Anda di halaman 1dari 11

Tips Hindari Investasi Bodong

Edited by Fitriya Fitriya • 1 Maret 2018

5
Shares
Investasi bodong hingga sekarang ini masih saja menjadi perangkap bagi calon
nasabah, dan terus dimanfaatkan oleh sebagian orang yang tidak bertanggung jawab.

Kegiatan ini dianggap menjadi salah satu jalan cepat dan mudah untuk menghimpun
dana dalam jumlah yang sangat besar dari masyarakat luas. Sehingga selama
bertahun-tahun, investasi bodong masih saja banyak terjadi dan menimbulkan
kerugian bagi para investor.

Modus lama memang, tapi korban baru terus saja berlanjut. Jika dilihat dari polanya,
investasi bodong ini bukan suatu hal baru. Ini bisa dilihat dari tingginya jumlah kasus
serupa yang terjadi bertahun-tahun.

Tentu semua itu sangat disayangkan, mengingat pemerintah telah memberikan


peringatan akan bahaya dan juga kerugian yang dapat timbul atas kegiatan usaha
yang tidak jelas tersebut. Namun, pada kenyataannya, hal yang sama masih saja
terulang, bahkan dengan jumlah korban dan kerugian yang semakin fantastis.

Anda Bingung Cari Produk Kredit Multi Guna Terbaik? Cermati punya solusinya\
Belajar dan lebih Cerdaslah
Memahami Investasi

Jadilah investor cerdas

Kendati pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah berulangkali


mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati ketika berinvestasi, tetap saja kasus
penipuan berkedok investasi bodong ini masih saja terjadi.

Pada dasarnya, minimnya pengetahuan akan investasi itu sendirilah yang menjadi
salah satu penyebab utamanya. Ditambah lagi dengan mudahnya tergiur pada
sejumlah imbal hasil yang ditawarkan luar biasa besar.

Sebagai masyarakat yang berpeluang besar menjadi korban atas kegiatan investasi
bodong ini, sudah seharusnya kita mulai belajar untuk lebih cerdas dan tanggap
dalam memahami berbagai bentuk investasi, terutama yang ada di sekitar kita.
Jika kita paham dan mengenali risiko yang ada pada sebuah investasi secara baik,
maka sikap waspada akan senantiasa kita miliki. Sehingga akan mampu menimbang
dengan baik, investasi mana yang layak dan dapat memberikan manfaat lebih, serta
risiko yang seimbang di dalam keuangan.

Untuk itu, selalu kenali investasi bodong sejak awal, agar risiko kerugian dapat
dihindari. Simak ciri-ciri tips menghindari investasi bodong ini sejak awal dengan
baik, yakni:

1. Waspadai Tawaran Imbal Hasil


yang Tidak Wajar

Waspadai tawaran imbal hasil atau keuntungan yang tidak wajar

Hampir semua investasi bodong akan menawarkan imbal hasil yang tidak masuk akal
dan luar biasa besar. Misal, jumlah keuntungan 5% dalam sebulan, atau jumlah
keuntungan bisa mencapai 40-50% dalam 1 tahun.

Jumlah itu tentu sangatlah besar untuk ukuran imbal hasil/keuntungan dari sebuah
investasi pada umumnya. Sehingga bisa dipastikan itu membuat cepat tergoda dan
dengan senang hati menginvestasikan dana dalam jumlah besar.
Bagi yang telah terbiasa dengan sejumlah instrumen investasi, baik itu jangka
panjang maupun jangka pendek, nilai imbal hasil tersebut tidaklah masuk akal dan
terlalu berlebihan.

Untuk itu, memahami dan mengenal berbagai instrumen investasi serta risikonya,
akan sangat membantu untuk menghindari godaan tawaran keuntungan yang tidak
wajar itu.

Baca Juga: Cara Mendeteksi Modus Penipuan Investasi Skema Ponzi


2. Perhatikan Status Hukum
Investasi yang Ditawarkan

Apakah perusahaan investasi itu diakui secara hukum?

Biasanya, bila investasi itu bodong, tidak akan memiliki legalitas atau
kekuatan/pengakuan hukum dari pihak berwenang. Sehingga, hak-hak investor
menjadi tidak terjamin dengan baik.

Hal ini akan sangat berisiko. Sebab berbagai kemungkinan bisa saja terjadi pada dana
yang diinvestasikan tersebut. Jika sewaktu-waktu kegiatan investasi ini bermasalah,
maka kita selaku nasabah tidak akan memiliki perlindungan hukum atas dana yang
telah tertanam di sana.

Untuk itu, sebelum melakukan kegiatan investasi, pastikan legalitas perusahaan dan
juga usaha yang dijalankan sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Jika usaha
bergerak dibidang jasa keuangan, maka pihak OJK lah yang berwenang untuk
mengeluarkan ini usahanya.

Bila usaha tersebut bergerak di bidang koperasi, maka izin ini akan dikeluarkan oleh
pihak Kementerian Koperasi dan UKM. Namun bila usaha tersebut di bidang
perdagangan, maka perusahaan ini harus memiliki izin dari Kementerian
Perdagangan (Kemendag).

Sedangkan bila usaha tersebut dalam bentuk Multi Level Marketing (MLM), maka
perusahaan tersebut harus memiliki izin dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM). Jadi, perhatikan status hukum perusahaan investasi ini dengan baik.

3. Pastikan Struktur
Organisasinya Jelas
Ilustrasu struktur organisasi

Sebuah perusahaan, tentu wajib memiliki struktur organisasi yang jelas, dimulai dari
jabatan tertinggi hingga terendah. Namun, hal seperti ini tidak akan kita temukan
pada investasi bodong, sebab pada dasarnya perusahaan ini berdiri dan dibentuk
secara asal-asalan, tanpa memenuhi standar organisasi perusahaan sebagaimana
mestinya.

Oleh karena itu, cermati struktur organisasi perusahaan yang akan dijadikan sebagai
tujuan investasi dengan baik. Semakin tidak jelas struktur organisasi sebuah
perusahaan, maka semakin meragukan juga kegiatan usaha yang mereka jalankan di
dalamnya.
4. Lihatlah, Apakah Kegiatan
Usaha yang Dilakukan Jelas

Ilustrasi aktifitas bisnis

Kegiatan usaha tentu menjadi salah satu hal terpenting, sebab ini akan berdampak
langsung pada imbal hasil yang bisa didapatkan dari kegiatan investasi tersebut.

Kebanyakan, investasi bodong tidak akan memiliki kegiatan usaha yang jelas dan
terorganisir, karena perusahaan itu hanya fokus pada pengumpulan dana dari nasabah
saja.

Ketahui dengan baik kegiatan usaha yang dijalankan oleh pihak perusahaan investasi,
termasuk dengan melihat bukti-bukti kegiatan operasional mereka secara langsung.
Ini bisa membantu menghindari kerugian atas investasi yang kita lakukan.

Baca Juga: 5 Moadel Investasi Bodong yang Harus Diketahui


5. Apakah Sistem Perekrutan
Berdampak Pada Hasil Investasi?
Perhatikan apakah Anda bisa untung besar bila berhasil merekrut orang lain

Ini penting untuk diketahui. Sebab, investasi bodong umumnya akan menggunakan
sistem perekrutan yang secara langsung bisa memengaruhi jumlah pendapatan dari
investasi yang kita tanamkan.
Jika kita bisa merekrut orang dan membuat mereka berinvestasi dalam jumlah besar,
maka pendapatan kita juga akan semakin besar. Hal sebaliknya juga berlaku.

Sedangkan dalam perusahaan investasi yang legal, hal seperti ini tidak akan kita
temukan. Karena hanya perlu berinvestasi dan mengawasi kegiatan investasi tersebut
secara berkala.

Jika sebuah perusahaan investasi membebani nasabahnya dengan sistem perekrutan


ini, maka besar kemungkinan adalah perusahaan investasi bodong yang tidak jelas
usahanya.

6. Lihat, Apakah Alamat Usaha


dan Kepengurusannya Jelas?
Perhatikan apakah lamat perusahaan tersebut jelas dan nyata

Jika demikian yang Anda temukan, maka ada baiknya berhati-hati. Bukan hanya
kegiatan usahanya saja yang tidak jelas, alamat perusahaan juga harus bisa dipastikan
nyata berada di suatu tempat dengan jelas.

Perusahaan investasi bodong pada umumnya hanya akan memiliki kantor kecil dan
tampak tidak profesional, beserta sejumlah staf/karyawan yang jumlahnya juga hanya
sedikit saja.

Bila melihat kondisi perusahaan yang seperti ini, maka waspadalah sejak awal. Sebab
bisa saja perusahaan ini akan gulung tikar beberapa hari setelah dana kita
investasikan di sana.
Nah, perlu diingat, perusahaan yang profesional seharusnya berdiri di lokasi yang
layak dan strategis. Selain itu juga didukung oleh staf dan juga kegiatan usaha yang
layak serta legal.

Kenali dan Hindari Risiko


Penipuan Investasi Bodong Sejak
Awal
Meski sudah banyak terjadi dan menimbulkan jumlah korban serta kerugian yang
tidak sedikit, namun investasi bodong selama ini masih saja terus menjadi salah satu
godaan dan bagi sejumlah orang yang ingin berinvestasi. Tentu keberadaan investasi
bodong ini menjadi ancaman bagi para investor yang ingin menanamkan dananya.

Untuk itu, Anda sebagai calon investor, baiknya kenali dan pahami terlebih dahulu
jenis investasi yang akan digunakan, sehingga risiko penipuan yang mungkin saja
terjadi bisa dihindari sejak awal. Jangan sampai dari investasi Anda itu bukannya
untung, tapi malah buntung.

Anda mungkin juga menyukai