Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI


PADA NY.T USIA 31 TAHUN DENGAN PEMERIKSAAN IVA DAN SADARI
DI PUSKESMAS GEMAWANG TEMANGGUNG

DISUSUN OLEH

NAMA : LAILI AGUSTIN KHUSNA


KELAS : ANONA
NIM : P1337424516050

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIV KEBIDANAN MAGELANG
TA 2017 / 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kanker adalah sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,
sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur. Kanker bisa terjadi dari berbagai jaringan
dalam berbagai organ tubuh. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan, sel-sel
kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan
bisa menyebar (mestasis) ke seluruh tubuh. (Rahayu,Wahyu:2007)
Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang tidak hanya terdapat pada manusia
tetapi juga pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, akibat adanya kerusakan gen yang mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi sel. (Sukardja, I Dewa Gede. 2000:hal.1)
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel
menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sal ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.
Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan
genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan
terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahun pun bisa membuat sel menjadi
lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubahmenjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu
diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
karsinogen).
Dalam suatu proses dimana sebuah sel normal menjadi sebuah sel ganas, pada akhirnya
DNA dari sel tersebut akan mengalami perubahan. Perubahan dalam bahan genetik sel sering
sulit ditemukan,
tetapi terjadinya kanker kadang dapat di ketahui dari adanya suatu perubahan dalam
ukuran atau bentuk dari satu kromosom tertentu. Misalnya suatu kromosom abnormal yang
disebut kromosom Philadelphia ditemukan pada sekitar 80% penderita leukimia mielositik
kronik. (Rahayu,Wahyu:2007)

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada klien.
2. Tujuan Khusus
Memenuhi tugas target Pra Praktik Kegawatdaruratan Maternal Neonatal, KB dan
Kesehatan Reproduksi Program Studi Diploma IV Kebidanan Magelang , Poltekkes
Kemenkes Semarang.
C. MANFAAT
1. Sebagai bukti telah dilakukannya asuhan pada klien
2. Sebagai catatan kesehatan klien
3. Sebagai bahan diskusi seminar askeb di institusi kesehatan untuk kepentingan pembelajaran
4. Sebagai dokumentasi untuk pemberian asuhan yang komprehensif
5. Sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat yang sah di mata hukum.

BAB II
TINJAUAN TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

TINJAUAN TEORI KEBIDANAN

IDENTITAS PASIEN

Nama : Nama klien dan suami ditanyakan untuk mengenal dan memanggil penderita dan agar
tidak keliru dengan penderita lain (Bobak, 2005:144)
Umur : Kanker Serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. (Rahayu, wahyu,
2007:hal.59)
Displasia serviks sering didiagnosis pada wanita usia 20-an, kanker insitu pada wanita usia 30-an, dan
kanker invasif pada wanita usia >40 tahun. (Rasjidi. 2008: hal.10)
Wanita yang berumur lebih dari 40 tahun mempuyai risiko kanker payudara lebih besar dibandingkan
umur kurang dari 40 tahun. Hal ini dikarenakan pada umur ini kebanyakan wanita
melakukan mamografi pada program pemeriksaan payudara setempat. Banyak kasus kanker
payudara yang ditemukan terjadi pada wanita berumur antara 40-64 tahun. (Wilenskydan
Lincoln, 2008).

Agama : Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap kebiasaan kesehatan klien.
Dengan mengetahui kebiasaan klien, maka akan memudahkan bidan melakukan pendekatan
didalam melaksanakan asuhan kebidanan. Agama ini ditanyakan berhubungan dengan
perawatan penderita. (Bobak, 2005:144)
Pendidikan : Dikaji untuk menyesuaikan dalam memberi pengetahuan sesuai dengan tingkat
pendidikannya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan seseorang.
(Bobak, 2005:144)
Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan social ekonomi penderita agar
nasehat yang diberikan sesuai. (Bobak, 2005:144)
Alamat : Dikaji untuk maksud mempermudah hubungan bila dalam keadaan mendesak. Dengan
diketahui alamat tersebut, bidan mengetahui tempat tinggal pasien dan linkungannya.
(Bobak, 2005:144)

I. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Tujuan Ibu datang ke pelayanan kesehatan. Alasan wanita datang ke tempat
bidan/klinik, yang diungkapkan dengan kata-katanya sendiri. (Hani dkk,2010:87)
2. Keluhan Utama
Gejala kanker serviks yaitu bisa berupa perdarahan rahim yang abnormal, siklus
menstruasi abnormal, perdarahan yang sangat lama, berat dan sering pada wanita yang
berusia diatas 40 tahun, nyeri perut bagian bawah atau kram panggul, nyeri atau
kesulitan dalam berkemih, nyeri ketika melakukan hubungan seksual. (Rahayu,wahyu
:hal.54)
Pada gejala ca mamae, pasien biasanya mengeluh nyeri di daerah massa, keluar
cairan spontan kadang disertai darah(Wilensky danLincoln, 2008).
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit kencing manis (gejala:
sering minum, sering makan, sering kencing), tekanan darah tinggi, menular seksual
seperti HIV-AIDS (BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu makan berkurang,
tidak enak badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin berwarna hijau, berbau),
syifilis (ada borok sebesar uang logam jika ditekan mengeluarkan cairan), sering
berganti-ganti pasangan, endometritis (keluar cairan dari alat kelamin berwarna kuning
kehijauan). (Andrijono, 2007:138)
4. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit kencing manis (gejala:
sering minum, sering makan, sering kencing), tekanan darah tinggi ( menular seksual
seperti HIV-AIDS (BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu makan berkurang,
tidak enak badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin berwarna hijau, berbau),
syifilis (ada borok sebesar uang logam jika ditekan mengeluarkan cairan), sering
berganti-ganti pasangan, endometritis (keluar cairan dari alat kelamin berwarna kuning
kehijauan). (Andrijono, 2007:139)
5. Riwayat haid
- Menarche
Adalah terjadinya haid yang pertama kali. Untuk wanita Indonesia pada
usia sekitar 2-6 tahun (Sulistyawati, 2013 : 221).
- Haid teratur atau tidak dan siklus
Adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi
berikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar 23-32 hari (Sulistyawati,
2013 : 222). Haid perlu ditanyakan teratur atau tidak, karena penentuan
umur kehamilan berdasarkan keteraturan haid.
- Lamanya haid
Lamanya perdarahan tergantung tipe wanita dan biasanya 3-8 hari (Marmi,
2012 : 123)
- Banyaknya darah
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan.
Jawaban yang diberikan pasien biasanya bersifat subyektif, namun kita
dpat gali lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung seperti
sampai berapa kali ganti pembalut dalam sehari (Sulistyawati, 2013 : 222)
Sifatnya darah : Cair atau berbeku, warnanya, baunya
- Haid nyeri atau tidak
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika
mengalami haid, misalnya sakit yang sangat, pening sampai pingsan, atau
jumlah darah yang banyak. Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat
menunjuk kepada diagnosis tertentu (Sulistyawati, 2013 : 222)
6. Riwayat Pernikahan
Usia pertama menikah (menikah usia muda atau hubungan seksual yang terlalu dini
memicu terjadinya kanker) Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
Ditanyakan jumlah anak (banyak anak menjadi factor predisposisi kanker), saat hamil
pernah mengalami Ketuban Pecah Dini (berhubungan dengan adanya infeksi organ
genital).(Andrijono, 2007:130)
7. Riwayat KB
Terutama pengguna KB suntik dan pil (terlalu lama pengguna hormonal dapat memicu
tumbuhnya sel kanker). Kanker Serviks: terlalu lama menggunakan KB yang
mengandung esterogen. (Bobak, 2005:145)
Hormon estrogen adalah hormon yang berperan dalam proses tumbuhkembang organ
seksual wanita. Hormon estrogen justru sebagai penyebabawal kanker pada sebagian
wanita. Hal ini disebabkan adanya reseptor estrogen pada sel-sel epitel saluran kelenjar
susu. Hormon estrogen yang menempel pada saluran ini, lambat laun akan mengubah
sel-sel epiteltersebutmenjadi kanker (Luwia, 2003). Pengunaan KB hormonal seperti
pil,suntik KBdan susuk yang mengandung banyak dosis estrogenmeningkatkan
risikokanker payudara (John Cleese, 2010)
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Paritas: merupakan keadaan yang menunjukan jumlah anak yangpernah
dilahirkan. Wanita yang tidak mempunyai anak (nullipara)mempuyai risiko insiden 1,5
kali lebih tinggi dari pada wanita yangmempunyai anak (multipara). (Wilensky dan
Lincoln, 2008).
ASI Eksklusif: Menyusui merupakan salah satu faktor penting yang
memberikanproteksi terhadap risiko kanker payudara. Wanita yang tidak
menyusuibayinya, mempunyai risiko yang tinggi terkena kanker payudaradibandingkan
dengan wanita yang menyusui bayinya (Bustan, 2007).
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Penyuluhan tentang kanker payudara perlu dilakukan terutamamor-faktor risiko dan
bagaimana melaksanakan pola hidup sehat denganmenghindari makanan berlemak,
banyak konsumsi sayur-sayuran danbuah-buahan (Luwia, 2003)
b. Pola Personal Hygiene
Terutama pada alat kelamin, setelah BAK dan BAB cara cebok yang benar
c. Pola Kebiasaan lain
Salah satu faktor resiko kanker payudara yaitu kebiasaan buruk seperti konsumsi
alkohol. (Shirley, 2005). Merokok (Wanita perokok memiliki risiko dua kali lebih
besar terkena kanker serviks dibandingkan wanita bukan perokok)
d. Pola Seksual
Apakah sering berganti-ganti pasangan (factor predisposisi) (Bobak, 2005:151)
e. Data Psikososial dan Spiritual
Wanita yang divonis kanker payudara akan memiliki dampak fisik,psikologis serta
dampak sosial.(Luwia, 2003) :
- Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
- Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang
dada.
- Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.
- Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.

II. DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil
pengamatan dikatakan baik jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan
dalam berjalan. Dikatakan lemah, jika ia kurang atau tidak memberikan respon yang
baik terhadap lingkungan dan orang lain dan pasien sudah tidak mampu berjalan
sendiri (Sulistyawati, 2013 : 226).
Kesadaran
Kesadaran dikaji untuk mendapatkan gambara tentang kesadaran pasien, kita dapat
melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan composmentis
(kesadaran maksimal) samapi dengan koma (pasien tidak dala keadaan sadar).
(Sulistyawati, 2013 : 226)
b. Status Present
- Kepala : untuk mengetahui warna rambut, bersih atau kotor, dan mudah
rontok atau tidak (Sulistyawati, 2013 : 226)
- Mata : untuk mengetahui warna konjungtiva pucat atau tidak, sklera
putih atau kuning, ada sekret atau tidak, adanya kelainan atau tidak, serta
gangguan penglihatan (rabun jauh atau dekat) (Sulistyawati, 2013 : 226-227)
- Hidung : untuk mengetahui kebersihan, adanya polip atau tidak, serta
alergi terhadap debu. (Sulistyawati, 2013 : 226)
- Mulut : untuk mengetahui warna bibir, integritas jaringan (lembab,
kering, atau pecah-pecah), kebersihan gigi, adanya karies gigi, serta gangguan
pada mulut (bau mulut), (Sulistyawati, 2013 ; 227)
- Telinga : untuk mengetahui keadaan telinga, ada kotoran atau serumen
atau tidak (Sulistyawati, 2013 : 226)
- Leher : untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
limfe atau tidak (Sulistyawati, 2013 : 130)
- Ketiak : untuk mengetahui adany nyeri tekan dan adanya benjolan pada
daerah ketiak
- Dada : bentuk simetris atau tidak, adakah gangguan pernafasan, bentuk
payudara, besar masing-masing payudara (seimbang atau tidak). Pada ca mamae,
diperiksa adanya benjolan, nipple discharge, nipple retraction, krusta pada
areola, kelainan kulit berupa skin dimpling, peau d’orange, ulserasi, dan
perubahan warna kulit. (Gleadle, 2007)
- Perut : bentuk simetris atau tidak, adakah bekas luka, bekas operasi
(untuk mengetahui pernah SC atau operasi lain), adakah striae dan linea atau
tidak (Sulistyawati, 2013 : 228)
- Lipat paha : dikaji untuk mengetahui apakah ibu mengalami nyeri pada
daerah lipat paha atau tidak
- Vulva : apakah bersih atau tidak, oedem atau tidak, ada flour albus atau
tidak, ada pembesaran kelenjar skene dan kelenjar bartolini atau tidak, ada
kondilomata atau tidak, kemerahan atau tidak (Marmi, 2012 : 131). Pada ca
cervic, hasil inspeksi : kotor, ada rabas, keluar cairan kuning kehijauan berbau
busuk, ada darah. Hasil inspekulo : Pada portio tampak kemerahan, dan ada masa
seperti bunga kol yang berdungkul-dungkul dan mudah berdarah (Bobak,
2005:166-167)
- Ekstremitas :Atas : adakah gangguan atau kelainan atau bentuk
Bawah : bentuk, oedem, varises (Sulistyawati, 2013 : 228)
- Refleks Patella : (+) atau (-). Normalnya (+). Apabila refleks patella bernilai
positif atau baik, maka menunjukkan sistem syaraf di ekstremitas bawah
termasuk baik. Jika pada ibu reaksinya negatif kemungkinan ibu kemungkinan
ibu mengalami kekurangan vitamin B1. Selain itu ketiadaan dan penurunan
refleks patella dikenal dengan tanda Westphal. Tanda Westphal menunjukkan
bahwa ada masalah di syaraf tulang belakang pasien atau syaraf perifer.
Pemeriksaan medis ini tidak berkaitan dengan sifat dan sikap seseorang namun
lebih kepada profil kesehatan.
- Punggung : bentuk punggung, adakah nyeri atau tidak
- Anus : ada benjolan atau tidak, keluar darah atau tidak (Marmi, 2012 :
131)

2. Pemeriksaan Penunjang
Tes IVA : setelah di oles asam asetat 5% ada bercak putih pada portio
Pap smear : menunjukkan sel-sel abnormal
X-ray dada : X-ray sering kali dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar ke
paru-paru.
CT Scan : Suatu mesin X-ray yang dihubungkan ke sebuah komputer mengambil
suatu rentetan dari gambar-gambar yang mendetail dari organ-organ Px. Pemeriksaan ini
area-area normal lebih mudah untuk dilihat. Suatu tumor di hati, paru-paru, atau di mana
saja dalam tubuh dapat terlihat pada CT Scan.
MRI : Suatu magnet yang kuat yang dihubungkan ke sebuah komputer
digunakan untuk membuat gambar-gambar yang mendetail dari pelvis dan perut Px.
MRI dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar.
USG : Suatu alat ultrasound diletakkan pada perut atau dimasukkan ke dalam
vagina. Gambar yang dihasilkan dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar
Pemeriksaaan lab darah lengkap.
(Rahayu,Wahyu:2007)

USG payudara, pemeriksaan sarah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahaan,
terapi radiasi dan kemoterapi.
USG payudara adalah pemeriksaan payudara menggunakan gelombang suara. USG
dapat membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista. USG biasa digunakan untuk
mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada mammogram dan lebih
direkomendasikan pada wanita usia muda (di bawah 30 tahun). Pemeriksaan USG saja
tanpa mammografi tidak direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara. Tetapi
dengan kombinasi USG dan mammografi, kelainan pada payudara dapat ditentukan
dengan lebih akurat. USG saat ini cukup banyak dilakukan karena tidak bersifat invasif
dan tidak semahal pemeriksaan lainnya. Tetapi, efektifitas pemeriksaan USG sangat
tergantung dari pengalaman dan keahlian operator. (Luwia, 2003)

III. ASSESMENT
Diagnosa kebidanan
Diagnosis dibuat sesuai dengan istilah atau nomenklatur spesifik kebidanan yang mengacu
pada data utama, analisis data subyektif dan obyektif yang diperoleh (Depkes RI, 2008:9).
Diagnosa kebidanan dituliskan sebagai : Ny...Umur...P..A..dengan pemeriksaan IVA positif
atau negatif dan SADARI positif atau negatif.

Masalah
Masalah obstetrik merupakan bagian dari diagnosis sehingga selain upaya korektif dalam
penatalaksanaan, juga diperlukan upaya penyerta untuk mengatas masalah (Depkes RI,
2008:9)

IV. PLANNING
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencan, baik terhadap masalah
maupun diagnose yang ditegakkan. Pelaksanaa ini dapat dilakukan bidan secara
kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
Menurut Panduan Pelaksanaan IVA dan SADANIS Kemenkes RI 2015, teknis
pemeriksaan dini kanker payudara yaitu :
Persiapan
Pada saat pemeriksaan payudara dibutuhkan persiapan seperti:
1. Mengatakan bahwa petugas akan memeriksa payudara klien
2. Sebelum klien membuka pakaian bagian atas, katakan bahwa petugas akan
menjelaskan cara memeriksa payudara yang juga dapat dilakukannya sendiri
3. Setelah klien membuka pakaian mulai pinggang ke atas, minta klien agar duduk di
meja periksa dengan kedua lengan di sisi tubuhnya.
Inspeksi
1. Petugas melihat bentuk dan ukuran payudara. Perhatikan apakah ada perbedaan
bentuk, ukuran, puting atau kerutan atau lekukan pada kulit. Walaupun beberapa
perbedaan dalam ukuran payudara bersifat normal, ketidakberaturan atau perbedaan
ukuran dan bentuk dapat mengindikasikan adanya massa. Pembengkakan,
kehangatan, atau nyeri yang meningkat pada salah satu atau kedua payudara dapat
berarti adanya infeksi, khususnya jika si perempuan tersebut sedang menyusui.
2. Petugas melihat puting susu dan memperhatikan ukuran dan bentuknya serta arah
jatuhnya (misalnya apakah kedua payudara menggantung secara seimbang).
Petugas memeriksa juga apakah terdapat ruam atau nyeri pada kulit dan apakah
keluar cairan dari puting.
3. Minta ibu/klien untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala kemudian menekan
kedua tangan di pinggang untuk mengencangkan otot dadanya (m.pectoral/otot
pektoralis). Pada setiap posisi, periksa ukuran, bentuk dan simetri, lekukan puting
atau kulit payudara dan lihat apakah ada kelainan. (Kedua posisi tersebut juga dapat
terlihat jeruk atau lekukan pada kulit jika ada.) Kemudian minta klien untuk
membungkukkan badannya ke depan untuk melihat apakah kedua payudara
tergantung secara seimbang.
Palpasi
1. Minta klien untuk berbaring di meja periksa dengan meletakkan sebuah bantal di
bawah punggung pada sisi yang akan diperiksa akan membuat jaringan ikat
payudara menyebar, sehingga dapat membantu pemeriksaan payudara.
2. Letakkan kain bersih di atas perut ibu/klien
3. Letakkan lengan kiri ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya untuk melihat
apakah tampak sama dengan payudara sebelah kanan dan apakah terdapat lipatan
atau lekukan.
4. Gunakan permukaan tiga jari tengah petugas, lakukan palpasi payudara dengan
menggunakan teknik spiral mulai pada sisi terluar payudara. Tekan jaringan ikat
payudara dengan kuat pada tulang rusuk setelah selesai tiap satu putaran dan secara
bertahap pindahkan jari-jari Anda menuju areola. Lanjutkan sampai semua bagian
selesai diperiksa. Perhatikan apakah terdapat benjolan atau nyeri (tenderness).
5. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk petugas, tekan puting payudara
dengan lembut. Lihat apakah keluar cairan: bening, keruh, atau berdarah. Cairan
keruh atau berdarah yang keluar dari puting harus ditulis dalam catatan ibu/klien.
Walaupun cairan keruh dari salah satu atau kedua payudara dianggap normal
sampai selama 1 tahun setelah melahirkan atau berhenti menyusui, hal tersebut
jarang disebabkan karena kanker, infeksi, tumor, atau kista jinak.
6. Mengulangi langkah tersebut pada payudara sebelah kiri.
7. Jika ada keraguan tentang temuan (misalnya apakah terdapat benjolan) petugas
dapat mengulangi langkah-langkah, ibu duduk dengan kedua lengan di sisi
badannya.
8. Untuk mempalpasi bagian pangkal payudara, minta ibu duduk dan mengangkat
lengan kirinya setinggi bahu. Bila perlu, minta ibu meletakkan tangannya di bahu
petugas. Tekan sisi luar dari otot pektoralis sambil bertahap menggerakkan jari-jari
ke pangkal ketiak untuk memeriksa apakah terdapat pembesaran kelenjar getah
bening (lymph nodes) atau kekenyalan.
9. Mengulangi langkah tersebut untuk payudara sebelah kiri.
10.Menjelaskan temuan kelainan jika ada, dan hal yang perlu dilakukan. Jika
pemeriksaan sepenuhnya normal, petugas dapat mengatakan bahwa semua normal
dan sehat dan waktunya untuk kembali melakukan pemeriksaan (misalnya tiap
tahun atau jika ibu menemukan adanya perubahan pada pemeriksaan payudara
sendiri).
11.Mencatat hasil temuan.

Adapun metode pemeriksaan IVA menurut Panduan Pelaksanaan IVA dan SADANIS
Kemenkes RI 2015 antara lain :
1. Memastikan identitas , memeriksa status dan kelengkapan informed consent klien
2. Klien diminta untuk menanggalkan pakaiannya dari pinggang hingga lutut dan
menggunakan kain yang sudah disediakan
3. Klien diposisikan dalam posisi litotomi
4. Menutup area pinggang hingga lutut klien dengan kain
5. Menggunakan sarung tangan
6. Membersihkan genitalia eksterna dengan air DTT
7. Memasukkan spekulum dan menampakkan serviks hingga jelas terlihat
8. Membersihkan serviks dari cairan , darah, dan sekret dengan kapas lidi bersih
9. Memeriksa serviks sesuai langkah-langkah berikut :
a. Terdapat kecurigaan kanker atau tidak :
 Jika ya, klien dirujuk , pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan.
b. Jika tidak dicurigai kanker, identifikasi Sambungan Skuamo kolumnar (SSK)
 Jika SSK tidak tampak , maka : dilakukan pemeriksaan mata telanjang tanpa
asam asetat, lalu beri kesimpulan sementara, misalnya hasil negatif namun
SSK tidak tampak. Klien disarankan untuk melakukan pemeriksaan
selanjutnya lebih cepat atau pap smear maksimal 6 bulan lagi.
c. Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi yang sudah
dicelupkan ke dalam asam asetat 3-5% ke seluruh permukaan serviks
d. Munggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak putih
( acetowhite epithelium) atau tidak
e. Jika tidak (IVA negatif), jelaskan kepada klien kapan harus kembali untuk
mengulangi pemeriksan IVA
f. Jika ada (IVA positif) , tentukan metode tata laksana yang akan dilakukan
10. Mengeluarkan spekulum
11. Membuang sarung tangan , kapas, dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam container
( tempat sampah) yang tahan bocor, sedangkan untuk alat-alat yang dapat digunakan
kembali, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
12. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien, kapan harus melakukan pemeriksaan
lagi, serta rencana tata laksana jika diperlukan.

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Praktikan

Tuti Sukini, S.SiT, M.Kes Laili Agustin Khusna

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian, analisa data, serta pembahasan dari
kasus kespro pada Ny.T umur 31 tahun, dengan diagnosa Test IVA (-) dan dari hasil
SADARI (-) tidak memiliki masalah yang merujuk pada gangguan reproduksi dan
sesuai dengan pembahasan dari teori yang ada. Ny.T sudah mendapatkan
penatalaksanaan sesuai dengan kebutuhannya.

B. SARAN
Bagi tenaga kesehatan, Mahasiswa maupun masyarakat umum diharapkan
menambah wawasan serta pengalaman mengenai gangguan reproduksi, khususnya
kanker serviks dan kanker payudara
DAFTAR PUSTAKA

Andrijono, Farid Aziz.2007. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Prawirohardjo.

Bobak, Lowdermik Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Rahayu, Wahyu. 2007. Mengenali, Mencegah dan Mengobati 35Jenis Kanker. Victory Inti Cipta

Rasjidi, Imam. 2008. Manual Histerektomi. Jakarta: EGC

Hani, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes RI. 2015. Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan Dan Deteksi Dini Kanker
Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara - Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika

Marmi. 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Bealajar

Depkes,RI.2008.Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal – Asuhan Esensial, Penceghan, dan


Penanggulangan, Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:Departemen Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai