Anda di halaman 1dari 34

KEBUTUHAN AIR

1. Penyiapan lahan
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan air
irigasi pada suatu proyek irigasi. Faktor-faktor penting yang menentukan
besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah :
1. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
penyiapan lahan.
2. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan.
Faktor-faktor penting yang menentukan lamanya jangka waktu penyiapan
lahan adalah :
padi ladang kedua. tersedianya tenaga kerja dan ternak penghela atau
traktor untuk menggarap tanah perlu memperpendek jangka waktu
tersebut agar tersedia cukup waktu untuk menanam padi sawah atau padi
ladang kedua
 Faktor-faktor tersebut saling berkaitan, kondisi sosial, budaya yang ada
didaerah penanaman padi akan mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan
untuk penyiapan lahan. Untuk daerah irigasi baru, jangka waktu penyiapan
lahan akan ditetapkan berdasarkan kebiasaan yang berlaku didaerah-
didaerah-daerah
didekatnya.
didekatnya. Sebagai pedoman diambil jangka waktu 1,5 bulan untuk
menyelesaikan penyiapan lahan diseluruh petak tersier.
 Bilamana untuk penyiapan lahan diperkirakan akan dipakai peralatan mesin
secara luas, maka jangka waktu penyiapan lahan akan diambil 1 bulan. Perlu
diingat bahwa transplantasi (perpindahan bibit ke sawah) mungkin sudah
dimulai setelah 3 sampai 4 minggu di beberapa bagian petak tersier dimana
pengolahan sudah selesai.
Pada umumnya jumlah air yang dibutuhkan untuk penyiapan lahan dapat ditentukan
berdasarkan kedalaman serta porositas tanah disawah. Rumus berikut dipakai untuk
memperkirakan kebutuhan air untuk lahan, (aspek tanah sebelum dilakukan pengolahan)

Untuk tanah bertekstur berat tanpa retak-


retak-retak
retak,, kebutuhan air untuk penyiapan lahan
diambil 200 mm, ini termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah
tanah..
Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan
Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode
yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra (1968). Metode tersebut
didasarkan pada laju air konstan dalam It/dt selama periode penyiapan lahan dan
menghasilkan rumus sebagai berikut : (aspek tanah saat dilakukan pengolahan)
2. Penggunaan konsumtif
Penggunaan konsumtif adalah jumlah air yang dipakai oleh tanaman untuk proses
fotosintesis dari tanaman tersebut. Penggunaan konsumtif dihitung dengan rumus berikut
3. Perkolasi
Laju perkolasi sangat tergantung kepada sifat-sifat tanah. Pada tanah lempung
berat dengan karakteristik pengolahan yang baik, laju perkolasi dapat
mencapai I - 3 mm/hari. Pada tanah-tanah yang lebih ringan, lalu perkolasi
bisa lebih tinggi. Dari hasil-hasil penyelidikan tanah pertanian dan
penyelidikan kelulusan, besarnya laju perkolasi serta tingkat kecocokan tanah
untuk pengolahan tanah dapat ditetapkan dan di anjurkan pemakaiannya.
Guna menentukan laju perkolasi, tinggi muka air tanah juga harus
diperhitungkan. Perembesan terjadi akibat meresapnya air melalui tanggul
sawah.
4. Penggantian Lapisan Air.
Penggantian lapisan air dilakukan setelah pemupukan. Penggantian lapisan air dilakukan
menurut kebutuhan. Jika tidak ada penjadwalan semacam itu, lakukan penggantian sebanyak
2 kali, masing-masing 50 mm (atau 3,3 mm/hari selama 1/2 bulan) selama sebulan dan dua
bulan setelah transplantasi.

5. Curah Hujan Efektif.


Efektif.
Untuk irigasi padi, curah hujan efektif bulanan diambil 70% dari curah hujan minimum
tengah bulanan dengan periode ulang 5 tahun.
Re = 0,7x 1/2 Rs
(setengah bulanan dengan T=5 tahun).

Re = curah hujan efektif (mm/hari)


Rs = curah hujan minimum dengan periode ulang 5 tahun (mm)
6. Kebutuhan Air Disawah Untuk Petak Tersier.
Tersier.
Kebutuhan air untuk tanaman tergantung pada macam tanaman dan masa pertumbuhannya
sampai di panen sehingga memberikan produksi yang optimum. Perkiraan banyaknya air
untuk irigasi didasarkan pada faktor-faktor jenis tanaman, jenis tanah, cara pemberian air, cara
pengelolaan tanah, banyaknya turun hujan, waktu penanaman, iklim, pemeliharaan
saluran/bangunan dan eksploitasi. Banyaknya air untuk irigasi pada petak sawah dapat
dirumuskan sebagai berikut : .
Ir =S + Et + P - Re
dengan :
Ir = Kebutuhan air untuk irigasi
S = Kebutuhan air untuk pengolahan tanah atau penggenangan
Et = Evapotranspirasi: Crop Consumptive Use
Re = Curah hujan efektif.
Petak Irigasi
Petak tersier
suatu lahan seluas maksimum 60 ha yang berisikan petak-petak kuarter yang
luasnya maksimum 10 ha, yang mengambil air dari satu pintu bangunan sadap.
Petak tersier ini dilengkapi pula dengan boks-boks tersier, kuarter, saluran
pembawa tersier, kuarter, cacing, saluran pembuang, serta bangunan silang seperti
yang ada di jaringan irigasi.
Petak sekunder
terdiri dari kumpulan petak-petak tersier yang mengambil air dari satu pintu di
bangunan bagi. Luas petak sekunder ini tidak terbatas tergantung dari topografi
lahan yang ada. Salurannya sering terletak di punggung medan, sehingga air
tersebut dapat dialirkan ke dua sisi saluran.
Petak primer,
terdiri dari beberapa petak sekunder yang airnya mengambil dari sumber air
(sungai) berupa bendung, bendungan, rumah pompa, dll. Bila satu bendung
terdapat dua pintu (intake) kiri dan kanan, maka terdapat dua petak primer.
Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur atau garis tinggi.
A. PADI
Perhitungan kebutuhan air dapat dilakukan dengan menggunakan tabel.
Perhitungan dilakukan sebagai berikut :
a) Dengan rotasi (alamiah) didalam petak tersier kegiatan-kegiatan
penyiapan lahan diseluruh petak dapat diselesaikan secara berangsur-
angsur. Rotasi alamiah digambarkan dengan pengaturan kegaitan-
kegiatan setiap jangka waktu ½ bulan secara bertahap.
b) Transplantasi akan dimulai pada pertengahan bulan kedua dan akan
selesai dalam waktu 1 ½ bulan sesudah selesainya penyiapan lahan.
c) Harga-harga evapotranspirasi tanaman acuan Eto, laju perkolasi P dan
curah hujan efektif Re adalah harga-harga asumsi.
d) Kedua penggantian lapisan air (WLR) diasumsikan. Masing-masing
WLR dibuat bertahap.
Kebutuhan Air Untuk Pengolahan Tanah
 Tujuan dari pengolahan tanah terutama untuk memperbaiki tata udara tanah tanah,,
menciptakan kondisi lumpur sebagai tempat tumbuh yang baik bagi padi sawah sawah,,
membantu terciptanya lapisan kedap yang berguna membantu mencegah
meresapnya air, serta memberantas gulma
 Dari hasil penelitian diketahui bahwa kebutuhan air untuk pengolahan lahan sawah
merupakan jumlah yang besar
besar,, yakni anatar 175 – 230 mm/
mm/hari
hari (Purba
Purba,, 1974 dalam
Supriatno,M,, 2003)
Supriatno,M 2003). Hasil penelitian di Lembaga Pusat Penelitian Bogor
menunjukkan angka 200 mm untuk kebutuhan pengolahan tanah tanah.. Angka 200 mm
merupakan tanah yang bertekstur berat berat,, cocok digenangi dan bahwa lahan itu
belum bera selama lebih dari 2.5 bulan.
bulan. Jika tanah itu dibiarkan bera lebih lama
lagi maka kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah 250 mm mm..
 Kebutuhan air untuk penyiapan lahan termasuk kebutuhan air untuk persemaian
dan kebuhan air untuk pengolahan tanah yang dipengaruhi oleh sifat fisik tanah tanah..
Untuk menduga besarnya laju kebutuhan air pada pengolahan tanah dapat
digunakan rumus Van de Goor – Zijlstra (1986)
1986).
 Untuk tanah bertekstur berat tanpa retak
retak,, kebutuhan air untuk penyiapan lahan
diambil 200 mm mm.. ini termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah tanah..
Kebutuhan air pada penyiapan lahan untuk palawija bervariasi dari 50 mm sampai
100 mm
mm.. jika pengolahan lahan untuk palawija dimulai segera setelah panen padipadi,,
pemberian air awal sebesar 50 mmmm..
Pengolahan tanah
 Terdapat beberapa metoda yang berbeda
dalam perhitungan keperluan air tanaman
dan umumnya perhitungan tersebut tidak
mencakup keperluan air selama pengolahan
tanah..
tanah
 Sebagai contoh suatu metoda yang
direkomendasikan oleh FAO hanya
didasarkan pada evapotran
evapotran--pirasi tanaman
acuan,, faktor tanaman,
acuan tanaman, pertimbangan semua
kehilangan air irigasi dan hujan efektif
efektif..
 Keperluan air selama pengolahan tanah padi
sawah umumnya menentukan puncak
keperluan air irigasi pada suatu areal irigasi.
irigasi.
Beberapa faktor penting yang menentukan besarnya
keperluan air
selama pengolahan tanah adalah sebagai berikut :
(1) Waktu yang diperlukan untuk pengolahan tanah yakni:
a) perioda waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pengolahan tanah
b) pertambahan areal pengolahan tanah dalam suatu grup
petakan sawah yang sangat tergantung pada ketersediaan
tenaga kerja manusia, hewan atau traktor.
(2) Volume air yang diperlukan untuk pengolahan tanah, yang
tergantung pada:
a) lengas tanah dan tingkat keretakan tanah pada waktu mulai
pengolahan tanah
b) laju perkolasi dan evaporasi
c) kedalaman lapisan tanah yang diolah menjadi lumpur.
Kondisi sosial dan tradisi yang ada serta ketersediaan tenaga kerja manusia,
manusia,
hewan atau traktor di suatu daerah sangat menentukan lamanya pengolahan
tanah.. Pada umumnya perioda yang diperlukan setiap petakan sawah untuk
tanah
pengolahan tanah (dari mulai air diberikan sampai siap tanam
tanam)) adalah sekitar
30 hari.
hari. Sebagai suatu pegangan biasanya sekitar 1,5 bulan diperlukan untuk
menyelesaikan pengolahan tanah di suatu petak tersier.
tersier. Pada beberapa kasus
di mana alat dan mesin mekanisasi tersedia dalam jumlah yang cukup, cukup,
perioda tersebut dapat diperpendek sampai sekitar 1 bulan.
bulan.

tanah,, Keperluan air selama


Volume air yang diperlukan untuk pengolahan tanah
pengolahan tanah mencakup keperluan untuk menjenuhkan tanah dan
suatu lapisan genangan yang diperlukan segera setelah tanam
tanam.. Rumus di
bawah ini dapat digunakan untuk menduga keperluan air pada waktu
pengolahan tanah
tanah::
Untuk menentukan kebutuhan maksimum air irigasi pada suatu proyek irigasi
ditentukan oleh kebutuhan air untuk penyiapan lahan. Metode yang
dikembangkan oleh Goor dan Zijlstra (1968) dalam Direktorat Jenderal
Pengairan (1986) dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan air penyiapan
lahan
Untuk tanah bertekstur liat berat tanpa retakan
retakan,, keperluan air diambil sebesar
250 mm
mm.. Jumlah ini mencakup untuk penjenuhan
penjenuhan,, pelumpuran dan juga 50 mm
genangan air setelah tanam
tanam.. Apabila lahan dibiarkan bera untuk waktu yang
cukup lama (misal 1,5 bulan)
bulan) sehingga tanah retak
retak--retak,
retak, jumlah air yang
diperlukan sekitar 300 mm
mm..
Penggunaan Konsumtif (Etc)
Penggunaan konsumtif diartikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Doorenbos dkk., (1977) mendefinisikan kebutuhan
air tanaman sebagai jumlah air yang disediaan untuk mengimbangi air yang
hilang akibat evaporasi dan transpirasi. Evapotranspirasi adalah gabungan
proses penguapan dari permukaan tanah atau evaporasi dan penguapan dari
daun tanaman atau transpirasi. Besarnya nilai evaporasi dipengaruhi oleh
iklim, varietas, jenis dan umur tanaman. Dengan memasukkan efisiensi
tanaman (kc), penggunaan konsumtif tanaman merupakan fungsi dari
evapotranspirasi potensial tanaman. Menurut Direktorat Jenderal Pengairan
(1986) penggunaan konsumtif dapat dihitung dengan persamaan berikut ini .

Etc = penggunaan konsumtif (mm/hari),


Eto = evapotranspirasi potensial (mm/hari),
kc = koefisien tanaman.
Besarnya koefisien tanaman setiap jenis tanaman berbeda berbeda--beda dan
berubah setiap periode pertumbuhan tanaman itu. itu. Evapotranspirasi
potensial dihitung dengan metode modifikasi Penman yang telah
disesuaikan dengan keadaan daerah Indonesia dan nilai Kc untuk berbagai
jenis tanaman yang ditanam disajikan harga
harga--harga koefisien tanaman padi
dengan varietas unggul dan varietas biasa menurut Nedeco
Nedeco//Prosida dan FAO
(Direktorat Jenderal Pengairan,
Pengairan, 1986)
1986).
Perhitungan perkiraan Evapotranspirasi potensial (Eto
Eto)) dengan rumus
modifikasi Penman sebagai berikut ini (Doorenbos dkk,
dkk, 1977; Harto,
Harto, 2000).

Eto = Evapotranspirasi potensial (mm/hari),


W = faktor yang berhubungan dengan suhu (t) dan elevasi daerah,
Rs = radiasi gelombang pendek (mm/hari)
Ra = radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfir ,
Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari),
Rn = total radiasi bersih (mm/hari),
Rn = Rs – Rnl
f(t) = fungsi suhu/konstanta bolzman
f(Ed) = fungsi tekanan uap/faktor kelembaban
f(u) = fungsi kecepatan angin pada ketinggian 2 m
f(u) = 0,27(1+0,864u) (m/detik),
(Ea –Ed) = perbedaan tekanan uap jenuh dengan uap sebenarnya,
Ed = Ea.Rh,
Rh = kelembaban udara relatif (%),
c = angka koreksi Penman yang besarnya melihat kondisi siang dan malam.
n/N =prosentase penyinaran matahari per-tahun..
Perkolasi dan Rembesan (P)
Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah. Guna menentukan laju
perkolasi, tinggi muka air tanah juga harus diperhitungkan. Perembesan terjadi
akibat meresapnya air melalui tanggul sawah. Perkolasi dan rembesan di sawah
berdasarkan Direktorat Jenderal Pengairan (1986), yaitu sebesar 2 mm/hari.

Penggantian Lapisan Air (Wlr)


Penggantian lapisan air dilakukan sebanyak dua kali, masing-masing 50 mm
selama sebulan dan dua bulan setelah transplantasi atau pemindahan bibit
(Direktorat Jenderal Pengairan, 1986). Lama pengolahan lahan sawah dilakukan
kurang lebih 20-30 hari baik dengan tenaga kerbau atau traktor. Sehingga lama
pengolahan lahan sawah diasumsikan selama 30 hari. Banyaknya air yang
dibutuhkan oleh tanaman palawija sebesar 50-100 mm. Pemberian air untuk
tanaman padi yang sering dilaksanakan (Sukamto, 1983) :
1. Padi umur 0 - 14 hari setelah tanam diberikan air setinggi 7-10 cm,
diasumsikan 10 cm.
2. Pada umur 15 - 30 hari setelah tanam sawah digenangi air setinggi 3 – 5
cm, diasumsikan 5 cm.
3. Pada umur 35 - 50 air digenangi 5 – 10 cm diasumsikan 15 hari pertama
5 cm dan 15 hari kedua 10 cm.
4. Pada umur 55 hari sampai dengan 10 hari sebelum panen, sawah
digenangi 10 cm.
Efisiensi Irigasi (Ei)
Efisiensi irigasi adalah angka perbandingan dari jumlah air irigasi nyata yang
terpakai untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman dengan jumlah air yang
keluar dari pintu pengambilan (intake). Efisiensi irigasi merupakan faktor
penentu utama dari unjuk kerja suatu sistem jaringan irigasi. Efisiensi irigasi
terdiri atas efisiensi pengaliran yang pada umumnya terjadi di jaringan utama
dan efisiensi di jaringan sekunder yaitu dari bangunan pembagi sampai petak
sawah (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).
Efisiensi irigasi didasarkan asumsi sebagian dari jumlah air yang diambil akan
hilang baik di saluran maupun di petak sawah. Kehilangan air yang
diperhitungkan untuk operasi irigasi meliputi kehilangan air di tingkat tersier,
sekunder dan primer. Besarnya masing-masing kehilangan air tersebut
dipengaruhi oleh panjang saluran, luas permukaan saluran, keliling basah
saluran dan kedudukan air tanah.
Mengacu pada Direktorat Jenderal Pengairan (1986) maka efisiensi irigasi
secara keseluruhan diambil 90% dan tingkat tersier 80%. Angka efisiensi irigasi
keseluruhan tersebut dihitung dengan cara mengkonversi efisiensi di masing-
masing tingkat yaitu 0,9 x 0,9 x 0,8 = 0,648 » 65 %.
Secara matematis hubungan faktor-faktor yang menentukan
kebutuhan air irigasi di atas dapat dituliskan dengan persamaan
sebagai berikut :

Kai = kebutuhan air untuk irigasi (l/dtk/ha),


Etc = penggunaan air konsumtif (mm/hari),
Ir = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari),
WIr = kebutuhan air untuk penggantian lapisan air (mm/hari),
P = kehilangan air perkolasi (mm/hari),
Re = curah hujan efektif (mm/hari),
Ei = efisiansi irigasi,
A = luas areal irigasi (ha).
Teknik Optimasi
Pengunaan model matematik sebagai alat analisis dapat memanfaatkan
sumber daya air secara optimal merupakan cara yang telah umum dipakai.
Kini bahkan berbagai pendekatan alat dan metode kuantitatif tersedia untuk
menganalisis proyek-proyek keairan secara ekonomi. Metode kuantitatif
yang digunakan untuk membantu manajemen dalam menganalisis
pengoperasian sebuah proyek adalah metode-metode yang didasarkan pada
pendekatan optimasi. Prinsip metode optimasi adalah dengan
mengoptimumkan suatu fungsi tujuan (objective function) terhadap
kendala-kendala (constrain) (Jayadi, 2000).
Program linier merupakan salah satu teknik optimasi yang tergabung
dalam mathematical programing. Menurut Jayadi (2000) bahwa prosedur
umum penyelesaian mathematical programing diawali dengan
mendefinisikan komponen persoalan berikut:
a. Decision variable : sebagai besaran yang akan dicari nilainya;
b. Parameters : ukuran-ukuran bernilai tetap dan dapat diterapkan dalam
perhitungan seperti harga, biaya, benefit dan lain-lain;
c. Constrain : sebagai faktor pembatas/kendala yang perlu dirumuskan
secara matematik;
d. Objectif function : adalah pernyataan kuantitatif dari kasus optimasi
Dumairy (1992) berpendapat bahwa dalam program linier memiliki
tiga unsur dasar yaitu fungsi tujuan, fungsi kendala, dan prosedur
iteratif untuk menemukan penyelesaian optimum. Persamaan yang
dapat diselesaikan dengan menggunakan program linier adalah untuk
tujuan mengoptimalkan dengan
keterbatasan sumber daya yang dinyatakan dalam persamaan (=) atau
pertidaksamaan (</>).

Z = fungsi tujuan maksimum luas tanaman,


Li = luas areal tanam ke i,
n = jumlah alternatif masa tanam,
Ci = faktor pembobot untuk variabel optimasi.
C1 + C2 + C3 + ... + Ci = 1
Dalam mengoptimalkan luas areal tanam tentunya ada beberapa kendala yang harus
diperhatikan. Salah satu kendala yang harus diperhatikan adalah bahwa jumlah
kebutuhan air irigasi untuk suatu masa tanam tertentu dalam waktu tertentu pula
harus lebih kecil atau sama dengan debit yang tersedia pada waktu itu. Kendala lain
adalah bahwa luas suatu masa tanam tertentu harus lebih kecil atau sama dengan
luas areal irigasi.

dengan :
qn = kebutuhan air irigasi untuk masa tanam ke i pada bulan t (l/det/ha),
qt = debit tersedia pada bulan ke t (l/det/ha),
A = luas areal irigasi (ha),
Li = luas areal pada masa tanam ke i,
Qt = debit tersedia pada bulan t (l/dtk).
Penguapan yang terjadi dipermukaan sangat tergantung dari ketersediaan
kelembaban di lapisan bawahnya. Oleh sebab itu, dalam beberapa model di cari
ketergantungan antara laju penguapan (evapotranspirasi) dan kelembaban tanah di
lapisan bawahnya. Evapotranspirasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu evapotranspirasi
potensial (PE ) dan evatranspirasi aktual (AET). Evapotranspirasi potensial dipengaruhi
oleh factor-faktor meteorology dan evapotranspirasi aktual lebih dipengaruhi oleh faktor
fisiologi tanaman dan unsur tanah ( Hakim, 1986 ).

Evapotranspirasi Potensial adalah evapotranspirasi yang mungkin terjadi pada kondisi


air yang tersedia berlebihan. Faktor penting yang mempengaruhi evapotranspirasi potensial
adalah tersedianya air yang cukup banyak. Jika jumlah air selalu tersedia secara berlebihan
dari yang diperlukan oleh tanaman selama proses transpirasi, maka jumlah air yang
ditranspirasikan relatif lebih besar dibandingkan apabila tersedianya air di bawah keperluan.
Beberapa rumus empiris untuk menghitung evapotranspirasi potensial adalah rumus
empiris dari: Thornthwaite, Blaney-Criddle, Penman.
Evapotranspirasi Aktual adalah evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi air yang
tersedia terbatas. Evapotranspirasi aktual dipengaruhi oleh proporsi permukaan luar yang
tidak tertutupi tumbuhan hijau (exposed surface) pada musim kemarau. Besarnya
exposed surface (m) untuk tiap daerah berbedabeda.
Tabel Pendapatan Padi dan Palawija
Fungsi Tujuan :
•Maximumkan Z = Bp.XAP1+ BW.XAW1 + Bp.XAP2+ BW.XAW2 + Bp.XAP3+ BW.XAW3 + ... + Bp.XCP1+
BW.XCW1 , dimana :
•Z= Nilai tujuan yang akan dicapai ( maximumkan keuntungan (Rp))
•BP= Pendapatan produksi padi (Rp/Ha)
•BW= Pendapatan produksi palawija (Rp/Ha)
•XAP1= Luasan areal tanam padi musim Hujan (Ha)
•XAW1 = Luasan areal tanam palawija musim Hujan (Ha)
•XAP2= Luasan areal tanam padi musim Kemarau I (Ha)
•XAW2= Luasan areal tanam palawija musim Kemarau I (Ha)
•XAP3 = Luasan areal tanam padi musim Kemarau II (Ha)
•XAW3= Luasan areal tanam palawija musim Kemarau II (Ha)

•Contoh Perhitungan untuk Awal Tanam Nop 1 :


Maksimumkan Z = 7.572.700.XAP1+ 5.063.770 .XAW1 + 7.572.700.XAP2+ 5.063.770.XAW2 +
7.572.700.XAP3+ 5.637.700.XAW3 + ... + 7.572.700.XCP3+ 5.637.700 XCW3
FungsiKendala:
LuasanMaksimum
•XAP1+ XAW1≤ LuasGolonganA (974 Ha),…dst
•XAP2+ XAW2≤ LuasGolonganB (1870 Ha),…dst
•XCP3+ XCW3≤ LuasGolonganC (1019 Ha),…dst

Volume Andalan
•27914 XAP1+ 15762 XAW1≤ 31190400
•27914 XAP1+ 15762 XAW1+ 31902 XBP1+ 15058 XBW1≤ 31190400
•27914 XAP1+ 15672 XAW1+ 31902 XBP1+ 15058 XBW1+ 21268 XCP1+ 9621 XCW1 ≤
38586240
•Q1, Q2,Q3,≥ 0

Anda mungkin juga menyukai