Anda di halaman 1dari 12

Tugas individu

Dosen pembimbing Drs.Yoskar Kadarisman

Masalah Tenaga Kerja di Indonesia

KENZIA ARDANESHWARY RINSON


NIM 1701114506

Matakuliah
Sosiologi Kependudukan

Jurusan sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
2018
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberkati kami sehingga karya tulis yang berjudul “Masalah Tenaga Kerja di
Indonesia” ini dapat diselesaikan. Makalah ini penulis susun guna melengkapi tugas mata kuliah
sosiologi kependudukan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mencari dari beberapa sumber buku dan internet.
Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberi masukan kepada penulis serta berbagai sumber yang telah penulis pakai sebagai
data dan fakta pada karya tulis ini sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.
Penulis juga memiliki keterbatasan dan kekurangan, maka penulis bersedia menerima
kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Penulis akan menerima semua kritik dan saran
tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis penulis di masa yang akan
datang. Sehingga karya tulis berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengatasi
masalah tenaga kerja di Indonesia. Penulis juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan
efektif dari pihak pemerintah dan perusahaan yang bertanggung jawab atas permasalahan tenaga
kerja, sehingga masalah tenaga kerja dapat diatasi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan penulis......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

2.1 Klasifikasi dari tenaga kerja .................................................................... 3

2.2 Permasalahan tenaga kerja sekarang ini .................................................. 4

2.3 Solusi untuk mengatasi permasalahan tenaga kerja................................. 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9

3.2 Saran.........................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manusia mempunyai banyak kebutuhan dalam hidupnya. Kehidupan manusia akan


berjalan dengan baik apabila kebutuhan kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi. Untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya tersebut manusia harus bekerja. Pada masa lampau manusia hanya sekedar
mengolah tanah untuk memenuhi kebutuhan sandangnya saja. Tetapi di masa sekarang dengan
kebutuhan manusia yang semakin beragam, tidak cukup hanya dengan mengolah tanah saja,
tapi bekerja di bidang industri dan jasa untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Orang yang bekerja baik di sektor industri maupun jasa disebut dengan tenaga kerja.
Tenaga kerja ini memiliki klasifikasi yang beragam tergantung dengan banyak faktor. Selain
itu, Tenaga kerja ini berkaitan dengan upah/gaji dan kesejahteraan para tenaga kerja itu sendiri.
Masalah tenaga kerja berbicara masalah produksi, distribusi, dan konsumsi yang menyangkut
masalah ekonomi dalam kehidupan manusia. Tenaga kerja juga merupakan pelaku
pembangunan dan pelaku ekonomi baik secara individu maupun kelompok, sehingga
mempunyai peran yang sangat mempengaruhi dalam aktivitas perekonomian nasional dan
penentu keberhasilan pembangunan.
Di Negara Negara berkembang seperti Indonesia, masalah masalah ketenagakerjaan
lazim ditemukan. Masalah tenaga kerja yang masalah paling pokok dan mendasar bagi para
pekerja adalah tercapainya kesejahteraan para pekerja dan terciptanya suasana kerja yang
harmonis, dinamis, demokratis, dan berkeadilan . Namun, penyelesaian atas masalah masalah
tersebut masih jauh dari harapan para pekerja.
Persoalan persoalan tenaga kerja di Indonesia merupakan masalah nasional yang sangat
kompleks. Pemerintah selama ini hanya memandang masalah tenaga kerja hanya sebatas
bagaimana mengatasi angka angkatan kerja yang semakin membludak sedangkan lapangan
pekerjaan sangat terbatas. Sedangkan hal hal lain yang berkaitan dengan masalah perlindungan
dan kesejahteraan para pekerja menjadi terabaikan dan dirasa belum dapat terselesaikan.
Di sisi lain, perusahaan dan pekerja mempunyai cara pandang yang berbeda dalam
menyikapi hubungan kerja yang harmonis, dinamis, demokratis, dan berkeadilan. Bagi
perusahaan yang terpenting adalah terciptanya efisiensi di segala bidang termasuk biaya
produksi dan upah tenaga kerja. Hal ini berkaitan dengan hukum ekonomi yaitu bagaimana
mendapatkan keuntungan besar dengan modal yang diminimalisir. Sedangkan bagi para
pekerja, bagaimana kesejahteraan pekerja dapat terpenuhi melalui gaji, bonus, tunjangan,
perlindungan kesehatan, dan lain sebagainya tanpa memperhatikan kondisi perusahaan.
Kedua cara pandang yang berbeda inilah yang pada akhirnya dapat menimbulkan
perselisihan antara pekerja dengan perusahaan. Para pekerja selalu berada pada pihak yang
lemah dan selalu kalah dalam rangka mengatur hubungan kerja yang baik. Sehingga menerima
segala keputusan dari pihak perusahaan yang lebih dominan walaupun keputusan tersebut dirasa
jauh dari harapan para pekerja tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Topik yang penulis bahas pada makalah ini perlu diberikan rumusan masalah agar lebih
memudahkan dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam menjawab permasalahannya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis berikan, ada beberapa rumusan sebagai
pertanyaan dalam makalah ini. Berikut rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1. apa saja klasifikasi dari tenaga kerja ?


2. apa permasalahan yang dialami oleh para pekerja sekarang ini ?
3. bagaimana solusi mengatasi permasalahan yang dialami oleh para pekerja ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari permasalahan ini sesuai dari rumusan masalah yang telah disampaikan. Hal
tersebut untuk memudahkan hal yang harus dilakukan berdasarkan masalah yang akan
dibahas. Berikut tujuan dari permasalahan dari makalah ini:

1. untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari tenaga kerja


2. untuk mengetahui apa permasalahan yang dialami oleh para pekerja sekarang ini
3. untuk mengetahui bagaimana solusi mengatasi permasalahan yang dialami para
pekerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi dari tenaga kerja

Tenaga kerja memiliki klasifikasi yang bermacam macam. Klasifikasi


yaitu pengaturan bersistem atau berkelompok menurut standart yang di tetapkan. Jadi,
klasifikasi tenaga kerja yaitu pengelompokan bakal tenaga kerja yang telah tersusun
berdasarkan kriteria yang telah di tentukan, antara lain :

 berdasarkan penduduknya
a. Tenaga kerja : Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat
bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang
Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang
berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
b. Bukan tenaga kerja : Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu
dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang
Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka
yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini
adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

 Berdasarkan batas kerja :


a. Angkatan kerja : Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64
tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang
sedang aktif mencari pekerjaan.
b. Bukan angkatan kerja : Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke
atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya.
Contoh kelompok ini adalah: anak sekolah dan mahasiswa, para ibu rumah tangga dan
orang cacat, dan para pengangguran sukarela.

 Berdasarkan kualitasnya :
a. Tenaga kerja terdidik : Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu
keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan
formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
b. Tenaga kerja terlatih : Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian
dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini
dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan
tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih : Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak
terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli,
buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
2.2 Permasalahan tenaga kerja sekarang ini

 Jumlah tenaga kerja yang besar sementara kesempatan kerja minim

Sebenarnya tidak ada masalah dengan jumlah angkatan kerja yang banyak. Hanya saja,
jumlah perusahaan di Indonesia tidak terlalu banyak dan daya serap mereka pun juga sedikit.
Padahal, pemerintah mengharapkan bahwa setiap perusahaan mampu menjaring angkatan-
angkatan kerja yang banyak serta berpotensi menjadi tenaga kerja. Bila hal ini tidak diatasi,
angka pengangguran akan terus bertambah dan mengakibatkan pembangunan ekonomi di
Indonesia cenderung stagnan bahkan mengalami penurunan.

 Kualitas tenaga kerja yang cenderung rendah

Kuantitas tenaga kerja yang banyak tidak diimbangi dengan kualitas setiap tenaga kerja
yang cenderung rendah. Kualitas yang rendah disebabkan oleh tingkat pendidikan mereka yang
rendah atau belum memadai dengan jenis pekerjaan yang ada. Ada juga yang pendidikannya
cukup tinggi dan memadai bagi sebuah pekerjaan namun tidak mampu bekerja sesuai keinginan.
Hal ini disebabkan karena mutu pendidikan yang rendah di beberapa instansi pendidikan atau
bisa juga karena daya serap yang kurang terhadap ilmu pengetahuan.

Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan faktor kurangnya kualitas para pekerja.
Kesehatan yang kurang fit akan sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang tenaga kerja.
Penyebab dari kondisi kesehatan yang kurang fit ini bisa disebabkan karena kurangnya asupan
makanan yang bergizi tinggi. Sayangnya, sebagian besar masyarakat Indonesia masih kesulitan
mendapat makanan yang bergizi tinggi.

Kualitas angkatan yang rendah akan mengurangi efektivitas serta efisiensi dalam
pekerjaan. Selain itu, hasil kerja yang diberikan pun juga kurang berkualitas. Selain mengalami
kerugian, hasil karya perusahaan di Indonesia pun tidak bisa bersaing dengan negara lain karena
kualitasnya yang rendah. Membangun kualitas tenaga kerja yang tinggi mesti dimulai sejak
mereka masih menjadi angkatan non kerja yang berusia 0-14 tahun. Dengan begitu, mereka
akan siap memasuki dunia kerja dengan kualitas yang maksimal saat usianya masuk ke dalam
usia angkatan kerja.

 Persebaran Tenaga Kerja yang Tidak Merata

Luasnya wilayah Indonesia mestinya bisa dimanfaatkan untuk persebaran tenaga kerja.
Sayangnya, hal ini tidak terjadi. Para tenaga kerja terlalu memusatkan diri ke Pulau Jawa. Hal
ini juga dipengaruhi oleh salah satu diantara faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran
penduduk, yaitu faktor fisiologis. Faktor ini merupakan faktor yang membuat seseorang
berpindah atau bekerja di suatu tempat. Berdasarkan faktor ini, Pulau Jawa banyak dijadikan
tempat tujuan bekerja karena secara fisiologis pulau tersebut dianggap strategis dalam mencari
penghasilan yang layak.
Padahal, Pula Jawa sendiri sudah cukup padat dan persaingan di pulau tersebut juga
terhitung ketat. Padahal, daerah di luar Pulau Jawa juga mempunyai lapangan kerja yang luas
dan potensi melimpah yang bisa dioptimalkan oleh para tenaga kerja di Indonesia.

 Kesempatan kerja masih terbatas

Kesempatan kerja merupakan suatu keadaan yang menggambarkan adanya ketersediaan


lapangan kerja bagi tenaga kerja. Kesempatan kerja dapat membuat angkatan kerja menjadi
tenaga kerja yang produktif dan dapat menyejahterakan dirinya dan negara. Sektor pekerjaan
yang menjadi kesempatan kerja paling diminati tenaga kerja Indonesia adalah sektor pertanian,
industri, perdagangan, dan jasa. Sayangnya, sektor-sektor tersebut tidak mampu memberi
kesempatan kerja yang luas bagi para tenaga kerja yang berjumlah banyak. Hal ini akan
membuat mereka tidak mempunyai penghasilan, sehingga tingkat kesejahteraan hidup mereka
semakin rendah.

 Upah para pekerja yang rendah

Masalah ini biasanya terjadi pada pekerja kasar berpendidikan rendah dan pekerja
berketerampilan rendah. Posisi mereka yang tidak menguntungkan membuat daya tawar mereka
begitu rendah sehingga sulit mendapatkan gaji yang tinggi. Biasanya para pekerja ini hidup
dalam kemiskinan dan tingkat kesejahteraan yang rendah.

 Jaminan sosial tidak ada / kecil

Permasalahan ini biasanya terjadi pada pekerja kasar rendahan yang tidak diberikan
jaminan asuransi. Padahal, sekecil dan sekasar apapun pekerjaan, pasti menimbulkan risiko dan
kerugian bagi si pekerja. Apabila ini dibiarkan, maka para pekerja tidak akan merasa aman
selama bekerja. Padahal, permasalahan ini sudah diatur dalam undang-undang.

 Pengangguran

Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali. Nama lain
pengangguran adalah tuna karya. Muara dari semua masalah ketenagakerjaan di Indonesia
adalah pengangguran. Tenaga kerja yang banyak tapi tidak berkualitas, lapangan kerja yang
sempit, penyebaran tenaga kerja yang tidak merata, hingga soal PHK menjadi pemicu masalah
ketenagakerjaan ini. Banyaknya pengangguran akan mengakibatkan pembangunan negara
terganggu, baik secara ekonomi, sosial, maupun politik.
2.3 Solusi untuk mengatasi permasalahan tenaga kerja

 Jumlah tenaga kerja yang besar sementara kesempatan kerja minim :

Pemecahan masalahnya:

Jumlah angkatan kerja yang besar disebabkan karena tingginya tingkat kelahiran atau
pertubuhan penduduk. Maka solusi yang harus dilakukan pemerintah dalam menekan atau
mengurangi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yaitu dengan memaksimalkan
pelaksanaan program keluarga berencana.

Pemaksimalan program keluarga berencana dapat dilakukan dengan cara sosialisasi dan
penyuluhan KB secara intens kepada masyarakat, khususnya kepada pasangan yang baru
menikah. Sehingga semakin tumbuh kesadaran masyarakat akan pentingnya program
keluarga berencana. Hal ini juga bisa dilakukan dengan membatasi usia nikah sehingga dapat
menekan terjadi pernikahan dini.

Jika program KB berjalan baik, maka jumlah angka pertumbuhan atau kelahiran akan
menurun, demikian pula angkatan kerja semakin berkurang. Apabila penurunan jumlah
angkatan kerja yang berkurang ini, diikuti dengan peningkatan jumlah lapangan kerja, maka
jumlah penggangguran juga berkurang.

 Kualitas tenaga kerja yang cenderung rendah :

Pemecahan masalahnya:

1. Melakukan pelatihan kerja : Pelatihan kerja ini merupakan kegiatan pengembangan


keahlian dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan persyaratan pekerjaan.
Dengan demikian melalui pelatihan kerja ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas
kerja para tenaga kerja. Pelatihan kerja ini dapat dilakukan dengan mendirikan Balai Latihan
Kerja di berbagai daerah.

2. Pemagangan : Pemagangan ini sebenarnya merupakan bagian dari pelatihan kerja, namun
pemagangan ini langsung dilakukan di tempat kerja. Tujuan pemagangan adalah untuk
memantapkan profesionalitas tenaga kerja. Hal ini dapat diterapkan di sekolah-sekolah
khususnya sekolah kejuruan (SMK) seperti yang dilakukan saat ini. Pemagangan harus
dilakukan sesuai dengan jurusan atau jenis pekerjaan yang digelutinya. Salah satu contoh:
SMK bidang keuangan hendaknya melakukan pemagangan di perusahaan-perusahaan yang
berkaitan dengan keuangan.

3. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat melalui pendidikan formal maupun


nonformal. Melalui pendidikan formal, ini dapat dilakukan melalui program wajib belajar 9
tahun seperti saat ini di lakukan, membenahi kurikulum pendidikan untuk mendapatkan
sistem pendidikan yang sesuai dengan bursa tenaga kerja, seperti membuka sekolah
menengah kejuruan (SMK) di seluruh daerah. Sedangkan melalui pendidikan norformal
dapat dilakukan dengan memberikan kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan kerja, pelatihan
kewirausahaan untuk membuka lapangan kerja baru, dan lain sebagainya.

4. Membenahi upah dan gaji tenaga kerja. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan para tenaga kerja, sehingga memiliki efek yang positif pada peningkatan mutu
dan produktivitas kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara diantaranya: meningkatkan
upah minimum provinsi (UMP), mengikutkan pekerja dalam program asuransi jaminan
sosial, meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan, dan perusahaan
harus memenuhi hak-hak karyawan seperti hak cuti dan tunjangan hari raya.

5. Peningkatan Gizi dan Kesehatan. Selain apa yang telah kita sebutkan tadi, kualitas atau
mutu tenaga kerja dapat juga dilakukan dengan program peningkatan gizi dan kesehatan.
Dengan gizi yang baik, maka kesehatan tenaga kerja juga akan baik sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja.

 Persebaran Tenaga Kerja yang Tidak Merata

Pemecahan Masalahnya:

Untuk pemecahan masalah tersebut, pemerintah juga telah mengeluarkan beberapa kebijakan
dalam rangka pemerataan pesebaran tenaga kerja. Berikut ini beberapa kebijakan yang
dilakukan pemerintah.

1. Mengadakan transmigrasi, yaitu usaha memeratakan penduduk dari daerah padat ke


daerah yang masih sedikit penduduknya. Contoh, memindahkan penduduk Pulau Jawa ke
Pulau Kalimantan dengan membuka lapangan kerja baru.

2. Pemberdayaan tenaga kerja. Hal ini dilakukan dengan cara mengirim angkatan kerja dari
daerah yang kelebihan tenaga kerja ke daerah yang kekurangan tenaga kerja atau pun ke
negara lain yang kekurangan tenaga kerja.

3. Pengembangan usaha sektor informal di daerah-daerah, seperti pengembangan usaha-


usaha kerajinan. Misalnya, usaha batik, anyaman tikar, kerajinan kayu, dan lain-lain.

 Kesempatan kerja masih terbatas

Pemecahan Masalahnya:

Untuk mengatasi terbatasnya kesempatan atau peluang kerja ini dapat dilakukan dengan cara
pengembangan industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penanaman modal dalam negeri. Usaha lainnya
yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah terbatasnya lapangan kerja ini adalah dengan
pengembangan pekerjaan umum, seperti pengadaan proyek pembangunan jalan, pembuatan
saluran air, irigasi, pembuatan jembatan, dan perbaikan jalan.
 Upah para pekerja yang rendah

Pemecahan masalah :

Meningkatkan kualitas diri adalah salah satu upaya agar mendapat pekerjaan dan gaji yang
layak serta menaikkan nilai tawar dihadapan perusahaan. Selain itu pemerintah harus
menggalakkan kepada perusahaan untuk memberikan upah kepada tenaga kerja sesuai
dengan UMR (Upah Minimum Rakyat) sehingga tidak ada perusahaan yang memberi upah
kepada tenaga kerja di bawah UMR yang sudah ditentukan.

 Jaminan sosial tidak ada / kecil

Pemecahan masalah :

Seharusnya setiap perusahaan memberikan jaminan kesehatan seperti Jamsostek bagi tenaga
kerjanya sehingga para pekerja merasa aman dan terlindungi jika sewaktu waktu terjadi
kecelakaan atau kematian.

 Pengangguran

Pemecahan masalah :

Pemerintah atau perusahaan membuka usaha padat karya sehingga banyak menyerap tenaga
kerja. kemudian memberikan pinjaman modal agar masyarakat dapat membuka usaha sendiri
sehingga pengangguran dapat teratasi.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Tenaga kerja adalah orang yang bekerja di sektor industri dan jasa. Tenaga kerja juga
merupakan pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik secara individu maupun kelompok,
sehingga mempunyai peran yang sangat mempengaruhi dalam aktivitas perekonomian nasional
dan penentu keberhasilan pembangunan.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini, ada beberapa
rekomendasi yang dapat dijadikan masukan baik bagi para pembaca maupun penulis
selanjutnya. Hal ini diharapkan bisa menjadi saran yang tepat agar nantinya bisa dilakukan oleh
pembaca. Penulis memiliki beberapa saran untuk penulis selanjutnya agar makalah ini bisa terus
berlanjut sehingga memberikan banyak manfaat bagi remaja maupun pihak pihak yang terkait
dengan aksi balap liar ini. Berikut beberapa saran berupa rumusan masalah yang dapat dijadikan
pedoman bagi penulis selanjutnya.

1. bagaimana hubungan antara tingkat gaji/upah dengan kualitas hidup pekerja


2. bagaimana hubungan yang baik antara perusahaan dengan pekerja

Anda mungkin juga menyukai