Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT UNTUK

MENCEGAH TERJADINYA KREDIT BERMASALAH


(Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Kawi Malang)

Widya Ratnaningtyas
Topowijono
Zahroh Z.A
Fakultas Ilmu Administrasi,
Universitas Brawijaya,
Malang
E-mail: widyaratnaningtyas@gmail.com

ABSTRACT

People’s Business Credit Program is intended for owners of micro, small, and medium enterprises. Credit has
a problem loan risk, so banks need to analyze the business condition of potential debtor before deciding to
give a credit. The purpose of this research are to determine the implementation of People’s Business Credit
that conducted by BRI Branch Kawi Malang and to determine the feasibility analysis of potential debtor as
one of the efforts to prevent of non performing loan. The type of research that used in this research is
descriptive with quantitative method. The results of this research indicate that the implementation of analysis
conducted by BRI Branch Kawi Malang is quite good, but need to analyze more carefully and deeply. Besides
the increase of non performing loans which happens to be alert to look out by the bank. Banks need to consider
using 6C analysis, more complete analysis of financial ratios, and working capital credit needs analysis in
accordance with the debtor’s business sector so that the results of the analysis becomes more complete. This
requirements are conducted to avoid non performing loan that can be harmful and affect the health condition
of the bank.

Keyword: credit, people’s business credit program, non performing loan

ABSTRAK

Kredit Usaha Rakyat merupakan kredit yang diperuntukkan bagi pemilik UMKM. Pemberian kredit memiliki
risiko kredit bermasalah, sehingga bank perlu menganalisis kondisi usaha calon debitur sebelum memutuskan
untuk memberikan kredit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pemberian Kredit Usaha
Rakyat yang dilakukan oleh BRI Cabang Kawi Malang dan mengetahui analisis kelayakan calon debitur yang
perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah. Metode dalam
penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan analisis yang telah dilakukan oleh BRI Cabang Kawi Malang sudah cukup
baik, namun bank perlu menganalisis dengan hati-hati dan lebih mendalam. Selain itu adanya peningkatan
Non Performing Loan menjadi peringatan yang harus diwaspadai oleh bank. Bank perlu mempertimbangkan
untuk menggunakan analisis 6C, analisis rasio keuangan yang lebih lengkap, dan analisis perhitungan
kebutuhan kredit modal kerja sesuai dengan sektor usaha calon debitur agar hasil analisa menjadi lebih
lengkap. Hal ini dilakukan agar bank terhindar dari kredit bermasalah yang dapat merugikan dan
mempengaruhi kondisi kesehatan bank.

Kata kunci: kredit, program kredit usaha rakyat, kredit bermasalah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.2 Oktober 2016| 34


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN Pemberian kredit memiliki risiko salah satunya
Permasalahan ekonomi seperti kemiskinan dan adalah kredit bermasalah (Non Performing Loan).
pengangguran yang ada di Indonesia menyebabkan Non Performing Loan merupakan indikator yang
terhambatnya kemakmuran dan kesejahteraan dapat digunakan untuk menilai kinerja bank dan
rakyat. Permasalahan ini dapat diatasi dengan menggambarkan tingkat risiko kredit yang dihadapi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, salah satunya oleh bank. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
adalah dengan meningkatkan pendapatan Tbk. cabang Kawi Malang sebagai salah satu bank
masyarakat. Sektor perbankan ikut berperan serta yang menyalurkan Kredit Usaha Rakyat kepada
dalam meningkatkan perekonomian, diantaranya masyarakat tidak terlepas dari adanya kredit
dengan peningkatan iklim usaha dan penciptaan bermasalah. Berikut ini data kredit bermasalah BRI
lapangan pekerjaan melalui penyediaan modal. Cabang Kawi Malang Periode 2011-2014:
Umumnya penyediaan modal yang dilakukan oleh Tabel 1. Data Non Performing Loan Kredit
bank berupa kredit. Kredit akan menarik masyarakat Usaha Rakyat BRI Cabang Kawi Malang Periode
untuk memulai usaha-usaha baru. Selain itu, kredit 2011-2014
juga membantu masyarakat pemilik usaha produktif
namun mengalami keterbatasan modal untuk
mengembangkan usahanya.
Kredit menjadi salah satu solusi yang menarik bagi
masyarakat, akan tetapi dalam memperoleh kredit ini
tidak mudah khususnya bagi masyarakat yang Sumber: BRI Cabang Kawi Malang, 2015
memiliki usaha mikro, kecil, dan menengah Tabel 1 menunjukkan bahwa kredit
(UMKM). Persyaratan dan ketentuan dalam bermasalah pada tahun 2014 merupakan kredit
memperoleh kredit menjadi kendala bagi pemilik bermasalah terbesar selama periode 2011-2014,
UMKM yang ingin mengembangkan usahanya sehingga Bank BRI Cabang Kawi Malang
menjadi lebih besar. Kendala ini membuat membutuhkan evaluasi dan pengawasan kredit untuk
pemerintah memberikan penjaminan kredit melalui mencegah adanya kredit bermasalah pada periode
Kredit Usaha Rakyat. Kredit Usaha Rakyat adalah berikutnya. Berdasarkan latar belakang yang telah
pemberian modal kerja dan investasi yang diberikan dipaparkan, peneliti tertarik untuk melakukan
kepada UMKM-K dengan fasilitas penjaminan untuk penelitian skripsi dengan judul “Evaluasi
usaha produktif. Kelayakan Pemberian Kredit Usaha Rakyat
Pemberian kredit merupakan pemberian untuk Mencegah Terjadinya Kredit Bermasalah
kepercayaan, yang berarti bank akan memberikan (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
kredit jika bank yakin bahwa calon debitur akan (Persero), Tbk. Cabang Kawi Malang)
mengembalikan pinjaman sesuai dengan
kesepakatan antara kedua belah pihak. Bank akan KAJIAN PUSTAKA
melakukan proses analisis kredit terlebih dahulu A. Bank
sebelum calon debitur dikatakan layak untuk 1. Pengertian Bank
menerima fasilitas kredit. Kelayakan kredit dapat Menurut Sulhan (2008:10), bank adalah
dinilai dengan menggunakan beberapa metode yaitu lembaga yang memiliki peran sebagai perantara
analisis kredit 6C, analisis laporan keuangan, dan antara pemilik dana dan peminjam dana, sehingga
analisis perhitungan kebutuhan kredit modal kerja. bank memiliki produk utama berupa simpanan
Penilaian kelayakan kredit menggunakan analisis dan pinjaman.
kredit 6C terdiri dari Character, Capital, Capacity, 2. Peranan Bank
Collateral, Condition of Economy, dan Constraint. Peranan bank dalam perekonomian suatu
Kemudian analisis laporan keuangan dengan negara dipengaruhi dan diatur oleh Undang-
menggunakan perhitungan rasio likuiditas, rasio undang dan peraturan pemerintah serta ketentuan
solvabilitas, rasio aktifitas, dan rasio profitabilitas. Bank Indonesia. Menurut Sulhan (2008:3),
Kemudian perhitungan kebutuhan kredit modal kerja peranan bank yaitu:
dengan menggunakan Working Capital Turn Over a. Perbankan sebagai lembaga perantara dalam
dan Net Working Capital. kegiatan perekonomian
b. Perbankan sebagai lembaga moneter
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.1 Oktober 2016| 35
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c. Perbankan sebagai lembaga penyelenggara bukanlah sesuatu yang mudah, satu-satunya
sistem pembayaran cara adalah menilai track record calon debitur
d. Perbankan sebagai lembaga pendorong yang ada pada bank-bank yang pernah
perekonomian nasional. bertransaksi dengan yang bersangkutan.
2. Capital
B. Kredit
Calon debitur harus memiliki sejumlah uang
1. Pengertian Kredit
tertentu sebagai modal usaha (modal sendiri)
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun
dan kekurangan modal berdasarkan rasio
1998 tentang Perbankan, kredit merupakan
tertentu sesuai dengan kebijakan perhitungan
penyediaan uang berdasarkan atas kesepakatan
bank itulah yang dibiayai dengan kredit.
antara bank dengan pihak peminjam yang
3. Capacity
mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya
Capacity digunakan untuk menilai
setelah jangka waktu tertentu dengan disertai
kemampuan manajemen dari calon debitur
pemberian bunga.
terutama dalam hal pemasaran dan
2. Tujuan dan Fungsi Kredit operasional.
Menurut Judiseno (2005:167), tujuan kredit 4. Collateral
adalah untuk mendapatkan keuntungan yang Collateral atau agunan merupakan bagian
aman, sehingga masayarakat peminjam dana terpenting yang dapat digunakan bank untuk
dapat memperoleh simpanannya kembali beserta menutup kerugian apabila debitur tidak dapat
bungan tanpa adanya kekhawatiran dengan memenuhi kewajibannya. Karakteristik
adanya kredit yang macet. Sedangkan fungsi- agunan yang dapat digunakan yaitu
fungsi kredit menurut Firdaus (2009:5) yaitu marketable, dapat menutupi kerugian, dan
kredit memajukan arus tukar menukar barang dan diikat di depan notaris.
jasa, kredit mengaktifkan alat pembayaran yang 5. Condition of economy
idle atau yang tidak digunakan, kredit Condition of economy adalah penilaian kondisi
menciptakan alat pembayaran baru, dan kredit ekonomi berupa prospek usaha sektor yang
mengaktifkan dan meningkatkan manfaat potensi- digeluti, ketergantungan bahan baku, peraturan
potensi ekonomi yang ada. pemerintah atas jenis industri calon debitur
C. Analisis Kredit serta kondisi perekonomian secara nasional,
Analisis kredit merupakan proses penilaian regional, maupun internasional.
permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur 6. Constraints
untuk mengetahui dan menilai kondisi usaha dan Constraints merupakan faktor penghambat
kondisi calon debitur. Calon debitur harus memenuhi jalannya suatu bisnis seperti faktor sosial,
persyaratan administratif dan substansial untuk budaya, agama, dan politik. Batasan dan
memperoleh fasilitas kredit. Persyaratan hambatan tersebut tidak memungkinkan bisnis
administratif bergantung pada pertimbangan dari tersebut dilaksanakan pada tempat tertentu.
masing-masing bank. Sedangkan syarat substansial Selain analisis kredit 6C, laporan keuangan calon
berupa persyaratan-persyaratan yang digunakan debitur juga perlu dilakukan penilaian untuk
sebagai analisis kelayakan kredit yaitu analisis kredit mengetahui kondisi usaha dan kemampuan
dengan menggunakan 6C, penilaian laporan finansialnya. Menurut Syamsuddin (2009:37),
keuangan dengan rasio-rasio keuangan, dan Analisa laporan keuangan perusahaan pada dasarnya
perhitungan kebutuhan kredit modal kerja. merupakan penghitungan ratio-ratio untuk menilai
Menurut Irmayanto (2009:77), persyaratan yang keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini,
digunakan untuk menilai kelayakan kredit calon dan kemungkinannya di masa depan. Pembahasan
debitur dalam 6C, yaitu: mengenai rasio-rasio keuangan tersebut, yaitu:
1. Character 1. Rasio Likuiditas
Character atau karakter berhubungan erat a. Net Working Capital
dengan integritas moral calon debitur.
Integritas moral sangat menentukan komitmen
seseorang untuk memenuhi kewajibannya. Sumber: Syamsuddin (2009:68)
Mengukur karakter seorang calon debitur
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.1 Oktober 2016| 36
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Rasio ini digunakan untuk menghitung seberapa
banyak kelebihan aktiva lancar setelah dikurangi
utang lancar. Semakin besar jumlah Net Working Sumber: Atmaja (2008:416)
Capital menunjukkan tingkat likuiditas yang Rasio ini berguna untuk mengevaluasi
semakin tinggi pula. kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva
b. Current Ratio secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.
Semakin tinggi rasio fixed asset turn over, maka
semakin efektif penggunaan aktiva tetap.
Sumber: Syamsuddin (2009:68) c. Receivables Turn Over
Rasio ini digunakan untuk menghitung
pembayaran utang lancar dengan menggunakan
aktiva lancar yang tersedia. Tingkat current ratio Sumber: Raharjaputra (2011:204)
2,00 sudah dapat dianggap baik (considered Rasio ini digunakan untuk memperkirakan berapa
acceptable). kali jumlah arus kas masuk ke perusahaan yang
c. Acid-test Ratio atau Quick Ratio diperoleh dari piutang dagang. Semakin cepat
piutang dagang akan semakin baik, karena akan
menambah likuiditas perusahaan.
Sumber: Syamsuddin (2009:68) d. Days of Receivable
Rasio ini digunakan untuk menghitung
kemampuan perusahaan dalam membayar utang
lancar dengan menggunakan aktiva yang lebih Sumber: Syamsuddin (2009:68)
likuid. Acid-test ratio sebesar 1,0 pada umumnya Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa
sudah dianggap baik. lama piutang yang tidak dapat ditagih. Semakin
2. Rasio Solvabilitas atau Leverage tinggi rasio ini menunjukkan lemahnya penagihan
a. Debt Ratio piutang.
e. Inventory Turn Over

Sumber: Syamsuddin (2009:71)


Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa Sumber: Ross (2009:86)
banyak aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran
b. Debt to Equity Ratio dana yang tertanam dalam persediaan. Semakin
tinggi turn over yang diperoleh, semakin efisien
perusahaan dalam melaksanakan operasinya.
Sumber: Raharjaputra (2011:202) f. Days of Inventory
Rasio ini digunakan untuk menggambarkan
kemampuan dalam membayar hutang dengan
menggunakan modal/ekuitas yang dimiliki. Debt to Sumber: Syamsuddin (2009:68)
equity ratio maksimal adalah 150%. Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa
3. Rasio Aktivitas lamapersediaan berada dalam gudang. Semakin
a. Total Assets Turn Over pendek umur persediaan, semakin aktif persediaan.
g. Working Capital Turn Over

Sumber: Syamsuddin (2009:73)


Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi Sumber: Riyanto (2008:335)
aktiva perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal kerja
Semakin tinggi total assets turnover, maka semakin yang berputar dalam suatu periode. Semakin pendek
efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam periode berarti semakin cepat perputaran atau
menghasilkan penjualan. semakin tinggi perputarannya.
b. Fixed Asset Turn Over 4. Rasio Profitabilitas
a. Gross Profit Margin

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.1 Oktober 2016| 37


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
D. Kredit Usaha Rakyat
1. Pengertian Kredit Usaha Rakyat
Sumber: Raharjaputra (2011:207) Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Rasio ini digunakan untuk mengukur laba kotor 135/PMK.05/2008, Kredit Usaha Rakyat adalah
dengan menggunakan penjualan sebagai kredit/pembiayaan kepada UMKM-K dalam
pembanding. Semakin besar gross profit margin bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang
berarti keadaan operasi perusahaan semakin baik. didukung fasilitas penjaminan untuk usaha
b. Net Profit Margin produktif.
2. Tujuan Kredit Usaha Rakyat
Tujuan Kredit Usaha Rakyat adalah
Sumber: Syamsuddin (2009:73)
mengakselerasi pengembangan kegiatan
Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih
perekonomian di sektor riil untuk menanggulagi
yang dibandingkan dengan penjualan. Semakin
kemiskinan dan melakukan perluasan kesempatan
tinggi net profit margin berarti operasi perusahaan
kerja.
semakin baik.
c. Return on Asset 3. Ketentuan Kredit Usaha Rakyat
Ketentuan Kredit Usaha Rakyat, yaitu:
a. KUR dapat diberikan kepada UMKM-K yang
Sumber: Atmaja (2008:417) usahanya produktif, feasible, akan tetapi
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan belum mampu memenuhi persyaratan bank
dalam menghasilkan laba menggunakan total aktiva. (bankable).
Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaaan b. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk
suatu perusahaan. modal kerja dan investasi dengan ketentuan:
Persyaratan lain yang digunakan untuk menilai 1) Kredit sampai dengan Rp 25.000.000 (dua
kelayakan kredit calon debitur adalah perhitungan puluh lima juta rupiah), tingkat bunga
kebutuhan kredit modal kerja. Pendekatan kredit yang dikenakan sebesar 9%
perhitungan kebutuhan kredit modal kerja, yaitu: (sembilan persen) efektif per tahun atau
1. Working Capital Turn Over (WCTO) setara dengan 0,41% flat per bulan.
2) Kredit diatas Rp 25.000.000 (dua puluh
lima juta rupiah) sampai dengan Rp
500.000.000 (lima ratus juta rupiah),
tingkat bunga kredit yang dikenakan 9%
(sembilan persen) efektif per tahun.
E. Kredit Bermasalah
2. Net Trading Asset (NTA) 1. Pengertian Kredit Bermasalah
Pendekatan Net Trading Assets/Base Working Menurut Siamat (2004:174), kredit bermasalah
Capital Need: atau problem loan adalah pinjaman yang
 Piutang Dagang xxx mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya
 Persediaan xxx + faktor kesengajaan dan atau faktor eksternal
xxx diluar kendali debitur.
 Hutang Dagang xxx 2. Faktor Penyebab Kredit Bermasalah
 Kewajiban yang masih harus dibayar xxx _ Menurut Sutojo (2000:186), faktor penyebab
 Net Trading Assets xxx kredit bermasalah dikelompokkan menjadi tiga
Rumus perhitungan Kredit Modal Kerja golongan, yaitu:
Musiman: a. Faktor intern bank
Penyebab intern bank adalah
penyelenggaraan analisis kredit yang kurang
sempurna. Faktor intern lain yaitu pimpinan
bank terlalu agresif menyalurkan kredit.
Faktor intern ketiga adalah lemahnya sistem

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.1 Oktober 2016| 38


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pemantauan mutu kredit dan kredibilitas a. Analisis kredit 6C meliputi Character,
debitur. Capital, Capacity, Collateral, Condition of
b. Ketidaklayakan debitur Economy, dan Constraint
Apabila penghasilan tetap yang menjadi b. Laporan keuangan calon debitur
sumber pelunasan kredit dan pembayaran menggunakan rasio likuiditas, rasio
bunga terganggu, biasanya pembayaran solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio
kredit juga akan terganggu. Penyebab kredit profitabilitas
bermasalah lainnya adalah debitur menderita c. Perhitungan kebutuhan kredit modal kerja
sakit berat, kecelakaan atau meninggal dunia. dengan menggunakan pendekatan Working
c. Pengaruh faktor ekstern bank dan debitur Capital Turn Over dan Net Trading Assets
Faktor ekstern pertama adalah penurunan 2. Kredit Bermasalah berdasarkan rasio Non
kondisi ekonomi moneter negar atau sektor Performing Loan.
usaha. Faktor lain adalah melemahnya kurs
nilai tukar mata uang nasional terhadap mata HASIL PEMBAHASAN
uang asing. 1. Analisis Kredit 6C
 Toko Perlengkapan Ibadah dan Restoran
3. Dampak Kredit Bermasalah
Khas Timur Tengah
Menurut Sutojo (2000:184), berikut dampak
1) Character
negatif kredit bermasalah, yaitu:
Bank menganalisis calon debitur secara
a. Menurunkan profitabilitas usaha
umum meliputi pengalaman pemilik usaha
b. Menambah beban biaya operasional
dalam menjalankan usahanya, keterlibatan
c. Menurunkan persentase capital adequancy
pemilik usaha dengan hukum, dan
ratio
pemenuhan kelengkapan dokumen. Bank
4. Perhitungan Rasio Non Performing Loan tidak menganalisis karakter pemilik usaha
Non Performing Loan merupakan salah satu ini secara rinci.
indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. 2) Capital
Rumus Non Performing Loan sebagai berikut: Modal usaha keseluruhan yang dimiliki
oleh pemilik usaha pada tahun terakhir
sebesar Rp 1.423.265.000. Plafon Kredit
Sumber: Kasmir (2011:292) Usaha Rakyat adalah sebesar Rp
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 500.000.000 dan suku bunga efektif
6/10/PBI/2004, tentang Sistem Penilaian Tingkat maksimal 9% per tahun. Modal usaha
Kesehatan Bank Umum menetapkan bahwa rasio keseluruhan mencukupi untuk membayar
kredit bermasalah adalah sebesar 5%. Semakin angsuran dan bunga.
tinggi atau lebih dari 5% berarti kondisi bank 3) Capacity
tersebut tidak sehat. Semakin kecil rasio Non Pemilik usaha memiliki omset rata-rata
Performing Loan, maka risiko kredit yang per bulan untuk Toko Perlengkapan Ibadah
ditanggung pihak bank semakin kecil pula. berkisar antara Rp 70.000.000 sampai
dengan Rp 85.000.000, sedangkan rata-rata
METODE PENELITIAN omset Restoran khas Timur Tengah berkisar
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode antara Rp 25.000.000 sampai dengan Rp
kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. 30.000.000. Lokasi usaha yang dipilih oleh
Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat pemilik usaha berada di tempat yang
Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Kawi Malang. strategis, sehingga dapat dengan mudah
Sumber data penelitian menggunakan data sekunder dijangkau oleh masyarakat. Pemilik usaha
berupa ketentuan dan persyaratan Kredit Usaha selain membuka toko di Malang juga
Rakyat, Non Performance Loan (NPL) Tahun 2011- melakukan penjualan kepada agen di
2014, dan data analisis kredit calon debitur Kredit beberapa kota di luar Malang. Berdasarkan
Usaha Rakyat. Langkah-langkah yang digunakan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam menganalisis data penelitian, yaitu: kemampuan pemilik usaha dalam
1. Kelayakan pemberian Kredit Usaha Rakyat menghasilkan pendapatan cukup baik.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.1 Oktober 2016| 39


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
4) Collateral hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
Agunan yang diajukan oleh pemilik kemampuan pemilik usaha dan
usaha menggunakan kendaraan roda empat menghasilkan pendapatan cukup baik
seharga Rp 85.000.000, tanah dan bangunan 4) Collateral
rumah sebesar Rp 584.000.000. Agunan Agunan yang diajukan oleh pemilik
yang diajukan dapat digunakan untuk usaha berupa tanah dan bangunan rumah
melunasi angsuran dan bunga jika pemilik sebesar Rp 310.000.000. Agunan tersebut
usaha tidak mampu lagi untuk membayar dapat digunakan untuk menutup kewajiban
kewajibannya. angsuran dan bunga jika calon debitur tidak
5) Condition of Economy mampu melunasi.
Keadaan ekonomi di sekitar lokasi usaha 5) Condition of Economy
cukup mendukung terhadap pengembangan Keadaan ekonomi di daerah lokasi usaha
usaha yang dilakukan oleh pemilik usaha. setempat cukup mendukung pengembangan
Usaha ini memiliki prospek yang baik usaha yang dilakukan oleh pemilik usaha.
selama tidak ada perubahan kebijakan yang Usaha yang dimiliki cukup memiliki
dilakukan oleh pemerintah. prospek yang baik apabila tidak terjadi
6) Constraint perubahan kebijakan dan perekonomian
Usaha ini memiliki hambatan yaitu yang dilakukan oleh pemerintah.
produk yang dijual berupa perlengkapan 6) Constraint
ibadah, sehingga hanya diminati oleh Perubahan iklim dan cuaca yang tidak
masyarakat pada waktu tertentu misalnya menentu dapat menjadi hambatan bagi
pada saat hari raya, haji, dan umroh. usaha ini. Kualitas tebu juga sangat
Hambatan yang terjadi dalam usaha menentukan hasil tebu yang akan diperoleh
restoran adalah minat masyarakat terhadap nantinya sehingga diperlukan perawatan
makanan khas Timur Tengah tidak terlalu yang baik agar pemilik usaha tidak
banyak, sehingga hal ini dapat menjadi mengalami kerugian berupa penurunan
kendala bagi pemilik usaha. produktivitas dan gagal panen yang
 Pertanian Tebu berdampak pada hasil penjualan yang
1) Character diperoleh.
Analisis kredit yang dilakukan oleh bank 2. Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur
hanya meliputi pengalaman, keterlibatan Berdasarkan Rasio-rasio Keuangan
pemilik usaha dengan hukum, dan
 Toko Perlengkapan Ibadah dan Restoran
pemenuhan kelengkapan dokumen. Namun Khas Timur Tengah
bank tidak menganalisis karakter pemilik Tabel 2. Hasil Perhitungan Rasio Keuangan
usaha ini secara rinci, sehingga tidak Toko Perlengkapan Ibadah dan Restoran Khas Timur
diketahui bagaimana karakter calon debitur. Tengah
2) Capital
Modal keseluruhan yang dimiliki oleh
pemilik usaha pada tahun terakhir sebesar
Rp 660.139.000. Plafon Kredit Usaha
Rakyat adalah sebesar Rp 500.000.000 dan
suku bunga efektif maksimal 9% per tahun.
Modal usaha keseluruhan mencukupi untuk
membayar angsuran dan bunga.
3) Capacity
Produksi lahan pertanian tebu rata-rata
dapat menghasilkan antara Rp 35.000.000
sampai dengan Rp 54.000.000 per ha.
Lahan pertanian yang dimiliki calon debitur
berupa lahan sewa dan bagi hasil, sehingga
dapat menambah penghasilan. Berdasarkan Sumber: Data Diolah, 2015

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.1 Oktober 2016| 40


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 2 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sebesar RP 30.000.000 pemilik usaha
rasio keuangan yang dihasilkan sudah baik, hanya memperoleh laba sebesar Rp 67.814.000.
saja terdapat beberapa rasio yang kurang efektif Berdasarkan perhitungan kebutuhan kredit,
seperti Total Assets Turn Over yang mengalami pemilik usaha membutuhkan kredit sebesar
penurunan, Days of Inventory yang ditandai dengan Rp 115.691.520. Laba yang diperoleh tidak
adanya peningkatan umur persediaan, serta Working mencukupi untuk membayar kewajiban
Capital Turn Over yang ditandai dengan adanya hutang dagang dan angsuran kredit beserta
penurunan. bunga.
 Pertanian Tebu 4. Kredit Bermasalah Berdasarkan Rasio Non
Tabel 3. Hasil Perhitungan Rasio Keuangan
Performing Loan
Pertanian Tebu
Hasil perhitungan Non Performing Loan
sebagai berikut:
Tabel 4. Data Non Performing Loan Kredit
Usaha Rakyat BRI Cabang Kawi Malang

Sumber: BRI Cabang Kawi Malang, 2015


Data dalam tabel 4 terlihat bahwa persentase
NPL pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
mengalami penurunan. Namun, pada tahun 2014
NPL naik menjadi 2,1%. Menurut Peraturan Bank
Indonesia No. 6/10/PBI/2004, BRI cabang Kawi
Malang memiliki NPL dibawah 5% yaitu sebesar
Sumber: Data diolah, 2015 2,1%, sehingga dapat disimpulkan bahwa bank
Tabel 3 menunjukkan bahwa secara keseluruhan berada dalam kondisi sehat. Akan tetapi kinerja
rasio keuangan yang dihasilkan sudah baik, namun bank dalam mengelola kredit bermasalah perlu
terdapat beberapa rasio seperti Days of Inventory ditinjau kembali dan dievaluasi. Bank perlu
yang ditandai dengan adanya kenaikan umur melakukan pengawasan dan memberikan
persediaan, Working Capital Turn Over yang pembinaan debitur agar bank terhindar dari
ditandai dengan adanya kenaikan sehingga adanya risiko kredit bermasalah yang tinggi.
perputaran menjadi lambat, Net Profit Margin yang Setelah melakukan analisis kredit 6C, analisis
ditandai dengan adanya penurunan. rasio keuangan, perhitungan kebutuhan kredit, dan
3. Analisis Perhitungan Kebutuhan Kredit kredit bermasalah berdasarkan rasio Non Performing
 Toko Perlengkapan Ibadah dan Restoran Loan, dari kedua calon debitur yang mengajukan
Khas Timur Tengah permohonan kredit apabila dilakukan perbandingan,
Laba yang didapat untuk tahun 2013 sebesar dapat disimpulkan bahwa pemilik usaha Toko
Rp 275.271.000 setelah dikurangi dengan Perlengkapan Ibadah dan Restoran khas Timur
hutang dagang yang dimiliki sebesar Rp Tengah lebih layak untuk mendapatkan fasilitas
39.000.000 masih memperoleh laba sebesar kredit jika dibandingkan dengan pemilik usaha
Rp 236.271.000. Berdasarkan perhitungan Pertanian Tebu. Hal ini disebabkan karena kondisi
kebutuhan kredit, pemilik usaha keuangan dan kemampuan dalam membayar
memperoleh kredit sebesar Rp 143.338.000. kewajiban lebih baik dibandingkan dengan pemilik
Laba yang diperoleh masih mencukupi usaha Pertanian Tebu.
untuk membayar kewajiban hutang dagang Berdasarkan hasil perhitungan rasio Non
dan angsuran kredit beserta bunganya. Performing Loan, meskipun Non Performing Loan
 Pertanian Tebu berada di bawah 5% dan bank masih berada dalam
Laba bersih yang diperoleh untuk tahun kondisi sehat, akan tetapi peningkatan pada tahun
2013 sebesar Rp 97.814.000 setelah 2014 menunjukkan adanya peringatan yang harus
dikurangi hutang dagang yang dimiliki diwaspadai oleh bank. Keputusan bank dalam

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.1 Oktober 2016| 41


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
memberikan kredit sangat berpengaruh pada Non meningkatkan kewaspadaan dalam
Performing Loan di masa mendatang, sehingga bank menganalisis dan menerima permohonan
perlu lebih berhati-hati dalam menganalisa kredit dari calon debitur.
permohonan kredit sebelum memutuskan untuk 3. Bagi masyarakat atau calon debitur agar
memberikan kredit tersebut kepada calon debitur. memahami tata cara dan persyaratan Kredit
Hal ini perlu dilakukan agar kredit yang diberikan Usaha Rakyat sebelum melakukan
tidak berubah menjadi kredit bermasalah yang permohonan kredit.
menyebabkan NPL menjadi semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori dan Praktik
A. Kesimpulan Manajemen Keuangan. Yogyakarta: ANDI
1. Penerapan analisis kelayakan kredit yang Firdaus, Rachmat & Maya Ariyanti. 2009.
dilakukan oleh BRI Cabang Kawi Malang
Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung:
sudah cukup baik dan dapat digunakan sebagai Alfabeta.
acuan dalam menilai kelayakan kredit calon
debitur. Namun dalam menganalisis kredit Irmayanto, Juli. 2009. Bank & Lembaga Keuangan.
dengan menggunakan prinsip 5C terdapat Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.
beberapa aspek seperti character dan capital Judiseno, Rimsky K. 2005. Sistem Moneter dan
yang tidak dianalisis secara mendalam, Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
sehingga diperlukan penggalian informasi Pustaka Utama
yang lebih dalam tentang calon debitur dan
usahanya agar analisis yang dihasilkan lebih Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan
lengkap. Lainnya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
2. Peneliti menggunakan tiga persyaratan Manurung, Mandala & Prathama Rahardja. 2004.
kelayakan analisis kredit sebagai upaya untuk Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian
mencegah terjadinya kredit bermasalah yaitu Kontekstual Indonesia). Jakarta: Penerbitan
analisis kredit 6C, penilaian laporan keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
dengan rasio-rasio keuangan, dan perhitungan
kebutuhan kredit modal kerja. Bank perlu Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI. 2004.
mempertimbangkan untuk menggunakan Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum,
ketiga persyaratan tersebut dalam menganalisis diakses pada tanggal 4 Agustus 2014 dari
kelayakan kredit calon debitur. Hasil analisis www.bi.go.id
tersebut akan mempengaruhi keputusan bank Raharjaputra, Hendra S. 2011. Buku Panduan Praktis
untuk menerima atau menolak permohonan Manajemen Keuangan dan Akuntasi untuk
kredit calon debitur, oleh sebab itu diperlukan Eksekutif Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
analisis yang lebih lengkap dan cermat agar
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan
permohonan kredit yang diterima oleh bank
Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
benar-benar layak diberikan kepada calon
debitur. Ross, Stephen A & Randolph W. Wester. 2009.
Pengantar Keuangan Perusahaan 1. Edisi
B. Saran
Kedelapan. Dialihbahasakan oleh Ali Akbar
1. Bagi pemerintah diharapkan dapat
Yulianto, Rafika Yuniarsih, dan Christine. Jakarta:
mempermudah persyaratan dan memperbaiki
Salemba Empat.
mekanisme penyaluran KUR sehingga
masyarakat lebih mudah dalam mengakses Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga
program tersebut. Selain itu juga diperlukan Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga
evaluasi secara berkala agar program KUR Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
dapat membantu usaha masyarakat pemilik Sulhan, M. & Ely Siswanto. 2008. Manajemen Bank:
UMKM lebih berkembang. Konvensional & Syariah. Malang: UIN-Malang
2. Bagi pihak bank diharapkan dapat Press.
meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan
program Kredit Usaha Rakyat. Bank perlu
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.1 Oktober 2016| 42
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan
Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam: Perencanaan,
Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan.
Jakarta: Rajawali Pers.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.1 Oktober 2016| 43


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai