Anda di halaman 1dari 15

PEMIKIRAN TENTANG KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satutugas mata kuliah Perencanaan
pembelajaran, Semester Genap 4, Tahun 2018/2019

Dosen Pengemban : Shalihat Nurfitriyah, S.Sos.I M. Pd

Disusun oleh :

Listiani : 0101.1701.101

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI DR KHEZ MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2019
i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya kepada kita semua sehingga kita bisa
melakukan aktivitas kita dengan baik, sehat wal‘afiat khususnya kepada penulis
sehingga “makalah evaluasi kurikulum” ini bisa diselesaikan dengan baik.
Tak lupa juga kita sampaikan salam dan shalawat kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad Saw yang telah mengayomi kita semua dengan cinta kasih
serta perjuangan beliau sehingga kita bisa menghirup udara segar ini penuh dengan
nikmat yang tak akan mampu kita menghitungnya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum baik dan masih
jauh dari kesempurnanan. Sehingga penulis meminta kritik dan saran dari pembaca.
Agar penulisan selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Purwakarta, 5 Juli 2019

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar belakang masalah....................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................1
C. Tujuan penulisan..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................2
A. Pengertian Konsep Perencanaan Pembelajaran...............................2
B. Karakteristik Perencanaan Pendidikan............................................5
C. Tujuan dan Fungsi Perencaan Pembelajaran ..................................6
D. Dasar Perlunya Perencaanaan Pembelajaran...................................6
E. Manfaat Perencanaan Pembelajaran................................................7
F. Jenis- jenis Perencanaan..................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................12
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Jadi
Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum
mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi
interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Perencanaan
pembelajaran didasari oleh beberapa konsep. Konsep-konsep itu dibahas pada awal
usaha menguraikan perencanaan pendidikan ini, dengan maksud agar pemahaman
tentang perencanaan lebih mudah dan lebih mendalam.
Selain itu setiap uraian yang didasari oleh konsep tertentu mempunyai ciri
tersendiri, walaupun uraian itu mempunyai tujuan yang sama. Dengan demikian
konsep-konsep yang dipilih akan memberikan warna kepada perencanaan ini. Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan dibahas penjelasan tentang konsep perencanaan
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep perencanaan pembelajaran ?
2. Apa saja langkah-langkah dan manfaat dari perencanaan pembelajaran ?
3. Bagaimana karakteristik perencanaan pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian konsep perencanaan pembelajaran.
2. Mengetahui langkah-langkah dan manfaat dari perencanaan pembelajaran.
3. Mengetahui karakteristik perencanaan pembelajaran.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian konsep perencanaan pembelajaran


Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam
berbagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana melihat, serta latar
belakanag apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi.
Diantara beberapa definisi tersebut dirumuskan sebagai berikut:
1. Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan penentuan
tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa
dan bagaimana.
2. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan
kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu.
3. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang
akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.[1]
Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai
komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen tersebut
mencakup pendidik, peserta didik, materi, metode, dan evaluasi[2].
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para
guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk
memiliki pengalaman dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman
belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah suatu cara bagaimana
mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Sampai saat ini riset tentang perencanaan pembelajaran masih jarang, tetapi
beberapa konsep dapat membantu guru dalam meningkatkan efektifitas pembuatan
perencanaan pengajaran. Konsep tersebut mengandung dua pemikiran utama, yaitu
proses pengambilan keputusan dan pengetahuan profesional tentang proses
pengajaran. Keputusan yang diambil oleh guru bisa bermacam-macam, mulai dari
yang sederhana sampai pada tingkat yang komplek.
3

Berdasarkan uraian diatas, konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat


dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang
mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku
kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem
pengajaran.
2. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah subuah susunan dari
sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran.
Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya
diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
3. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari
pengetahuan yang senantiasa memperhentikan hasil-hasil penelitian dan teori
tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
4. Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail
spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan
situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang
lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
5. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah mengembangkan
pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori
pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam
perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang
sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan
evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktifitas-aktifitas sistematik.
6. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran
dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu
dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat
bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara
sistematik[3].
Beberapa definisi perencanaan pembelajaran menurut para ahli, antara lain
sebagai berikut:
4

1. Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972) bahwa: “A simple definision of


educational planning is the process of preparing decisions for action in the future in
the field of educational development is the funtion of educational planning”.
Dengan demikian menurut Guruge bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses
mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan
adalah tugas perencanaan pendidikan.
2. Definisi yang lain sebagaimana dikemukakan oleh Albert Waterston bahwa:
“Functional planning involves the application of a rational system of choices among
feasibel cources of educational invesment and the other development actions based
on a consideration of economic and social cost and benefits”. Atau dengan kata lain
bahwa perencanaan pembelajaran adalah investasi pendidikan yang dapat
dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas
pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
3. Menurut Coombs (1982) bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu
penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan
dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakatnya[4].
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode
pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan
pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. konsep
perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka
perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan
pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai
5

sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi


pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan
efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan utama dalam penyusunan
perencanaan program pengajaran, namun kondisi sekolah/madrasah dan
lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangan sampai
diabaikan.
B. Karakteristik perencanaan pendidikan
Karakteristik perencanaan pendidikan ditentukan oleh konsep dan
pemahaman tentang pembelajaran. Pembelajaran mempunyai ciri unik dalam
kaitanya dengan pembangunan nasional dan mempunyai ciri khas karena yang
menjadi muara garapannya adalah manusia. Dengan mempertimbangkan ciri-ciri
pembelajaran dalam perannya dalam proses pembangunan,maka perencanaan
pembelajaran, mempunyai ciri-ciri seperti antara lain :
1. Perencanaan pembelajaran harus mengutamakan nilai-nilai manusiawi, karena
pembelajaran itu membangun manusia yang harus mampu membangun dirinya dan
masyarakatnya.
2. Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan untuk
memngembangkan segala potensi pesrta didik se-optimal mungkin.
3. Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan yang sama bagi setiap
peserta didik.
4. Perencanaan pembelajaran harus komprehensip dan sistematis dalam arti tidak
praktikal atau segmentaris tapi menyeluruh dan terpadu serta di susun secara logis
dan rasional serta mencakup berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
5. Perencanaan pembelajaran harus diorientasi pada pembangunan, dalam arti bahwa
program pendidikan haruslah di tujukan untuk membantu mempersiapakan man
power (SDM) yang di butuhkan oleh berbagai sektor pembangunan.
6. Perencanaan pembelajaran harus di kembangkan dengan memperhatikan
keterkaitanya dengan berbagai komponen pendidikan secara sistematis.
7. Perencanaan pembelajaran harus menggunakan resources secermat mungkin
karena resources yang tersedia adalah langka.
6

8. Perencanaan pembelajaran haruslah berorientasi kepada masa datang, karena


pembelajaran adalah proses jangka panjang dan jauh menghadapi masa depan.
9. Perencanaan pembelajaran haruslah kenyal dan responsif terhadap kebutuhan
yang berkembang di masyarakat, tidak setatis tapi dinamis.
10. Perencanan pembelajaran haruslah merupakan sarana untuk
mengembangkan inovasi pendidikan hingga pembaharuan terus menerus
berlangsung[5].
C. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
1. Tujuan :
Menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan
perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan
mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang
diprogramkan.
2. Fungsi :
a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai
tujuan tersebut.
b. Guru memperjelas pemikiran tentang pembelajarannya terhadap pencapaian
tujuan pendidikan.
c. keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang
dipergunakan.
d. Kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar Membantu guru dalam
rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-minat siswa, dan mendorong
motivasi belajar
e. Mengurangi dengan adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
f. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan
bahan- bahan yang up to date kepada siswa.
D. Dasar Perlunya Perencanana Pembelajaran
Perlunya perencanana pembelajaran sebagiamana disebutkan diatas,
dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perebaikan
pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
7

1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan


pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatansistem.
3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara
perseorangan.
5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan
pengiring dari pembelajaran.
6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa
untuk belajar.
7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran
yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan
metode pembelajaran:
1. Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam
semua kondisi.
2. Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan
konsistensi pada hasil pembelajaran.
3. Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil
pengajaran.
E. Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu
guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani
kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan
sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar yaitu:
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
8

2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiapunsur yang
terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
Sedangkan penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi diharapkan bermanfaat untuk:
1. Menghindari duplikasi dalam memberikan materi pelajaran.
Dengan menyajikan materi pelajaran yang benar-benar relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapai, dapat dihindari terjadinya duplikasi dan pemberian
materi pelajaran yang terlalu banyak.
2. Mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai mengajarkan suatu
mata pelajaran.
Dengan kompetensi yang telah ditentukan secara tertulis, siapapun yang
mengajarkan mata pelajaran tertentu tidak akan bergeser atau menyimpang dari
kompetensi dan materi yang telah ditentukan.
3. Meningkatkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan
kesempurnaan siswa.
4. Membantu mempermudah pelaksanaan akreditasi. Pelaksanaan akreditasi akan
lebih dipermudah dengan menggunakan tolok ukur standar kompetensi
5. Memperbarui sistem evaluasi dan laporan hasil belajar siswa. Dalam
pembelajaran berbasis kompetensi, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan
berdasar pencapaian kompetensi atau subkompetensi tertentu, bukan didasarkan
atas perbandingan dengan hasil belajar siswa yang lain.
6. Memperjelas komunikasi dengan siswa tentang tugas, kegiatan, atau pengalaman
belajar yang harus dilakukan, dan cara yang digunakan untuk menentukan
keberhasilan belajarnya.
9

7. Meningkatkan akuntabilitas publik. Kompetensi yang telah disusun,


divalidasikan, dan dikomunikasikan kepada publik, sehingga dapat digunakan
untuk mempertanggung-jawabkan kegiatan pembelajaran kepada publik.
8. Memperbaiki sistem sertifikasi. Dengan perumusan kompetensi yang lebih
spesifik dan terperinci, sekolah/madrasah dapat mengeluarkan sertifikat atau
transkrip yang menyatakan jenis dan aspek kompetensi yang dicapai.
F. Jenis-jenis Perencanaan
1. Silabus
Merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara
sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk
memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar.
2. Standar Kompetensi
Merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam suatu
bidang pengembangan.
3. Kompetensi Dasar
Merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan dilakukan
peserta didik
4. Hasil Belajar
Merupakan pernyataan kemampuan peserta didik yang diharapkan dalam
menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud.
5. Indikator
Merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik dan operasional yang dapat
dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.
6. Perencanaan Semester
Merupakan program pembelajaran yang dipetakan berisi jaringan tema, bidang
pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang ditata secara
urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema, dan
sebarannya ke dalam semester 1 dan 2.
7. Perencanaan Mingguan
10

Disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM merupakan


penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka
mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan
keluasan pembahasan tema dan subtema.
8. Perencanaan Harian
Disusun dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH). SKH merupakan penjabaran
dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan
pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun
klasikal dalam satu hari.
Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan
secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain, misalnya
berdoa/mengucap salam, membicarakan tema atau subtema, dan sebagainya.
Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian,
kemampuan, sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui
kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan
bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas
anak, serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertianpengertian, konsentrasi
dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan
kegiatan yang dilaksanakan secara individual/ kelompok.
Istirahat/Makan merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengisi
kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, misalnya mengenalkan kesehatan,
makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian
makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Setelah kegiatan makan selesai,
anak melakukan kegiatan bermain dengan alat permainan di luar kelas dengan
maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan bersosialisasi
Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara
klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan pada kegiatan akhir, misalnya membacakan
cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang kegiatan
satu hari atau menginformasikan kegiatan esok hari, menyanyi, berdoa, dan
sebagainya.
11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan adalah proses penetapan daan pemanfaatan sumber daya
secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan kegiatan dan upaya-
upaya yang akan dilaksanakan secara efesien dan efektif dalam mencapai tujuan.
Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah
tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Keberhasilan suatu
proses pembelajaran sangat ditentukan oleh rencana yang dibuat guru, oleh karena
itu komponen-komponen dalam perencanaan belajar harus disusun atau
dikembangkan secara sistematis dan sistemik.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang
saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen
yang ada didalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses
mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsure-unsur atau komponen-
komponen pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran harus
memperhatikan langkah-langkah, karakteristik dan faktor-faktor yang lain.
Demikian makalah yang kami susun, tentunya dalam pembuatan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah ini dan selanjutnya. Dan semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan juga bermanfaat.
12

DAFTAR PUSTAKA

1. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi


Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.
2. Pidarta, Made, Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem,
Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005.
3. Sa’ud, Udin Syaefudin, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan
Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.
4. http://mardiatiaceh.wordpress.com/2013/05/09/makalah-perencanaan-
pembelajaran/.29 September 2013, 11.30 WIB.
5. Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem,
(Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005), hlm. 101-102

Anda mungkin juga menyukai