Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No.

1 / Januari 2018

Keterampilan Pengisian Partograf pada Mahasiswa Akademi Kebidanan


di Wilayah Kota Jakarta Timur tahun 2015
Aan Rosanti*), Sutopo Patria Jati **), Syamsulhuda BM**)
*) Akademi Kebidanan Prestasi Agung
Email : rosanti@ymail.com
**) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRAK
Partograf merupakan panduan pengelolaan dan observasi persalinan normal yang akan
memudahkan penolong persalinan dalam mendeteksi kasus kegawatdaruratan pada ibu dan
janin. Partograf memegang peranan penting dalam menentukan diagnosa persalinan. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional rancangan cross sectional. Data
diperoleh dari sumbernya menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Lokasi penelitian ini
kampus Akademi Kebidanan yang berada di wilayah Jakarta Timur. Subyek penelitian adalah
seluruh mahasiswa yang sudah belajar partograf dan sudah praktik pertolongan persalinan,
jumlah sampel 201 mahasiswa bidan berdasarkan kriteria inklusi. Analisis hasil penelitian
dengan menggunakan uji Chi square dan regresi logistic multipel. Hasil penelitian
menunjukkan keterampilan penggunaan partograf baik (56,7%), umur mahasiswa sebagian
besar ≥ 20 tahun (58,7%), motivasi mahasiswa tinggi (57,7%), persepsi mahasiswa terhadap
proses pembelajaran baik (52,2%), persepsi mahasiswa terhadap fasilitas pendidian baik
(52,75). Adanya hubungan antara motivasi mahasiswa (p=0,005) dengan keterampilan
pengisian partograf dan tidak adanya hubungan antara umur, persepsi proses pembelajaran
dan persepsi fasilitas pendidikan dengan keterampilan pengisian partograf. Hasil dari uji
regresi menunjukkan adanya pengaruh motivasi dengan pengisian partograf ( p value= 0,004,
exp ß 2,350). Rekomendasi dari penelitian ini bagi semua mahasiswa bidan yang praktek di
ruang bersalin wajib menggunakan partoraf dalam setiap pertolongan persalinan. Bagi
institusi kebidanan untuk meningkatkan kerja sama dengan CI lahan praktek dalam
memberikan bimbingan dan memonitor laporan persalinan mahasiswanya.
Kata Kunci: Keterampilan pengisisan partograf, motivasi, proses pembelajaran, fasilitas
pendidikan.

ABSTRACT
Factors associated with Partograph Charging Skills in Student Midwife Academy in East
Jakarta. Partographs an observation management guidelines and normal deliveries which
will facilitate birth attendants in detecting emergency cases in the mother and fetus.
Partographs plays an important role in determining the diagnosis of labor. This type of
research is observational cross-sectional design. Data obtained from the source using
observation sheets and questionnaires. The location of this study Midwifery Academy campus
located in East Jakarta. Subjects were all students who have already studied partograf and
aid delivery practices, the number of samples 201 student midwives based on inclusion
criteria. Analysis of the results using the chi square test and multiple logistic regression. The
results showed good skills partograf use (56.7%), most of the students age ≥ 20 years
(58.7%), high student motivation (57.7%), students' perceptions of the learning process both
(52.2%) , students' perceptions of good pendidian facilities (52.75). The relationship between
student motivation (p = 0.005) with the charging partograf skills and no correlation between
age, the perception of the learning process and perceptions of educational facilities with
charging partograf skills. Results of regression test showed the influence of motivation by
charging partograf (p value = 0.004, ß exp 2,350). Recommendations from this study for all
74
Keterampilan Pengisian Partograf………. (Aan Rosanti, Sutopo PJ, Syamsulhuda BM)

student midwives who practice in the delivery room must use partoraf in every delivery
assistance. For midwifery institutions to enhance cooperation with land CI practice in
providing guidance and monitoring the delivery report students.
Keywords: Skills filling partograf, motivation, learning, education facilities.

PENDAHULUAN pendidikan, pengetahuan dan keterampilan


Angka Kematian Ibu (AKI) dan harus dimiliki oleh bidan dalam
Angka kematian Bayi (AKB) merupakan melaksanakan praktik kebidanan secara
salah satu indikator yang sering digunakan aman dan bertanggung jawab pada
untuk menilai derajat kesehatan suatu berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
bangsa atau negara. Kematian ibu di Bidan sebagai pemberi pelayanan terdepan
latarbelakangi oleh terlambat mengenal dalam pelayanan KIA dan KB perlu
tanda bahaya dan mengambil keputusan, ditingkatkan kualitas pelayanan kebidanan
terlambat mencapai fasilitas kesehatan, sehingga mampu mencapai target dan
serta terlambat mendapatkan pelayanan di standar yang diharapkan. Bidan dituntut
fasilitas kesehatan. Hasil Survei Demografi memiliki kemampuan mendeteksi
Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukan komplikasi sedini mungkin agar dapat
Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2002 segera melakukan tindakan dan rujukan.
mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup Ketika komplikasi tidak dapat dihindarkan,
(KH) dan terjadi penurunan AKI di tahun maka bidan dapat memberikan pertolongan
2007 sebesar 228 per 100.000 KH. Namun pertama secara cepat dan tepat serta
angka tersebut masih jauh dari yang merujuk pasien secara efektif (tepat waktu
diharapkan untuk mencapai target MDGs dan menstabilkan pasien). (PP IBI, 2006)
(Millenium Development Goals) tahun Upaya Kemenkes dalam pengaturan
2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran penyelenggaraan izin praktik bidan telah
hidup. Kasus kematian maternal diterbitkan dalam Peraturan Menteri
disebabkan oleh komplikasi perdarahan Kesehatan Republik Indonesia Nomor
(30%), preeklampsia/ eklampsia (25%), 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dan
infeksi (12%), komplikasi nifas (8%) dan penyelenggaraan praktik bidan. Bidan
penyebab lainnya (15 %). (BKKBN, 2012) berwenang memberikan pelayanan
Deteksi dini komplikasi persalinan kesehatan pada ibu dan anak dalam
merupakan salah satu penerapan peran dan menjalankan praktiknya serta wajib
fungsi bidan sebagai pelaksana. Untuk itu mematuhi standar pelayanan kebidanan
kompetensi bidan yang meliputi serta senantiasa meningkatkan mutu
75
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 1 / Januari 2018

pelayanan profesinya dengan mengikuti dilakukan di laboratorium dan lahan


perkembangan IPTeks melalui pendidikan tempat praktik. Proses belajar mengajar
dan pelatihan sesuai dengan bidang merupakan suatu kegiatan dalam rangka
tugasnya. Hal ini didukung pula oleh melaksanakan kurikulum suatu lembaga
KepMenKes No. 369/Menkes/SK/III/2007 pendidikan agar dapat mencapai tujuan
tentang Standar Profesi Kebidanan bahwa pendidikan yang telah ditetapkan.
ruang lingkup dalam pelayanan kebidanan (Pusdiknakes Kemenkes RI, 2011)
berfokus pada upaya pencegahan, promosi Pendidikan adalah suatu usaha atau
kesehatan, pertolongan persalinan normal, kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,
deteksi komplikasi pada ibu dan anak, teratur dan terencana dengan maksud
melaksanakan tindakan asuhan sesuai mengubah atau mengembangkan perilaku
dengan kewenangan atau bantuan lain jika sesuai dengan tujuannya. Menurut UU No.
diperlukan, serta melaksanakan tindakan 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
kegawatdaruratan. (PP IBI, 2006) Nasional, pendidikan adalah usaha sadar
Kompetensi ke- 4 menyebutkan dan terencana untuk mewujudkan suasana
bahwa salah satu keterampilan dasar Bidan belajar dan proses pembelajaran agar
adalah melakukan pemantauan kemajuan peserta didik secara aktif mengembangkan
persalinan dengan menggunakan partograf. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
Partograf merupakan salah satu alat bantu spiritual keagamaan, pengendalian diri,
untuk memantau kemajuan atau observasi kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
persalinan di kala I yang akan serta keterampilan yang diperlukan
memudahkan penolong persalinan dalam dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
mendeteksi dini penyulit persalinan (Pusdiknakes RI, 2011)
sehingga keterlambatan dalam Keinginan menciptakan lulusan
pengambilan keputusan klinik atau rujukan terbaik dan dapat diterima di dunia kerja
pada ibu dan bayi. dapat dihindari. (PP IBI, dan dalam masyarakat merupakan
2006) keinginan setiap perguruan tinggi. Lulusan
Bidan yang kompeten diawali dari yang baik dan dapat diterima di dunia kerja
proses pendidikan yang baik dimana calon akan sangat sulit tercapai mengingat saat
bidan/ peserta didik tidak hanya ini banyak perguruan tinggi yang hanya
mendapatkan pendidikan dikelas dalam mementingkan hard skill dan kurang
bentuk kuliah, seminar dan diskusi, tetapi memperhatikan soft skill. Padahal soft skill
juga proses pembeljaran klinik yang menjadi syarat mutlak untuk masuk ke

76
Keterampilan Pengisian Partograf………. (Aan Rosanti, Sutopo PJ, Syamsulhuda BM)

dunia kerja dan sangat diperlukan lingkungan bisa berupa benda, alam
mahasiswa dalam menghadapi kehidupan maupun manusia.(Kemenkes RI, 2011)
di masyarakat. Hal ini bukan berarti hard Provinsi DKI Jakarta, memiliki
skill tidak di butuhkan, tetapi keduanya sekitar 31 pendidikan bidan yang tersebar
harus berjalan bersamaan. Dengan soft skill di lima wilayah kota yaitu di Kota Jakarta
yang baik, mahasiswa akan terampil dalam Utara memiliki 1 institusi pendidikan
berkomunikasi, memimpin, membina bidan, Jakarta Timur memiliki 15 (lima
hubungan dengan orang lain dan belas) pendidikan bidan, Jakarta Pusat
mengembangkan diri. Sedangkan hard memiliki 8 (delapan) pendidikan bidan,
skill akan sangat dibutuhkan ketika Jakarta Selatan memiliki 6 (enam) Akbid
mahasiswa baru memasuki dunia kerja dan Jakarta Barat memiliki 1 (satu) Akbid.
(Elfindri, 2009) (Kemenkes RI, 2012)
Proses belajar mengajar suatu Pendidikan Diploma III kebidanan
pendidikan dapat berjalan dengan lancar memiliki kurikulum pembelajaran dengan
dan baik bila di tunjang dengan input yang rasio teori sebanyak 40 % dan praktek
baik sehingga menghasilkan output yang sebanyak 60%.10 Mata kuliah wajib
berkualitas. Input adalah bahan mentah diantaranya Asuhan Kebidanan Persalinan
yang dimasukkan kedalam proses. Dalam (Askeb II) dengan bobot 4 SKS
pendidikan yang dimaksud dengan input penempatannya di semester III dengan
adalah calon siswa yang baru akan salah satu sub pokok bahasannya adalah
memasuki sekolah, sebelum memasuki pembelajaran partograf. Pembelajaran
suatu tingkat sekolah (institusi) calon partograf di berikan secara teori dan
siswa tersebut dinilai dahulu praktik dalam kelas maupun laboratorium
kemampuannya. Dengan penilaian itu dan penerapannya pada asuhan persalinan
ingin diketahui apakah kelak ia akan saat praktik klinik di Rumah Bersalin/
mampu mengikuti pelajaran dan Bidan Praktik Mandiri, Puskesmas,
melaksanakan tugas- tugas yang akan ataupun Rumah Sakit. (Kemenkes RI,
diberikan kepadanya, serta input/ masukan 2002)
pendukung lainnya yaitu input Pengisian partograf merupakan hal
instrumental dan lingkungan. Input yang sangat penting, namun dalam
instrumental terdiri dari guru, materi, prakteknya masih belum sempurna
sarana pendidikan dan pengelolaan, dilaksanakan oleh bidan, seperti
manajemen atau pengaturan dan input disebutkan dalam penelitian sultina bahwa

77
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 1 / Januari 2018

pada status ibu bersalin dari bulan Januari- laporan persalinan yang tidak
Juni 2010 pada catatan medik RSUD menggunakan partograf. Padahal
Provinsi Sulawesi Tenggara dari 426 total sebelumnya mahasiswa sudah mendapat
persalinan terdapat 259 (60,8%) kasus pembelajaran dan latihan tentang pengisian
yang tidak menggunakan partograf, 53 partograf. Pencapaian ini masih jauh dari
(12,4%) kasus persalinan menggunakan harapan karena apabila penolong
partograf dan pengisiannya tidak lengkap, persalinan tidak mampu melakukan
dan 114 (26,8%) kasus persalinan yang pemantauan kemajuan persalinan dengan
menggunakan partograf yang pengisiannya menggunakan partograf dapat
lengkap dan tepat. (Bekti, 2011) menyebabkan resiko kegawatdaruratan
Output pendidikan dapat dilihat dari obstetric yang lebih buruk sehingga
hasil belajar siswanya yang dapat berupa meningkatkan angka kematian ibu (AKI)
pengetahuan, keterampilan dan prestasi dan angka kematian bayi (AKB). (Akbid,
hasil belajar. Keterampilan calon bidan/ 2012)
mahasiswa bidan diantaranya dapat Berdasarkan uraian tersebut maka
melakukan pengisian partograf dengan peneliti ingin melakukan penilaian
benar, lengkap dan tepat dalam upaya keterampilan pengisian partograf dan
melakukan deteksi dini komplikasi yang mengetahui faktor-faktor yang
mungkin terjadi pada ibu saat persalinan berhubungan dengan keterampilan
sehingga pengambilan keputusan yang pengisian partograf pada mahasiswa Akbid
tepat dalam penanganan persalinan di Jakarta Timur.
maupun dalam rujukan mampu
menyelamatkan ibu dan bayi yang secara METODE
tidak langsung membantu program Penelitian ini merupakan penelitian
pemerintah untuk mencapai target MDGs kuantitatif dengan pendekatan studi potong
(Millenium Development Goals) tahun lintang (cross sectional study), yaitu suatu
2015 yaitu Angka Kematian Ibu 102 per pendekatan yang sifatnya sesaat pada suatu
100.000 kelahiran hidup. waktu dan tidak diikuti terus menerus
Pada penelusuran hasil dokumentasi dalam kurun waktu tertentu.
laporan praktik klinik kebidanan di (Notoatmodjo,2010). Populasi dalam
perpustakaan Akademi Kebidanan Prestasi penelitian ini adalah mahasiswa yang telah
Agung Jakarta tahun 2014 dari total 114 belajar partograf pada Akademi Kebidanan
laporan persalinan, terdapat 54 (47,36%) yang tergabung dalam Asosiasi Institusi

78
Keterampilan Pengisian Partograf………. (Aan Rosanti, Sutopo PJ, Syamsulhuda BM)

Pendidikan Kebidanan Indonesia mencapai 28,39 % dari luas total wilayah


(AIPKIND) dan sudah terakreditasi BAN- Provinsi DKI Jakarta. Dari luas ini
PT di Jakarta Timur yang berjumlah 420 sebagian besar terdiri dari dataran rendah
mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dan dibagi ke dalam 10 Kecamatan, yaitu
dengan teknik proporsional random Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas,
sampling, sehingga diperoleh jumlah Cipayung, Makasar, Kramatjati,
sampel sebanyak 201 responden yang Jatinegara, Duren Sawit, Cakung,
terdiri dari 5 (lima) Akademi Kebidanan di Pulogadung dan Matraman. Adapun
Jakarta Timur. Untuk membuktikan jumlah kelurahan di Kota Administrasi
keabsahan kuesioner yang digunakan Jakarta Timur adalah 65 kelurahan.
dalam penelitian ini perlu dilakukan uji Wilayah Kota Administrasi Jakarta
coba kuesioner pada mahasiswa tingkat II Timur memiliki perbatasan sebelah utara
dan III Akademi Kebidanan Prestasi dengan Kota Administrasi Jakarta Utara
Agung Jakarta Timur yang berjumlah 40 dan Jakarta Pusat, sebelah timur dengan
mahasiswa. Uji validitas dilakukan dengan Kota Bekasi (Provinsi Jawa Barat), sebelah
uji korelasi product moment, sedangkan uji selatan Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa
reliabilitas menggunakan uji statistik alpha Barat) dan sebelah barat dengan Kota
cronbach. Analisis data yang digunakan Administrasi Jakarta Selatan dan terdiri
adalah analisis univariat, bivariat dengan dari 95 % daratan dan selebihnya rawa
chi square dan multivariat dengan regresi atau persawahan dengan ketinggian rata-
logistik. rata 50 meter dari permukaan air laut. Kota
Administrasi Jakarta Timur Jakarta Timur
HASIL DAN PEMBAHASAN dilalui oleh 7 (tujuh) sungai/kali yaitu Kali
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Ciliwung, Kali Sunter, Kalimalang, Kali
Pemerintah Kota Administrasi Cipinang, Kali Buaran, Kali Jatikramat dan
Jakarta Timur merupakan salah satu Kali Cakung. (Biro Pusat Statistik,
wilayah administrasi di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2012)
Provinsi DKI Jakarta. Secara geografis
letak Kota Administrasi Jakarta Timur Keterampilan pengisian partograf
pada posisi antara 106049’35’’ Bujur Berdasarkan hasil penelitian
Timur dan 06010’37’’ Lintang Selatan. menunjukkan bahwa keterampilan
Luas wilayah Kota Administrasi Jakarta pengisian partograf pada mahasiswa
Timur mencapai 188,42 Km2 atau Akademi Kebidanan di Jakarta Timur

79
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 1 / Januari 2018

sebagian besar (56,7%) mahasiswa sudah setiap responden yang dimulai dari kala I
baik keterampilannya dalam mengisi pembukaan 4 cm dan pembukaan 5 cm,
partograf dan hanya (43,3%) responden kemudian data yang ada dalam kasus
yang masih kurang terampil dalam mengisi persalinan tersebut di catat dan diisikan ke
partograf. dalam kolom partograf yang sesuai dengan
Tingginya persentase mahasiswa ketentuan pengisiannya. Sebagian besar
yang mengisi partograf dengan baik, responden sudah mengisi partograf dengan
mengindikasikan bahwa benar, tetapi masih ada yang prosentase
pendokumentasian asuhan kebidanan ibu kesalahannya cukup besar yaitu (46,8%)
bersalin sudah cukup baik, sehingga hal ini tidak benar mengisikan baik tempat
dapat membantu mendeteksi dini terhadap mencatat maupun simbol penyusupan
kasus- kasus kebidanan khususnya sutura kepala janin (molage) ke dalam
persalinan yang mengarah pada abnormal partograf dengan simbol yang sesuai
dapat di tangani dengan baik, sehingga di dengan kasus persalinan yaitu dengan
harapkan selesai dari menempuh lambang- lambang (0) apabila tulang-
pendidikan mahasiswa bidan dan menjadi tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
bidan sudah terampil dalam mengisi mudah dapat di palpasi: (1) apabila tulang-
partograf. tulang kepala janin hanya saling
Mahasiswa harus mempraktekan atau bersentuhan; (2) apabila tulang- tulang
melakukan keterampilan pengisian kepala janin saling tumpang tindih tetapi
partograf, kemudian pengajar atau masih dapat dipisahkan dan (3) apabila
pembimbing perlu memberikan umpan tulang- tulang kepala janin saling tumpang
balik terhadap keterampilan yang telah tindih dan tidak dapat dipisahkan.
dikerjakan dengan tujuan peserta didik Penyusupan adalah indikator penting
mengetahui apakah keterampilan yang tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
dilakukan tersebut sudah benar, atau masih menyesuaikan diri terhadap bagian keras
ada kekurangannya. Umpan balik ini dapat (tulang) panggul ibu. Semakin besar
berasal dari dosen, dari teman- temannya derajat penyusupan atau tumpang tindih
atau dapat berasal dari mahasiswa itu antar tulang kepala semakin menunjukan
sendiri resiko disproporsi kepala panggul (CPD).
Pengisian lembar partograf dengan Ketidakmampuan untuk berakomodasi
cara setiap responden diberikan dua contoh atau disproporsi ditunjukan melalui derajat
soal kasus persalinan yang sama untuk penyusupan atau tumpang tindih (molase)

80
Keterampilan Pengisian Partograf………. (Aan Rosanti, Sutopo PJ, Syamsulhuda BM)

yang berat sehingga tulang kepala yang penolong persalinan di harapkan dapat
saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. mengukur dan mencatat jumlah produksi
Apabila ada dugaan disproporsi kepala urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih).
panggul maka penting untuk memantau Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan
kondisi janin serta kemajuan persalinan. aseton dan protein dalam urine
Lakukan tindakan pertolongan awal yang Pencatatan penurunan kepala janin
sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan sebesar (25,4%) responden salah dalam
proporsi kepala panggul (CPD) ke fasilitas mengisinya, di mana dalam pengisian ke
kesehatan. dalam partograf responden harus dapat
Pencatatan kolom tanda tangan membedakan simbol yang akan di tuliskan
penolong sebesar 39,3% masih salah dalam kolom partograf sesuai dengan
mengisinya. Padahal hal ini penting di kasus persalinan. Tulisan “Turunnya
lakukan dengan benar untuk megetahui kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5,
siapa yang telah melakukan pertolongan tertera di sisi yang sama dengan angka
persalinan berkalitan dengan pemberian pembukaan serviks. Berikan tanda ‘O’
reward atau penghargaan yang di berikan yang ditulis pada garis waktu yang sesuai.
terhadap penolong tersebut ataupun apabila Sebagai contoh, jika hasil pemeriksaan
terjadi suatu hal yang tidak baik mudah palpasi kepala di atas simfisis pubis adalah
untuk di lakukan penelusurannya. Dan 4/5 maka tuliskan tanda “O” di garis angka
yang terpenting adalah sebagai bentuk 4. Hubungkan tanda ‘O’ dari setiap
tanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
pekerjaan dan melengkapi Hal ini sudah sesuai dengan
pendokumentasian. kompetensi yang harus di capai lulusan
Pengisian kolom urine sebesar bidan, dimana bidan di katakan kompeten
(29,4%) responden salah dalam apabila penampilan keterampilan klinik
mencatatkannya ke dalam partograf. mencapai 100%. Kompetensi petugas
Kolom ini penting untuk diisi karena untuk pemberi pelayanan harus ditetapkan
mengetahui output atau kecukupan cairan dengan tepat berdasarkan pengetahuan,
pada ibu bersalin serta apabila di temukan keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku
kondisi pemeriksaan laboratorium yang yang dibutuhkan.6,10 Dalam keputusan
mengarah ke arah preeklamsia dengan menteri kesehatan Republik Indonesia
hasil protein urin yang positif harus di nomor 369/Menkes/SK/III/2007 pada
tuliskan dengan benar dan jelas. Setiap lampiran, ada sembilan kompetensi yang

81
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 1 / Januari 2018

harus dimiliki bidan. Kompetensi yang ke persalinan dapat meningkatkan morbiditas


empat adalah asuhan selama persalinan dan moralitas pada ibu dan bayi.
dan kelahiran. Bidan harus kompeten pada Keterampilan pengisian partograf harus di
pengetahuan dan keterampilan dasar dalam pahami oleh semua calon bidan terutama
melakukan pemantauan kemajuan pada saat menolong persalinan dan
persalinan dengan menggunakan partograf. mengidentifikasi secara dini penyulit
(PP IBI, 2006) persalnan, dan mampu merujuk ibu
Kompetensi ini diharapkan dapat bersalin tersebut secara tepat waktu dengan
diperoleh mahasiswa bidan selama keputusan klinik yang benar. Dengan
pendidikan melalui pembelajaran teori, keterampilan pemantauan persalinan
laboratorium maupun praktik klinik. dengan partograf yang baik, partus lama
Praktik klinik adalah kegiatan dan partus macet sebagai salah satu
pembelajaran praktik dengan penyebab kematian ibu dapat dicegah dan
menggunakan target kompetensi yang dihindari. Keterampilan yang baik pada
harus dicapai oleh mahasiswa pada situasi mahasiswa yang akan lulus menjadi bidan
nyata sesuai dengan waktu yang di akan sangat membantu mencegah keamtian
jadwalkan. Pembelajaran praktik ini ibu selama persalinan. Hal ini akan
memberi kesempatan kepada mahasiswa membantu tercapainya tujuan MDG’s
mendapatkan pengalaman nyata dalam dalam menurunkan angka kematian ibu di
mencapai kompetensi yang dibutuhkan Indonesia secara keseluruhan, sesuai target
untuk pelaksanaan tugas- tugas tertentu. yang di harapkan.
Dalam proses pembelajaran praktik Gambaran Karakteristik mahasiswa
mahasiswa mengembangkan tanggung Umur
jawab profesi, berpikir kritis, kreatifitas, Umur responden sebagian besar ada
hubungan interpersonal, pemahaman pada kelompok umur ≥ 20 tahun. Hasil
terhadap profesi, pemahaman aspek sosial penelitian diperoleh sebagian besar 118
budaya dan mengaplikasikan teori ke (58,7%) responden berumur ≥ 20 tahun.
dalam praktik klinik. (Pusdiknakes Hal ini sesuai dengan umur rata- rata saat
Kemenkes RI, 2011). kuliah di perguruan tinggi. Responden
Partograf akan memantau kemajuan yang kurang terampil dalam mengisi
persalinan dan juga membantu dalam partograf sebagian besar pada kelompok
mendeteksi dini masalah penyulit dalam umur ≥ 20 tahun yaitu 44,1% di
persalinan. Maasalah dan penyulit dalam bandingkan dengan responden yang

82
Keterampilan Pengisian Partograf………. (Aan Rosanti, Sutopo PJ, Syamsulhuda BM)

berumur < 20 tahun yaitu 42,2%. Hal SMA swasta di bandingkan yang berasal
tersebut tidak sesuai dengan teori diatas dari seklah SMA Negeri yaitu 46,3%.
bahwa seseorang yang memiliki usia lebih Responden yang kurang terampil dalam
dewasa akan lebih baik dalam mengisi partograf lebih besar terdapat pada
keterampilannya mengingat paparan mahasiswa yang berasal dari SMA swasta
informasi dan pengalaman hidupnya. yaitu sebesar 47,2% di bandingkan dengan
Secara statistik variabel umur tidak responden yang berasal dari SMA Negeri
bermakna atau tidak berhubungan dengan yaitu 38,7%. Hasil uji korelasi
keterampilan pengisian partograf. Hal ini menggunakan Chi square dengan CI =
didasarkan pada hasil Chi square dengan 95% (α = 0,05) diperoleh p.value = 0,284,
CI = 95% (α = 0,05) diperoleh p.value = karena p.value > α maka Ho diterima, dan
0,902, karena p.value > α maka Ho Ha ditolak, sehingga dapat
diterima, dan Ha ditolak, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada
diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status
hubungan yang signifikan Umur dengan SMA dengan keterampilan pengisian
keterampilan pengisian partograf pada partograf pada mahasiswa Akademi
mahasiswa Akademi Kebidanan di Jakarta Kebidanan di Jakarta Timur.
Timur. Hal ini sesuai dengan teori yang
Notoatmodjo (2010) mengemukakan mengatakan bahwa sekolah negeri secara
bahwa umur merupakan lama hidup yang umum memperoleh input siswa dengan
dihitung sejak dilahirkan. Semakin prestasi hasil ujian pada jenjang
bertambah umur seseorang, semakin pendidikan sebelumnya lebih baik dan
bertambah pula data tanggapnya. Melalui rata-rata siswa memiliki motivasi belajar
perjalanan umur yang semakin dewasa yang lebih tinggi terutama karena faktor
individu yang bersangkutan akan lingkungan, kondisi sosial ekonomi dan
melakukan adaptasi perilaku terhadap akademik maupun fasilitas belajar dari
lingkungan atau semakin dewasa usia orang tua relatif lebih baik. Keberadaan
seseorang akan mudah beradaptasi dengan tenaga kependidikan rata-rata lebih stabil
lingkungan. dan tingkat kompetensi maupun
Status SMA kesejahteraan yang lebih baik dan fasilitas
Status SMA responden sesuai pembelajaran relatif lebih baik dan lebih
dengan tabel 4.4 menunjukkan sebagian berkembang.
besar 108 (53,7%) responden berasal dari

83
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 1 / Januari 2018

Sekolah swasta secara umum input uji korelasi menggunakan Chi square
siswa dengan nilai rata-rata ujian akhir dengan CI = 95% (α = 0,05) diperoleh
maupun prestasi berada di bawah siswa p.value = 1,000, karena p.value > α maka
yang masuk sekolah negeri maupun swasta Ho diterima, dan Ha ditolak, sehingga
tertentu itupun untuk memperoleh siswa dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada
sesuai dengan daya tampung, kondisi hubungan yang signifikan antara status
sekarang cukup berat, daya dukung sosial SMA dengan keterampilan pengisian
ekonomi, akademik dan fasilitas belajar partograf pada mahasiswa Akademi
dari orang tua kurang memadai, fasilitas Kebidanan di Jakarta Timur.
pembelajaran di sekolah juga kurang Hal ini dikarenakan promosi ke luar
memadai, bahkan bisa dikatakan kurang daerah memerlukan biaya yang lebih besar,
layak, keberadaan tenaga pendidikan baik sehingga tidak semua daerah mengetahui
dari segi kompetensi, stabilitas, keberadaan institusi yang bersangkutan.
kesejahteraan masih cukup Berbeda dengan di wilayah Jabodetabek
memprihatinkan. untuk promosi sarana dan tempatnya lebih
Dari kedua hal perbedaan di atas terjangkau, dan biasanya institusi
maka dimungkinkan terdapat perbedaan kebidanan akan mudah memberikan
prestasi akademik antara mahasiswa yang informasi dengan mengirimkan brosur ke
berasal dari status sekolah swasta dengan sekolah SMA dan biasanya orang tua akan
mahasiswa yang berstatus sekolah negeri. lebih mengarahkan anaknya untuk
Daerah asal SMA melanjutkan kuliah dekat dengan rumah.
Daerah asal responden menunjukan Persepsi Proses pembelajaran
sebagian besar yaitu 63,7% responden Proses pembelajaran merupakan suatu
berasal dari Jabodetabek (Jakarta, Bogor, proses interaksi antara siswa dengan
Depok, Tanggerang, Bekasi) di pengajar dan sumber belajar dalam satu
bandingkan mahasiswa yang berasal dari lingkungan dengan bentuk bantuan yang
luar Jabodetabek yaitu hanya 36,3%. diberikan pengajar supaya bisa terjadi
Responden yang kurang terampil dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan dan
mengisi partograf lebih besar pada penguasaan keterampilan. Variabel
responden dengan yang asal SMAnya Luar persepsi proses pembelajaran dalam
Jabodetabek yaitu sebesar 43,8% di penelitian ini mencakup tiga sub variabel
bandingkan dengan responden yang yaitu kurikulum, dosen dan evaluasi.
berasal dari Jabodetabek yaitu 43 %. Hasil

84
Keterampilan Pengisian Partograf………. (Aan Rosanti, Sutopo PJ, Syamsulhuda BM)

Persepsi mahasiswa tentang proses mahasiswa Akademi Kebidanan di Jakarta


pembelajaran sebagian besar 52,2% Timur.
responden memiliki persepsi proses Hal ini sesuai dengan teori bahwa
pembelajaran baik dibandingkan proses akan dikatakan memiliki mutu yang
mahasiswa yang mempunyai persepsi tinggi apabila pengkoordinasian dan
proses pembelajaran tidak baik yaitu penyerasian serta pemaduan input (guru,
47,8%. Namun hal ini masih ada yang siswa, kurikulum, uang, peralatan, dan
harus di perbaiki dalam proses lain-lain) dilakukan secara harmonis,
pembelajaran terlihat dari jawaban sehingga mampu menciptakan situasi
responden yang menyatakan (54,7%) tidak pembelajaran yang menyenangkan
setuju Dosen selalu hadir tepat waktu, hal (enjoyable learning),mampu mendorong
ini berarti kedisiplinan dosen dalam motivasi dan minat belajar, dan benar-
mengajar sering terlambat, (41,8%) benar mampu memberdayakan peserta
responden tidak setuju Dosen mudah di didik. Kata memberdayakan mempunyai
temui untuk keperluan konsultasi laporan arti bahwa peserta didik tidak sekedar
atau materi kuliah dan (36,3%) responden menguasai pengetahuan yang diajarkan
tidak setuju pembimbing praktek mudah di oleh gurunya, namun pengetahuan yang
temui untuk keperluan konsultasi laporan mereka dapatkan tersebut juga telah
atau materi praktek. menjadi muatan nurani peserta didik yaitu
Responden yang kurang terampil mereka mampu menghayati, mengamalkan
mengisi partograf sebagian besar terdapat dalam kehidupan sehari-hari, dan yang
pada responden yang mempunyai persepsi terpenting peserta didik tersebut mampu
proses pembelajaran tidak baik yaitu belajar secara terus menerus atau mampu
(45,8%) daripada responden dengan mengembangkan dirinya.
persepsi proses pembelajaran baik yaitu Program studi harus memiliki fokus
(41,0%). Hasil uji korelasi menggunakan dan komitmen yang tinggi terhadap mutu
Chi square dengan CI = 95% (α = 0,05) penyelenggaraan proses tahap
diperoleh p.value = 0,579 karena p.value > akademik dan tahap profesi
α maka Ho diterima, dan Ha ditolak, (pendidikan, penelitian, dan
sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pelayanan/pengabdian kepada
tidak ada hubungan yang signifikan antara masyarakat) dalam rangka memberikan
persepsi proses pembelajaran dengan kompetensi yang dibutuhkan mahasiswa
keterampilan pengisian partograf pada untuk menjadi lulusan yang mampu

85
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 1 / Januari 2018

bersaing. Standar ini juga mencakup Didapatkan sebagian besar yaitu 106
bagaimana seharusnya program studi (52,7%) responden mempunyai persepsi
memperlakukan dan memberikan layanan fasilitas pendidikan baik. Hasil uji korelasi
prima kepada mahasiswa dan lulusannya, menggunakan Chi square dengan CI =
termasuk di dalamnya segala sesuatu yang 95% (α = 0,05) diperoleh p.value = 0,497 ,
berkenaan dengan upaya untuk karena p.value < α maka Ho ditolak, dan
memperoleh mahasiswa yang betrmutu Ha diterima, sehingga dapat
tinggi melalui system dan program diinterpretasikan bahwa ada hubungan
rekrutmen, seleksi, pemberian layanan yang signifikan antara fasilitas dengan
akademik/fisik/sosial-pribadi, monitoring keterampilan pengisian partograf pada
dan evaluasi keberhasilan mahasiswa mahasiswa Akademi Kebidanan di Jakarta
(outcome) dalam menempuh, Timur
penelaahan kebutuhan dan kepuasan Persepsi responden terhadap fasilitas
mahasiswa serta pemangku pendidikan berdasarkan item pertanyaan
kepentingan. Dengan demikian mampu menunjukan bahwa ada responden yang
menghasilkan lulusan yang bermutu berpendapat tidak setuju kemampuan
tinggi, dan memiliki kompetensi yang koneksi internet tidak bermasalah dan
sesuai dengan kebutuhan dan tututan stabil yaitu sebesar 56,2% artinya koneksi
pemangku kepentingan internet yang ada tidak stabil dan
Persepsi Fasilitas Pendidikan bermasalah. Responden yang menyatakan
Fasilitas pendidikan adalah segala tidak setuju kalau perpustakaan selalu
sesuatu yang dapat dipindahkan dan menyediakan buku- buku baru sesuai
digunakan dalam penyelenggaraan proses dengan perkembangan teknologi kesehatan
akademik sebagai alat teknis dalam khususnya bidang kebidanan sebesar
mencapai maksud, tujuan, dan sasaran 50,7% artinya perpustakaan tidak rutin
pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain untuk menambah referensi pustaka dan
komputer, peralatan, dan perlengkapan bacaan yang di perlukan mahasiswa sesuai
pembelajaran di dalam kelas, alat dengan perkembangan keilmuan.
laboratorium dan alat kantor, serta Hal ini sesuai dengan teori yang
penunjang dilingkungan akademik lainnya. mengatakan bahwa Fasilitas seringkali
Persepsi responden terhadap fasilitas menjadi penghambat dalam proses belajar,
Pendidikan pada penelitian ini dibedakan fasilitas yang kurang memadai dan
atas kelompok Kurang dan Baik. tidak/kurang menunjang proses belajar

86
Keterampilan Pengisian Partograf………. (Aan Rosanti, Sutopo PJ, Syamsulhuda BM)

mengajar akan mengurangi minat individu dan (83,1%) responden setuju dengan
untuk belajar. Fasilitas disini, khususnya alasan mengisi partograf karena apabila
untuk kegiatan perkuliahan seperti ruangan tidak mengerjakannya diberikan sanksi
belajar yang nyaman, bangku dan meja, dari pembimbing.
perpustakaan serta ruang praktikum, Responden yang kurang terampil
tempat ibadah dan kamar kecil tersedia mengisi partograf sebagian besar terdapat
dengan baik. Media belajar seperti buku- pada responden yang memiliki motivasi
buku dan bahan cetakan yang disediakan di rendah yaitu (55,3%) dibandingkan
perpustakaan tersusun dengan baik dan dengan responden yang memiliki motivasi
selalu diperbaharui dan ini kan tinggi (34,5%). Hasil uji korelasi
memberikan semangat kepada mahasiswa menggunakan Chi square dengan CI =
untuk selalu belajar. 95% (α = 0,05) diperoleh p.value = 0,005,
Motivasi karena p.value < α maka Ho ditolak, dan
Motivasi adalah semua kondisi yang Ha diterima, sehingga dapat
memberi dorongan atau keadaan dalam diri diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan
seseorang yang mengaktifkan atau yang signifikan antara motivasi dengan
menggerakan seseorang untuk berbuat dan keterampilan pengisian partograf pada
bekerjasama secara optimal melaksanakan mahasiswa Akademi Kebidanan di Jakarta
sesuatu yang telah direncanakan untuk Timur dan diperoleh nilai OR (Exp B) =
mencapai tujuan yang ditetapkan. 2.350 artinya mahasiswa yang memiliki
Motivasi mahasiswa dalam motivasi tinggi cenderung lebih baik
penelitian ini dibedakan atas kelompok keterampilannya dalam pengisian partograf
rendah dan tinggi. Didapatkan bahwa sebanyak dua kali lebih besar
sebagian besar yaitu 57,7% memiliki dibandingkan dengan mahasiswa yang
motivasi tinggi. Namun masih ada point memiliki motivasi rendah terhadap
yang menyatakan motivasi tersebut belum keterampilan pengisian partograf pada
muncul dari dalam diri mahasiswa sendiri, mahasiswa Akademi kebidanan di Jakarta
hal ini dapat dilihat dari jawaban Timur.
responden yang sebagain besar (93%) Namun demikian antara responden
setuju mengisi partograf saat dilihat yang satu dengan yang lainnya mungkin
pembimbing saja, (89,6%) responden mempunyai motivasi yang berbeda dalam
setuju merasa mengisi partograf hanya melaksanakan tugasnya, hal ini sejalan
menambah beban tugas di lahan praktik dengan teori yang menyatakan bahwa

87
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 1 / Januari 2018

motivasi merupakan hasil interaksi antara (Sultina, 2012). Dengan motivasi yang
individu dan situasinya, sehingga setiap tepat maka akan mendorong mahasiswa
manusia mempunyai motivasi berbeda untuk berbuat semaksimal mungkin
anatar yang satu dengan yang lainnya, melaksanakan tugasnya. (Azwar, 1996)
motivasi sulit diukur dan diamati secara Menyadari akan pentingnya tugas
langsung, tetapi dapat diduga dari perilaku dan tanggung jawab tersebut, seyogyanya
manusia. (Bekti, 2011). bidan lebih profesional dalam bekerja.
Pada dasarnya motivasi merupakan (Sulivan, 1997). Hal ini berarti semakin
daya pendorong yang menyebabkan baik motivasi seorang bidan maka akan
sesorang dalam organisasi mau dan rela semakin baik pula kinerjanya dalam
untuk mengerahkan kemampuannya dalam mengisi partograf dengan benar. (Siagian,
bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga 2004)
dan waktunya untuk melakukan berbagai
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya SIMPULAN
dan sasaran organisasi. Kemampuan, Keterampilan pengisian partograf
kecakapan dan keterampilan mahasiswa pada mahasiswa Akademi Kebidanan di
tidak ada artinya bagi institusi pendidikan Jakarta Timur sebagian besar yaitu 56,7%
jika mahasiswa tidak mau bekerja keras sudah baik dalam mengisi simulasi kasus
dengan mempergunakan kemampuan, ke dalam partograf dan 43,3% responden
kecakapan dan keterampilan yang dimiliki. kurang dalam mengisi simulasi kasus ke
( Bekti, 2011) Motivasi yang baik akan dalam partograf. Variabel yang
mendukung setiap individu untuk mau berhubungan terhadap keterampilan
bekerja keras dan antusias dalam pengisian partograf pada mahasiswa
melaksanakan setiap kewajibannya dengan Akademi kebidanan di Jakarta Timur
penuh kesadaran dan tanggung jawab. adalah motivasi (p= 0,005) dan nilai OR
Hasil penelitian ini sesuai dengan (Exp B) = 2.350 artinya mahasiswa yang
penelitian Ratifa (2006), bahwa ada memiliki motivasi tinggi cenderung lebih
pengaruh antara motivasi terhadap baik keterampilannya dalam pengisian
penerapan standar asuhan persalinan partograf sebanyak dua kali lebih besar
normal oleh bidan (Ratifa, 2006) dan dibandingkan dengan mahasiswa yang
sesuai juga dengan penelitian bahwa ada memiliki motivasi rendah terhadap
pengaruh antara motivasi dengan ketepatan keterampilan pengisian partograf pada
dan kelengkapan pengisian partograf.

88
Keterampilan Pengisian Partograf………. (Aan Rosanti, Sutopo PJ, Syamsulhuda BM)

mahasiswa Akademi kebidanan di Jakarta tentang Standar Profesi Bidan.


Timur Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta. 2007.
KEPUSTAKAAN Dudi Z. Etika dan Manajemen Kebidanan.
Badan Peningkatan dan Pemberdayaan Cahaya Ilmu. Yogyakarta. 2010.
Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Pengurus Pusat Ikatan BIdan Indonesia
Kesehatan. Modul Pelatihan (PP IBI). Kompetensi Bidan
Peningkatan Manajemen Kesehatan Indonesia. Pengurus Pusat Ikatan
Keluarga dalam Pencapaian BIdan Indonesia (PP IBI). Jakarta.
MDG’s. Kementerian Kesehatan 2006.
RI. Jakarta. 2011. Kementerian Kesehatan RI. Kurikulum Inti
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Pendidikan Diploma III Kebidanan.
Nasional (BKKBN). Survei Kementerian Kesehatan RI.
Demografi dan Kependudukan Jakarta. 2011.
Indonesia. Jakarta. 2012. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Salma. Lima Besar Penyebab Kematian (Pusdiknakes). Panduan
Ibu di Indonesia. Majalah Pembelajaran Praktik Klinik
Kesehatan. Jakarta. 2012. Kebidanan dengan Pendekatan
Kementerian Kesehatan RI. Acuan Preceptorship dan Mentorship.
Pelatihan Asuhan Persalinan Kementerian Kesehatan RI.
Normal. Kementerian Kesehatan Jakarta. 2011.
RI. Jakarta. 2008. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Rury N. Konsep Kebidanan. Graha Ilmu. Kesehatan (Pusdiklatnakes).
Yogyakarta. 2012. Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Baru Diknakes. Kementerian
Menteri Kesehatan RI, Nomor Kesehatan RI. Jakarta. 2012.
1464 tentang Izin dan Sapartinah T. Panduan Belajar Soal
Penyelenggaraan Praktik Bidan. Partograf dalam Ujian Metode
Kementerian Kesehatan RI. Osca. Akbid Pemkab Kendal. 2011.
Jakarta. 2010. Saifudin. Panduan Praktis Pelayanan
Kementerian Kesehatan RI. Surat Kesehatan Maternal dan Neonatal,
keputusan Menteri Kesehatan RI Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 Prawirohardjo. Jakarta. 2010.

89
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 1 / Januari 2018

Kementerian Kesehatan RI. Surat Bidang Kebidanan, Keperawatan


keputusan Menteri Kesehatan RI dan Kesehatan. Fitramaya.
Nomor Yogyakarta. 2011.
900/MENKES/SK/VII/2002 Sayekti B. Faktor yang Berhubungan
tentang Registrasi dan Praktik dengan Penggunaan Partograf oleh
Bidan. Kementerian Kesehatan RI. Bidan dalam Pertolongan
Jakarta. 2002. Persalinan di Kabupaten Semarang
Elfindri. Soft Skills Panduan Bagi Bidan (Tesis). Magister Ilmu Kesehatan
dan Perawat. Baduose Media. Masyarakat Fakultas Kesehatan
Jakarta. 2009. Masyarakat Universitas
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori Diponegoro. Semarang. 2011.
dan Perilaku. Rhineka Cipta. Widiawati E. Evaluasi Penggunaan
Jakarta. 2010. Partograf oleh Bidan Delima di
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kabupaten Purworejo Provinsi
Kesehatan. Rhineka Cipta. 2010. Jawa Tengah (Tesis). Magister
Green LW and Kreuter MW. Health Ilmu Kesehatan Masyarakat
Promotion Planning: an Fakultas Kesehatan Masyarakat
Educational and Environmental Universitas Diponegoro. Semarang.
Aproach (second edition). Mayfield 2007.
Publishing Company. California.
2000.
Azrul A. Pengantar Administrasi
Kesehatan. Binarupa Aksara.
Jakarta. 2002.
Muninjaya A. Manajemen Kesehatan.
EGC. Jakarta. 2004.
Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian.
Alfabeta. Bandung. 2006.
Wahyuni Y. Metodologi Penelitian Bisnis
Bidang Kesehatan. Fitramaya.
Yogyakarta. 2009.
Machfoedz I. Teknik Menyusun KTI-
Skripsi-Tesis Tulisan dalam Jurnal

90

Anda mungkin juga menyukai