.
- Waktu siklus
Cm = waktu gali + (waktu putar x 2) + waktu buang
Waktu gali (detik) biasanya bergantung pada kedalaman gali.

Tabel 2.9 waktu gali


Kondisi gali / Ringan Sedang Agak Sulit Sulit
kedalaman gali (detik) (detik) (detik) (detik)
0–2m 6 9 15 26
2–4m 7 11 17 28
4 – lebih 8 13 19 30
Sumber : Rochmanhadi, 1985

Waktu buang tergantung dari pada kondisi pembuangan material (detik)


- Pembuangan kedalam Dumptruck = 4 – 7 detik
- Ketempat pembuangan = 5 – 8 detik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan


metode survey, wawancara dan studi literatur antara lain :

1. Survey yang dilakukan berdasarkan hasil pengamatan secara langsung di


lapangan untuk mendapatkan data primer. Yaitu dengan mengetahui tipe atau
jenis Alat Berat yang digunakan pada Proyek Pembangunan Tower Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Likupang – Paniki.

2. Wawancara atau Tanya jawab langsung terhadap orang–orang yang kompeten


di dalam perusahaan untuk mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan.

3. Studi literatur yang bersumber dari buku-buku sebagai referensi dan


pengumpulan data lapangan yang digunakan sebagai penunjang data sekunder.

3.2 Pengumpulan Data

Guna menghitung besarnya produktivitas aktual, sebagaimana


dikemukakan di atas diperlukan pengumpulan sejumlah data. Data yang sudah
terkumpul lebih lanjut disesuaikan jenisnya dengan menggunakan teori-teori
literatur. Sesuai dari volume yang didapat, selanjutnya dianalisa produktivitas
peralatan dan waktu siklus dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada.
Dengan didapatkan unsur-unsur di atas menurut cara memperolehnya ada dua
jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.

3.2.1 Data Primer

Data primer merupakan yang didapatkan melalui pengamatan langsung,


wawancara dengan pihak terkait atau hasil penelitian terhadap suatu objek, yang
termasuk kategori data primer adalah :
a. Pengamatan waktu yang dibutuhkan di lapangan untuk alat berat excavator
dalam melaksanakan suatu kegiatan atau disebut dengan waktu siklus.
b. Jam kerja di mulai dari pagi jam 08.00 – 12.00 WITA kemudian istirahat
hingga mulai lanjut pada pukul 13.00 WITA dan berakhir pada sore hari
jam 17.00 WIB (8 jam kerja efektif).

3.2.2 Data sekunder


Data sekunder adalah data yang sudah ada yang diperoleh pada suatu
badan atau instansi dan dapat langsung dipakai tanpa perlu pengolahannya yaitu
data peralatan alat-alat berat dari perusahaan yang selaku pelaksana proyek
(contractor), gambar bestek dan foto-foto alat berat.

3.3 Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah


sebagai berikut :

A. Studi Literatur
Studi literatur adalah tahap awal dalam penulisan untuk menemukan
metode,tujuan, analisis serta pembahasan dari penelitian yang dilakukan.
Dari studi literatur ini diperoleh ide tentang topik dan permasalahan yang
akan dibahas.
B. Pengambilan Data Primer
Data yang diambil didapatkan melalui pengamatan langsung dan
wawancara dengan pihak terkait. Data yang diambil adalah :
1) Pengamatan waktu yang dibutuhkan di lapangan untuk peralatan
Excavator dan Dump Truck untuk melaksanakan suatu kegiatan
atau disebut dengan siklus.
2) Jadwal jam kerja di lapangan.
C. Pengambilan Data Sekunder
Data yang diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan produktivitas
alat berat, serta data yang sudah ada pada suatu badan atau instansi dan
dapat langsung dipakai tanpa perlu pengolahannya yaitu data peralatan
alat-alat berat dari perusahaan yang selaku pelaksana proyek (kontraktor),
gambar bestek dan foto-foto alat berat.
D. Analisis Data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dihitung berdasarkan dari suatu
alat berat dan banyaknya alat berat yang di operasikan dengan
menggunakan teori-teori yang ada dan akan disesuaikan dengan kondisi-
kondisi yang didapatkan di lapangan.
E. Pembahasan
F. Kesimpulan dan Saran
BAGAN ALIR PENELITIAN

MULAI

STUDI LITERATUR

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

ANALISIS DATA

HASIL PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Pekerjaan Galian Tanah


Pada pelaksanaan pematangan lahan pembangunan tower SUTET
Likupang - Paniki, di peroleh data sebagai berikut :

Total Volume
Panjang Lebar Tinggi Volume Keterangan Tipe
Tip Galian Tanah
(m) (m) (m) (m3) Tower
(m3)
1
2 5.5 5.5 2.95 89.2375 356.95 CC +12 Kelas 4a
3 5.3 5.3 2.95 82.8655 331.462 BB +3 Kelas 4a
4 3.5 3.5 3.15 38.5875 154.35 AA +12 Kelas 2
5 4.2 4.2 3.75 66.15 264.6 BB +6 Kelas 1
6 5.3 5.3 2.95 82.8655 331.462 BB +3 Kelas 4a
7
8 4.6 4.6 3.75 79.35 317.4 CC +9 Kelas 2
9
10 4.2 4.2 3.5 61.74 246.96 AA +9 Kelas 3
11
12 5.3 5.3 2.95 82.8655 331.462 BB +6 Kelas 4a
13
14
15
16
17 4.4 4.4 3.75 72.6 290.4 CC +6 Kelas 1
18
19 4.4 4.4 3.75 72.6 290.4 CC +3 Kelas 1
20 3.3 3.3 3.2 34.848 139.392 AA +6 Kelas 1
21 4.2 4.2 3.75 66.15 264.6 BB +3 Kelas 1
22
23 4.2 4.2 3.75 66.15 264.6 BB +12 Kelas 1
24 4.2 4.2 3.75 66.15 264.6 BB +12 Kelas 1
25 4.2 4.2 3.75 66.15 264.6 BB +12 Kelas 1
26 4.2 4.2 3.75 66.15 264.6 BB +12 Kelas 1
27 4.2 4.2 3.75 66.15 264.6 BB +12 Kelas 1
28 6.9 6.9 3.15 149.9715 599.886 BB +9 Kelas 5
29 4.5 4.5 3.75 75.9375 303.75 BB +0 Kelas 2
30
31 3.3 3.3 3.2 34.848 139.392 AA +0 Kelas 1
32 3.5 3.5 3.2 39.2 156.8 AA +0 Kelas 2
33 4.5 4.5 3.75 75.9375 303.75 BB +0 Kelas 2
34 4.2 4.2 3.75 66.15 264.6 BB +3 Kelas 1
35
36
37
38 5.3 5.3 2.95 82.8655 331.462 BB +0 Kelas 4a
39
40
41
42 4.4 4.4 3.75 72.6 290.4 CC +3 Kelas 1
43
44 5.3 5.3 2.95 82.8655 331.462 BB +0 Kelas 4a
45 5.3 5.3 2.95 82.8655 331.462 BB +3 Kelas 4a
46
47
48
49
50
51
52 5.3 5.3 2.95 82.8655 331.462 BB +6 Kelas 4a
53
54 4.5 4.5 3.75 75.9375 303.75 BB +6 Kelas 2
55
56 5.3 5.3 2.95 82.8655 331.462 BB +3 Kelas 4a
57
58
59
60 4.5 4.5 3.75 75.9375 303.75 BB +6 Kelas 2
61 5.3 5.3 2.95 82.8655 331.462 BB +3 Kelas 4a
62 4.5 4.5 3.75 75.9375 303.75 BB +9 Kelas 2
63
64 5.3 5.3 2.95 82.8655 331.462 BB+12 Kelas 4a
65 4.6 4.6 3.75 79.35 317.4 CC +6 Kelas 2
66 5.3 5.3 3.25 91.2925 365.17 BB +3 Kelas 3
67
68 4.4 4.4 3.75 72.6 290.4 CC +3 Kelas 1
69
70 5.3 5.3 3.25 91.2925 365.17 BB +6 Kelas 3
71 3.5 3.5 3.15 38.5875 154.35 AA +12 Kelas 2
72 3.9 3.9 2.85 43.3485 173.394 AA +12 Kelas 4a
73 4.2 4.2 3.15 55.566 222.264 AA +12 Kelas 3
74 4.6 4.6 3.75 79.35 317.4 CC +0 Kelas 2
75 3.5 3.5 3.2 39.2 156.8 AA +3 Kelas 2
76
77 4.2 4.2 3.75 66.15 264.6 BB +9 Kelas 1
78 4.5 4.5 3.75 75.9375 303.75 BB +6 Kelas 2
79
80 3.5 3.5 3.2 39.2 156.8 AA +0 Kelas 2
81 5.3 5.3 2.95 82.8655 331.462 BB +12 Kelas 4a
82 5.5 5.5 2.95 89.2375 356.95 CC +12 Kelas 4a
83
84 4.4 4.4 3.75 72.6 290.4 CC +0 Kelas 1
85 4.5 4.5 3.75 75.9375 303.75 BB +0 Kelas 2
86 4.2 4.2 3.75 66.15 264.6 BB +3 Kelas 1
87 4.8 4.8 3.75 86.4 345.6 DD +6 Kelas 1
88
89
90
91
92
Total Volume Galian Tanah = 14912.76 m3

 Volume galian Tanah Asli : 14912,76 𝑚3


 Faktor konversi Tanah Berkerikil (Gravelly Soil):
(Asli=1,00); (Lepas=0,85) ; (Padat=0,93)
 Waktu pelaksanaan : 90 hari kerja kalender
 Jam kerja/hari : 8 jam/hari

- Galian tanah pada Tip 65


Gambar Rencana Pondasi
Volume Galian 1 Lubang

375 cm

460 cm

460 × 460 × 375 = 79350000 𝑐𝑚3 = 79,35 𝑚3


Jumlah keseluruhan galian tanah pada tip 65
79,35 𝑚3 × 4 = 317,4 𝑚3

4.2. Analisa Data Pekerjaan Galian Tanah Biasa Sesuai Dengan Literatur
- volume tanah hasil galian atau yang harus dikeruk yang telah
dikonversikan pada faktor volume material galian
= 14912,76 m3 x 1,00
= 14912,76 m³

a. Analisa Excavator
- Tipe alat : JCB JS205SC
- Volume Bucket (ql) : 0,9 m3
- Kondisi alat : Baik Sekali
- Jenis tanah : Tanah Berkerikil (Gravelly Soil)
- Kondisi Operator : Baik
- Factor Bucket (K) : 0,80 (tabel 2.8)
- Efisiensi Kerja (E) : 0,76 (tabel 2.4)
- Waktu gali : 17 detik (tabel 2.9)
- Waktu buang : 5 detik (tabel 2.9)
- Waktu putar : 4 detik (tabel 2.6)

Hasil Perhitungan :
- Kapasitas produksi perjam
𝑞 𝑥 3600𝑥 𝐸
P =
𝐶𝑚

- Produksi persiklus
q = ql x K
= 0,9 x 0,8 = 0,72
Cm = Waktu gali + (Waktu putar x 2) + waktu buang
= 17 + (4 x 2) + 5
= 30 detik
𝑞 𝑥 3600𝑥 𝐸 0,72 𝑥 3600𝑥 0,76
P = = = 65,664 m3/jam
𝐶𝑚 30

- Produksi galian perhari


= Produktifitas perjam x jam kerja
= 65,664 m3/jam x 8 jam = 525,312 m3/hari

- jam kerja yg di butuhkan


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑎𝑙𝑖 14812,76 m3
= = = 225,584 jam
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑚 65,664 m3/jam

- waktu kerja yang tersedia


= Hari kerja x jam kerja
= 90 x 8 = 720 jam

- excavator yang di butuhkan


jam kerja 225,584 jam
= = = 0,313 = 1 unit
waktu kerja 720 jam

- site out put volume per hari


= 1 unit x 65,664 m3/jam x 8 jam
= 525,312 m3/hari
4.3. Analisa Data Pekerjaan Galian Tanah Biasa Sesuai Dengan Data
Lapangan
 Analisa data alat gali (excavator)
- Tipe alat : JCB JS205SC
- Volume Bucket (ql) : 0,9 m3
- Kondisi alat : Baik Sekali
- Jenis tanah : Tanah Berkerikil (Gravelly Soil)
- Kondisi Operator : Baik
- Factor Bucket (K) : 0,80 (tabel 2.8)
- Efisiensi Kerja : 0,76 (tabel 2.4)

Tabel data waktu siklus excavator


Siklus Pengamatan
Waktu (detik)
Gali Isi + Putar Buang Putar Total
(kosong)
1 5 3 2 4 14
2 7 3 2 4 16
3 8 3 3 3 17
Rata – rata 6,67 3 2,33 3,67 15,67
Sumber : data lapangan

- Produktifitas per jam


Dengan menggunakan siklus prgerakan excavator dapat hasil sebagai
berikut :
𝑞 𝑥 3600𝑥 𝐸
P =
𝐶𝑚
0,72 𝑥 3600𝑥 0,76
= = 125,713 m3/jam
15,67

- Produktifitas galian perhari


= Produktifitas perjam x jam kerja
= 125,713 m3/jam x 8 jam = 1005,703 m3/hari
- jam kerja yg di butuhkan
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑎𝑙𝑖
=
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑚
14812,76 m3
= = 14,728 jam
1005,703 m3/jam

- waktu kerja yang tersedia


= Hari kerja x jam kerja
= 90 x 8 = 720 jam

- excavator yang di butuhkan


jam kerja 14,728 jam
= = = 0,0204 = 1 unit
waktu kerja 720 jam

- site out put volume per hari


= 1 unit x 125,713 m3/jam x 8 jam
= 1005,703 m3/hari

Anda mungkin juga menyukai