Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Obesitas berasal dari bahasa latin yang berarti menelan atau memakan.
Obesitas adalah suatu kondisi penyakit kronik dengan karakteristik kelebihan
dari jaringan adiposa dari dalam tubuh. Dalam penilaian ukuran dan tingkat
kegemukan, dikatakan obesitas apabila body mass index (BMI) atau lebih
pada pria dan 27,3 atau lebih pada wanita dan kemudian dinilai juga terjadi
peningkatan 20% atau lebih dari berat badan ideal. Untuk pria dengan tinggi
badan 175 cm dengan berat badan lebih dari 85 kg, dan untuk wanita dengan
tinggi 163 dengan berat badan 72 kg. kejadian obesitas lebih banyak terjadi
pada wanita dibandingkan dengan pria dibeberapa negara bahkan kejadian
obesitas pada wanita dua kali lipat dibandingkan dengan pria. (Arif
muttaqin.2011). Dengan kombinasi berbagai faktor, obesitas bisa
menyebabkan kematian lebih dari 300.000 di Amerika Serikat setiap
tahunnya akibat kegemukan sebagai jumlah kedua terbanyak setelah kematian
akibat tembakau atau merokok. Studi epidemiologi menyatakan adanya
hubungan antara obesitas dengan resiko peningkatan penyakit
kardiovaskuler, non insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) beberapa
kondisi kanker,batu kandung empedu, beberapa penyakit
pernapasan,semuanya dapat meningkat resiko kematian. Kondisi kelebihan
berat badan dengan distribusi lemak tubuh akan menkonstribusi peningkatan
resiko gangguan metabolik, dan konsumsi makanan yang melebihi
kebutuhan tubuh (arif muttaqin, 2011).

Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi


makanan yang jauh melebihi kebutuhannya (physicobiological cues for
eating) sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari yang
diperlukan untuk fungsi tubuh. Obesitas tidak selalu identik dengan gizi lebih
atau berat badan diatas rata-rata. pada anak yang kerangka tulangnya besar
dan otot-otot yang lebih dari biasanya, sehingga berat badan dan tinggi badan
anak diatas rata-rata anak seusianya, kelompok anak ini tidak disebut dengan
obesitas . sehingga diagnosis obesitas dibuat berdasarkan penampakan klinis
dari pada kelebihan berat badan tersebut.

Kelebihan berat badan ini umumnya menyebabkan akumulasi lemak pada


daerah subkutan dan jaringan lainnya. Salah satu cara untuk mengukur
jaringan lemak subkutan dilengan atas adalah dengan mengukur tebal lipatan
kulit trisep. Pada remaja, perhitungan BB ideal bergantung dari asumsi,
bahwa BB haruslah lebih rendah dari 120% dari persentil yang sama
terhadap tinggi. Oleh karena itu, obesitas diperhitungkan sebagai BB
terhadap TB lebih tinggi dari 120 % , hampir 70% dari mereka akan tetap
obesitas, tapi selebihnya akan menjadi overweigt stadium berat (Dr.
Soetjiningsih.2010)

Menurut WHO tahun 2010 menjelaskan bahwa obesitas merupakan suatu


epidemi global yang menjadi masalah kesehatan yang harus segera ditangani.
Di indonesia terutama dikota-kota besar, yaitu dengan adanya perubahan gaya
hidup (hidup malas), berakibat pada perubahan pola makan atau konsumsi
makanan yang tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, yang berdampak
meningkatkan resiko obesitas (Zametkin.Et Al.2004). angka obesitas
dinyatakan meningkat sampai 50% pada dua dekade terakhir. Prevalensi
remaja yang mengalami obesitas juga meningkat pada dekade terakhir.
Antara periode 1998-2000 terjadi peningkatan remaja yang mengalami
obesitas sebesar 11%. Di indonesia sendiri masih sangat sedikit penelitian
dan data mengenai obesitas yang mulai mengancam penduduk survei
nasional yang dilakukan tentang indeks massa tubuh orang dewasa pada
tahun 1996-1997, me laporkan bahwa angka kejadian berat badan lebih (IMT
>25) pada laki-laki sebesar 14.9% sedangkan pada perempuan sebesar 24,0%
lebih besar dari laki-laki.

Obesitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu antara lain yaitu genetik
budaya, budaya, sosio ekonomi,lingkungan, semuanya berperan
menumbuhkan kebiasaan makan dan pengontrolan berat badan (Bambang
Setiyohadi). Jika energi yang masuk melebihi energi yang digunakan dan
aktivitas yang dilakukan sedikit, maka energi yang masuk tidak digunakan
secara maksimal dan akan tersimpan dalam tubuh sebagai jaringan adiposa.
Jaringan adiposa yang terbentuk adalah trigliserida yang merupakan
penyusun berat bada individu.

Aspek dari obesitas itu adalah faktor sosial terutama pada perempuan ,
pengaruh lingkungan : beberapa orang sangat mudah dipengaruhi lingkungan
sekitarnya,respon emosi: makan sebagai reaksi melampiaskan kekecewaan,
kecemasan dan depresi.terkait obesitas pada remaja wanita menyatakan
bahwa terdapat pertentangan antara ekspektasi dan kenyataan bentuk tubuh
remaja yang mengalami obesitas. Hal ini menyebabkan individu dengan
obesitas tidak puas dengan penampilan fisiknya. Dan pertentangan dalam diri
tersebut dapat mengacu pada gejala depresi (Dr. Faisal Yatim.2005).

Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan sedih dan
berduka yang berlebihan dan berkepanjangan(Philip L.Rice.1922) depresi
adalah gangguan mood atau kondisi emosional yang berkepanjangan yang
mewarnai seorang remaja mengalami seorang remaja mengalami gangguan
dalam berpikir, berperasaan dan berperilaku. Pada umumnya yang muncul
secara dominan adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan
(Sumiati.2009).

Wallace Et Al,1993 melaporkan angka kejadian depresi sebesar 32% pada


anak obesitas, sedangkan sheslow menyatakan bahwa angka kejadian depresi
sebesar 50% pada anak obese,Brietz el melaporkan angka kejadian eating
disorder enam kali lebih tinggi pada kelompok obese dibanding kelompok
kontrol. Data- data tersebut memaparkan bahwa Remaja lebih banyak
mengalami obesitas dibanding populasi umum(zametkin al,2004).

Remaja atau adolescence merupakan waktu terjadinya perubahan-


perubahan yang berlansung cepat dalam hal pertumbhan fisik, kognitif dan
psikososial, atau tingkah laku. Usia remaja merupakan usia peralihan dari
masa anak-anak menuju masa remaja (andriani.2012).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Auliyana.dkk ( 2018), dengan judul
Hubungan antara tingkat Obesitas dengan tingkat depresi pada siswa siswi
di MAN 2 Sleman jogjakarta didapatkan hasil sebanyak 90% responden
mengalami depresi ringan, dan sebanyak 96,7% dengan responden
mengalami obesitas kelas 1 (Auliyana.dkk. 2018)
Hasil survei awal yang peneliti lakukan pada tanggal 6 desember 2019 di
MAN Model gulai bancah ke beberapa kelas di MAN model gulai bancah,
didapatkan data siswa/i yang mengalami obesitas sebanyak 15 orang. Hasil
wawancara dari 10 orang didapatkan 7 orang siswa(70%) yang menderita
obesitas,dan 3 orang siswa mengalami faktor genetik lainnya.
Berdasarkan data yang didapatkan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
Apakah ada Hubungan antara Obesitas dengan tingkat depresi pada pada
remaja di man model gulai bancah tahun 2019.

2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat
peneliti simpulkan adalah Apakah ada Hubungan man model Antara
Obesitas dengan Tingkat Depresi pada Remaja di man model gulai bancah
bukittinggi tahun 2019.
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Antara Obesitas dengan Tingkat
Depresi pada remaja di man model gulai bancah bukittinggi.
b. Tujuan Khusus
1) Diketahuinya distribusi frekuensi responden obesitas di man
model gulai bancah bukittinggi.
2) Diketahuinya distribusi frekuensi responden depresi di man
model gulai bancah bukittinggi.
3) Diketahuinya tentang Hubungan antara obesitas dengan tingkat
depresi pada remaja di Man model gulai bancah buukittinggi.
4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
khususnya tentang Depresi pada remaja dan dapat menerapkan ilmu
yang diperoleh dalam penelitian.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan dari institusi pendidikan dalam proses belajar khusussnya
dalam metode riset dan memberikan sumbangan pikiran yang kiranya dapat
berguna sebagai informasi awal dan pembanding atau juga pedoman bagi
yang ingin meneliti faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya Depresi.
c. Bagi Lahan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan sebagai masukan atau informasi bagi bagi
kesehatan siswa siswi di Man model gulai bancah bukittinggi dalam
meningkatkan mutu dan menerapkan dan pencegahan Depresi pada remaja
siswa-siswi di man model gulai bancah bukittinggi.
d. Bagi Responden
Memotivasi untuk menjalankan pola hidup dan mengetahui berbagai
penyebab dan tingkat-tingkat depresi pada remaja siswa/i Man model
gulai bancah bukittinggi.
e. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini dapat memberikan
informasi baru atau data dari peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan depresi atau bagi yang ingin
meneliti atau faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi.

Anda mungkin juga menyukai