PENDAHULUAN
Kimia merupakan salah satu dari pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA)
mata pelajaran dasar produktif. Artinya, kimia dipelajari oleh seluruh peserta
didik dari berbagai kompetensi keahlian. Untuk tingkat X, materi kimia yang
diberikan bersifat umum karena peserta didik baru akan melakukan penjurusan di
kelas XI. Hal ini menyebabkan materi di kelas X menjadi sangat luas tidak
spesifik seperti kelas XI dimana materi ajar disesuaikan dengan jurusan yang telah
dikemukakan oleh Bloom atau kita kenal dengan istilah taksonomi Bloom yaitu
oleh peserta didik SMK terletak pada hard skill (psikomotorik) mereka. Mereka
disiapkan untuk “siap” mengikuti prosedur kerja yang telah ditentukan pada suatu
1
2
menggunakan suatu metode yang meningkatkan penguasaan konsep dan soft skill
kondisi bahwa peserta didik kurang aktif dan terkesan pasif dalam belajarnya
sehingga materi reaksi reduksi-oksidasi yang diberikan pada peserta didik tidak
Banyaknya peserta didik dalam satu kelas, yaitu 32 peserta didik yang
harus ditangani oleh satu guru mengakibatkan kurang optimalnya guru dalam
membimbing atau membantu secara individu kepada peserta didik. Hal ini
mentrasnfer ilmu, guru harus mampu berperan sebagai pembimbing peserta didik
dimiliki, hal ini sejalan dengan pendapat Wina Sanjaya (2009:27) yang
menyatakan bahwa “salah satu peran guru dalam proses pembelajaran adalah guru
sebagai pembimbing”. Proses bimbingan ini akan optimal jika perbandingan guru
dan peserta didik lebih sedikit. Semakin sedikit peserta didik yang dibimbing,
disajikan dalam bentuk power point (ppt). Hasil belajar peserta didik tidak sesuai
harapan, kejadian ini dialami oleh peserta didik kelas X TPU 12 dimana sebanyak
3
lebih dari 50% berada dibawah kriteria ketuntasan belajar (KKM). Sebaran hasil
Jumlah 32 100
Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik untuk standar
banyak peserta didik yang memiliki nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan yaitu 68 (lampiran 1). Keadaan seperti ini tidak
bisa dibiarkan karena peserta didik dengan nilai masih dibawah KKM wajib
atau remedial akan terhambat jika peserta didik tidak menguasai konsep karena
dapat dipastikan mereka akan mengalami kegagalan berulang kecuali jika mereka
tepat bagi mereka. Permasalahan yang diduga menyebabkan hasil belajar peserta
4
jumlah guru dan murid di dalam kelas, sikap peserta didik pasif dalam
atau pernyataan guru. Dengan demikian perlu sebuah pemecahan untuk mengatasi
masalah tersebut.
mampu membuat mereka aktif bergerak bahkan membuat peserta didik untuk
bergerak leluasa dan berpikir keras (moving and thinking aloud). Ketika mereka
dituntut menjadi aktif, peserta didik harus mengunakan nalar untuk mengkaji,
kooperatif tipe TAPPS ini dipilih karena melibatkan peserta didik untuk bekerja
mempermudah peserta didik menguasai suatu konsep yang abstrak dan kompleks.
Sebagian besar peserta didik saat mempelajari konsep pada materi reaksi reduksi-
oksidasi (redoks) mengalami kesulitan karena materi ini bersifat abstak dan
B. Identifikasi Masalah
Materi kimia bersifat spiral. Satu materi dengan materi lain dalam silabus
memiliki tingkat ketergantungan yang sangat tinggi dan saling berkaitan. Materi
redoks merupakan materi dasar yang dipelajari peserta didik di kelas X. Materi ini
bahasan selanjutnya. Redoks merupakan materi prasyarat untuk pokok bahasan sel
elektrokimia yang mencakup sel volta dan sel elektrolisis, serta pokok bahasan
korosi. Jika peserta didik mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep redoks
dapat diprediksi bahwa saat mereka mempelajari pokok bahasan sel volta, sel
6
diperlukan.
permasalahan itu dan membantu peserta didik dalam penguasaan konsep redoks.
dengan cara menyajikan masalah yang berikatan dengan redoks dari keseharian
mereka.
(TAPPS)?
Pembatasan masalah
penguasaan konsep pada pokok bahasan redoks berupa nilai yang didapat
reaksi kedalam reaksi reduksi oksidasi (redoks), auto redoks dan non
redoks.
D. Tujuan Penelitian
berikut :
E. Manfaat Penelitian
1. Guru
2. Peserta Didik
3. Sekolah