PENDAHULUAN
Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari berat keseluruhan
baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor,
sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang
ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel,
krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.
Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh beberapa lembaga-
lembaga standar. Proses pemurnian lanjutan, seperti basic oxygen steelmaking (BOS), menggantikan
sebagian besar metoda-metoda lama dengan menurunkan biaya produksi dan meningkatkan kualitas
produk akhir.
Kata Baja dalam bahasa inggris, yaitu steel berasal dari kata keterangan Proto-Germanic yaitu
stahlija atau stakhlijan (terbuat dari baja), yang terkait dengan stahlaz atau stahlija (berdiri tegap).
I.1.1 Las
Las menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), " adalah penyambungan besi dengan cara
membakar. Dalam referensi-referensi teknis, terdapat beberapa definisi dari Las, yakni sebagai
berikut :
Berdasarkan defenisi dari Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk(1991:1),
mendefinisikan bahwa "Las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan
dalam keadaan lumer atau cair ". Sedangkan menurut Maman Suratman (2001:1) mengatakan tentang
pengertian mengelas yaitu "Salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan
menggunakan tenaga panas". Sedangkan Sriwidartho, "Las adalah suatu cara untuk menyambung
benda padat dengan cara mencairkannya melalui pemanasan."
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja las adalah menyambung
dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.
Proses pengelasan berkaitan dengan lempengan baja yang dibuat dari kristal besi dan karbon
sesuai struktur mikronya, dengan bentuk dan arah tertentu. Lalu sebagian dari lempengan logam
tersebut dipanaskan hingga meleleh. Kalau tepi lempengan logam itu disatukan, terbentuklah
sambungan. Umumnya, pada proses pengelasan juga ditambahkan dengan bahan penyambung seperti
Proses pengelasan tidak sama dengan menyolder di mana untuk menyolder bahan dasar tidak
meleleh. Sambungan terjadi dengan melelehkan logam lunak misalnya timah, yang meresap ke pori-
pori di permukaan bahan yang akan disambung. Setelah timah solder dingin maka terjadilah
sambungan. Perbedaan antara solder keras dan lunak adalah pada suhu kerjanya di mana batas kedua
proses tersebut ialah pada suhu 450 derajat Celcius. Pada pengelasan, suhu yang digunakan jauh lebih
tinggi, antara 1500 hingga 1600 derajat Celcius.
Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua
golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.
Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya.
Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las
kimia, las mekanik dan seterusnya.
I.2.1 Lokasi
Lokasi praktek Latihan Memotong, Meratakan, dan Menyiku Besi Baja Dan Pengerjaan
Pengelasan yaitu didalam LAB KONSTRUKSI
II.1 Teori
II.1.1 Baja
a. Macam-maca Profil Baja Dalam Teknik Bangunan Gedung.
Baja dalam Teknik konstuksi bangunan gedung terdapat dalam bermacam-macam bentuk
sebagai berikut :
1. Baja Pelat
Baja Pelat Yaitu baja berupa pelat baik pelat lembaran maupun pelat strip dengan tebal antara 3 mm
sampai dengan 60 mm. Baja Pelat Lembaran terdapat dengan lebar antara 150 mm sampai dengan 4300 mm
dengan panjang 3 sampai dengan 6 meter. Sedangakan Baja Pelat Strip biasanya dengan lebar ≤ 600
mm dengan panjang 3 sampai dengan 6 meter. Permukaan baja pelat ada yang polos dan ada yang bermotif
dalam berbagai bentuk motif. Namun untuk keperluan konstruksi pada umumnya digunakan baja pelat yang
polos rata dengan lebar dapat dipotong sendiri sesuai dengan kebutuhan.
2. Baja Profil
Baja Profil Yaitu baja berupa batangan (lonjoran) dengan penampang berprofil denganbentuk tertentu
denganpanjang pada umumnya 6 meter ( namun dapat dipesan di pabrik dengan panjang sampai 15 meter).
Adapun bentuk-bentuk profil penampang baja dapat dilihat/dipelajari dalam buku Daftar-Daftar
Untuk Konstruksi Baja ( daftar baja lama ) dan Tabel Profil Konstruksi Baja ( daftar baja yang baru ) .
½ Dalam daftar baja lama terdapat profil INP, Kanal, DIN, DiE, DiR, DiL, INP, ½DIN, Profil T, Profil L (
baja siku s ama kaki dan tidak sama kaki ), batang profil segi empat sama sisi, dan batang p rofil bulat, juga
daftar paku keling, baut, dan las.
3. Baja Beton
Baja Beton Yaitu baja yang digunakan untuk penulangan atau pembesian beton (untuk konstruksi beton ). Pada
umumnya berbentuk batangan atau lonjoran dengan berbagai macam ukuran diameter, panjang 12 meter.
Terdapat baja tulangan berpenampang bulat polos, juga baja tulangan yang diprofilkan.
4. Profil Struktural
Dibuat dengan membelah dua profil sayap lebar atau balok I dan biasanya digunakan
sebagai batang pada rangka batang (truss). Profil T misaInya diidentifikasi sebagai WT5 X 44,
dengan 5 adalah tinggi nominal dan 44 adalah berat per kaki; profil T ini didapat dari W10 X 88,
5. Penampang Pipa
Dibedakan atas "standar", "sangat kuat", dan "dua kali sangat kuat" sesuai dengan
tebalnya dan juga dibedakan atas diameternya; misalnya, diameter 10 in-dua kali sangat kuat
menunjukkan. ukuran pipa tertentu.
Banyak profil lainnya dibentuk dalam keadaan dingin (cold-formed) dari bahan plat dengan tebal
tidak lebih dari 1 in, seperti yang diperlihatkan pada Gambar. Beberapa keuntungan baja profil dingin
antara lain:
Lebih ringan
Kekuatan dan kakuan yang tinggi
Kemudahan pabrikasi dan produksi masal
Kecepatan dan kemudahan pendirian
Lebih ekonomis dalam pengangkutan dan pengelolaan
1. Pengelasan cair (welding) adalah proses penyambunag sebuah logam dimana untuk
menyambungkan logam pertama-tama dipanasi sampai logam tersebut mencair, mencairnya
logam tersebut diakibatkan dari panas yang berasal dari busur listrik.
2. Pengelasan tekan (grazing) adalah proses penyambungan sebuah logam dimana logam tersebut
pertama-tama dipanaskan lalu setelah logam tersebut mencari kemudian diberikan tekanan hingga
kedua logam tersebut menyatu.
3. Pematrian (soldering) adalah proses penyambungan sebuah logam dimana logam pada
sambunganya diberi logam yang mempunyai titik cair yang lebih rendah dari logam yang akan
disambung, sehingga logam induk yang akan di sambung tidak mencair.
Pengelasan cair
o Las gas
o Las listrik terak
o Las listrik gas
o Las listrik termis
o Las listrik elektron
o Las busur plasma
Pengelasan tekan
o Las resistensi listrik
o Las titik
o Las penampang
o Las busur tekan
o Las tekan
o Las tumpul tekan
o Las tekan gas
o Las tempa
o Las gesek
o Las ledakan
o Las induksi
o Las ultrasonic
Las busur
o Elektroda terumpan
Las busur gas
o Las m16
o Las busur CO2
Las busur gas dan fluks
o Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks
o Las busur fluks
o Las elektroda berisi fluks
o Las busur fluks
o Las elektroda tertutup
o Las busur dengan elektroda berisi fluks
o Las busur terendam
o Las busur tanpa pelindung
Terdapat berbagai jenis pengelasan yang digunakan dalam proses penyatuan logam. Dalam
beberapa literatur, terdapat hingga 40 bahkan 200 metoda pengelasan. Berikut ini dijelaskan beberapa
metode pengelasan yang dikenal
1. Las karbit
Las Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang menggunakan
gas karbit (gas aseteline=C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang
telah dibakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan
logam induk dan logam pengisi.
2. Las listrik
Pada las listrik, panas yang diperoleh untuk proses pelelehan diperoleh dari perbedaan tegangan
antara ujung tangkai las dengan benda yang akan di las. Kalau elektroda las cukup dekat dengan benda
yang akan dikerjakan itu, akan terjadi loncatan bunga api permanen yang berasal dari arus listrik.
Selama melakukan las listrik, tetesan elektroda lempengan logam berdiameter tertentu, berjatuhan
menjadi kumpulan cairan logam.
Salah satu metode modern dari las listrik adalah las plasma . Plasma adalah gas panas yang
suhunya sedemikian tinggi sehingga elektron luar molekul-molekul gas terpisahkan dan membentuk
ion. Elektroda untuk las plasma dibuat dari bahan yang kuat, misalnya wolfram Arus listrik
mengionisasi gas plasma sehingga terjadi arus tunggal. Sewaktu terbentuk cairan panas, kawat las bisa
ditambahkan.
3. Elektroda
Elektroda atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan
listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.
Elektroda untuk proses pengelasan besi tuang yang terbagi lagi atas beberapa jenis elektroda yaitu
elektroda baja, elektroda nikel, elektroda perunggu dan elektroda dengan hydrogen rendah
Elektroda untuk aluminium
Elektroda untuk pelapis keras yang bertujuan untuk memberikan lapisan yang keras pada material
yang dilas sehingga material tersebut bisa lebih tahan terhadap berbagai hal. Elektroda jenis ini
sendiri terbagi atas 3 macam yaitu elektroda tahan aus, elektroda tahan pukulan dan elektroda
tahan kikisan
5. Las gesekan
Pada las gesekan, panas timbul sebagai akibat gesekan kedua bagian logam yang akan disambung
dengan berputar dalam kecepatan tinggi . Panas hasil gesekan tersebut akan melelehkan logam, dan
kalau diberikan sedikit tekanan, maka akan terjadi sambungan. Setelah logam mulai meleleh, koefisien
gesekan akan turun dan pertambahan panas akan berhenti, sehingga bahan tidak mungkin kepanasan.
7. Las eksplosi
Las eksplosi digunakan untuk memasang lapisan anti karat pada logam biasa. Metodanya dapat
digambarkan sebagai berikut. Apabila dua lempengan A dan B akan di las. Kedua lempengan
ditumpuk, dan di luar A diletakkan selapis bahan peledak yang disulut. Lempengan A akan ditekan
keras pada B dan keuda lempengan akan meleleh pada tempat kontak. Setelah beberapa seratus detik
gelombang kejut ledakan itu hilang, bahan akan mendingin dan bagian A dan B sudah melekat.
8. Las laser
Dalam proses las laser, digunakan sinar laser dikarenakan laser bersifat mengumpulkan energy
dalam satu titik. Umumnya digunakan untuk mengelas komponen yang mengandung peralatan-
peralatan sensitif terhadap panas. Seperti kotak pacu jantung yang didalamnya terdapat komponen-
komponen elektronika. Keuntungannya, panas hanya terkumpul pada tempat yang kecil. Untuk
pekerjaan seperti itu dipakai laser bahan padat seperti ‘’neodymuim-YAG-laser’’. Bahan yang lebih
tebal tidak dapat disambung dengan laser seperti itu .
Namun disebut-sebut laser CO2 memiliki energi yang lebih banyak untuk setiap milimeter
perseginya. Laser ini dapat melelehkan logam sampai sedalam 15 milimeter.
Gerakan mengelas ada tehnik sendiri, beberapa gerakan antara lain gerakan
memutar,gerakan segi tiga dan gerakan segi tiga.
gerakan zig-zag
II.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami gambar kerja dan dapat mempraktekannya dalam pekerjaan di bengkel
2. Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan bahan
3. Mahasiswa dapat menggunakan alat kerja dengan fungsi masing-masing alat kerja tersebut
4. Mahasiswa dapat mengatasi kesulitan pengukuran dalam praktek
5. Mahasiswa dapat melaksanakan Praktek sesuai dengan apa yang diberikan oleh Pembimbing sesuai
dengan standar kurikulum yang diberikan
6. Mahasiswa dapat mengukur
7. Mahasiswa dapat menandai atau melukis
8. Mahasiswa dapat memotong
9. Mahasiswa dapat meratakan atau menyiku
10. Mahasiswa dapat menyambung dengan baut dan las
2. Penggores
Berfungsi untuk menandai baja.
3. Tang Jepit
Berfungsi untuk menjepit baja pada saat di ketok.
4. Sikat Baja
Berbentuk seperti sikat tapi pada bagian sikatnya terbuat dari baja dan berfungsi untuk
membersihkan bram bekas mengikir pada baja.
5. Meteran
Berfungsi untuk mengukur benda kerja sesuai dengan ukuran kerja.
7. Sikat Ijuk
Berfungsi untuk membersihkan meja kerja atau bisa juga membersihkan sisa-sisa bram saat di
kikir.
8. Kikir Baja
Berfungsi untuk menghaluskan permukaan baja atau benda kerja yang tajam saat di potong.
9. Palu Ketok
Berfungsi untuk mengetok kerak baja setelah di Las
10.Palu Besi
Berfungsi untuk meluruskan permukaan baja yang bengkok
11. Siku
Berfungsi untuk menyiku sudut baja yang ingin disambungkan
15. Elektroda
Berfungsi untuk menyambungkan baja seperti mengelem
1. Plat baja
III.1.2.1 Bahan untuk Membuat Rak Besi Siku Tempat Penyimpanan Alat
Besi siku dengan tebal 30 × 30 × 3 × 6000 mm :
Tiang atau kaki = 4 × 200 cm = 800 cm
Dek panjang =12 × 100 cm = 1200 cm
Dek pendek = 12 × 30 cm = 360 cm
Total keseluruhan = 800 cm + 1200 cm + 360cm = 2360 cm
23,60 m / 6000 cm/btg = 3,933 = 4 batang
Besi beton Ø 8 mm × 1200 mm
Penyangga dek = 3 × 6 × 30 = 540 cm = 5,4 m = 0,45 batang
Triplex 6 mm × 1220 × 2440 m
Dek triplex = 6 × 30 × 100 cm = 18000 cm² = 18000 / 29768 = 0,60 lembar
Cat besi emco biru = 250 ml
Thiner special = 250 ml
Kuas 3” = 2 buah
Kertas amplas No. 100 = 2 lembar
A. GAMBAR KERJA
Membuat alur las listrik diatas plat baja dengan Tebal 3 mm
A. GAMBAR KERJA
IV.1 KESIMPULAN
Setelah praktek kerja Baja ini mahasiswa mengetahui ukuran dan jenis-jenis Baja yang
ada dan juga tau bagaimana cara melakukan pengelasan maupun menyambungkan setiap baja
yang ada dengan baik melalui kegiatan praktek ini dan dapat mengatasi masalah-masalah yang
ditemui di lapangan.
IV.2 SARAN
Saran penulis yaitu saat melakukan praktek harus penuh dengan rasa tanggung jawab,
sehingga materi yang diberikan dapat kita praktekan dengan baik dan jangan lupa mengutamakan
keselamatan kerja.
Alat-alat yang tidak layak dipakai sebaiknya jangan di pakai.