πΉ(π‘)
πΎ π πΎ
π π
π π₯1 π₯2
Dua massa π terhubung dengan pegas-pegas seperti pada gambar di atas, dimana π <
πΎ. Terdapat gaya eksternal πΉ(π‘) = πΉ0 cos ππ‘ pada massa pertama yang mengakibatkan
simpangan π₯1 dan π₯2 pada kedua massa tersebut. Terdapat juga gaya gesek dinamis πβ =
βπΎπ£β1 = βπΎπ₯Μ 1 π₯Μ1 yang bekerja pada massa pertama dan tidak ada gaya pada masa kedua.
untuk soal ini, anggap koefisien gesek dinamis kecil (πΎ βͺ ππΎ).
a. Tuliskan persamaan diferensial gerak untuk kedua massa tersebut (dinyatakan dalam
siimpangan getaran π₯1 dan π₯2 (beserta turunannya: π₯Μ 1, π₯Μ 2 , π₯Μ 1 , dan π₯Μ 2 ), massa π,
konstanta pegas πΎ dan π, gaya eksternal πΉ(π‘) dan koefisien gesek dinamis πΎ!
b. Tinjau fenomena resonansi. Gaya eksternal πΉ menyebabkan resonansi pada kedua
mode normal sistem: ππ 2 = πΎ/π dan ππ 2 = (πΎ + 2π)/π (anda tidak perlu
menurunkan ini). Carilah amplitudo getaran π΄1 dan π΄2 untuk kedua kasus mode
normal tersebut (dinyatakan dalam πΉ0 , πΎ, ππ , dan ππ )!
Tunjukkan juga bahwa amplitudo getaran ketika resonansi jauh lebih besar daripada
simpangan pegas untuk kasus gaya konstan π΄(π = 0) = πΉ0 π/πΎ(πΎ + 2π)!
Petunjuk: Pada keadaan resonansi, getaran massa memiliki keterlambatan fase
sebesar 90o dari gaya eksternal πΉ.
c. Tinjau fenomena antiresonansi. Pada sistem ini, frekuensi anti resonansi adalah:
2
ππ 2 + ππ 2
πanti =
2
Carilah amplitudo getaran π΄1 dan π΄2 pada kasus ini! Apakah fenomena anti-resonansi
terjadi pada kedua massa tersebut?
Solusi :
a. Kita namakan massa sebelah kiri sebagai π1 dan massa sebelah kanan sebagai π2 .
Perhatikan diagram gaya pada π1 dan π2 berikut!
πΉ(π‘)
π₯Μ 1 π₯Μ 2
1 2πΉ0 ππ
π΄1
πππ π ( π π )
2
( )=
π΄2 det π
0
Dimana
2πΎπ
ππ 2 + ππ 2 β 2π2 + π β(ππ 2 β ππ 2 )
det π = | π |
2 2 2 2 2
ππ β ππ ππ + ππ β 2π
2πΎπ
det π = (ππ 2 + ππ 2 β 2π2 + π ) (ππ 2 + ππ 2 β 2π2 ) β (ππ 2 β ππ 2 )2
π
2πΎπ
det π = (ππ 2 + ππ 2 β 2π2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 + π (ππ 2 + ππ 2 β 2π2 )
π
ππ 2 + ππ 2 β 2π2 ππ 2 β ππ 2
πππ π = ( 2πΎπ)
β(ππ 2 β ππ 2 ) ππ 2 + ππ 2 β 2π2 + π
π
Sehingga kita peroleh
1 ππ 2 + ππ 2 β 2π2 ππ 2 β ππ 2 2πΉ0 ππ
π΄1
2πΎπ) ( π π )
2
( )= (
π΄2 det π β(ππ 2 β ππ 2 ) ππ 2 + ππ 2 β 2π2 + π
π 0
2 2 2)
2πΉ0 ππ
1 (π π + π π β 2π π2
π΄1 π
( )= ( )
π΄2 det π 2 2)
2πΉ0 ππ
β(ππ β ππ π 2
π
Alhasil kita peroleh
2πΉ
π π0
π΄1 =
(ππ 2 + ππ 2 β 2π 2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 2πΎπ
+π π
(ππ 2 + ππ 2 β 2π 2 )
2πΉ
ππ 2 β ππ 2 βπ π0
π΄2 = 2
ππ + ππ 2 β 2π 2 (ππ 2 + ππ 2 β 2π 2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 2πΎπ
+π π
(ππ 2 + ππ 2 β 2π 2 )
Kalikan dengan suku sekawan akan kita peroleh
2πΉ0 /π
π΄1 =
4πΎ 2 ππ 2 (ππ 2 β ππ 2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 2
+ [ ]
π2 ππ 2 β ππ 2
(ππ 2 + ππ 2 β 2π2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 2πΎπ
[π + ]
(ππ 2 + ππ 2 β 2π 2 ) π
ππ 2 β ππ 2 2πΉ0 /π
π΄2 = β 2 2 2
ππ + ππ β 2π 4πΎ 2 ππ 2 (ππ 2 β ππ 2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 2
+[ ]
π2 ππ 2 β ππ 2
(ππ 2 + ππ 2 β 2π2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 2πΎπ
[π + ]
(ππ 2 + ππ 2 β 2π 2 ) π
Ambil nilai absolutnya, akan kita peroleh
2πΉ0 /π
π΄1 =
2 2
β4πΎ π (ππ 2 + ππ 2 β 2π 2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 2
+ [ ]
π2 ππ 2 + ππ 2 β 2π 2
2πΉ0 /π
π΄2 =
ππ 2 + ππ 2 β 2π 2 β4πΎ 2 π 2 (ππ 2 + ππ 2 β 2π 2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 2
+ [ ]
ππ 2 β ππ 2 π2 ππ 2 + ππ 2 β 2π 2
Sama seperti hasil dari metode sebelumnya.
Catatan : Nilai absolut adalah nilai sebenarnya dari suatu bilangan kompleks. Jika kita
mempunyai bilangan kompleks berbentuk π§ = π + ππ, maka nilai absolut π§ adalah π§ =
πΉ0
π΄1 =
πΎππ
dan amplitudo massa π2 adalah
2πΉ0
2πΉ0 /π
π΄2 = = π
2πΎππ
ππ 2 β ππ 2 β4πΎ 2 ππ 2 (ππ 2 β ππ 2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 2 π
+[ ]
ππ 2 β ππ 2 π2 ππ 2 β ππ 2
πΉ0
π΄2 =
πΎππ
Untuk π2 = ππ 2, amplitudo massa π1 adalah
2πΉ0 2πΉ0
π΄1 = π = π
2πΎππ
4πΎ 2π 2 (π 2 β π 2 )2 β (π 2 β π 2 )2 2
β π
+[ π π π π
] π
π2 ππ 2 β ππ 2
πΉ0
π΄1 =
πΎππ
dan amplitudo massa π2 adalah
2πΉ0
2πΉ0 /π π
π΄2 = =
2πΎπ π
ππ 2 β ππ 2 β4πΎ 2 ππ 2 (ππ 2 β ππ 2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 2 β π
+[ ]
ππ 2 β ππ 2 π2 ππ 2 β ππ 2
πΉ0
π΄2 = β
πΎππ
Hasil ini sesuai dengan mode normal osilasi masing-masing massa dimana saat π =
ππ kita dapat hubungan π΄1 = π΄2 dan saat π = ππ kita dapat hubungan π΄1 = βπ΄2 .
Massa π1 atau massa sebelah kiri adalah massa yang memberikan amplitudo atau
yang meresonansi massa lainnya, hal ini dikarenakan massa sebelah kiri inilah yang
dikenai gaya eksternal sehingga dia bergetar dan membuat massa sebelah kanan ikut
bergetar pula. Kemudian massa π2 sendiri atau massa sebelah kanan adalah massa
yang diberikan amplitudo atau benda yang beresonansi. Sehingga amplitudo
resonansi adalah
2πΉ0 /π
π΄2 = 2 2 2
ππ + ππ (ππ + ππ 2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2
[ ]
ππ 2 β ππ 2 ππ 2 + ππ 2
2πΉ0 ππ 2 β ππ 2
π΄2 =
π (ππ 2 + ππ 2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2
πΉ0 ππ 2 β ππ 2
π΄2 =
π 2ππ 2 ππ 2
π
πΉ0 2 π πΉ0 π
π΄2 = βΉ π΄2 = β¦ (terbukti)
π πΎ πΎ + 2π πΎ(πΎ + 2π)
π π
Sekarang, mari kita bandingkan amplitudo saat gaya konstan (π = 0) dengan saat
resonansi.
πΉ0 π
π΄2 (π = 0) πΎ(πΎ + 2π) π πΎ
= = πΎβ
π΄2 (resonansi) πΉ0 πΎ(πΎ + 2π) π
πΎβπΎ/π
π΄2 (π = 0) π πΎ
=( )
π΄2 (resonansi) πΎ + 2π βπΎπ
Nilai πΎ tidak terlalu berbeda jauh dibanding π sehingga perbandingan bisa kita abaikan
π΄2 (π = 0) πΎ
β
π΄2 (resonansi) βπΎπ
Mengingat bahwa πΎ βͺ βπΎπ maka πΎ/βπΎπ βͺ 1 sehingga
π΄2 (π = 0)
βͺ 1 βΉ π΄2 (resonansi) β« π΄2 (π = 0)
π΄2 (resonansi)
Dapat kita buktikan bahwa amplitudo getaran ketika resonansi jauh lebih besar
daripada simpangan pegas untuk kasus gaya konstan.
c. Untuk kondisi anti-resonansi, dengan menggunakan
ππ 2 + ππ 2
π2 = πanti 2 =
2
Akan kita peroleh untuk amplitudo π1
2πΉ0 /π
π΄1 =
2 2
β4πΎ π (ππ 2 + ππ 2 β 2π 2 )2 β (ππ 2 β ππ 2 )2 2
+[ ]
π2 ππ 2 + ππ 2 β 2π 2
2πΉ0 ππ 2 + ππ 2 β 2π2
π΄1 =
π (ππ 2 + ππ 2 β 2π 2 ) β (ππ 2 β ππ 2 )2
1
2 β
2 2 2 2 2 2
ππ + ππ β 2π 4πΎ π
(1 + [ 2 2 2 2 2 2
] )
(ππ + ππ β 2π ) β (ππ β ππ ) π2