Material Komposit
Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih
komponen tunggal. Composite berasal dari kata kerja “to compose“ yang
berarti bahan gabungan dari dua atau lebih bahan yang berlainan. Kata
komposit dalam pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau lebih
Pada umumnya bentuk dasar suatu bahan komposit adalah tunggal dimana
merupakan susunan dari dua unsur yang bekerja bersama untuk menghasilkan
Komposit terdiri dari suatu bahan utama (matriks) dan suatu jenis penguatan
Material komposit terdiri dari lebih dari satu tipe material dan dirancang
1. Reinforcement (penguat)
Salah satu bagian utama dari komposit adalah Reinforcement (penguat) yang
interaksi antara partikel dan matriks terjadi tidak dalam skala atomik
yaitu:
secara acak.
Laminate adalah gabungan dari dua atau lebih lamina yang membentuk
yang terdiri dari flat composite (metal sheet) sebagai kulit permukaan
(skin) serta meterial inti (core) di bagian tengahnya. Core yang biasa
2. Matriks
tahun 1996. Pada mulanya yang diteliti adalah continous filamen MMC
oksida, carbide, dan nitrid. Salah satu proses pembuatan dari CMC,
(penguat).
Abu terbang merupakan limbah padat hasil dari proses pembakaran di dalam
furnace pada PLTU yang kemudian terbawa keluar oleh sisa-sisa pembakaran
merupakan residu mineral dalam butir halus yang dihasilkan dari pembakaran
batu bara yang dihaluskan pada suatu pusat pembangkit listrik. Fly ash terdiri
dari bahan inorganik yang terdapat di dalam batu bara yang telah mengalami
fusi selama pembakarannya. Bahan ini memadat selama berada di dalam gas-
0.005 mm). Fly ash ini terdiri dari silikon dioksida (SiO2), aluminium oksida
batu bara sebanyak 40 ton/jam per unit. Pembakaran batu bara dihasilkan
sekitar 5 % polutan padat berupa abu (fly ash dan bottom ash), dimana sekitar
10-20% adalah bottom ash dan 80-90% fly ash dari total abu yang dihasilkan.
= 76,8 ton/hari. Artinya, semakin hari akan semakin besar lahan yang
2008).
meningkat yang berarti kebutuhan akan tempat tinggal pun semakin tinggi.
Selain itu, pencemaran lingkungan akibat limbah fly ash juga dapat
dan antrakosis. Jumlah limbah yang sangat banyak ini, tentu akan
a. Sifat Fisik
proses pembakaran batubara ini titik leleh abu batu bara lebih tinggi
memiliki tekstur butiran yang sangat halus. Abu terbang batubara terdiri
dari butiran halus yang umumnya berbentuk bola padat atau berongga.
lebih kecil dari 0,075mm. Kerapatan abu terbang berkisar antara 2100
3
sampai 3000 kg/m dan luas area spesifiknya (diukur berdasarkan
2
metode permeabilitas udara Blaine) antara 170 sampai 1000 m /kg.
b. Sifat Kimia
belerang. Sifat kimia dari abu terbang batubara dipengaruhi oleh jenis
18
(Marinda P, 2008).
pada tanur-tanur suhu tinggi yang banyak digunakan oleh berbagai industri,
merupakan bahan tahan api berupa bubuk yang jika dicampur dengan air
bahan tersebut dengan air pada dinding tanur yang akan diisolasi (Kumar et
al, 2003).
C. Kampas rem
Memasuki tahun 1897, mulai digunakan rem jenis teromol (brake lining)
pada kendaraan. Jenis rem ini diciptakan Herber Food dari perusahaan
dicetak. Hingga 1920, kampas rem mulai dicetak dengan serat metal
20
dengan ukuran lebih pendek, logam kuningan yang lebih halus serta
yang dituding sebagai salah satu zat penyebab kanker paru-paru. Dan efek
itu baru terasa setelah 10-15 tahun. Sejak itu, produksinya pun mulai
fiber dan aramid pulp. Kampas rem non-asbestos ini terbagi 2, yakni low
steel yang masih mengandung besi meski sedikit dan non-steel yang tidak
kampas berwarna hitam dapat mengotori pelek dan harganya pun lebih
mahal dari kampas rem asbestos. Namun kini beberapa produsen telah
asbestos 40 s/d 60 %, resin 12 s/d 15%, BaSO4 14 s/d 15%, sisanya karet
ban bekas, tembaga sisa kerajinan, frict dust. Bahan baku kampas rem non
oksida logam seperti Calcite, Barite, Hematite, Silikat, dll yang sangat
samping itu pula juga memiliki potensi bahan-bahan organik alam lainnya.
mutu produk dan keunggulan kompetitif dari segi harga. Kita harus dapat
bahan penyusun yang terdiri dari bahan pengikat, bahan serat dan bahan
pengisi. Komposit bahan kampas rem yang akan kita uji cobakan adalah
komposit yang terdiri dari resin sebagai pengikat. Resin ini berfungsi
pada koefisien gesek dan kecepatan wear yang rendah, faktor biaya kedua
dan juga biaya, sehingga proses seleksi dan evaluasi pada bahan mentah
kekerasan dan keausan. Kedua hal ini sangat penting karena saling
berhubungan satu sama lain. Jika kampas rem sangat keras akan
mempengaruhi rotornya dan jika kampas rem cepat aus maka akan
menambah pengeluaran.
suatu bahan mempunya sifat mekanik yang baik tetapi kurang baik pada
kampas rem, maka nilai kekerasan, keausan, bending dan sifat mekanik
2
h) Kekuatan geser 1300 – 3500 N/cm
2
i) Kekuatan perpatahan 480 – 1500 N/cm
(b) brake lining, (c) kopling, (d) rem kereta api (Rachman, 2010).
ilmu yang mempelajari mengenai proses yang berkaitan dengan serbuk logam
metalurgi serbuk ini meliputi tahapan proses metalurgi serbuk antara lain:
3. Kompaksi (penekanan).
4. Curing (pemanasan).
24
Berikut ini adalah beberapa keunggulan dan kekurangan dari proses metalurgi
1. keunggulan:
tinggi dan toleransi dimensi yang baik dengan kualitas yang tinggi.
2. Kekurangan:
1. Karakteristik serbuk
serbuk awal yang akan diproses juga mempengaruhi sifat produk akhir
yang dihasilkan. Hal ini sangat penting untuk menentukan sifat mekanis
25
Semakin halus ukuran partikel, maka akan semakin besar berat jenis
selanjutnya.
26
3) Serbuk yang kasar, maka dapat lebih mudah didapatkan berat jenis
yang lebih seragam pada saat kompasi, akan tetapi sifat hasil
mekanisnya.
mampu alir serbuk adalah bentuk serbuk, berat jenis serbuk, distribusi
diberikan. Serbuk yang halus akan memiliki mampu tekan yang lebih
tinggi dari pada serbuk yang kasar. Mampu tekan serbuk juga
2. Pencampuran (Mixing)
dengan proses basah (wet mixing) dan proses kering (dry mixing).
oksidasi.
(kompaksi), karena gaya tekan yang diberikan pada saat kompaksi akan
3. Penekanan (kompaksi)
4. Pemanasan (Curing )
Curing adalah salah satu proses heat treatment dimana material komposit
E. Pengujian kekerasan
pengujian tersebut (lokal), sedangkan pada tempat lain bisa jadi kekerasan
suatu material berbeda dengan tempat yang lainnya. Tetapi nilai kekerasan
suatu material adalah homogen secara teoritik akan sama untuk tiap-tiap titik.
beberapa skala yang dapat digunakan dan kombinasi jenis identor dan
beban yang diterapkan. Identor yang digunakan ada dua macam, yaitu:
perbedaan kedalaman hasil penetrasi yang diawali beban minor dan diikuti
oleh beban mayor yang lebih besar. Besarnya beban minor adalah 10 kg
dan beban mayor adalah 60, 100, 150 kg. Kekerasan dapat dibaca secara
Lokasi titik pengujian pada mesin uji kekerasan sangat penting. Bila
penekanan dilakukan terlalu dekat dengan bagian tepi dari benda uji maka
Beban Mayor
Skala Tipe Indentor Tipe Material Uji
(Kgf)
1/16” bola intan Sangat keras, tungsten,
A 60
kerucut karbida
Kekerasan sedang, baja
karbon rendah dan
B 100 1/16” bola
sedang, kuningan,
perunggu
Baja keras, paduan
C 150 Intan kerucut yang dikeraskan, baja
hasil tempering
Besi cor, paduan
D 100 1/8” bola alumunium, magnesium
yg dianealing
E 100 Intan Kerucut Baja kawakan
Kuningan yang
F 60 1/16” bola
dianealing dan tembaga
Tembaga, berilium,
G 150 1/8” bola
fosfor, perunggu
H 60 1/8” bola Pelat alumunium, timah
Besi cor, paduan
K 150 ¼” bola
alumunium, timah
L 60 ¼” bola Plastik, logam lunak
M 100 ¼” bola Plastik, logam lunak
R 60 ¼” bola Plastik, logam lunak
S 100 ½” bola Plastik, logam lunak
V 150 ½” bola Plastik, logam lunak
33
Rockwell B dengan indentor bola baja, bila diganti dengan yang lain maka
harga kekerasan yang didapat tidak benar. Tidak ada batasan maksimum
tungsteen, karena material tersebut akan retak atau umur indentornya intan
2. HRb (Untuk material yang lunak). Identor berupa bola baja dengan
Kerucut intan dengan sudut puncak 120 derjat dan beban uji sebesar
150 kgf.
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap benda
uji (specimen) yang berupa bola baja ataupun kerucut intan yang
Indentor terbuat dari baja yang diperkeras berbentuk bola dan selain itu ada
diameter masing-masing 1,588 mm, 3,175 mm, 6,350 mm dan 12,70 mm.
Sedangkan beban yang tersedia adalah 10, 60, 100 dan 150 kg.
terbuat dari bola baja yang diperkeras (tungsten carbide). Diameter bola
adalah 10 mm, lihat gambar dan beban standar antara 500 dan 3000 kg
semakin keras material maka beban yang diterapkan juga semakin besar.
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola
5 / 750 / 15 hal ini berarti bahwa kekerasan brinell hasil pengujian dengan
bola baja (identor) berdiameter 5 mm, beban uji adalah sebesar 750 N per
tergantung pada material yang akan diuji. Untuk semua jenis baja lama
(1)
( -√ - )
P = Beban
Kedua jenis pengujian ini menggunakan indentor intan yang cukup kecil
dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding dengan pengujian rockwell dan
brinel yaitu antara 1 sampai 1000 gram. Hasil penjejakan diukur dengan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap intan
o
berbentuk piramida dengan sudut puncak 136 yang ditekankan pada
vickers hasil pengujian dengan beban uji (F) sebesar 30 N per 0,102 dan
berarti bahwa kekerasan vickers hasil pengujian dengan beban uji (F)
2
HV= 1,854 P/d (2)
P = Beban
2
HK= 14,2 P/l (3)
P = Beban
38
jenis pengujian ini cocok untuk pengujian dengan material yang nilai