Anda di halaman 1dari 10

SISTEM OPERASIONAL PROSEDUR MKT

PEMBAYARAN UANG TANDA JADI (Booking Fee)


Dibayarkan oleh Pembeli secara tunai, senilai Rp. 2.000.000,- (dua juta Rupiah) jika dilakukan di
kantor pemasaran, dan senilai minimal Rp. 1.000.000,- (satu juta Rupiah) jika dilakukan di event
promosi (pameran, open table, special event dll)

Terkait dengan pembayaran UTJ / BF, maka perlakuan administrasinya sebagai berikut ;

DIVISI PEMASARAN

1. Meminjam KTP asli pembeli (sekaligus pasangan resminya jika hadir) untuk difoto copy dan
dijadikan arsip, sekaligus dijadikan acuan menyiapkan dokumen transaksi.
2. Memastikan bahwa unit masih stok yang belum terjual, dengan cara mengirim sms kepada
Marketing Manager sambil mengecek sendiri ke data penjualan yang valid.
3. Mengambil nomor di Buku Besar SPKB (Form MKT-01) dan mengisi semua data isian di Buku
Besar SPKB sebelum menyiapkan SPKB untuk transaksi. Penomoran disarankan merujuk
sesuai urutan tanggal transaksi.
4. Menyiapkan Form MKT-02 yaitu SPKB (Surat Pesanan Kavling dan Bangunan) untuk ditanda-
tangani oleh Pembeli dalam 3 rangkap, yaitu asli 1 untuk divisi pemasaran, salinan 1 untuk
pembeli, dan salinan 2 untuk divisi keuangan.
5. Apabila dalam transaksi hanya diberikan diskon standar untuk pembelian dengan skim
pelunasan via KPR, maka tidak diperlukan form tambahan apapun.
6. Apabila dalam transaksi diberikan diskon khusus (tambahan) dari Direktur / GM / Marketing
Manager, maka harus dibuatkan Form MKT-03 yaitu form Persetujuan Tambahan Diskon.
7. Apabila pembeli akan melakukan pembayaran non KPR alias tunai keras atau tunai bertahap,
maka harus dilengkapi dengan Form MKT-04 yaitu form Persetujuan Pemberian Rabat,
karena tidak ada diskon yang diberikan dimuka, tetapi harus dikaitkan dengan ketepatan
waktu pembayaran yang ditentukan.
8. Menyiapkan 2 set lampiran SPKB, yang mana tiap set terdiri atas; (Form MKT-06) gambar
Siteplan yang diberi notasi pada unit (blok-no kavling) yang dibeli serta gambar Denah dan
Tampak Bangunan sesuai dengan type bangunan yang dibeli, dan (Form MKT-07) Spesifikasi
Bangunan sesuai dengan type bangunan yang dibeli.
(Note : Untuk efisiensi jumlah lampiran, gambar siteplan dan denah tampak bangunan bisa disatukan)
9. Meminta tanda-tangan pembeli di form SPKB dan paraf di setiap lembar lampiran
10. Setelah form SPKB asli ditanda-tangani serta lampirannya diparaf oleh pembeli, dicopy
rangkap 2 sebagai salinan, dan salinan 1 beserta lampiran diserahkan ke pembeli, dan salinan
2 tanpa lampiran diserahkan kepada divisi keuangan. Dibalik SPKB asli yang akan disimpan
oleh divisi pemasaran, pembeli diminta membubuhkan tanda-tangan, nama dan tanggal,
disertai tulisan; Sudah terima salinannya.
11. Mengantarkan pembeli ke ruang divisi keuangan (kasir) untuk membayar uang tanda jadi dan
meminta kuitansi tanda terima pembayaran uang tanda jadi.
12. Jika transaksi pembayaran uang tanda jadi terjadi diluar hari kerja atau terjadi diluar kantor
pemasaran, maka sales berhak melakukan fungsi sebagai kasir yang menerima pembayaran
uang tanda jadi dari pembeli, termasuk menerbitkan kuitansi tanda terimanya (kuitansi
sementara), yang harus segera diserahkan ke divisi keuangan pada hari kerja pertama
sesudah terjadi transaksi.

1
SISTEM OPERASIONAL PROSEDUR MKT

13. Memastikan apakah transaksi tersebut terjadi atas peran seorang mediator atau tanpa
mediator. Apabila ada mediator, maka nama mediator harus dituliskan di form MKT-01, dan
mediator diminta menyerahkan copy KTP dan mengisi form Mediator form MKT-05
(Mediator).

DIVISI KEUANGAN

1. Menerima salinan 2 form SPKB tanpa lampiran dari divisi pemasaran.


2. Menerima pembayaran uang tanda jadi dari pembeli dan menerbitkan kuitansi tanda terima
pembayaran uang tanda jadi (Form KEU-1) rangkap 3, yaitu asli diberikan kepada pembeli,
salinan 1 untuk dilekatkan di Kartu Piutang (Form KEU-02) dan salinan 2 dilekatkan di
voucher penerimaan untuk keperluan akutansi.
(Note : Jika pembeli meminta kuitansi bermaterai, maka biaya materai ditanggung oleh pembeli)
3. Membuat Kartu Piutang paling lambat H+1 sesudah pembayaran uang tanda jadi, dan
menjadikannya dalam 1 bendel dokumen bersama salinan SPKB dan salinan kuitansi tanda
terima. Diverifikasi ke Marketing Manager atau General Manager di kolom penerimaan uang
tanda jadi, paling lambat H+3.

PEMBAYARAN ANGSURAN UM KE-1


Dibayarkan oleh pembeli secara tunai atau dengan cara menyetor/transfer melalui bank ke rekening
Penjual, senilai jumlah angsuran UM yang tertulis di SPKB yang telah ditanda-tangani oleh pembeli.
Lebih disarankan agar Pembeli diminta menyetor atau mentransfer langsung melalui bank, demi
keamanan dan efisiensi waktu.

Terkait dengan pembayaran Angsuran UM ke-1, maka perlakuan administrasinya sebagai berikut ;

DIVISI PEMASARAN

1. Mengambil nomor di Buku Besar SKJB (Form MKT-08) dan mengisi semua data isian di Buku
Besar SKJB sebelum menyiapkan SKJB untuk transaksi. Penomoran disarankan merujuk
sesuai urutan tanggal transaksi.
2. Menyiapkan Form MKT-09 yaitu SKJB (Surat Kesepakatan Jual Beli) dan Form MKT-10
(Lampiran Data SKJB) untuk ditanda-tangani oleh Pembeli dalam 3 rangkap, yaitu asli 1
untuk divisi pemasaran, asli 2 untuk pembeli, dan salinan untuk divisi keuangan.
3. Menyiapkan 2 set lampiran SKJB, yang mana tiap set terdiri atas; (Form MKT-05) gambar
Siteplan yang diberi notasi pada unit (blok-no kavling) yang dibeli, (Form MKT-06) Denah dan
Tampak Bangunan sesuai dengan type bangunan yang dibeli, dan (Form MKT-07) Spesifikasi
Bangunan sesuai dengan type bangunan yang dibeli.
(Note : Untuk efisiensi jumlah lampiran, gambar siteplan dan denah tampak bangunan bisa disatukan)
4. Menyiapkan form MKT-11 yaitu Surat Pernyataan Tunduk Terhadap Peraturan Lingkungan
(Estate Regulation) yang dibuat rangkap 3, dimana asli untuk divisi estate, salinan 1 untuk
pembeli dan salinan 2 untuk divisi pemasaran.
5. Meminta pembeli menanda-tangani form MKT-09 dan MKT-11 dan membubuhkan paraf di
setiap lampirannya.
6. Menyerahkan form MKT-12 yaitu Check List KPR kepada pembeli, sekaligus memberikan
penjelasan kepada pembeli untuk semua lampiran yang harus diserahkan selambat-
lambatnya pada saat pembayaran angsuran uang muka ke-2 nanti.

2
SISTEM OPERASIONAL PROSEDUR MKT

7. Menyerahkan salinan 1 form MKT-11 (Surat Pernyataan Tunduk Terhadap Peraturan


Lingkungan) kepada pembeli.
8. Mengantarkan pembeli ke ruang divisi keuangan (kasir) untuk membayar secara tunai
angsuran uang muka ke-1 dan meminta kuitansi tanda terima pembayaran. Apabila pembeli
sudah membawa slip setor atau transfer (asli), maka cukup staf pemasaran saja yang
menukarkannya dengan kuitansi ke kasir, dan setelah selesai diserahkan kepada pembeli.
9. Menyerahkan asli form MKT-11 (Surat Pernyataan Tunduk Terhadap Peraturan Lingkungan)
kepada divisi estate.
10. Menyiapkan form MKT-14 (Surat Order Membangun) kepada Divisi Teknik/Produksi, yang
dibuat rangkap 3, dimana asli diberikan kepada Divisi Teknik, salinan 1 diberikan kepada
General Manager, dan salinan 2 diarsip oleh Divisi Pemasaran. Diserahkan kepada Divisi
Teknik/Produksi paling lambat 1 (satu) hari setelah pembayaran angsuran UM ke-1 dan
penanda-tanganan SKJB oleh pembeli.
11. Staf pemasaran dalam waktu paling lambat 7 hari sejak penanda-tanganan SKJB oleh
pembeli harus sudah memintakan tanda-tangan kepada Direktur (atau yang diberikan kuasa)
dengan sekaligus membawa form MKT-13 (Buku Induk) sebagai bahan verifikasi. Item yang
wajib diverifikasi adalah item SPKB dan SKJB, dan item yang diharapkan (belum wajib) ikut
diverifikasi adalah item IMB dan SHGB.
12. Pada hari yang sama dengan dilakukannya penanda-tanganan SKJB oleh Direktur, staf
pemasaran wajib menyerahkan salinan SKJB (tanpa lampiran) kepada divisi keuangan,
dengan tanda terima dibalik lembar terakhir SKJB asli 1 milik divisi pemasaran.

DIVISI KEUANGAN

1. Menerima pembayaran angsuran uang muka dari pembeli dan menerbitkan kuitansi tanda
terima (Form KEU-3) rangkap 3, yaitu asli diberikan kepada pembeli, salinan 1 untuk
dilekatkan di Kartu Piutang (Form KEU-02) dan salinan 2 dilekatkan di voucher penerimaan
untuk keperluan akutansi.
(Note : Jika pembeli meminta kuitansi bermaterai, maka biaya materai ditanggung oleh pembeli)
2. Menerima salinan SKJB (MKT-09) dan salinan MKT-11 (Surat Pernyataan Tunduk Terhadap
Peraturan Lingkungan) dari divisi pemasaran.

PEMBAYARAN ANGSURAN UM KE-2


Dibayarkan oleh pembeli secara tunai atau dengan cara menyetor/transfer melalui bank ke rekening
Penjual, senilai jumlah angsuran UM yang tertulis di SPKB yang telah ditanda-tangani oleh pembeli.
Lebih disarankan agar Pembeli diminta menyetor atau mentransfer langsung melalui bank, demi
keamanan dan efisiensi waktu.

Terkait dengan pembayaran Angsuran UM ke-2, maka perlakuan administrasinya sebagai berikut ;

DIVISI PEMASARAN

3
SISTEM OPERASIONAL PROSEDUR MKT

1. Menyerahkan asli SKJB 2 (dengan lampiran) kepada pembeli, dengan meminta pembeli
membubuhkan tanda-tangan, nama dan tanggal beserta tulisan “Sudah menerima
salinan asli” dibalik lembar SKJB halaman terakhir milik divisi pemasaran.
2. Apabila pembeli tidak membayar secara tunai dan tidak datang ke kantor pemasaran,
maka asli 2 SKJB milik pembeli beserta semua lampirannya harus difoto-copy dan
dikirimkan melalui surat tercatat atau jasa kurir ke alamat pembeli, selambat-lambatnya
3 hari sejak jadwal jatuh tempo pembayaran angsuran uang muka ke-2.
3. Menanyakan serta meminta berkas-berkas pengajuan KPR yang harus dilengkapi oleh
pembeli berdasarkan daftar di form MKT-12 (Check List KPR). Setelah lengkap maka
dibuatkan berita acara serah terimanya dengan memakai form MKT-12 yang ditanda-
tangani pembeli dan staf pemasaran.
4. Mengantarkan pembeli ke ruang divisi keuangan (kasir) untuk membayar secara tunai
angsuran uang muka ke-2 dan meminta kuitansi tanda terima pembayaran. Apabila
pembeli sudah membawa slip setor atau transfer (asli), maka cukup staf pemasaran saja
yang menukarkannya dengan kuitansi ke kasir, dan setelah selesai diserahkan kepada
pembeli.
5. Apabila berkas kelengkapan KPR yang dirinci sesuai form MKT-12 belum dilengkapi oleh
pembeli, maka paling lambat sebelum angsuran pembayaran uang muka ke-3 jatuh
tempo, berkas tersebut harus dikumpulkan dan dilengkapi oleh staf pemasaran secara
pro-aktif dan metode jemput bola.
6. Paling lambat 2 (dua) hari setelah form MKT-12 dinyatakan lengkap dan diserahkan oleh
pembeli, maka berkas harus sudah dimasukkan ke bank pendukung KPR, dengan
sebelumnya dicopy dulu semua berkas pembeli (debitur) rangkap 1.
7. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pembeli guna memastikan bahwa
selambat-lambatnya dalam waktu 9 (sembilan) hari sejak berkas MKT-12 lengkap
diserah-terimakan, pembeli harus sudah melakukan interview dengan pihak bank.

DIVISI KEUANGAN

1. Menerima pembayaran angsuran uang muka dari pembeli dan menerbitkan kuitansi
tanda terima (Form KEU-3) rangkap 3, yaitu asli diberikan kepada pembeli, salinan 1
untuk dilekatkan di Kartu Piutang (Form KEU-02) dan salinan 2 dilekatkan di voucher
penerimaan untuk keperluan akutansi.
(Note : Jika pembeli meminta kuitansi bermaterai, maka biaya materai ditanggung oleh pembeli)

PEMBAYARAN ANGSURAN UM KE-3


Dibayarkan oleh pembeli secara tunai atau dengan cara menyetor/transfer melalui bank ke rekening
Penjual, senilai jumlah angsuran UM yang tertulis di SPKB yang telah ditanda-tangani oleh pembeli.
Lebih disarankan agar Pembeli diminta menyetor atau mentransfer langsung melalui bank, demi
keamanan dan efisiensi waktu.

Terkait dengan pembayaran Angsuran UM ke-3, maka perlakuan administrasinya sebagai berikut ;

DIVISI PEMASARAN

4
SISTEM OPERASIONAL PROSEDUR MKT

1. Mengantarkan pembeli ke ruang divisi keuangan (kasir) untuk membayar secara tunai
angsuran uang muka ke-3 dan meminta kuitansi tanda terima pembayaran. Apabila pembeli
sudah membawa slip setor atau transfer (asli), maka cukup staf pemasaran saja yang
menukarkannya dengan kuitansi ke kasir, dan setelah selesai diserahkan kepada pembeli.
2. Menanyakan kepada pembeli apakah sudah menjalani proses interview dengan bank terkait
pengajuan KPR yang diajukannya.
3. Melakukan komunikasi dan monitoring berkas KPR pembeli di bank secara periodik tiap 3
(tiga) hari sekali, dan selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari sejak interview, meminta
pihak bank memberikan keputusan apakah permohonan KPR calon debitur tersebut disetujui
(full plafond atau plafond dikurangi) ataukah ditolak.
4. Apabila bank menyetujui permohonan KPR pembeli, maka dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak
konfirmasi persetujuan secara lisan, harus segera dimintakan Surat Persetujuan Pemberian
Kredit nya secara tertulis.
5. Apabila bank menolak permohonan KPR dari pembeli, maka berkas KPR pembeli harus
segera dimasukkan ke bank alternatif lainnya paling lambat 2 (dua) hari setelah konfirmasi
penolakan diterima.
6. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pembeli guna memastikan bahwa selambat-
lambatnya dalam waktu 9 (sembilan) hari sejak berkas MKT-12 lengkap diserah-terimakan ke
bank alternatif, pembeli harus sudah melakukan interview dengan pihak bank.

DIVISI KEUANGAN

1. Menerima pembayaran angsuran uang muka dari pembeli dan menerbitkan kuitansi tanda
terima (Form KEU-3) rangkap 3, yaitu asli diberikan kepada pembeli, salinan 1 untuk
dilekatkan di Kartu Piutang (Form KEU-02) dan salinan 2 dilekatkan di voucher penerimaan
untuk keperluan akutansi.
(Note : Jika pembeli meminta kuitansi bermaterai, maka biaya materai ditanggung oleh pembeli)

PEMBAYARAN ANGSURAN UM KE-4


Dibayarkan oleh pembeli secara tunai atau dengan cara menyetor/transfer melalui bank ke rekening
Penjual, senilai jumlah angsuran UM yang tertulis di SPKB yang telah ditanda-tangani oleh pembeli.
Lebih disarankan agar Pembeli diminta menyetor atau mentransfer langsung melalui bank, demi
keamanan dan efisiensi waktu.

Terkait dengan pembayaran Angsuran UM ke-4, maka perlakuan administrasinya sebagai berikut ;

DIVISI PEMASARAN

1. Mengantarkan pembeli ke ruang divisi keuangan (kasir) untuk membayar secara tunai
angsuran uang muka ke-4 dan meminta kuitansi tanda terima pembayaran. Apabila pembeli
sudah membawa slip setor atau transfer (asli), maka cukup staf pemasaran saja yang
menukarkannya dengan kuitansi ke kasir, dan setelah selesai diserahkan kepada pembeli.
2. Menanyakan kepada pembeli apakah sudah menjalani proses interview dengan bank terkait
pengajuan KPR ulang di bank alternatif yang diajukannya.
3. Melakukan komunikasi dan monitoring berkas KPR pembeli di bank alternatif secara periodik
tiap 3 (tiga) hari sekali, dan selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari sejak interview,

5
SISTEM OPERASIONAL PROSEDUR MKT

meminta pihak bank memberikan keputusan apakah permohonan KPR calon debitur
tersebut disetujui (full plafond atau plafond dikurangi) ataukah ditolak.
4. Apabila bank menyetujui permohonan KPR pembeli, maka dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak
konfirmasi persetujuan secara lisan, harus segera dimintakan Surat Persetujuan Pemberian
Kredit nya secara tertulis.
5. Apabila aplikasi KPR pembeli sudah diproses setidaknya di 2 bank rekanan dan ternyata
ditolak semuanya, maka akan diberlakukan proses pembatalan dengan menggunakan form
MKT-18 (Kesepakatan Pembatalan) dengan cara mengundang pembeli datang ke kantor
pemasaran. Dibuat rangkap 3; asli bermaterai (div pemasaran), salinan 1 (pembeli), salinan 2
(div keuangan).
6. Apabila aplikasi KPR pembeli disetujui oleh pihak bank tetapi tidak full plafond, maka harus
dikomunikasikan ke pembeli secara tertulis melalui form MKT-19 (Pemberitahuan
Penambahan Uang Muka) yang dikirimkan melalui fax atau email atau surat tercatat. Salinan
atau copy form MKT-19 harus dilampirkan di bendel dokumen milik divisi pemasaran.

DIVISI KEUANGAN

1. Menerima pembayaran angsuran uang muka dari pembeli dan menerbitkan kuitansi tanda
terima (Form KEU-3) rangkap 3, yaitu asli diberikan kepada pembeli, salinan 1 untuk
dilekatkan di Kartu Piutang (Form KEU-02) dan salinan 2 dilekatkan di voucher penerimaan
untuk keperluan akutansi. (Note : Jika pembeli meminta kuitansi bermaterai, maka biaya materai
ditanggung oleh pembeli)

PEMBAYARAN ANGSURAN UM KE-5 (terakhir)


Dibayarkan oleh pembeli secara tunai atau dengan cara menyetor/transfer melalui bank ke rekening
Penjual, senilai jumlah angsuran UM yang tertulis di SPKB yang telah ditanda-tangani oleh pembeli.
Lebih disarankan agar Pembeli diminta menyetor atau mentransfer langsung melalui bank, demi
keamanan dan efisiensi waktu.

Terkait dengan pembayaran Angsuran UM ke-5, maka perlakuan administrasinya sebagai berikut ;

DIVISI PEMASARAN

1. Mengantarkan pembeli ke ruang divisi keuangan (kasir) untuk membayar secara tunai
angsuran uang muka ke-5 dan meminta kuitansi tanda terima pembayaran. Apabila pembeli
sudah membawa slip setor atau transfer (asli), maka cukup staf pemasaran saja yang
menukarkannya dengan kuitansi ke kasir, dan setelah selesai diserahkan kepada pembeli.
2. Memberitahukan kepada pembeli agar segera melunasi pembayaran BPHTB dengan cara
menitipkannya secara tunai kepada penjual, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak pembayaran
angsuran uang muka ke-5 dilakukan, atau lebih disarankan menitipkan pembayaran BPHTB
melalui cara transfer ke rekening notaris yang akan melaksanakan akad kredit. Perlu
disampaikan kepada pembeli agar segera mengirimkan bukti transfer titipan BPHTB ke kantor
Notaris melalui fax.
3. Pada saat pembeli sudah membayarkan titipan BPHTB dan mendapatkan tanda terima
pembayaran dari Divisi Keuangan, maka segera dibuatkan form MKT-15 (Surat Order AJB
PPAT) yang harus diserahkan ke Notaris paling lambat 3 (tiga) hari setelah penerimaan titipan

6
SISTEM OPERASIONAL PROSEDUR MKT

BPHTB. Penetapan jadwal tanda-tangan akad kredit dilakukan dengan melakukan koordinasi
dengan pihak bank pemberi kredit. Manager Keuangan wajib membubuhkan tanda-
tangannya di form MKT-15, dengan mengisi form Lampiran MKT-15.
4. Paling lambat 1 (satu) hari setelah mengirimkan form MKT-15 ke Notaris/PPAT, Divisi
Pemasaran wajib menyerahkan form MKT-16 (Konfirmasi Progres 100%) kepada Divisi
Teknik/Produksi.
5. Apabila berdasarkan form MKT-19 ternyata pembeli memilih opsi ke-3, maka sebelum
pelaksanaan AJB PPAT wajib menanda-tangani form MKT-20 (Pengakuan Hutang) yang terdiri
atas 3 varian, yaitu MKT-20a (Pengakuan Hutang Tanpa Agunan), MKT-20b (Pengakuan
Hutang dengan Agunan BPKB) dan MKT-20c (Pengakuan Hutang dengan Agunan Sertifikat
Tanah) yang dibuat dan dilegalisasi oleh Notaris atas biaya yang ditanggung pihak pembeli.
6. Apabila penanda-tanganan AJB PPAT dilakukan pihak penjual (direktur) secara menyusul alias
tidak berbarengan dengan pembeli, maka pada saat meminta tanda-tangan Direktur selaku
penjual, mesti dibarengi dengan menyertakan Kartu Piutang (KEU-02) yang sudah diverifikasi
setidaknya oleh Manager Keuangan, yang menyatakan bahwa semua kewajiban pembeli
(uang muka, titipan pajak) sudah lunas. Bersamaan dengan penanda-tangan minuta AJB
PPAT, sekaligus dilakukan verifikasi penanda-tanganan Buku Induk (MKT-13)

DIVISI KEUANGAN

1. Menerima pembayaran angsuran uang muka dari pembeli dan menerbitkan kuitansi tanda
terima (Form KEU-3) rangkap 3, yaitu asli diberikan kepada pembeli, salinan 1 untuk
dilekatkan di Kartu Piutang (Form KEU-02) dan salinan 2 dilekatkan di voucher penerimaan
untuk keperluan akutansi.
(Note : Jika pembeli meminta kuitansi bermaterai, maka biaya materai ditanggung oleh pembeli)
2. Menerima titipan pembayaran BPHTB dari pembeli dengan cara memberikan tanda terima
pembayaran serta menyerahkan form SSB (surat setoran BPHTB) kosongan kepada pembeli
untuk ditanda-tangani. Titipan BPHTB tidak perlu dimasukkan ke rekening bank, tapi cukup
disimpan di kas kecil untuk mempermudah kelancaran pembayaran BPHTB.
3. Membayarkan BPHTB ke kantor pajak atau bank persepsi paling lambat 1 (satu) hari setelah
penerimaan BPHTB, dan menyerahkan bukti pembayaran kepada Divisi Pemasaran, serta
memfoto copy 1 lembar sebagai salinan yang dilampirkan di Kartu Piutang.
4. Menerbitkan kuitansi global (form KEU-04) untuk kepentingan pihak perbankan (asli 1), pihak
pembeli (salinan 1 bermaterai), dan salinan 2 tanpa materai untuk Divisi Keuangan. Sekaligus
dilakukan sebagai fungsi kontrol dan verifikasi dari Direksi. Form KEU-04 ditanda-tangani
langsung oleh Direktur diatas materai.

PASCA PENANDA-TANGANAN AJB PPAT


Hal-hal yang harus dilakukan pasca penanda-tanganan AJB PPAT adalah dengan perlakuan
administrasinya sebagai berikut ;

DIVISI PEMASARAN

1. Selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) minggu sejak penanda-tanganan AJB PPAT harus
sudah mendapatkan salinan AJB PPAT (copy) yang diperoleh dari kantor Notaris, dan

7
SISTEM OPERASIONAL PROSEDUR MKT

dilampirkan di file arsip Divisi Pemasaran, serta diisikan semua datanya didalam Buku Induk
(form MKT-13).
2. Berdasarkan Form MKT-16 dari Divisi Teknik, kemudian Divisi Pemasaran mengirimkan Surat
Panggilan Serah Terima Bangunan kepada Pembeli (form MKT-17) dengan ketentuan bahwa;
- Apabila sesuai form MKT-16 dinyatakan progres sudah 100% dan meteran listrik air
sudah terpasang, maka boleh langsung dibuatkan form MKT-17 dengan jadwal
penyerahan paling cepat H+7.
- Apabila sesuai form MKT-16 dinyatakan progres belum selesai 100% dan/atau listrik air
belum terpasang, maka dibuatkan form MKT-17 dengan jadwal penyerahan paling cepat
H+14 sejak Estimasi Progres Fisik 100% dan Listrik Air Terpasang.
3. Meminta data nomor rekening listrik dan nomor rekening air paling lambat H-3 sebelum
jadwal penyerahan sesuai form MKT-17, yang dilampirkan di file arsip Divisi Pemasaran dan
mengisikan datanya di Buku Induk (form MKT-13).
4. Mengisi lengkap semua data isian di form MKT-13 dan menyelesaikan proses verifikasi paling
lambat H+3 setelah pembeli melakukan serah terima bangunan.

DIVISI KEUANGAN

1. Memastikan bahwa paling lambat 3 (tiga) hari setelah penanda-tanganan AJB PPAT dan akad
kredit dengan pihak bank, termin I KPR sudah dicairkan ke rekening penjual, dan sisanya
masuk ke escrow account atau dana yang diblokir atau dalam bentuk deposito.
2. Memastikan bahwa pada saat dilakukan serah-terima bangunan, semua kewajiban
pembayaran pembeli kepada penjual sudah selesai dilakukan, termasuk biaya Estate
Management minimal 3 (tiga) bulan perdana, dengan menerbitkan tanda terima
pembayaran Biaya Estate Management.
3. Verifikasi Kartu Piutang (KEU-02) harus sudah selesai dilakukan sebelum Direktur menanda-
tangani AJB PPAT selaku pihak penjual.

DIVISI TEKNIK / PRODUKSI

1. Memastikan bahwa progres fisik bangunan sudah tercapai 100% dan listrik air sudah
terpasang sesuai jadwal estimasi yang disebutkan didalam form MKT-16 yang telah diisi oleh
Divisi Teknik/Produksi.
2. Menyiapkan form TEK-01 (form Berita Acara Serah Terima Bangunan) yang harus dilampiri
oleh form TEK-02 (form Komplain), copy rekening listrik, copy rekening air, dan kunci
sejumlah 2 (dua) set untuk diserahkan kepada pembeli. Sementara 1 (satu) set kunci masih
disimpan oleh Divisi Teknik.
3. Melakukan verifikasi dan meminta tanda-tangan kepada Manager Keuangan serta Manager
Marketing sebelum melakukan serah terima bangunan kepada pembeli.
4. Mengerjakan semua komplain dari pembeli dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu,
untuk kemudian memanggil kembali pembeli guna melakukan serah terima kunci terakhir
dan menanda-tangani form TEK-03 (form Penyelesaian Komplain dan Penyerahan Kunci
Terakhir).

ALUR TRANSAKSI NON STANDAR (Deviasi)

8
SISTEM OPERASIONAL PROSEDUR MKT

Seringkali terjadi bahwa urutan transaksi tidak standar sebagaimana urutan yang sudah diuraikan
sebelumnya, melainkan terjadi beberapa deviasai alias penyimpangan, misalnya;

1. Pembeli pindah kavling dari kavling lama ke kavling baru yang diminatinya.

2. Terjadi pembatalan ditengah jalan sebelum pembeli sampai ke tahap penanda-tanganan AJB
PPAT di kantor Notaris.

3. Terjadi peralihan hak dari pembeli lama ke pembeli baru untuk kepentingan-kepentingan
tertentu, misal; karena pembeli lama ditolak bank dan memakai nama lain untuk aplikasi
KPR, atau karena motif ekonomi dimana pembeli lama mengalihkan hak ke pembeli baru
untuk mendapatkan keuntungan.

Berikut ini akan dijelaskan secara khusus dan detail untuk beberapa kasus deviasi diatas.

PINDAH KAVLING
Hanya bisa dilakukan apabila ;

1. Pindah dari kavling yang lebih kecil ke kavling yang lebih besar atau sebaliknya, atas
permintaan pembeli.

2. Pindah dari kavling dengan harga yang lebih murah ke kavling dengan harga yang lebih mahal
atau sebaliknya, atas permintaan pembeli.

3. Pindah karena kondisi force majeure yang disampaikan oleh penjual, bukan atas permintaan
pembeli.

Semua proses perpindahan diatas harus dilakukan atas persetujuan pihak penjual, melalui Form
MKT-21 (Permohonan Pindah Kavling) yang dibuat 3 rangkap; asli untuk divisi pemasaran, salinan 1
untuk pembeli, salinan 2 untuk divisi keuangan.

PEMBATALAN
Bisa terjadi apabila ;

1. Pembeli lalai melakukan pembayaran angsuran uang muka sebagaimana disebutkan didalam
SPKB dan/atau SKJB dan telah menjalani prosedur penagihan piutang oleh divisi keuangan
berdasarkan form KEU-05, KEU-06 dan KEU-07.

2. Pembeli menyampaikan konfirmasi pembatalan atas keinginan dan alasan pribadi.

3. Pembeli melakukan pindah kavling, sehingga transaksi atas kavling lama harus dilakukan
pembatalan.

4. Pembeli ditolak oleh bank dan gagal mendapatkan fasilitas pembiayaan KPR, sehingga harus
dilakukan pembatalan.

Tersedia form pembatalan dalam 2 (dua) versi, yaitu form MKT-18 (Kesepakatan Pembatalan) apabila
pembeli masih bisa dihadirkan ke kantor pemasaran untuk menanda-tangani form MKT-18. Atau
dieksekusi melalui form MKT-23 (Eksekusi Pembatalan) setelah sebelumnya didahului dengan form

9
SISTEM OPERASIONAL PROSEDUR MKT

MKT-22 (Pemberitahuan Pembatalan). Form MKT-23 khusus dipakai untuk membatalkan transaksi
tetapi pembeli sudah tidak bisa atau tidak bersedia datang ke kantor pemasaran lagi.

Pembatalan yang dieksekusi oleh divisi pemasaran harus ditembuskan salinannya ke General
Manager dan Divisi Keuangan.

PERALIHAN HAK
Bisa terjadi apabila ;

1. Terjadi pengalihan atas segala hak dan kewajiban dari pembeli lama ke pembeli baru, tetapi
tanpa motif ekonomi. Biasanya untuk proses ulang pengajuan KPR setelah permohonan atas
nama pembeli ditolak oleh bank.

2. Apabila terjadi pengalihan hak akibat kondisi item 1 diatas tetapi dialihkan kepada orang tua,
anak, pasangan (suami/istri) atau saudara kandung, tidak dikenakan biaya administrasi
apapun.

3. Terjadi pengalihan atas segala hak dan kewajiban dari pembeli lama ke pembeli baru
dilandasi oleh motif ekonomi alias mencari keuntungan, misalnya mencari selisih harga
akibat kenaikan harga jual, maka akan dikenakan biaya administrasi sebesar 2% dari harga
sebelum PPN.

Untuk eksekusi peralihan hak tersebut diatas, dilakukan dengan menggunakan form MKT-24
(Peralihan Hak) yang dibuat rangkap 4 (empat) yaitu; asli untuk divisi pemasaran, salinan 1 untuk

pembeli lama, salinan 2 untuk pembeli baru, salinan 3 untuk divisi keuangan.

10

Anda mungkin juga menyukai