Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok:

1. Muhammad Mahali (17110023)


2. Nova Riana Putri (17110024)
3. Reni Setyawati (17110028)

“Media Grafis Komik”

Guru dalam menyampaikan meteri tidak terlepas dari alat bantu. Alat bantu di sini
berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang guru gunakan dapat berupa media
sederhana dua deminsi. Media sederhana di sini meliputi, papan, cedak, dan grafis. Menurut
Sudirman (2011:28) media grafis adalah media visual nonproyeksi yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru ke siswa). Salah satu bentuk
media grafis yaitu komik.
Komik adalah bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita
dalam urutan yang erat hubungannya dengan gambar dan dirancang untuk memberikan
hiburan kepada para pembaca (Menurut Daryanto, 2012:126). Pendapat lain menyatakan
komik adalah karya seni rupa planel-planel yang berisi gambar tidak bergerak yang disusun
sedemikian rupa menjadi alur cerita, di dalamnya terdapat dialog antar tokoh yang
diterapkan melalui balon-balon kata (Siregar Helmi Fauzi, dkk).
Guru memilih media komik karena selain praktis dapat membantu siswa untuk lebih
mudah menangkap dan memahami materi. Menurut Khoerunnisa, N., (2017) keunggulan
komik diantaranya:
1. Media komik dapat menjelaskan materi dalam bentuk cerita yang disertai oleh
ilustrasi gambar
2. Menarik semangat siswa untuk belajar dan memudahkan dalam menerjemahkan
cerita kedalam gambar.
Pendapat Trimo menyatakan komik dapat:
1. Menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya.
2. Memprmudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak.
3. Mengembangkan minat baca anak.
4. Seluruh jalan cerita komik menuju satu hal yakni kebaikan atau studi yang lain.
Di sisi lain komik juga memiliki kekurangan, akan tetapi kekurangan komik tidak
menutup kelebihan komik yang dipilih guru sebagai media pembelajaran. Menurut
Khoerunnisa, N., (2017) Komik dapat membuat siswa menjadi malas karena siswa cenderung
hanya ingin melihat gambar yang menarik menurut mereka saja, tidak ingin memahami
materi secara keseluruhan.
Meskipun komik dapat membuat siswa cenderung malas dalam penelitian harsiati
(2016) penggunaan model pembelajaran treffinger dengan berbasiskan komik dapat
meningkatkan kemampuan menulis cerita fantasi. Karena dengan adanya komik selain
mendapat informasi penting siswa akan merasa terhibur, komik dapat menarik imajinasi dan
rasa ingin tahu siswa. Sehingga siswa akan termotivasi untuk menguasai kerampilan menulis.
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, H. F., & Melani. Perancangan aplikasi komik hadist berbasis multimedia. Jurnal
Teknologi Informasi, 2(2). Desember 2018.
http://www.jurnal.una.ac.id/index.php/jurti/article/view/425

Nugroho, F. P. Pengembangan media komik bergambar dalam pembelajaran tematik pada


siswa kelas 4 sekolah dasar negeri sumberbendo 3 kabupaten tulungagung.
http://eprint.umm.ac.id/39091/3/BAB%20II.pdf

Nursholihat, K., Sujana, A., & Karlina, D.A. (2017). Peranan media komik terhadap literasi
sains siswa SD kelas V pada materi daur air (penelitian pre-
experimentalterhadap siswa kelas V SD kecamatan paseh kabupaten
sumedang). Jurnal Pena Ilmiah, 2(1), 711-120, 2017.
https://ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/view/10110

Hidayati, Y. M., Rahmawati, F., Herawati, A. (2016). Penerapan strategi cooperative script
dengan media komik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V pada
mata pelajaran bahasa Indonesia di SD negeri II Gedong. Profesi Pendidikan
Dasa, 1(1), 42-48, 2016.
http://seminar.ums.ac.id/index.php/ppd/article/download/1554/1094

Qoriah, N. N. (2017). Upaya meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui media


komik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD
Mojolaban tahun 2016/2017. Seminar Internasional Riksa Bahasa, 1327-1338,
2018. http://eprints.uns.ac.id/37887/

Anda mungkin juga menyukai