Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


I.1.1 Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar dicampur dengan
beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat terbentuk menjadi dua bentuk kristal
yaitu Body Center Cubic (BCC) dan Face Center Cubic (FCC), tergantung dari tempraturnya ketika
ditempa. Dalam susunan bentuk BCC, ada atom besi ditengah-tengah kubus atom, dan susunan FCC
memiliki atom besi disetiap sisi pada enam sisi kubus atom. Interaksi alotropi yang terjadi antara
logam besi dengan elemen pemadu, seperti karbon, yang membuat baja dan besi tuang memiliki ciri
khas yang ada pada diri mereka.

Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari berat keseluruhan
baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor,
sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang
ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel,
krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.

Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh beberapa lembaga-
lembaga standar. Proses pemurnian lanjutan, seperti basic oxygen steelmaking (BOS), menggantikan
sebagian besar metoda-metoda lama dengan menurunkan biaya produksi dan meningkatkan kualitas
produk akhir.

Kata Baja dalam bahasa inggris, yaitu steel berasal dari kata keterangan Proto-Germanic yaitu
stahlija atau stakhlijan (terbuat dari baja), yang terkait dengan stahlaz atau stahlija (berdiri tegap).

I.1.1 Las
Las menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), " adalah penyambungan besi dengan cara
membakar. Dalam referensi-referensi teknis, terdapat beberapa definisi dari Las, yakni sebagai
berikut :

Berdasarkan defenisi dari Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk(1991:1),
mendefinisikan bahwa "Las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan
dalam keadaan lumer atau cair ". Sedangkan menurut Maman Suratman (2001:1) mengatakan tentang
pengertian mengelas yaitu "Salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan
menggunakan tenaga panas". Sedangkan Sriwidartho, "Las adalah suatu cara untuk menyambung
benda padat dengan cara mencairkannya melalui pemanasan."

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja las adalah menyambung
dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.

Proses pengelasan berkaitan dengan lempengan baja yang dibuat dari kristal besi dan karbon
sesuai struktur mikronya, dengan bentuk dan arah tertentu. Lalu sebagian dari lempengan logam
tersebut dipanaskan hingga meleleh. Kalau tepi lempengan logam itu disatukan, terbentuklah
sambungan. Umumnya, pada proses pengelasan juga ditambahkan dengan bahan penyambung seperti

PRAKTEK BAJA Page 1


kawat atau batang las. Kalau campuran tersebut sudah dingin, molekul kawat las yang semula
merupakan bagian lain kini menyatu.

Proses pengelasan tidak sama dengan menyolder di mana untuk menyolder bahan dasar tidak
meleleh. Sambungan terjadi dengan melelehkan logam lunak misalnya timah, yang meresap ke pori-
pori di permukaan bahan yang akan disambung. Setelah timah solder dingin maka terjadilah
sambungan. Perbedaan antara solder keras dan lunak adalah pada suhu kerjanya di mana batas kedua
proses tersebut ialah pada suhu 450 derajat Celcius. Pada pengelasan, suhu yang digunakan jauh lebih
tinggi, antara 1500 hingga 1600 derajat Celcius.

Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua
golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.

Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya.
Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las
kimia, las mekanik dan seterusnya.

I.2 Lokasi & Waktu Kegiatan

I.2.1 Lokasi
Lokasi praktek Latihan Memotong, Meratakan, dan Menyiku Besi Baja Dan Pengerjaan
Pengelasan yaitu didalam LAB KONSTRUKSI

I.2.2 Waktu Kegiatan


Waktu pelaksanaan praktek dimulai dari tanggal 23 April 2018 dan selesai pada
tanggal 4 Mei 2018

PRAKTEK BAJA Page 2


BAB II
DASAR TEORI

II.1 Teori
II.1.1 Baja
a. Macam-maca Profil Baja Dalam Teknik Bangunan Gedung.
Baja dalam Teknik konstuksi bangunan gedung terdapat dalam bermacam-macam bentuk
sebagai berikut :

1. Baja Pelat
Baja Pelat Yaitu baja berupa pelat baik pelat lembaran maupun pelat strip dengan tebal antara 3 mm
sampai dengan 60 mm. Baja Pelat Lembaran terdapat dengan lebar antara 150 mm sampai dengan 4300 mm
dengan panjang 3 sampai dengan 6 meter. Sedangakan Baja Pelat Strip biasanya dengan lebar ≤ 600
mm dengan panjang 3 sampai dengan 6 meter. Permukaan baja pelat ada yang polos dan ada yang bermotif
dalam berbagai bentuk motif. Namun untuk keperluan konstruksi pada umumnya digunakan baja pelat yang
polos rata dengan lebar dapat dipotong sendiri sesuai dengan kebutuhan.
2. Baja Profil
Baja Profil Yaitu baja berupa batangan (lonjoran) dengan penampang berprofil denganbentuk tertentu
denganpanjang pada umumnya 6 meter ( namun dapat dipesan di pabrik dengan panjang sampai 15 meter).
Adapun bentuk-bentuk profil penampang baja dapat dilihat/dipelajari dalam buku Daftar-Daftar
Untuk Konstruksi Baja ( daftar baja lama ) dan Tabel Profil Konstruksi Baja ( daftar baja yang baru ) .
½ Dalam daftar baja lama terdapat profil INP, Kanal, DIN, DiE, DiR, DiL, INP, ½DIN, Profil T, Profil L (
baja siku s ama kaki dan tidak sama kaki ), batang profil segi empat sama sisi, dan batang p rofil bulat, juga
daftar paku keling, baut, dan las.
3. Baja Beton
Baja Beton Yaitu baja yang digunakan untuk penulangan atau pembesian beton (untuk konstruksi beton ). Pada
umumnya berbentuk batangan atau lonjoran dengan berbagai macam ukuran diameter, panjang 12 meter.
Terdapat baja tulangan berpenampang bulat polos, juga baja tulangan yang diprofilkan.

PRAKTEK BAJA Page 3


b. Tipe Penampang Profil Baja Canal Panas.

1. Profil Sayap Lebar


Profil sayap lebar (wide-flange) yang dibentuk dengan penggilingan panas dalam pabrik
baja. Ukuran profil sayap lebar ditunjukkan oleh tinggi nominal dan berat per kaki (ft), seperti
W18 X 97 mempunyai tinggi 18 in (menurut AISC Manual tinggi sesungguhnya = 18,59 in) dan
berat 97 pon per kaki. (Dalam satuan SI, penampang W18 X 97 disebut sebagai W460 x 142
yang tingginya 460 mm dan massanya 142 kg/m).

2. Balok Standar Amerika


Biasanya disebut BALOK MEMILIKI SAYAP (flange) yang pendek dan meruncing,
serta badan yang tebal dibanding dengan profil sayap lebar. Balok I jarang dipakai dewasa ini
karena bahan yang berlebihan pada badannya dan kekakuan lateralnya relatif kecil (akibat sayap
yang pendek).

3. Kanal dan Siku


Sering dipakai baik secara tersendiri atau digabungkan dengan penampang lain. Kanal
misalnya ditunjukkan dengan C12 X 20,7, yang berarti tingginya 1.2 in dan beratnya 20,7 pon per
kaki. Siku diidentifikasi oleh panjang kaki (yang panjang ditulis lebih dahulu) dan tebalnya,
seperti, L6 X 4 X 3.

4. Profil Struktural
Dibuat dengan membelah dua profil sayap lebar atau balok I dan biasanya digunakan
sebagai batang pada rangka batang (truss). Profil T misaInya diidentifikasi sebagai WT5 X 44,
dengan 5 adalah tinggi nominal dan 44 adalah berat per kaki; profil T ini didapat dari W10 X 88,

5. Penampang Pipa
Dibedakan atas "standar", "sangat kuat", dan "dua kali sangat kuat" sesuai dengan
tebalnya dan juga dibedakan atas diameternya; misalnya, diameter 10 in-dua kali sangat kuat
menunjukkan. ukuran pipa tertentu.

PRAKTEK BAJA Page 4


6. Boks Struktural
Dipakai bila dibutuhkan penampilan arsitektur yang menarik dengan baja ekspos. Boks
ditunjukkan dengan dimensi luar dan tebalnya, seperti boks struktural 8 X 6 X 1/4.

Banyak profil lainnya dibentuk dalam keadaan dingin (cold-formed) dari bahan plat dengan tebal
tidak lebih dari 1 in, seperti yang diperlihatkan pada Gambar. Beberapa keuntungan baja profil dingin
antara lain:
 Lebih ringan
 Kekuatan dan kakuan yang tinggi
 Kemudahan pabrikasi dan produksi masal
 Kecepatan dan kemudahan pendirian
 Lebih ekonomis dalam pengangkutan dan pengelolaan

Baja profil keadaan dingin dapat diklasifikasikan menjadi:


 elemen struktur rangka individu

 lembaran-lembaran panel dan dek (Gambar 6.6)

PRAKTEK BAJA Page 5


II.1.2 Las
Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu pengelasan cair,
pengelasan tekan dan pematrian.

1. Pengelasan cair (welding) adalah proses penyambunag sebuah logam dimana untuk
menyambungkan logam pertama-tama dipanasi sampai logam tersebut mencair, mencairnya
logam tersebut diakibatkan dari panas yang berasal dari busur listrik.
2. Pengelasan tekan (grazing) adalah proses penyambungan sebuah logam dimana logam tersebut
pertama-tama dipanaskan lalu setelah logam tersebut mencari kemudian diberikan tekanan hingga
kedua logam tersebut menyatu.
3. Pematrian (soldering) adalah proses penyambungan sebuah logam dimana logam pada
sambunganya diberi logam yang mempunyai titik cair yang lebih rendah dari logam yang akan
disambung, sehingga logam induk yang akan di sambung tidak mencair.

Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan :

 Pengelasan cair
o Las gas
o Las listrik terak
o Las listrik gas
o Las listrik termis
o Las listrik elektron
o Las busur plasma
 Pengelasan tekan
o Las resistensi listrik
o Las titik
o Las penampang
o Las busur tekan
o Las tekan
o Las tumpul tekan
o Las tekan gas
o Las tempa
o Las gesek
o Las ledakan
o Las induksi
o Las ultrasonic
 Las busur
o Elektroda terumpan
 Las busur gas
o Las m16
o Las busur CO2
 Las busur gas dan fluks
o Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks
o Las busur fluks
o Las elektroda berisi fluks
o Las busur fluks
o Las elektroda tertutup
o Las busur dengan elektroda berisi fluks
o Las busur terendam
o Las busur tanpa pelindung

PRAKTEK BAJA Page 6


o Elektroda tanpa terumpan
o Las TIG atau las wolfram gas

Terdapat berbagai jenis pengelasan yang digunakan dalam proses penyatuan logam. Dalam
beberapa literatur, terdapat hingga 40 bahkan 200 metoda pengelasan. Berikut ini dijelaskan beberapa
metode pengelasan yang dikenal

1. Las karbit
Las Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang menggunakan
gas karbit (gas aseteline=C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang
telah dibakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan
logam induk dan logam pengisi.

2. Las listrik
Pada las listrik, panas yang diperoleh untuk proses pelelehan diperoleh dari perbedaan tegangan
antara ujung tangkai las dengan benda yang akan di las. Kalau elektroda las cukup dekat dengan benda
yang akan dikerjakan itu, akan terjadi loncatan bunga api permanen yang berasal dari arus listrik.
Selama melakukan las listrik, tetesan elektroda lempengan logam berdiameter tertentu, berjatuhan
menjadi kumpulan cairan logam.
Salah satu metode modern dari las listrik adalah las plasma . Plasma adalah gas panas yang
suhunya sedemikian tinggi sehingga elektron luar molekul-molekul gas terpisahkan dan membentuk
ion. Elektroda untuk las plasma dibuat dari bahan yang kuat, misalnya wolfram Arus listrik
mengionisasi gas plasma sehingga terjadi arus tunggal. Sewaktu terbentuk cairan panas, kawat las bisa
ditambahkan.

3. Elektroda
Elektroda atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan
listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.

4. Kawat Las Listrik Baja


Untuk elektroda yang akan dipergunakan untuk pengelasan baja lunak sendiri terdiri atas berbagai
jenis tergantung dari material yang dipergunakan. Beberapa contoh diantaranya adalah:

 Elektroda untuk proses pengelasan besi tuang yang terbagi lagi atas beberapa jenis elektroda yaitu
elektroda baja, elektroda nikel, elektroda perunggu dan elektroda dengan hydrogen rendah
 Elektroda untuk aluminium
 Elektroda untuk pelapis keras yang bertujuan untuk memberikan lapisan yang keras pada material
yang dilas sehingga material tersebut bisa lebih tahan terhadap berbagai hal. Elektroda jenis ini
sendiri terbagi atas 3 macam yaitu elektroda tahan aus, elektroda tahan pukulan dan elektroda
tahan kikisan

5. Las gesekan
Pada las gesekan, panas timbul sebagai akibat gesekan kedua bagian logam yang akan disambung
dengan berputar dalam kecepatan tinggi . Panas hasil gesekan tersebut akan melelehkan logam, dan
kalau diberikan sedikit tekanan, maka akan terjadi sambungan. Setelah logam mulai meleleh, koefisien
gesekan akan turun dan pertambahan panas akan berhenti, sehingga bahan tidak mungkin kepanasan.

PRAKTEK BAJA Page 7


6. Las termit
Las Termit adalah penyambungan/las antara dua batang rel melalui suatu reaksi kimia dengan
menggunakan termit (besioksida dengan bubuk aluminium). Metode ini dilaksanakan dengan bahan
yang sederhana dan menghasilkan sambungan yang baik.

7. Las eksplosi
Las eksplosi digunakan untuk memasang lapisan anti karat pada logam biasa. Metodanya dapat
digambarkan sebagai berikut. Apabila dua lempengan A dan B akan di las. Kedua lempengan
ditumpuk, dan di luar A diletakkan selapis bahan peledak yang disulut. Lempengan A akan ditekan
keras pada B dan keuda lempengan akan meleleh pada tempat kontak. Setelah beberapa seratus detik
gelombang kejut ledakan itu hilang, bahan akan mendingin dan bagian A dan B sudah melekat.

8. Las laser
Dalam proses las laser, digunakan sinar laser dikarenakan laser bersifat mengumpulkan energy
dalam satu titik. Umumnya digunakan untuk mengelas komponen yang mengandung peralatan-
peralatan sensitif terhadap panas. Seperti kotak pacu jantung yang didalamnya terdapat komponen-
komponen elektronika. Keuntungannya, panas hanya terkumpul pada tempat yang kecil. Untuk
pekerjaan seperti itu dipakai laser bahan padat seperti ‘’neodymuim-YAG-laser’’. Bahan yang lebih
tebal tidak dapat disambung dengan laser seperti itu .
Namun disebut-sebut laser CO2 memiliki energi yang lebih banyak untuk setiap milimeter
perseginya. Laser ini dapat melelehkan logam sampai sedalam 15 milimeter.

9. Las sinar electron


Selain sinar laser yang digunakan dalam las laser, sinar elektron juga bisa dipakai untuk
memanaskan logam hingga titik leburnya. Bahan yang akan dilas dihujani elektron bermuatan negatif
dari batang logam untuk menyambung, yang akan menuju ke muatan positif dari bahan yang akan
dikerjakan. Sinar elektron yang terdiri atas sejumlah elektron, setelah bertubrukan dengan logam akan
memproduksi panas. Las dengan sinar elektron selain digunakan dalam industri nuklir, juga digunakan
dalam pembuatan mesin jetpesawat terbang. Namun kelemahannya hanya bisa dipakai di ruangan
hampa udara. Molekul udara dapat mencerai beraikan sinar elektron dan energinya langsung memudar.

10. Filler metal


Filler metal adalah bahan penambah yang digunakan dalam pengelasan. Metal tersebut digunakan
manakala kampuh cukup lebar dan diperlukan efisiensi sambungan yang sekuat bahan dasar yang
utuh.Pemilihan filler metal dalam teknik pengelasan ditentukan oleh faktor faktor dibawah ini :

 Kuat tarik yang mendekati bahan dasar


 Keuletan ( toughness ) yang mendekati bahan dasar
 Konduktivitas listrik bahan filler
 Konduktivitas termal bahan filler
 Ketahanan terhadap serangan karat ( coorosion resistance )
 Tampak ujud yang baik.

Gerakan mengelas ada tehnik sendiri, beberapa gerakan antara lain gerakan
memutar,gerakan segi tiga dan gerakan segi tiga.

PRAKTEK BAJA Page 8


gerakan memutar

gerakan zig-zag

gerakan segi tiga

II.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami gambar kerja dan dapat mempraktekannya dalam pekerjaan di bengkel
2. Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan bahan
3. Mahasiswa dapat menggunakan alat kerja dengan fungsi masing-masing alat kerja tersebut
4. Mahasiswa dapat mengatasi kesulitan pengukuran dalam praktek
5. Mahasiswa dapat melaksanakan Praktek sesuai dengan apa yang diberikan oleh Pembimbing sesuai
dengan standar kurikulum yang diberikan
6. Mahasiswa dapat mengukur
7. Mahasiswa dapat menandai atau melukis
8. Mahasiswa dapat memotong
9. Mahasiswa dapat meratakan atau menyiku
10. Mahasiswa dapat menyambung dengan baut dan las

PRAKTEK BAJA Page 9


BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Alat dan Bahan


III.1.1 Alat
1. Helem las
Alat ini terbuat dari plastic dan pada bagian kaca memiliki lapisan khusus dan berfungsi untuk
melindungi dari sinar cahaya pada saat mengelas.

2. Penggores
Berfungsi untuk menandai baja.

3. Tang Jepit
Berfungsi untuk menjepit baja pada saat di ketok.

4. Sikat Baja
Berbentuk seperti sikat tapi pada bagian sikatnya terbuat dari baja dan berfungsi untuk
membersihkan bram bekas mengikir pada baja.

5. Meteran
Berfungsi untuk mengukur benda kerja sesuai dengan ukuran kerja.

PRAKTEK BAJA Page 10


6. Gergaji Besi
Berfungsi untuk memotong benda kerja khususnya besi atau baja.

7. Sikat Ijuk
Berfungsi untuk membersihkan meja kerja atau bisa juga membersihkan sisa-sisa bram saat di
kikir.

8. Kikir Baja
Berfungsi untuk menghaluskan permukaan baja atau benda kerja yang tajam saat di potong.

9. Palu Ketok
Berfungsi untuk mengetok kerak baja setelah di Las

10.Palu Besi
Berfungsi untuk meluruskan permukaan baja yang bengkok

11. Siku
Berfungsi untuk menyiku sudut baja yang ingin disambungkan

PRAKTEK BAJA Page 11


12. Tang Jepit
Berfungsi untuk menjepit baja saat di Las

13. Sarung Tangan


Berfungsi untuk melindungi tangan dari serpihan api saat mengelas

14. Travo Las atau Alat Las


Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik

15. Elektroda
Berfungsi untuk menyambungkan baja seperti mengelem

16. Kain Lap


Berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa bram atau benda kerja

PRAKTEK BAJA Page 12


III.1.2 Bahan

1. Plat baja

2. Baja dengan panjang 200 cm

3. Baja dengan panjang 100 cm

4. Baja dengan panjang 30 cm

PRAKTEK BAJA Page 13


III.1.2.1 Bahan untuk latihan Mengelas Dengan Plat Baja
 Untuk 1 orang mahasiswa dibutuhkan :
 2 keping Plat Baja 3 ×100 × 100 mm
 0,2 kg Electroda Las RB Ø 2,6 mm
 Jika kebutuhan bahan untuk 1 kelas maka, jumlah Plat Baja yang dibutuhkan ialah
25 buah

III.1.2.1 Bahan untuk Membuat Rak Besi Siku Tempat Penyimpanan Alat
 Besi siku dengan tebal 30 × 30 × 3 × 6000 mm :
 Tiang atau kaki = 4 × 200 cm = 800 cm
 Dek panjang =12 × 100 cm = 1200 cm
 Dek pendek = 12 × 30 cm = 360 cm
 Total keseluruhan = 800 cm + 1200 cm + 360cm = 2360 cm
 23,60 m / 6000 cm/btg = 3,933 = 4 batang
 Besi beton Ø 8 mm × 1200 mm
 Penyangga dek = 3 × 6 × 30 = 540 cm = 5,4 m = 0,45 batang
 Triplex 6 mm × 1220 × 2440 m
 Dek triplex = 6 × 30 × 100 cm = 18000 cm² = 18000 / 29768 = 0,60 lembar
 Cat besi emco biru = 250 ml
 Thiner special = 250 ml
 Kuas 3” = 2 buah
 Kertas amplas No. 100 = 2 lembar

III.2 Keselamatan Kerja


Dalam melaksanakan praktek kerja Plumbing perlu diperhatikan keselamatan kerja guna
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Tindakan yang perlu dilakukan yaitu :
 APD [Alat Pengaman Diri]
1. Menggunakan pakaian praktek
2. Menggunakan Helem Las
3. Menggunakan masker
4. Menggunakan sepatu yang bukan berbahan kain atau plastik yang mudah terbakar
5. Bekerja sesuai dengan langkah-langkah kerja
6. Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
 APK [Alat Pengaman Kerja]
1. Periksa setiap peralatan yang mau digunakan, apakah dalam keaadan baik atau siap
pakai
2. Periksa setiap ketajaman alat-alat kerja yang dipakai
3. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya
4. Gunakan selalau perlengkapan kerja yang disarankan
5. Jika ragu dengan menggunakan peralatan, mintalah petunjuk dari instruktur atau
dosen pembimbing
6. Setelah selesai menggunakan peralatan harus selalu dibersihkan agar alat kerja bisa
awet

PRAKTEK BAJA Page 14


JOB I
LATIHAN MENGELAS

A. GAMBAR KERJA
Membuat alur las listrik diatas plat baja dengan Tebal 3 mm

PRAKTEK BAJA Page 15


B. LANGKAH KERJA
1. Siapkan Plat Baja dengan tebal 3 mm
2. Kikir setiap sudut dari plat agar tidak tajam
3. Lukislah plat baja dengan kapur atau penggores
4. Posisikam plat secara mendatar atau horizontal
5. Kawat las atau Electroda yang digunakan Ø 2,6 mm
6. Stel besar kecilnya arus listrik pada ampere 80-100 Ampere. Bisa juga dilebihkan apa
bila perlu, tergantung dari diameter baja atau besi yang akan di Las
7. Posisikan Electroda las dengan kemiringan 70º
8. Setelah kawat las ( Electroda ) menyala, posisikan jarak antara electrode dan plat baja
berkisar antara 2 sampai 3 mm
9. Jangan lupa untuk menutup helem las ketika memulai las
10. Usahakan agar posisi tersebut tetap konstan, Electroda tidak boleh menempel pada plat
baja karena akan menempel dan hasil yang didapat tidak memuaskan
11. Jalankan Electroda secara perlahan dengan kecepatan yang konstan mengikuti garis
yang sudah dilukis sebelumnya. Jangan terlalu lambat ketika menjalankan Electroda
karena dapat membuat plat baja meleleh atau berlubang
12. Jangan pula menjalankan Electroda secara cepat karena hasil yang didapatkan tidak
akan baik
13. Setelah selesai di las, ketok sisa arang yang menempel pada plat baja dengan palu
ketok. Sebelum diketok, tunggu sesaat sampai plat baja kembali normal dengan warna
aslinya, jangan kotok disaat plat baja masi menyela atau berwarna kemerahan karena
pemanasan dari proses las tadi
14. Lakukan tereus menerus sampai semua garis terpenuhi dan sampai mahir seperti pada
langkah kerja nomor 4 sampai nomor 12

PRAKTEK BAJA Page 16


C. HASIL KERJA
Setelah selesai melakukan praktek seperti pada langkah kerja diatas maka inilah hasil
kerja dari praktek tersebut

PRAKTEK BAJA Page 17


JOB II
MEMBUAT RAK BESI SIKU PENYIMPANAN ALAT

A. GAMBAR KERJA

PRAKTEK BAJA Page 18


B. LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua bahan yang dibutuhkan
2. Lukis setiap besi siku
3. Potong setiap besi siku dengan panjang 200 cm, 100 cm, 30 cm, sesuai kebutuhan
seperti yang sudah diuraikan sebelumnya diatas
4. Potong juga besi beton Ø 8 mm dengan panjang 30 cm sesuai kebutuhan
5. Kikir setiap ujung besi siku yang sudah dipotong tadi dan jangan lupa untuk disiku
kembali ketika dikikir
6. Pada kedua ujung besi siku, lukis salah satu sisi yang sama lurusnya dengan kemiringan
45º dengan menggunakan mister siku
7. Potong setiap besi siku yang sudah dilukis tadi dengan kemiringan 45º
8. Kikir kembali setiap ujung yang sudah dipotong tadi dan pastikan agar tetap siku
9. Rakit setiap besi siku yang sudah jadi tadi dan pastikan semua sudutnya siku
10. Rak yang dibuat memiliki panjang 100 cm dan lebar 30 cm sedangkan tiang atau kaki
memiliki panjang 200 cm.
11. Tandai setiap ujung dari besi siku tadi dengan pasangan siku yang lain agar tidak
tertukar ketika di Las
12. Mulailah mengelas
13. Posisikam besi siku secara mendatar atau horizontal
14. Kawat las atau Electroda yang digunakan Ø 2,6 mm
15. Stel besar kecilnya arus listrik pada ampere 80-100 Ampere. Bisa juga dilebihkan apa
bila perlu, tergantung dari diameter baja atau besi yang akan di Las
16. Posisikan Electroda las dengan kemiringan 70º
17. Setelah kawat las ( Electroda ) menyala, posisikan jarak antara electrode dan plat baja
berkisar antara 2 sampai 3 mm
18. Jangan lupa untuk menutup helem las ketika memulai las
19. Usahakan agar posisi tersebut tetap konstan, Electroda tidak boleh menempel pada plat
baja karena akan menempel dan hasil yang didapat tidak memuaskan
20. Pastikan setiap sudutnya benar-benar siku lalu di las
21. Las titik pada beberapa bagian hanya untuk merekatkan sementara. Las pada bagian
dalam siku
22. Setelah sudah selesai mengelas beberapa titik dan dirasa besi siku sudah melekat satu
sama lain, balik posisi rak tadi untuk di las pada bagian bawah atau sudut yang datar
23. Jalankan Electroda secara perlahan dengan kecepatan yang konstan mengikuti garis
yang sudah dilukis sebelumnya. Jangan terlalu lambat ketika menjalankan Electroda
karena dapat membuat plat baja meleleh atau berlubang
24. Jangan pula menjalankan Electroda secara cepat karena hasil yang didapatkan tidak
akan baik
25. Setelah selesai di las, ketok sisa arang yang menempel pada besi siku dengan palu
ketok. Sebelum diketok, tunggu sesaat sampai besi siku kembali normal dengan warna

PRAKTEK BAJA Page 19


aslinya, jangan ketok disaat plat baja masi menyela atau berwarna kemerahan karena
pemanasan dari proses mengelas tadi
26. Lakukan terus menerus pada Rak-rak selanjutnya seperti pada langkah kerja nomor 12
sampai nomor 24
27. Setelah semua rak sudah jadi, tinggal menggabungkannya menjadi satu dengan tiang
atau kaki
28. Las terlebih dahulu kedua kaki pada setiap sudut rak dan pastikan setiap sudutnya siku
29. Ambil lagi kedu kaki yang sisa untuk digabungkan lalu di las dan jangan lupa untuk di
siku
30. Setelah selesai di las, jangan lupa untuk di ketok dengan palu ketok
31. Rakit semua rak menjadi satu dengan kaki atau tiangnya
32. Sesudah itu, las lagi besi beton di tengah-tengah rak sebagai penyangga. Las 3 besi
beton pada setiap rak dengan jarak 25 cm
33. Ketok lagi dengan palu ketok setelah selesai di las
34. Las kembali setiap sisi baik dari rak, tiang atau kaki, yang menempel satu sama lain
agar lebih kuat dan jangan lupa untuk di ketok kembali setelah selesai mengelas
35. Setelah semua proses pengelasan selesai, gurinda setiap titik las yang terlalu menonjol
keluar tetepi, jangan sampai habis karena kekuatan tahannya akan berkurang
36. Setelah selesai di gurinda, amplas setiap sudut dan sisi dari rak dengan menggunakan
kertas amplas No.100. amplas sampai semua permukaannya bersih atau mulus
37. Setelah itu, campurkan cat dan tiner dengan perbandingan 2 : 1
38. Cat setiap sisi dan sudut dari rak
39. Jemur dibawah sinar matahari sampai kering
40. Lakukan pengecatan ulang sampai 3 atau 4 kali agar warna yang didapatkan betul-betul
baik dan melekat

PRAKTEK BAJA Page 20


C. HASIL KERJA
Setelah selesai melakukan praktek seperti pada langkah kerja diatas maka inilah hasil
kerja dari praktek tersebut

PRAKTEK BAJA Page 21


BAB IV
PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN
Setelah praktek kerja Baja ini mahasiswa mengetahui ukuran dan jenis-jenis Baja yang
ada dan juga tau bagaimana cara melakukan pengelasan maupun menyambungkan setiap baja
yang ada dengan baik melalui kegiatan praktek ini dan dapat mengatasi masalah-masalah yang
ditemui di lapangan.

IV.2 SARAN
Saran penulis yaitu saat melakukan praktek harus penuh dengan rasa tanggung jawab,
sehingga materi yang diberikan dapat kita praktekan dengan baik dan jangan lupa mengutamakan
keselamatan kerja.
Alat-alat yang tidak layak dipakai sebaiknya jangan di pakai.

PRAKTEK BAJA Page 22


DAFTAR PUSTAKA

Whidarto, Sri.2001,Buku Pedoman Ahli Pemasangan Baja,Jakarta: PT Pradnya Paramita


Raswari,1986,Teknologi dan Perencanaan pengelasan.Jakarta: UI-PRESS
Ikhsan,2014,Catatan Praktek Pengelasan,Lhokseumawe: POLITEKNIK Lhokseumawe
Wiryosumarto, Harsono dan Okumura, T. 2000. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta:Pradnya
Paramita.

Tomi Utomo,2015,Macam-macam Profil baja

PRAKTEK BAJA Page 23

Anda mungkin juga menyukai