Anda di halaman 1dari 5

ROSADI | 19910210 201802 1 0001 | Latsar Angkatan VIII Tahun 2018

KISAH PERJALANAN HIDUP SAYA MENJADI CPNS

“FROM ZERO TO ZERO”


Sebelumnya perkenalkan, nama saya Rosadi. Saya adalah seorang Guru matematika
di daerah perbatasan / 3T yaitu SMAN 10 Malinau. Pendidikan S1 saya tempuh selama 6
tahun di Universitas Mulawarman Samarinda dari tahun 2009 s/d 2015. Ketika ada
penerimaan tes CPNS di Provinsi Kaltara 2017 lalu saya mencoba peruntungan dengan
mengikuti rangkaian tes dari awal sampai dengan selesai. Alhamdulillah Allah memberi jalan
untuk menjadi CPNS dengan lolos di formasi guru matematika, sesuatu yang tidak pernah
saya pikirkan bahkan saya impikan sebelumnya.
Jika waktu ditarik mundur, menoleh ke belakang menapak tilas perjuangan saya
menjadi seorang CPNS di Kaltara ini, sungguh tidak semudah yang saya bayangkan. Tepat
tanggal 11 Juli 2017 Pemprov Kaltara merilis daftar formasi yang akan diisi. Saya perhatikan
dengan seksama apakah ada formasi untuk lulusan pendidikan matematika. Ternyata hanya
ada 2 kemungkinan, menjadi guru atau staf di Dinas Pendidikan. Jika saya pilih guru, maka
saya siap ditempatkan di SMAN 10. Akan tetapi jika saya pilih formasi staf di Disdik, saya
harus siap bersiap bersaing dengan pelamar dari seluruh program studi jurusan FKIP artinya
akan banyak pelamar membludak di formasi ini. Sekedar informasi, pada 2017 lalu, formasi
untuk guru SMA hanya mencakup mata pelajaran sejarah, geografi, matematika, kimia,
komputer dan bahas inggris serta guru BK. Artinya, mereka yang jurusannya tidak
terakomodir pasti tertuju pada formasi di Disdik ini.

Singkat cerita, saya hanya tinggal punya 1 opsi yakni mengambil formasi di SMAN
10 Malinau. Saya mulai mencari tahu dari berbagai sumber mengenai lokasi dan jalur
transportasi menuju sekolah ini. Informasi pertama saya temukan dari sebuah blog milik
alumni SM3T yang pernah bertugas disana. Perjalanan selama 2 hari yang harus ditempuh
hanya dengan menggunakan Long Boat (semacam perahu panjang dan besar menggunakan
mesin temple). Selain itu banyaknya batu cadas dan jiram di sepanjang hulu sungai yang
sering memakan korban, membuat saya merinding membacanya. Tak berhenti sampai disitu,
dikatakan juga bahwa jka kondisi sungai agak kecil, kita penumpang harus turun menyusuri
tepian sungai dan tak jarang ikut mengangkat barang bawaan supaya Long boat bisa berlalu.
Dikatakan juga ongkos perjalanan yang tidak murah, semua ini seolah-olah mensugesti
pikiran saya untuk tidak mengambil formasi ini.

“Ah, berat sekali pejalanan kesana, kalau mama saya ikut saya tidak sampai hati
rasanya”, gumamku

Waktu berlalu tanpa terasa waktu pendaftaran sudah hampir ditutup. Saya pikir-pikir
selama berhari-hari, hingga akhirnya saya memutuskan untuk mencoba. Ya, saya niatkan tes
CPNS tahun ini untuk mencoba saja, paling tidak saya bisa dapat pengalaman mengenai alur
dan teknisnya siapa tahu nanti ada penerimaan CPNS lagi yang lokasinya lebih terjangkau.
Singkat cerita, setelah mengisi berbagai informasi pada saat registrasi online, saya mendapat
selebaran kertas untuk diserahkan ke panitia pada saat pengumpulan berkas. Tepat tanggal
15 Agustus, saya pergi ke Kabupaten Bulungan dari Berau dengan menumpang mobil ipar
saya. Jarak ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam, dari pukul 5 pagi sampai pukul 8
lewat. Sesampainya di lokasi penyerahan berkas, saya kaget setengah mati melihat lautan
manusia memadati halaman kantor BKD Provinsi bahkan jalan disitu harus ditutup dan kami
terpaksa memutar. Begitu turun, kami bingung harus lewat mana untuk mengantar berkas
karena tidak ada antrian dan pendaftar nampak berdesak-desakan satu sama lain.

1
ROSADI | 19910210 201802 1 0001 | Latsar Angkatan VIII Tahun 2018

“mas, mau masukkan berkas ya?”, ucap salah seorang Pol PP

“iya pak, ini antri atau gimana ya?”, jawabku

“sini berkasnya mas, saya antarkan ke depan, nanti dipanggil”

“lama ya pak?”

“lama mas, soalnya tumpukan berkas udh tinggi, karena orang-orang sudah antri sejak
subuh tadi”

“oh iya Pak, terima kasih”

Saya pun pergi mencari tempat teduh untuk menanti panggilan. Saya benar-benar
tidak menyangka pendaftar adakn membludak seperti ini, dan bahkan sudah sejak subuh
menanti pendaftaran buka. Berjam-jam saya tunggu-tunggu tapi tak juga dipanggil. Sampai
akhirnya tak terasa jam menunjukkan pukul 23:00 WITA. Dengan mata sayup dan sisa-sisa
tenaga yang masih ada, saya dengar nama saya dipanggil.

“ah, akhirnyaa”, ucapku kegirangan

Malam itu saya juga saya langsung verifikasi berkas ke panitia dan alhamdulillah
lancar tidak ada masalah. Selepas itu, saya langsung balik lagi ke Berau dengan menumpang
mobil kawan lama saya yang kebetulan ikut tes juga. Badan letih dan mata mengantuk tak
tertahankan lagi, sepanjang perjalanan saya pun tidur tak sadarkan diri.

Tepat tanggal 5 September hasil seleksi berkas diumumkan. Nama saya muncul,
yang artinya saya lolos untuk mempersiapkan diri mengikuti tes pertama yakni SKD (Seleksi
Kompetensi Dasar). Seperti yang kita ketahui SKD ini terdiri dari 3 bagian yakni TWK , TIU,
dan TKP. Segala hal saya persiapkan, mulai dari belajar sampai kondisi fisik yang harus
prima sampai hari H. Di saat yang sama, saya juga sedang sibuk-sibuknya mengajar sebagai
honorer di SMAN 1 Berau dan sebagai tutor di Primagama Berau. Kadang-kadang saya
hanya sempat membaca beberapa lembar materi saja karena pulang ke rumah seringkali
sudah larut malam dan kondisi badan sudah letih mata mengantuk. Tapi ada satu hal yang
sangat saya syukuri, sebelumnya saya pernah mengajar mapel sejarah indonesia di sekolah
selama satu semester lebih, sehingga untuk materi sejarah saya tidak merasa terlalu berat.
Hanya tinggal materi PKn dan Undang-undang saja yang perlu saya dalami lagi. Untuk TIU
pun saya tidak begitu masalah karena soal hitung-hitungan adalah atar belakang pendidikan
saya.

Tanggal 18 September tibalah saatnya saya harus mengikuti SKD menggunakan


CAT. sehari sebelumnya saya sudah berangkat dari Berau supaya tidak terburu-buru dan ada
waktu mempersiapkan jikalau ada yang kurang. Kali ini saya tidak menggunakan mobil,
melainkan mengendarai sepeda motor.

Disinilah perjuangan itu dimulai. Tindakan saya ini sebenarnya termasuk nekat,
karena motor yang saya kendarai ini kondisinya bisa dikatakan tak layak jalan jauh. Motor
pabrikan tahun 2000an awal ini seringkali mogok dan bermasalah selama saya pakai kerja.
Namun saya tidak punya opsi lain. Akhirnya berbekal servis seadanya dan pamit pada orang
tua, saya pacu motor ini selepas Ashar tanggal 17 September pukul 16.00 WITA dari Berau
dan sampai pukul 18.30 di Bulungan dengan selamat dan tanpa kendala.

2
ROSADI | 19910210 201802 1 0001 | Latsar Angkatan VIII Tahun 2018

“Alhamdulillah akhirnya sampai juga, tidak ada kendala”, ucapku penuh rasa syukur
malam itu.

Begitu sampai saya langsug menyambangi lokasi CAT Provinsi di Jalan Durian. Di
depan itu terpampang Layar besar yang berisi nilai peserta tes di dalam ruangan. Nilai
tersiarkan secara Live, jadi kita tahu lulus atau tidak saat itu juga. Pengamanan sangat ketat
karena pemerintah ingin meminimalisir kecurangan. Melihat teknis pelaksanaan seperti itu
saya pun menjadi gugup. Namun saya tetap optimis, lagipula saya hanya ingin mencoba saja
tahun ini, pikirku.

Malam itu selesai melihat-lihat proses seleksi SKD, saya memutuskan untuk
menginap di Masjid. Tidak hanya saya, tapi ada banyak juga peserta dari luar yang tidak
punya keluarga di Bulungan dan tidak bawa uang banyak yang memutuskan menginap di
Masjid.

Tibalah hari-H pelaksanaan tes, saya mendapat giliran sore jam 16.00 WITA.
Sebelum masuk, semua diperiksa. Mulai dari bawah sampai atas, bahkan jam tangan dan bros
pun tidak diperkenankan utuk dipakai masuk ke dalam ruangan tes. Tes dimulai selama 1,5
jam sebanyak 100 soal. Lumayan juga soalnya, saya saja sempat mengerinyitkan dahi
membaca soal-soal TWK saat itu. Tapi ada secercah harapan, karena banyak soal sejarah
yang muncul. Sesuai ekspektasi saya.

Tak terasa 1,5 jam berlalu. Waktu sudah habis, saya pun menekan tombol “selesai” di
layar monitor. Nilai dan keputusan muncul di layar monitor

“SELAMAT ANDA LOLOS SKD, TOTAL NILAI 380”

Serasa tak percaya, saya bersorak kegirangan.

“Yesss, Alhamdulillaah lulusss”

Saya pun keluar ruangan dengan wajah bahagia dan penuh senyum kepuasan. Tidak
mengherankan saya begitu senang waktu itu, karena banyak teman saya yang sudah tes
sebelum saya dan mereka rata-rata gagal di SKD. Setelah itu saya balik ke masjid,
melaksanakan sholat maghrib. Besoknya pagi-pagi sekali setelah sholat subuh saya berangkat
memacu motor saya kembali ke Berau. Saat itu kondisi pak oli saya dibawah mesin bocor
jadi sepanjang jalan membuat saya khawatir kalau kalau motor ini mogok karena kekeringan
oli. Tapi alhamdulillah saya bisa sampai dengan selamat di Berau. Orang tua dan saudara-
saudara saya sangat senang mendengar berita kelulusan saya. Sedangkan saya antara harus
bahagia atau dilema, karena selangkah lebih dekat dengan kelulusan formasi di SMAN 10
Malinau. Padahal tidak saya niatkan sampai sejauh ini.

Hari demi hari berlalu, sembari menunggu pengumuman hasil SKD. Sekedar
informasi, setelah SKD ini ada lagi tes berikutnya yakni SKB. Nah, jumlah peserta yang
mengikuti SKB adalah 3 kali banyak formasi. Karena guru matematika hanya 1 formasi maka
akan ada 3 orang dengan nilai SKD tertinggilah yang akan mengikuti SKB. Saya harap-harap
cemas menanti pengumuman ini.

Saat yang dinanti-nanti pun tiba. Tanggal 12 Oktober pengumuman hasil SKD keluar,
terpampang jelas nama saya berada di posisi ke-3. Artinya, saya bisa mengikuti SKB. Saya
3
ROSADI | 19910210 201802 1 0001 | Latsar Angkatan VIII Tahun 2018

sangat senang saat itu, sempat saya salting- salah tingkah- di depan anak-anak karena sedang
mengajar di kelas. Benar-benar tak disangka, saya bisa masuk 3 besar dari total 142 peserta di
formasi yang sama. Saya punya waktu sekitar 1 minggu untuk mempersiapkan diri
mengikuti SKB.

Tanggal 19 Oktober, pelaksanaan SKB pun dimulai. Saya sudah di Bulungan sejak
tanggal 18, seperti biasa mengendarai sepeda motor. Saya menginap di masjid bersama
teman-teman. Disitu ternyata ada adik tingkat saya waktu kuliah dulu yang kebetulan jadi
rival saya di SKB besok. Adalah Bachrul Ulum namanya, yang menempati posisi kedua hasil
SKD. Malam itu kami banyak berbincang mengenai berbagai hal salah satunya mengenai
bentuk soal SKB yang akan keluar besok. Tahun 2017 kemarin adalah untuk pertama kalinya
digunakan SKB menggunakan CAT dalam proses seleksi CPNS. Sehingga tidak ada
gambaran sedikitpun bagaimana bentuk soalnya.

Keesokan harinya, pelaksanaan SKB pun dimulai. Tes diawali sekitar pukul 08.00.
Tidak ada perbedaan dengan SKD, hanya saja jumlah pesertanya jauh lebih sedikit karena
dari sekitar 12.000 peserta mengerucut menjadi sekitar 1.500 orang saja. Sesampainya di
dalam ruangan, tes pun dimulai

Masalah muncul, formasi guru matematika tidak keluar soalnya. Sudah dicoba log in
berulang-ulang tetapi selalu gagal. Akhirnya kami bertiga diminta keluar dari ruangan, dan
menunggu sampai soal siap. Tes berakhir, semua peserta kembali ke tempat masing-masing.
Ada yang merasa puas, dan ada juga sebagian yang kecewa. Kami bertiga masih di luar

“Sabar ya mas, kita unduhkan soalnya dulu karena yang tadi datanya error”, ucap
lelaki tua yang baru keluar dari ruang tes. Sepertinya beliau ini orang dari BKN atau LAN.

Kami bertiga mengangguk dan mengiyakan.

Beberapa menit kemudian, kami diminta bersiap-siap masuk. Ya, hanya kami bertiga
saja, karena peserta lain sudah pergi dan mengosongkan lokasi tes. Kami pun melaksanakan
tes selama 1,5 jam di dalam ruangan. Ada total 100 butir soal. Soal yang keluar semua adalah
soal murni matematika, tidak ada pedagogik. Saya agak lega karena saya kurang memahami
materi pedagogik. Seleai tes kami bersamaan, tampak di Layar monitor nilai saya adalah
yang tertinggi.

“Ya Allah saya lolos SKB”, gumamku serasa tak percaya

“selamat ya mas”, ucap kedua peserta lainnya

Tak terasa hari sudah menjelang sore. Selesai itu saya pun kembali sore itu juga
mengendarai motor saya balik ke Berau. Kali ini semua keluarga saya ikut bahagia karena
sudah dipastikan saya akan lolos karena rangkaian tes sudah seesai.

“pintar, anak mama. Pokoknya mama akan doakan terus”, ucap mama saya
menyemangati.

Sekarang hanya tinggal menunggu pemberkasan. Terjadwal, pemberkasan dibuka


akhir desember. Saya kembali lagi ke Bulungan membawa berbagai kelengkapan berkas yang
dibutuhkan. Sialnya, saat itu saya pergi dengan memakai kaos oblong dan celana jeans
bahkan bersendal. Saya ditolak oleh petugas BKD dan disuruh pulang untuk mengganti
busana yang lebh sopan dan formal. Karena saya tidak punya kenalan di Bulungan, terpaksa
4
ROSADI | 19910210 201802 1 0001 | Latsar Angkatan VIII Tahun 2018

saya pergi ke pasar Induk membeli celana hitam, baju putih, kaos kaki, dan sepatu pan topel
lengkap. Barulah petugas BKD mau melayani, saya pikir ini kejadian benar-benar konyol dan
tak akan saya lupakan.

Jarak antara pemberkasan dengan penyerahan berkas adalah 3 bulan. Teman-teman


yang kelamaan menunggu sempat menggerutu, termasuk saya. Hanya saja saya pada waktu
itu belum diperbolehkan resign dari sekolah. Jadi Januari sampai pertengahan Maret 2018
saya tetap mengajar.

Hari-hari yang ditunggu tiba, tanggal 19 Maret 2018 saya resmi menjadi bagian dari
Provinsi Kaltara dengan status CPNS. Penyerahan berkas dilakukan langsung oleh Bapak
Gubernur Kalimantan Utara dihadiri Menpan RB, Kepala BKN, dan Kepala LAN kepada
sebanyak 432 CPNS.

Pada hari ini saya akan memulai babak baru dalam kehidupan saya yang tadinya
bukan siapa-siapa, sekarang juga tetap bukan siapa-siapa karena saya akan melayani dan
mengabdi pada negeri. Dari nol, menuju nol kembali.

Demikianlah kisah perjalanan saya menjadi CPNS di Provinsi Kaltara, saya akui ada
banyak sekali perjuangan dan pengorbanan yang saya lalui tetapi mungkin tertinggal, terlupa
atau tidak cukup untuk tertuliskan semua disini. Semoga ada hikmah yang bisa diambil.

Sekian dan terima kasih

Tanjung Selor, 24 September 2018

ROSADI

Anda mungkin juga menyukai