melalui email, saya terpanggil untuk merapikan kumpulan materi yang terlihat
berserakan di tumpukan rak buku koleksi pribadi. Kumpulan materi ini saya ambil
dari beragam sumber bacaan di tambah dengan pengalaman pribadi yang saya
alami sendiri semasa mengikuti pembinaan KEPASKIBRAAN/ KEPASKIBRAKAAN
(Capaska 99) hingga akhirnya sampai detik ini saya masih berusaha konsen
melakukan syiar syiar yang berbau 'HADAP KANAN
dan HADAP KIRI' heheheee... Berikut saya sajikan untuk para 'sahabat sekalian :
Þ Di dalam peraturan ini dibagi dalam 2 bagian yaitu baris berbaris dengan
menggunakan senjata dan baris berbaris tanpa senjata. Peraturan baris berbaris
militer tersebut diterapkan disemua kegiatan baris berbaris, sehingga dalam latihan
Paskibraka harus mengacu pada peraturan baris berbaris tanpa senjata yang
berlaku dan tidak boleh menerapkan aturan-aturan sendiri.
Þ Pelatih.
Þ Karena yang mengeluarkan peraturan baris berbaris adalah militer maka dengan
dasar itu pelatih Paskibraka diambil dari instansi militer karena dianggap lebih
memahami peraturan tersebut dan dapat memberikan ilmu baris berbaris sesuai
peraturan yang berlaku. Didalam perkembangannya pelatih disekolah banyak yang
melibatkan para purna paskibraka untuk melatih baris berbaris, namun harus
dipahami bahwa siapapun yang memberikan latihan baris berbaris baik dari unsur
militer maupun sipil/purna paskibraka semuanya harus berpedoman pada
Peraturan Baris Berbaris yang berlaku.
Þ Kewajiban Pelatih.
Þ Keberhasilan latihan baris berbaris sangat tergantung pada kualitas dan
kesanggupan seorang pelatih. Pelatih yang melatih hanya karena tugas tidak akan
bisa mencapai hasil yang sempurna. Pelatih baris berbaris harus mempunyai
kemampuan ilmu melatih sesuai peraturan peraturan yang berlaku dan kemampuan
psikologis untuk mengerti kemampuan anak didiknya. Pelatih yang berkualitas
harus mempunyai dasar-dasar melatih dan mempersiapkan segala sesuatunya
dengan sebaik-baiknya antara lain :
Þ Persiapan
Þ Persiapan yang baik akan menentukan keberhasilan latihan. Pelatih harus
mempersiapkan program apa yang akan dilatihkan, pembagian waktu, alat –alat
yang diperlukan, tempat dan lain sebagainya.
Þ Tidak sombong
Þ Keahlian dan kepandaian melatih bukanlah hal yang harus disombongkan atau
hanya dipamerkan, melainkan wajib diamalkan dan diberikan kepada anak didiknya
dengan kesabaran dan ketelatenan.
Þ Adil
Þ Pelatih harus dapat memberikan keseimbangan saat latihan dalam segala hal
dengan cara memberikan pujian atau teguran tanpa membeda-bedakan satu
dengan lainnya.
Þ Teliti
Þ Pelatih harus cermat dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan sesuai dengan
aturan yang berlaku. Gerakan setiap anak didiknya harus selalu diperhatikan
sehingga dapat menerapkan gerakan sesuai dengan aturan yang benar.
Þ Sederhana
Þ Dalam memberikan penjelasan setiap gerakan pelatih harus mempergunakan
bahasa dan kalimat yang sederhana sehingga mudah dipahami oelh setiap anak
didik.
Þ Teladan
Þ Pelatih sebaiknya banyak memberikan dengan contoh-contoh gerakan,
memberikan teladan dan selalu mengoreksi setiap anak didiknya sehingga mereka
dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar. Jika dilapangan pelatih sebaiknya
tidak usah terlalu banyak bercerita atau memberikan pengarahan-pengarahan yang
tidak perlu sebab yang diperlukan adalah pengulangan latihan-latihan setiap
gerakan sehingga anak didik benar-benar memahami setiap gerakan dan dapat
melaksanan dengan benar.
Þ Perbandingan pelatih
Þ Untuk latihan baris berbaris maka kualitas dan kemampuan pelatih sangat
menentukan ratio pelatih dan anak didik. Untuk latihan baris berbaris maka ratio 1 :
15 atau 1 : 20 adalah ratio yang ideal, kalau terlalu banyak pelatih akan membuat
anak didik menjadi bingung. Dalam melatih harus ditunjuk 1 orang pelatih yang akan
mengatur pembagian-pembagian kelompok kecil, pemberian aba-aba gerakan dan
lain sebagainya.
Þ Program latihan
Þ Tahap latihan baris berbaris adalah sebagi berikut :
Þ Gerakan ditempat.
Þ Gerakan baris berbaris yang dilakukan ditempat misal : Sikap siap, istirahat,
hormat, lencang kanan, jalan ditempat dan lain sebagainya. Gerakan ditempat
adalah kunci sukses dalam latihan baris berabris. Dalam latihan awal ini ketegasan
pelatih mutlak diperlukan, karena jika anak didik sudah terbiasa dengan aba-aba dan
gerakan yang tegas serta kompak maka dalam latihan pindah tempat dan berjalan
akan menjadi mudah, karena secara emosi mereka sudah mulai terarah pada
gerakan-gerakan selanjutnya.
Þ Gerakan berjalan.
Þ Dalam latihan berjalan maka tahap latihan sebaiknya dibagi dalam kelompok-
kelompok kecil antar 10 – 15 orang per kelompok karena akan lebih mudah untuk
memperhatikan dan mengoreksi gerakan setiap anggota, setelah anggota pasukan
dianggap mampu baru digabung menjadi kelompok yang besar.
Þ Langkah Biasa
Þ Yaitu membiasakan peserta untuk melakukan gerakan-gerakan langkah biasa,
hal ini juga dimaksudkan agar dapat diberikan dasar-dasar penyeragaman langkah.
Þ Langkah Tegap
Þ Gerakan langkah tegap akan gerakan baris berbaris dengan sikap yang tegap
baik ayunan tangan dan kaki, termasuk hentakan kaki sehingga dapat menimbulkan
irama yang tegap, kompak dan mantap.
o Dalam langkah tegap kekompakan dan keseragaman ayunan tangan harus
benar-benar diperhatikan karena ayunan tangan akan menunjukkan keindahan
dalam dalam berbaris.
Þ Latihan tempo melangkah.
Þ Saat latihan baris berbaris yang harus diperhatikan adalah tempo langkah baris
berbaris dan kekompakan untuk melaksanakan sesuai peraturan tempo yang
berlaku.
Þ Untuk latihan tempo berjalan maka para pelatih dapat menggunakan tape
recorder dan memutar lagu-lagu mars sesuai dengan tempo yang berlaku. Saat ini
tempo langkah baris berbaris yang berlaku adalah 120 langkah per menit dengan
panjang langkah 65 cm.
Þ Berbaris sambil diiringi lagu-lagu mars akan membuat semua anggota pasukan
lebih mudah menyeragamkan langkah sesuai dengan tempo lagu yang diputar.
Þ Dalam latihan tempo dapat dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan masing-
masing kelompok bergantian melakukan gerakan kombinasi jalan ditempat dan
langkah biasa atau langkah tegap. Dengan latihan kombinasi ini akan
mempermudah saat melakukan formasi pengibaran bendera, karena saat
melakukan formasi biasanya gerakan jalan ditempat dan langkah tegap akan saling
mengisi sehingga tempo langkah setiap anggota harus sama dan kompak
Hukuman seperti ini tidak akan berdampak positip bagi anggota karena merugikan
kondisi phisik anggota yang terbuang tenaganya sebab harus menjalani hukuman
Membuang waktu karena ada anggota yang dihukum sehingga anggota yang lain
tidak dapat meneruskan latihan.
Hukuman yang dilakukan sebaiknya bersifat mendidik dan membuat anggota yang
melakukan kesalahan benar-benar merasakan bahwa akibat kesalahan yang
dilakukan akan merugikan anggota yang lain.
Jika ada anggota yang sering melakukan kesalahan maka anggota yang
bersangkutan dipisah dan secara individual diberikan arahan dan dikoreksi gerakan-
gerakannya. Jika kesalahan dilakukan saat melakukan gerakan ditempat maka
dapat diberi hukuman dengan melakukan gerakan-gerakan yang salah sebanyak 10
kali, dengan cara seperti ini selain akan meningkatkan kemampuan anak didik juga
sebagai bentuk latihan khusus sehingga anggota tersebut dapat lebih memahami
kekurangannya dan memperbaiki dengan cepat, sedang manfaat pelatih dengan
memberi hukuman seperti itu maka akan meningkatkan kemampuan anggotanya
secara cepat tanpa merugikan yang lain.
Jika kesalahan dilakukan saat latihan berjalan maka secara personal anggota
tersebut dapat diperintah untuk melakukan langkah tegap secara sendiri/ personal.
Dengan cara ini palatih dapat memperhatikan kemampuan secara individu, sedang
bagi anggota yang melakukan baris berbaris sendiri akan menimbulkan perasaan
malu karena telah melakukan kesalahan dan pasti dia akan berusaha untuk tidak
mengulanginya lagi.
Hukuman-hukuman yang berupa push up, squat jam atau hukuman phisik lainnya
sudah saatnya ditinggalkan karena hanya akan merugikan peserta latihan secara
keseluruhan dan bersifat kurang mendidik. Jika ada yang beralasan kalau hukuman
tersebut untuk meningkatkan kondisi phisik, maka pelatih yang mengatakan hal
tersebut harus meningkatkan pemahaman tentang latihan baris berbaris yang
benar,sebab saat sudah masuk latihan baris berbaris Paskibraka kondisi phisik
peserta harus baik dan peningkatan kondisi phisik secara instant akan membuat
peserta kurang sehat sehingga tidak dapat berprestasi dengan optimal.
Pasal 1
PENGERTIAN
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan,
disiplin, sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas di atas kepentingan individu dan secara tidak langsung juga
menanamkan rasa tanggung jawab.
2. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas
adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok
tersebut dengan sempurna.
3. Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah rasa senasib dan sepenanggungan
serta ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4. Yang dimaksud dengan disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas
individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keikhlasan menyisihkan pilihan hati
sendiri.
5. Yang dimaksud dengan rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak
yang mengandung risiko terhadap dirinya tetapi menguntungkan tugas atau
sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan yang akan dapat merugikan kesatuan.
Pasal 3
Ketentuan Khusus
Pasal 4
KEWAJIBAN PELATIH
1. Terwujud atau tidaknya maksud dan tujuan peraturan ini sangat tergantung
kepada mutu serta kesanggupan seorang pelatih. Pelatih yang melaksanakannya
hanya karena tugas tidak akan mencapai hasil yang diharapkan.
2. Hasil yang baik akan dapat diperoleh dengan memperhatikan pokok-pokok
sebagai berikut:
Pasal 5
ABA-ABA
1. Pengertian
Aba-aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang komandan/pimpinan
pasukan kepada pasukan/barisan untuk dilaksanakan pada waktunya secara
serentak atau berturut-turut.
2. Macam aba-aba
Aba-aba terdiri atas 3 bagian dengan urutan:
a. Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk dipergunakan jika perlu untuk menegaskan maksud dari
aba-aba peringatan/pelaksanaan.
contoh:
1. Untuk perhatian – Istirahat di tempat = GERAK
2. Untuk istirahat – Bubar = JALAN
3. Jika aba-aba ditujukan khusus terhadap salah satu bagian dari keutuhan
pasukan: Pleton II – Siap = GERAK
4. Selanjutnya lihat baris-berbaris kompi
5. Kecuali di dalam upacara: aba-aba petunjuk pada penyampaian
b. Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti dari perintah yang cukup jelas untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
1. Lencang kanan = GERAK dan bukan LENCANG = KANAN
2. Istirahat di tempat = GERAK dan bukan Di tempat = ISRIRAHAT
Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan
aba-aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut.
Aba-aba pelaksanaan yang dipakai adalah:
1. GERAK
2. JALAN
3. MULAI
GERAK : adalah untuk gerakan-gerakan tanpa meninggalkan tempat yang
menggunakan kaki dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuhlain, baik
dalam keadaan berjalan maupun berhenti.
MULAI: adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut.
Contoh :
Kepada pemimpin upacara = ulangi Kepada pembina upacara – Hormat =GERAK.
Gerakan yang tidak termasuk aba-aba tetapi yang harus dijalankan pula, dapat
diberikan petunjuk-petunjuk sengan suara nyaring, tegas, dan
bersemangat. Biasanya dipakai pada waktu di lapangan, seperti: MAJU,
IKUT, BERHENTI, LURUSKAN, LURUS
Pasal 6
CARA MELATIH BERHIMPUN
1. Apabila seorang pelatih/komandan ingin mengumpulkan anggota bawahannya
secara bebas, maka pelatih/komandan/pemimpin memberi aba-aba:
Berhimpun = MULAI
2. Pelaksanaan:
a. Pada waktu aba-aba peringatan seluruh anggota mengambil sikap sempurna dan
menghadap kepada yang memberi aba-aba.
b. Pada aba-aba pelaksanaan seluruh anggota mengambil sikap lari,
selanjutnya lari menuju ke depan pelatih/komandan.pemimpin, di mana ia
berada dengan jarak 3 langkah.
c. Pada waktu datang di depan pelatih/komandan/ pemimpin, mengambil
sikap sempurna, kemudian mengambil sikap istirahat.
d. Setelah aba-aba selesai, seluruh anggota mengambil sikap sempurna, balik
kanan selanjutnya menuju tempat masing-masing.
e. Pada saat datang di depan pelatih/komandan/ pemimpin, serta kembali,
tidak menyampaikan penghormatan.
Pasal 7
CARA MELATIH BERKUMPUL
Pasal 8
CARA MELATIH MENINGGALKAN BARISAN
Pasal 9
CARA MELATIH GERAKAN BERJALAN
Pasal 10
TATA CARA PENGHORMATAN
1. Sebagai dasar pegangan mengenai tata cara memberi hormat apa yang
telahtercantum dalam pasal 5 PPM/AB.
2. Untuk membiasakan pelaksanaannya dengan cara yang sama, wajib diadakan
latihan-latihan sebagai berikut:
a. Penghormatan perorangan, bertutup kepala tanpa senjata dalam keadaan
berhenti/berdiri.
1) Pasukan disuruh berdiri dalam bentuk huruf U.
2) Pelatih menggambarkan tentang adanya garis lurus yang terdapat
antara samping paha kanan dan bagian tertentu dari tutup kepala.
3) Dalam sikap sempurna dengan tangan terkepal, pelatih memerintahkan
menunjuk dengan jari telunjuk kebagian daripada tutup kepala yang
merupakan tempat ujung jari pada gerakan langsung melalui garis lurus
ini yaitu dari samping paha kanan ke bagian tertentu tutup kepala.
BAB II
GERAKAN PERORANGAN TANPA SENJATA
GERAKAN DASAR
Pasal 11
SIKAP SEMPURNA
Pasal 12
ISTIRAHAT
Pasal 13
PERIKSA KERAPIHAN
Pasal 14
BERKUMPUL
Pada dasarnya berkumpul selalu dilakukan dengan bersaf, kecuali keadaan ruang
tidak memungkinkan.
1. Berkumpul bersaf. Aba-aba: Bersaf - Kumpul = MULAI.
Pelaksanaan:
a. Sebelum aba-aba peringatan, pelatih/komandan/ pemimpin pasukan
menunjuk salah seorang sebagai penjuru.
b. Yang ditunjuk sebagai penjuru mengambil sikap sempurna dan menghadap
penuh komandan/pelatih/ pemimpin yang memberi perintah, selanjutnya
mengucapkan: Siap Ahmad sebagai penjuru (bila nama penjuru Ahmad)
Pasal 15
LENCANG KANAN/KIRI
a. Kalau bersaf tiga mereka yang berada di saf tengah dan belakang kecuali
penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula
memalingkan muka ke samping kanan/kiri dengan tidak mengangkattangan.
Penjuru pada saf tengah dan belakang mengambil jarak ke depan sepanjang satu
lengan ditambah dua kepal dan setelah lurusmenurunkan tangan. Setelah masing-
masing anggota berdiri lurus dalam barisan, maka semuanya berdiri di tempatnya
dan kepala tetap dipalingkan ke kanan/kiri. Semua gerakan dikerjakan dengan
badan tegak seperti dalam sikapsempurna. Pada aba-aba “Tegak = GERAK” semua
anggota dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke
depan dberdiri dalam sikap sempurna.
b. Pada waktu komandan/pelatih/pemimpin pasukan memberikan aba-aba
lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya, komandan/
pelatih/pemimpin yang berada dalam barisan itu memeriksa kelurusan saf dari
sebelah kanan/kiri pasukan, dengan menitik beratkan kepada kelurusan tumit
(bukan ujung depan sepatu).
Penjuru tetap sikap sempurna, banjar kanan nomor dua dan seterusnya
meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan. Bila berbanjar tiga maka saf
depan mengambil jarak satu/setengah lengan di samping kanan, setelah lurus
menurunkan tangan, serta menegakkan kepala kembali dengan serentak.Anggota-
anggota yang ada di banjar tengah dan kiri melaksanakannya tanpa mengangkat
tangan.
Pasal 16
BERHITUNG
Aba-aba: Hitung = MULAI
Pelaksanaan:
Jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan,
sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka ke kanan. Pada aba-
aba pelaksanaan, berturut-turut tiap pasukan mulai dari penjuru kanan menyebut
nomornya sambil memalingkan muka kembali ke depan. Jika berbanjar, maka pada
aba-aba peringatan semua pasukan tetap dalam sikap sempurna. Pada aba-aba
pelaksanaan tiap pasukan mulai dari penjuru kanan depan berturut-turut ke
belakang menyebutkan nomornya masing-masing, penyebutan nomor diucapkan
penuh.
Pasal 17
PERUBAHAN ARAH
1. Hadap Kanan/Kiri
Aba-aba: Hadap kanan/kiri = GERAK
Pelaksanaan:
a. Kaki kanan/kiri diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri, lekuk kaki kiri/kanan
berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
b. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°.
c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri seperti dalam keadaan sikap
sempurna.
3. Balik kanan
Aba-aba: Balik kanan = GERAK
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap
kanan) di depan kaki kanan. Tumit kaki kanan beserta dengan badan diputar kek
kanan 180°. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.
Pasal 18
MEMBUKA ATAU MENUTUP BARISAN
1. Buka barisan
Aba-aba: Buka barisan = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing-masing membuat satu
langkah ke kanan dan kiri, sedangkan regu tengah tetap di tempat.
2. Tutup barisan
Aba-aba: Tutup barisan = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing-masing membuat satu
langkah kembali ke kiri dan kanan, sedangkan regu tengah tetap di tempat.
Pasal 19
BUBAR
BAB III
GERAKAN PERORANGAN TANPA SENJATA
GERAKAN BERJALAN
Pasal 20
PANJANG, TEMPO, DAN MACAM LANGKAH
Langkah dapat dibeda-bedakan sebagai berikut:
No Macam langkah Panjang Tempo
1 Langkah biasa 65 cm 102 tiap menit
2 Langkah tegap 65 cm 102 tiap menit
3 Langkah perlahan 40 cm 30 tiap menit
4 Langkah ke kanan/kiri 40 cm 70 tiap menit
5 Langkah ke belakang 40 cm 70 tiap menit
6 Langkah ke depan 60 cm 70 tiap menit
7 Langkah di waktu lari 80 cm 165 tiap menit
Panjangnya suatu langkah diukur dari tumit ke tumit. Bila dalam peraturan disebut
satu langkah, maka panjangnya 70 cm.
Pasal 21
MAJU JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba: Maju = JALAN
Pelaksanaan:
a. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan ke depan, lutut lurus, telapak kaki
diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ±20 cm, kemudian dihentakkan ke
tanah dengan jarak satu langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
b. Langkah pertama dilakukan dengan melangkah, lengan kanan ke depan 90°,
lengan kiri ke belakang 30° ke belakang dengan tangan menggenggam. Pada
langkah-langkah selanjutnya lengan kanan dan kiri lurus dilenggangkan ke
depan 45° dan ke belakang 30°, banjar kanan depan mengambil dua titik yang
terletak dalam satu garis sebagai arah barisan. Seluruh anggota meluruskan
barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang keras:
- Berbicara
- Melihat ke kiri atau kanan
Pada waktu melenggangkan lengan supaya jangan kaku.
Pasal 22
LANGKAH BIASA
1. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna.
Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut kaki dibengkokan sedikit (kaki tidak boleh
diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2. Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit
diletakkan di tanah selanjutnya seluruh kaki. Lengan dilenggangkan dengan
sewajarnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, ke depan 45° dan ke
belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari
menghadap ke atas.
3. Bila berjalan dengan hubungan pasukan agar menggunakan hitungan irama
langkah (untuk kendali kesamaan langkah).
Pasal 23
LANGKAH TEGAP
Pasal 24
LANGKAH PERLAHAN
Catatan:
a. Dalam sedang berjalan, aba-aba adalah langkah perlahan = JALAN yang diberikan
pada waktu kaki kanan atau kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan kemudian
mulai berjalan dengan langkah perlahan.
b. Tapak kaki pada saat melangkah (menginjak tanah) tidak dihentakkanrata-rata
untuk lebih khidmat.
2. Berhenti dari langkah perlahan
Aba-aba: Henti GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan atau kiri dirapatkan pada
kaki kanan atau kiri menurut irama langkah biasa dan mengambil sikap sempurna.
Pasal 25
LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba: Langkah ke kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kanan/kiri dilangkahkan ke kanan/kiri sepanjang ±40
cm. Selanjutnya kaki kanan/kiri dirapatkan pada kaki kiri/kanan, sikap akan tetap
seperti pada sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat
langkah.
Pasal 26
LANGKAH KE BELAKANG
Pasal 27
LANGKAH KE DEPAN
Catatan:
Untuk berhenti dengan keadaan berlari, diberikan aba-aba: Henti = GERAK.
Aba=aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan atau kiri jatuh di tanah
ditambah 3 langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepalan
tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
Pasal 29
LANGKAH MERDEKA
Catatan:
Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh atau di luar
kota atau lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan
barisan.
Pasal 30
GANTI LANGKAH
Pasal 31
JALAN DI TEMPAT
Pasal 32
BERHENTI
Pasal 33
HORMAT KANAN/KIRI
Pasal 34
PERUBAHAN ARAH DARI BERHENTI KE BERJALAN
Pasal 35
PERUBAHAN ARAH DARI BERJALAN KE BERJALAN
Catatan:
a. Aba-aba: dua kali belok kanan/kiri maju = JALAN
Pelaksanaan:
Seperti tersebut di atas yang selanjutnya setelah dua langkah berjalan
kemudian melakukan gerakan belok kanan/kiri jalan lagi.
b. Aba-aba: tiap-tiap banjar dua kali belok kanan/kiri maju = JALAN.
Pelaksanaan:
Seperti tersebut di atas tetapi tiap-tiap banjar membuat langsung dua kali
belok kanan/kiri pada tempat di mana aba-aba pelaksanaan diberikan.
Perubahan arah kiri 180°. Tujuan gerakan dari catatan a dan b guna
membelokkan pasukan di ruang/lapangan yang sempit.
Pasal 36
PERUBAHAN ARAH DARI BERJALAN KE BERHENTI
Pasal 37
PERUBAHAN ARAH PADA WAKTU BERLARI
Perubahan arah pada waktu berjalan yang ditentukan pada pasal 35 dan 36 dapat
dilakukan juga oleh pasukan dalam keadaan berlari dengan perbedaan bukan
ditambah satu langkah tetapi tiga langkah.
Pasal 38
HALUAN KANAN/KIRI
Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa
merubah bentuk.
1. Berhenti ke berhenti
Aba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan/kiri berjalan di tempat dengan
memutar arah secara perlahan hingga merubah sampai sebesar 90°. Bersamaan
dengan itu masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapih (dengan tidak
melenggang) sambil meluruskan safnya hingga merubah arah sebesar 90°,
kemudian berjalan di tempat. Setelah penjuru kanan/kiri depan melihat safnya lurus
memberi isyarat: “Lurus”, kemudian komandan memberi aba-aba: “Henti =
GERAK”, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah. Setelah
ditambahkan satu langkah kemudian seluruh pasukan berhenti.
2. Berhenti ke berjalan
Aba-aba: Haluan kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke berhenti kemudian setelah aba-aba “Maju
= JALAN”, pasukan maju jalan yang gerakannya sama dengan gerakan langkah
biasa.
Catatan:
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung memberikan “Maju
=JALAN” (pasukan tidak berhenti dulu).
3. Berjalan ke berhenti
Aba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah kemudian ditambah
satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti haluan kanan/kiri dari
berhenti ke berhenti.
4. Berjalan ke berjalan
Aba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah kemudian
ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti haluan
kanan/kiri dari berhenti ke berjalan.
Catatan:
Pada pelaksanaan haluan lengan tidak melenggang.
Pasal 39
MELINTANG KANAN/KIRI
Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk
pasukan menjadi bersaf dalam arah tetap.
1. Berhenti ke berhenti
Aba-aba: Melintang kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan melakukan gerakan “Hadap kanan/kiri”, kemudian
barisan membuat gerakan “Haluan kiri/kanan” dari berhenti ke berhenti.
2. Berjalan ke berjalan
Aba-aba: Melintang kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan, ditambah satu langkah, barisan melakukan
gerakan seperti gerakan melintang kanan/kiri berhenti ke berhenti. Kemudian
setelah diberi aba-aba “Maju = JALAN”, barisan melakukan gerakan “Maju =
JALAN”.
Catatan:
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung memberikan aba-aba
maju = JALAN (Pasukan tidak berhenti dulu).
3. Berhenti ke berjalan
Aba-aba: Melintang kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan seperti gerakan melintang
kanan/kiri berhenti ke berhenti. kemudian setelah diberi aba-aba “Maju =
JALAN”, barisan melakukan gerakan “Maju = JALAN”.
Catatan:
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung memberikan aba-aba
maju = JALAN (Pasukan tidak berhenti dulu)..
By’Miftahudin R”
Kabiro PSDM PPI JAWABARAT
SEJARAH PASKIBRAKA
Pada saat itu, sebuah gagasan berkelebat di benak Mutahar. Alangkah baiknya bila
persatuan dan kesatuan bangsa dapat dilestarikan kepada generasi muda yang
kelak akan menggantikan para pemimpin saat itu. Pengibaran bendera pusaka bisa
menjadi simbol kesinambungan nilai-nilai perjuangan. Karena itu, para pemudalah
yang harus mengibarkan bendera pusaka. Dari sanalah kemudian dibentuk
kelompokkelompok pengibar bendera pusaka, mulai dari lima orang pemuda -
pemudi pada tahun 1946 —yang menggambarkan Pancasila.
Selama enam tahun, 1967-1972, bendera pusaka dikibarkan oleh para pemuda
utusan daerah dengan sebutan “Pasukan Penggerek Bendera Pusaka”. Nama, pada
kurun waktu itu memang belum menjadi perhatian utama, karena yang terpenting
tujuan mengibarkan bendera pusaka oleh para pemuda utusan daerah sudah
menjadi kenyataan. Dalam mempersiapkan Pasukan Penggerek Bendera Pusaka,
Husein Mutahar sebagai Dirjen Udaka (Urusan Pemuda dan Pramuka) tentu tak
dapat bekerja sendiri. Sejak akhir 1967, ia mendapatkan dukungan dari Drs Idik
Sulaeman yang dipindahtugaskan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(dari Departemen Perindustrian dan Kerajinan) sebagai Kepala Dinas
Pengembangan dan Latihan. Idik yang terkenal memiliki karakter kerja sangat rapi
dan teliti, lalu mempersiapkan konsep pelatihan dengan sempurna, baik dalam
bidang fisik, mental, maupun spiritual. Latihan yang merupakan derivasi dari konsep
Kepanduan itu diberi nama ”Latihan Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila”. Setelah
melengkapi silabus latihan dengan berbagai atribut dan pakaian seragam, pada
tahun 1973 Idik Sulaeman melontarkan suatu gagasan baru kepada Mutahar.
”Bagaimana kalau pasukan pengibar bendera pusaka kita beri nama baru,” katanya.
Mutahar yang tak lain mantan pembina penegak Idik di Gerakan Pramuka
menganggukkan kepala.
Maka, kemudian meluncurlah sebuah nama antik berbentuk akronim yang agak
sukar diucapkan bagi orang yang pertama kali menyebutnya. Akronim itu adalah
PASKIBRAKA, yang merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
”Pas” berasal dari kata pasukan, ”kib” dari kata kibar, ”ra” dari kata bendera dan
”ka” dari kata pusaka. Idik yang sarjana senirupa lulusan Institut Teknologi Bandung
(ITB) itupun juga segera memainkan kelentikan tangannya dalam membuat sketsa.
Hasilnya, adalah berbagai atribut yang digunakan Paskibraka, mulai dari Lambang
Anggota, Lambang Korps, Kendit Kecakapan sampai Tanda Pengukuhan (Lencana
Merah-Putih Garuda/MPG). Nama Paskibraka dan atribut baru itulah yang dipakai
sejak tahun 1973 sampai sekarang. Sulitnya penyebutan akronim Paskibraka
memang sempat mengakibatkan kesalahan ucap pada sejumlah reporter televisi
saat melaporkan siaran langsung pengibaran bendera pusaka setiap tanggal 17
Agustus di Istana Merdeka. Bahkan, tak jarang wartawan media cetak masih ada
yang salah menuliskannya dalam berita, misalnya dengan ”Paskibrata”. Tapi, bagi
para anggota Paskibraka, Purna (mantan) Paskibraka maupun orang-orang yang
terlibat di dalamnya, kata Paskibraka telah menjadi sesuatu yang sakral dan penuh
kebanggaan.
Memang pernah, suatu kali nama Paskibraka akan diganti, bahkan pasukannya pun
akan dilikuidasi. Itu terjadi pada tahun 2000 ketika Presiden Republik Indonesia
dijabat oleh KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kata ”pusaka” yang ada dalam
akronim Paskibraka dianggap Gus Dur mengandung makna ”klenik”. Untunglah,
dengan perjuangan keras orang orang yang berperan besar dalam sejarah
Paskibraka, akhirnya niat Gus Dur untuk melikuidasi Paskibraka dapat dicegah.
Apalagi, Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan
Republik Indonesia, pada pasal 4 jelas-jelas menyebutkan: (1) BENDERA PUSAKA
adalah Bendera Kebangsaan yang digunakan pada upacara Proklamasi
Kemerdekaan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. (2) BENDERA PUSAKA hanya
dikibarkan pada tanggal 17 Agustus. (3) Ketentuan-ketentuan pada Pasal 22 tidak
berlaku bagi BENDERA PUSAKA. (Pasal 22: Apabila Bendera Kebangsaan dalam
keadaan sedemikian rupa, hingga tak layak untuk dikibarkan lagi, maka bendera itu
harus dihancurkan dengan mengingat kedudukannya, atau dibakar). Itu berati, bila
Presiden ngotot mengubah nama Paskibraka, berarti dia melanggar PP No. 40
Tahun 1958. Presiden akhirnya tidak jadi membubarkan Paskibraka, tapi meminta
namanya diganti menjadi ”Pasukan Pengibar Bendera Merah-Putih” saja. Hal ini di-
iyakan saja, tapi dalam siaran televisi dan pemberitaan media massa, nama pasukan
tak pernah diganti. Paskibraka yang telah menjalani kurun sejarah 32 tahun tetap
seperti apa adanya, sampai akhirnya Gus Dur sendiri yang dilengserkan.
Dalam sejarah Indonesia terbukti, bahwa Bendera Merah Putih dikibarkan pada
tahun 1292 oleh tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan
Kertanegara dari Singosari (1222-1292). Sejarah itu disebut dalam tulisan bahwa
Jawa kuno yang memakai tahun 1216 Caka (1254 Masehi), menceritakan tentang
perang antara Jayakatwang melawan R. Wijaya.
Dalam suatu kitab tembo alam Minangkabau yang disalin pada tahun 1840 dari kitab
yang lebih tua terdapat ambar bendera alam Minangkabau, berwarna Merah Putih
Hitam. Bendera ini merupakan pusaka peninggalan jaman kerajaan Melayu
Minangkabau dalam abad ke 14, ketika Maharaja Adityawarman memerintah (1340-
1347). Warna Merah = warna hulubalang (yang menjalankan perintah) Warna Putih
= warna agama (alim ulama) Warna Hitam = warna adat Minangkabau (penghulu
adat) – Warna merah putih dikenal pula dengan sebutan warna Gula Kelapa. Di
Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk bendera Merah Putih peninggalan Kyai
Ageng Tarub, putra Raden Wijaya, yang menurunkan raja-raja Jawa.
Dalam babat tanah Jawa yang bernama babad Mentawis (Jilid II hal 123) disebutkan
bahwa Ketika Sultan Agung berperang melawan negeri Pati. Tentaranya bernaung
di bawah bendera Merah. Sultan Agung memerintah tahun 1613-1645.
Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera
perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang
diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa
ayat suci Al Quran.
Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kali dalam abad XX sebagai lambang
kemerdekaan ialah di benua Eropa. Pada tahun 1922 Perhimpunan Indonesia
mengibarkan bendera Merah Putih di negeri Belanda dengan kepala banteng
ditengah-tengahnya. Tujuan perhimpunan Indonesia Merdeka semboyan itu juga
digunakan untuk nama majalah yang diterbitkan.
Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung Partai Nasional Indonesia (PNI) yang
mempunyai tujuan Indonesia Merdeka. PNI mengibarkan bendera Merah Putih
kepala banteng.
Pada tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera merah
putih sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Konggres Indonesia Muda di
Jakarta. Sejak itu berkibarlah bendera kebangsaan Merah Putih di seluruh
kepulauan Indonesia.
Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah
Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah
Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56,
Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan
umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang
dikibarkan dalam setiap upacara bendera.
Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun
1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan bahan bendera
tersebut adalah kain wool dari London yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan
ini memang pada saat itu digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera
negara di dunia karena terkenal dengan keawetannya) berukuran 276 x 200 cm.
Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada
setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah
dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu sempat
sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm. Ujung
berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil karena
jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan, hitam, dan putih. Karena
terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek dan warna di sekitar lipatannya
memudar.
Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun
kemerdekaan RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra. Bendera
pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya ‘menyaksikan’ dari dalam kotak
penyimpanannya.
Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci.
Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa
manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih
mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula
aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan
utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan
Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah
dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh
orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia
empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian.
Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah
sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan
unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba. Dalam sejarah
perjuangan kemrdekaan Indonesia, Bendera Pusaka tidak pernah jatuh ke tangan
musuh, meskipun tentara kolonial Belanda menduduki Ibukota Negara Republik
Indonesia.
Bentuk persegi panjang, yang lebarnya 2:3 panjangnya. Bendera juga dapat
digunakan pada mobil Presiden dan Wakil presiden dengan ukuran 36 – 54 cm, serta
mantan Presiden atau Wakil Presiden, Ketua MPR, DPR, MA, Menteri, Jaksa Agung
yang berukuran 34 – 45 cm dan digunakan siapa saja dengan ukuran 20 – 30 cm.
Warna bendera kebangsaan republik indonesia adalah Merah Putih (MP).
LARANGAN
1. Bendera tidak boleh menyentuh tanah
2. Bendera tidak boleh dikibarkan terbalik / melilit
3. Bendera harus disimpan dengan baik
4. Bendera harus bersih
5. Bendera harus utuh / tidak sobek
6. Bendera tidak boleh untuk alas
7. Bendera tidak boleh digambar ( dicoret – coret )
8. Bendera tidak boleh ada tambalan
9. Bendera tidak boleh untuk bermain
10. Bendera tidak boleh untuk pembungkus
11. Bendera tidak boleh untuk pakaian
12. Bendera tidak boleh untuk selimut
13. Bendera tidak boleh untuk sapu tangan
14. Tidak boleh digunakan sebagai atap
Ukuan bendera adalah 3:2,yang terbesar 3m x 2m dan paling kecil
3cm x 2cm.Ukuran standar adalah 17m (tiang).
Peraturan pemerintah no. 401.Tgl 26 juni 1958 tentang bendera kebangsaan
Republik Indonesia yang isinya : bahwa bendera Merah Putih boleh digunakan / di
pakai di mobil:
1.Mobil Presiden ( 36 cm x 54 cm )
2.Mobil Wakil Presiden ( 30 cm x 45 cm )
3.Mobil Ketua MPR ( 30 cm x 45 cm )
4.Mobil Ketua DPR ( 30 cm x 45 cm )
5.Mobil Ketua MA ( 30 cm x 45 cm )
6.Mobil Ketua BPK ( 30 cm x 45 cm )
7.Mobil Mentri ( 30 cm x 45 cm )
PENJELASAN TAMBAHAN
a. LK putih dipakai oleh anggota paskibra kecamatan tingkat SMP maupun SMA
yang sudah mengikuti kegiatan pengibaran di masing-masing wilayah
b. LK hijau dipakai oleh anggota paskibra yang mengikuti Latihan Perintis Pemuda
(DIKLAT) yang diadakan oleh paskibra sekolah dengan dinas pendidikan serta
anggota paskibraka tingkat kabupaten/kotamadya dari provinsi yang telah
bertugas
c. LK merah dipakai oleh anggota paskibra yang mengikuti Latihan Pemuka Pemuda
dan anggota paskibraka tingkat nasional yang telah bertugas
d. LK ungu dipakaii oleh anggota paskibra yang mengikuti Latihan Pemuda Madya
khusus para Pembina, eks danlat dan eks danki
ARTI
SEJARAH
Sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia telah melaksanakan upacara,
upacara selamatan kelahiran, upacara selamatan panen.
DASAR HUKUM
1. Pancasila
2. UUD 1945 (tentang Sistem Pendidikan Nasional)
3. Inpres No. 14 tahun 1981 (tentang Urutan Upacara Bendera)
PEJABAT UPACARA
1. Pembina Upacara
2. Pemimpin Upacara
3. Pengatur Upacara
4. Pembawa Upacara
PETUGAS UPACARA
PERLENGKAPAN UPACARA
PENGERTIAN UPACARA
Terbagi menjadi dua bagian (yaitu upacara Umum dan Upacara Khusus)
1. Upacara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang di
instansi kantor pemerintah untuk memperingati sesuatu atau karena diadakan
acara tertentu. Contoh : Upacara peringatan HUT kemerdekaan Republik Indonesia,
Upacara hari ibu, Upacara serah terima jabatan, dan lain sebagainya.
1. Persiapan Upacara
- Atur peserta dalam kelompok barisan oleh pimpinan barisan
- Petuga upacara seperti petugas bendera, pembaca UUD '45, dll berada di posisi
masing-masing
- Pemimpin upacara masuk ke lapangan dan mengambil alih komando dan
merapikan barisan peserta.
- Pembawa acara membaca urutan upacara
2. Pelaksanaan Upacara
- Ketua pelaksana atau penanggung jawab lapor ke pembina upacara bahwa
upacara siap mulai.
- Pembawa upacara mengatakan upacara segera dimulai, pembina upacara
memasuki tempat upacara.
- Pemimpin menyiapkan barisan sebelum pembina tiba.
- Pembina memasuki lokasi upacara diantar penanggung jawab.
- Penghormatan umum kepada pembina upacara dipimpinoleh pemimpin upacara.
- Pemimpin upacara lapor kepada pembina upacara bahwa upacara siap dimulai.
- Penaikan bendera merah-putih oleh petugas.
- Setelah bendera siap lakukan penghormatan kepada bendera.
- Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara.
- Pembacaan teks pancasila
- Pembacaan UUD 1945
- Pembacaan teks lain sesuai acara
- Amanat pembina upacara, barisan diistirahatkan. Siapkan jika telah selesai
- Pembacaan Doa
- Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara telah selesai
- Penghormatan umum kepada pembina upacara oleh pemimpin upacara
- Pembina upacara meninggalkan tempat upacara dan diluar lokasi disambut
penanggungjawab / ketua panitia
- Pemimpin upacara mengembalikan komando ke pemimpin barisan lalu
menginggalkan tempat upacara
- Pemimpin barisan membubarkan barisan
· Kerekan macet Upacara berjalan terus dan setelah selesai kerekan dibetulkan.
· Tali kerekan putus Kelompok pengibar bendera berusaha menangkap bendera
tegak lurus sampai upacara selesai kemudian bendera dilipat sesuai ketentuan
untuk disimpan.
· Tiang bendera roboh Kelompok pengibar bendera berusaha
menegakkan/menangkap tiang bendera yang roboh bila tidak mungkin
dipertahankan laksanakan seperti pada sebelumnya.
· Cuaca buruk/hujan Apabila sebelum dilaksanakan upacara, cuaca buruk/hujan
maka upacara penaikan bendera dibatalkan. Tetapi apabila sudah dilaksanakan
upacara, cuaca buruk/hujan maka upacara tetap dilaksanakan sampai bendera
berada dipuncak dan lagu selesai dinyanyikan.
Mengapa di kebun binatang tak pernah ada yang namanya burung garuda?
Burung garuda sejenis dengan rajawali. Tapi, garuda merupakan tokoh rekaan yang
hanya ada dalam dunia wayang atau dongeng. Tokoh garuda muncul dalam epos
Ramayana dan cerita Garudeya. Bagaimana sejarahnya hingga ia jadi lambang
negara kita?
Baik elang maupun rajawali merupakan burung perkasa yang sering dijadikan
lambang negara. Sejak tahun 1989 misalnya, pemerintah DKI Jakarta menetapkan
elang bondol sebagai lambang Kota Jakarta.
Selain elang bondol, ada pula burung rajawali Haliaetus leucocephalus atau elang
besar yang menjadi lambang Amerika Serikat karena penampilannya yang perkasa,
dan ukurannya yang besar. Di Eropa ada juga rajawali laut berekor putih. Tubuhnya
lebih kekar, dengan bentangan sayap 2,5 m. Kebasan sayap burung ini memiliki
kekuatan yang luar biasa. Kalau sedang berburu mangsa, ia terbang tanpa kebasan
sayap. Dari tempat yang tinggi, ia berputar-putar melingkar, lalu menukik pesat ke
arah mangsa seraya mendorongkan kuku kakinya ke depan. Kehebatan inilah yang
mendorong warga Jerman memilih rajawali laut berekor putih sebagai lambang
negara, hingga saat ini.
Kisah kegagahan rajawali laut berekor putih itu pun tersebar sampai ke pantai barat
India. Keperkasaannya menerkam ulang juga terdengar oleh para pujangga India di
masa lalu. Maka, dalam cerita-cerita yang mereka buat, burung rajawali pun tampil
sebagai Resi Garuda, yakni makhluk berkepala burung dan bertubuh manusia.
Menurut cerita, burung garuda itu merupakan kendaraan yang biasa dipergunakan
Batara Wisnu.
Kemudian, garuda yang setengah orang setengah burung diabadikan lebih nyata
sebagai arca Airlangga (titisan Wisnu) di Candi Belahan. Dan, sejak proklamasi
kemerdekaan RI tahun 1945, burung garuda dilukiskan sebagai burung rajawali
seutuhnya. Kepalanya pun menengok ke kanan seperti semua lambang elang
negara lain. Tapi, ia membawa perisai berisi lambang-lambag Pancasila. Sobat-sobat
sudah tahu, kan, jumlah bulu sayapnya 17, bulu ekornya 8, bulu ekor di bawah perisai
19, dan bulu kecil di lehernya 45. Ini sangat tepat dengan hari lahir Republik
Indonesia. Kakinya merentang spanduk Jawa Kuno, "Bhineka Tunggal Ika", yang
berarti beraneka ragam tapi tetap satu…
Kemudian dari rujutan sejarah dalam catatan yang pernah saya pelajari bahwa
hampir semua orang tahu itu. Namun hanya sebagian orang saja yang mengetahui
siapa penemunya dan bagaimana kisah hingga menjadi lambang kebanggaan
negara ini.
Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara
Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden
Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang
negara.Dia lah Sultan Hamid II yang berasal dari Pontianak.
Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR RIS adalah rancangan
Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari
dan menampakkan pengaruh Jepang.
Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II),
Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan
untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka
bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah
putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.
Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri
Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final
lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk
dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda
dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat
mitologis.
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah
disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk
Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno
kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta
sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila”
terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang
negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang
Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih
“gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya
kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian
dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS.
Mengapa di kebun binatang tak pernah ada yang namanya burung garuda?
Burung garuda sejenis dengan rajawali. Tapi, garuda merupakan tokoh rekaan yang
hanya ada dalam dunia wayang atau dongeng. Tokoh garuda muncul dalam epos
Ramayana dan cerita Garudeya. Bagaimana sejarahnya hingga ia jadi lambang
negara kita?
Baik elang maupun rajawali merupakan burung perkasa yang sering dijadikan
lambang negara. Sejak tahun 1989 misalnya, pemerintah DKI Jakarta menetapkan
elang bondol sebagai lambang Kota Jakarta.
Selain elang bondol, ada pula burung rajawali Haliaetus leucocephalus atau elang
besar yang menjadi lambang Amerika Serikat karena penampilannya yang perkasa,
dan ukurannya yang besar. Di Eropa ada juga rajawali laut berekor putih. Tubuhnya
lebih kekar, dengan bentangan sayap 2,5 m. Kebasan sayap burung ini memiliki
kekuatan yang luar biasa. Kalau sedang berburu mangsa, ia terbang tanpa kebasan
sayap. Dari tempat yang tinggi, ia berputar-putar melingkar, lalu menukik pesat ke
arah mangsa seraya mendorongkan kuku kakinya ke depan. Kehebatan inilah yang
mendorong warga Jerman memilih rajawali laut berekor putih sebagai lambang
negara, hingga saat ini.
Kisah kegagahan rajawali laut berekor putih itu pun tersebar sampai ke pantai barat
India. Keperkasaannya menerkam ulang juga terdengar oleh para pujangga India di
masa lalu. Maka, dalam cerita-cerita yang mereka buat, burung rajawali pun tampil
sebagai Resi Garuda, yakni makhluk berkepala burung dan bertubuh manusia.
Menurut cerita, burung garuda itu merupakan kendaraan yang biasa dipergunakan
Batara Wisnu.
Kemudian dari rujutan sejarah dalam catatan yang pernah saya pelajari bahwa
hampir semua orang tahu itu. Namun hanya sebagian orang saja yang mengetahui
siapa penemunya dan bagaimana kisah hingga menjadi lambang kebanggaan
negara ini.
Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara
Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden
Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang
negara.Dia lah Sultan Hamid II yang berasal dari Pontianak.
Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk
melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan
sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan
Hamid II dan karya M Yamin.
Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR RIS adalah rancangan
Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari
dan menampakkan pengaruh Jepang.
Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II),
Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan
untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka
bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah
putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.
Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri
Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final
lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk
dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda
dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat
mitologis.
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah
disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk
Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno
kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta
sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila”
terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang
negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang
Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih
“gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya
kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian
dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS.
1. MARS PASKIBRAKA/PASKIBRAKA
Bila berbaris janganlah tengok kanan dan kiri
Ayunkan tangan biarlah tinggi
Badan ditegakkan pandangan lurus ke depan
Dengarlah aba-aba
Kami inilah putra dan putri PASKIBRA (lirik ini bisa di rubah sesuai nama PASKIBRA
masing-masing)
Berhati baja tak kenal lelah
Walaupun hidup kami sekarang sengsara
Tetaplah hati gembira
Majulah putra bangsa
Tegakkan kepalamu busungkanlah dadamu
Majulah putra bangsa
Tetaplah hati gembira
2. LANGKAH PASKIBRAKA
Tiada gunung terlalu tinggi
Buat kami daki di siang hari
Tiada jurang terlalu dalam
Buat kami turuni di malam kelam
Hutan rimba – hutan rimba
Sawah ladang – sawah ladang
Menyusuri jalan yang jauh
Panas terik hujan berangin
Ayolah ayo maju
Pantang mundur, hati kami , hati kami
Paskibra jalan menyerah
Tersapu lawan semua
4. LANGKAH LARI
Ayo lari tiap pagi
Agar kuat urat kaki
Badan payah tak mengapa
Karena kita sudah biasa
Satu ribu, dua ribu
Tiga ribu, empat ribu
Jangan bimbang jangan ragu
Pantang mundur terus maju
5. DI TIMUR MATAHARI
Di timur matahari mulai bercahaya
Bangun dan berdiri kawan semua
Marilah mengatur barisan kita
Pemuda pemudi Indonesia
6. APEL MALAM
Bila apel malam telah tiba
Segera siapkan penerjunan
Hatiku dag….dig…dug tak karuan
Memikirkan nasib seseorang.
Biar payung tidak mengembang
Segera buka payung cadangan
Bila itu juga tidak mengembang
Serahkan nyawamu pada Tuhan
Bila payung sudah mengembang
Segera tengok kiri dan kanan
Pandangan tetap lurus ke depan
Sikap exit jangan dilupakan
7. DORE MI
Sol do sate kebo
Re mi fa sol iwak tongkol
Mire mire gule kare enak dewe
Merah putih benderaku
Putih-putih pakaianku
Lari-lari tiap pagi
Jangan jongkok setengah mati
PASKIBRA tetap jaya
8. HE…… PASKIBRA
HE…… PASKIBRA hari ini hari luar biasa
HE…… PASKIBRA suara kami melayang di udara
Mari semua kita berbaris dengan langkah yang tetap
Hidup PASKIBRA putra putri pilihan
9. OTO BEMO
Oto emo, oto bemo
Beroda tiga, tiga beroda
Tempat berhenti, berhenti tempat
Di tengah-tengah kota, kota di tengah-tengah
Panggil nona, nona panggil
Naik segera, segera naik
Nona bilang, bilang nona
Tidak punya uang, uang tidak punya
Jalan kaki saja, jalan-jalan saja
10. PENYAMARAN
Kuambil rumput di ladang
Kujadikan penyamaran
Wajah cantik berubah menjadi setan
Agar tak mudah dikenal
Bermain berperang
Bermain penyamaran
Wajah cantik kini tidak kelihatan
Agar tak mudah dikenal
26. Forget to Me
Kini aku sedang ditempa
dalam candra kawah dimuka
lupa sanak lupa saudara
lupakan saja semuanya
aku tahan sakit sakit
sampai masuk rumah sakit
aku tahan menderita siang malam ku ditempa
walau diriku di tempa hati ku slalu gembira
gembira gembira selamanya
aku tunggu engkau
aku tunggu engkau
rupanya engkau forget to me
rambate rambat kayu tarik tambang .hu hah
disini aku jd tambah senang .hu hah
andaikan aku burung aku akan terbang
cita cita ku ingin jd paskibra
bangun pagi pagi menuju ke lapangan
untuk mengikuti latihan dasar paskibra
tak tahan rasanya ingin segera pulang
pelatihan belum usai
mau makan jalan jongkok habis makan lompat kodok
dicaci dimaki dan di bentak bentak
duhai pelatihku dikau kejam sekali
duhai pelatihku betapa jeli mata mu
tidak kah kau tau apa yang kurasakan
ku cinta padamu…aku cinta padamu
28. GEMBIRA
30. ANCOL
31. AYAH-IBU
32. PALUBULU
Minggirlah,minggirlah,minggirlah
Minggirlah Paskibra mau lewat
Jalannya tegap-tegap langkahnya mantap-mantap
Karena tiap hari minum susu Buk Lurah makan telur Pak Lurah
34. FORGET TO ME
41. BUSARIJEM
Busarijem butuh hiburan
Duduk dibalkon…Tolak-tolakan
Kepengen-ngeeeeen… Totokin kepala
Bu sarijem… Butuh hiburan
42. 1 2 3 4
1 2 3 4 Olah raga sing sehat
Dua leungeun acungkeun
Sangsangkeun dina taktak
Sukuna di egangkeun
Saeutik di bengkokeun
Mun terus maju jalan
Siga entog kabeuheulan