Anda di halaman 1dari 17

BAB VI

1. Pemanfaatan ruang daratan dan ruang udara berdasarkan


peraturan perundang-undangan, agama, adat, atau kebiasaan
berlaku;
Dalam strategi pengendalian rencana terdapat 2 (dua) aspek 2. Bantuan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan
utama yang dibahas antara lain pelaku pengendalian pelaksanaan dan pelaksanaan pemanfaatan ruang kawasan, seperti;
pengendalian pelaksanaan RTBL. Tujuan dari penendalian rencana a. Penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasar rencana;
adalah: b. Perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai rencana;
▪ Mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja maupun c. Pemberian usulan dalam penentuan lokasi dan bantuan teknik
kelembagaan kerja; dan dalam pemanfaatan ruang; dan
▪ Mengatur pertanggungjawaban semua pihak. d. Kegiatan menjaga, memelihara dan meningkatkan kelestarian
Ketentuan pengendalian rencana disusun sebagai bagian fungsi lingkungan kawasan.
proses penyusunan RTBL yang melibatkan masyarakat baik secara Partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan
langsung maupun tidak langsung. Ketentuan pengendalian rencana ruang, meliputi:
sebagai alat mobilisasi peran masing-masing pemangku kepentingan 1. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang kawasan, termasuk
pada masa pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTBL. pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang
Partisipasi masyarakat dalam pengendalian rencana terbagi 2 kawasan; dan
(dua) yaitu partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan ruang dan
2. Bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk penertiban dalam
partisipasi masyarakat dalam pengendalian ruang. Partisipasi
kegiatan pemanfaatan ruang kawasan dan peningkatan kualitas
masyarakat dalam pemanfaatan ruang, meliputi:
pemanfaatan ruang kawasan


a. Pelaporan yang menyangkut segala hal yang tentang
pemanfaatan ruang, tata bangunan dan lingkungan;
b. Pemantauan terhadap perubahan rencana tata bangunan dan
Pengendalian pelaksanaan RTBL diselenggarakan melalui lingkungan; serta
kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang. c. Evaluasi sebagai upaya menilai kemajuan kegiatan
Pengawasan diselenggarakan melalui kegiatan sebagai berikut : pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan rencana tata
bangunan dan lingkungan.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengendalian pemanfaatan
ruang tersebut dilaksanakan secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Pengendalian pelaksanaan RTBL terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu
Pengawasan, Pelaporan, dan Pemantauan.

Berdasarkan waktu pelaksanaannya, pengawasan


dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1 1. Pengawasan selama proses pembangunan,
bertujuan untuk mencegah terjadinya kelambatan
PENGAWASAN atau masa idle yang berdampak negatif; dan
2. Pengawasan pasca pembangunan, bertujuan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan kegiatan yang
dilaksanakan terhadap perijinan yang telah
diterbitkan.


2. Tahap konstruksi, yakni pelaporan yang disampaikan pada
• Fungsi pelaporan adalah sebagai salah satu
sumber informasi bagi pemerintah dan instansi tahap pelaksanaan pemanfaatan ruang. Pelaporan pada tahap
yang berwenang dalam memantau dan
mengevaluasi pemanfaatan ruang sebagaimana ini berguna sebagai input bagi pelaksanaan evaluasi terhadap
yang telah ditetapkan dalam rencana tata
bangunan dan lingkungan kawasan. kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata
2 • Pelaporan tidak hanya berupa laporan pelanggaran bangunan dan lingkungan. Ini artinya, hasil laporan pada tahap
atas rencana tata bangunan dan lingkungan, tetapi
PELAPORAN
juga segala hal yang menyangkut kegiatan terkait ini akan menentukan apakah pelaksanaan pemanfaatan ruang
dengan rencana tata bangunan dan lingkungan
Koridor RK Ilir. perlu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan rencana atau
• Subyek pelaporan terdiri dari pihak-pihak yang
memiliki hak dan/ atau kewajiban untuk melaporkan
terus dilanjutkan;
hal-hal yang menyangkut pemanfaatan ruang. 3. Tahap pasca konstruksi, yakni pelaporan hasil dari
Subyek yang memiliki kewajiban untuk melaporkan
adalah pihak pengguna ruang, sedangkan subyek pelaksanaan pemanfaatan ruang. Pelaporan yang disampaikan
yang memiliki hak untuk melaporkan adalah
masyarakat luas pada tahap ini berupa hasil akhir dari kegiatan pembangunan.
Pelaporan ini berguna sebagai input bagi proses evaluasi dan
Pelaporan oleh pengguna ruang dilakukan dlam 3 (tiga) tahap:
peninjauan kembali terhadap kesesuaian antara rencana dan
1. Tahap pra konstruksi, yakni pelaporan rencana final
pelaksanaan akhir pemanfaatan ruang
pembangunan. Dalam tahap ini pihak pengguna ruang
menyampaikan semua rencana pemanfaatan ruang yang telah
mendapat persetujuan atau ijin dari pemerintah atau instansi
yang berwenang. Pada tahap ini pihak pengguna diharuskan
mengisi formulir yang telah disediakan oleh pemerintah atau
instansi terkait.


• Pemantauan adalah aktivitas yang bertujuan Subyek Waktu Obyek
Bentuk Pemantauan
mengamati, mengikuti dan mendokumentasikan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
perubahan status/ kondisi suatu kegiatan - Wilayah
- Rutin/ periodik:
pemanfaatan ruang suatu kawasan/ obyek tertentu Instansi a) Tahap pra administrasi
berdasarkan prosedur
dalam periode waktu tertentu. Pemerintah konstruksi - Kondisi lahan
yang berlaku;
(Dinas b) Tahap terakhir:
- Insidentil:untuk
• Pemantauan merupakan kegiatan rutin dari instansi Pekerjaan konstruksi wilayah
3 terkait dan merupakan tindak lanjut adanya laporan Umum dan
memecahkan masalah
c) Tahap terbangun
lokal (melalui sidak,
dari masyarakat, pengguna ruang, atau instansi Penataan pasca (built up area)
PEMANTAUAN wawancara, kunjungan
terkait perihal adanya dugaan pelanggaran Ruang) konstruksi atau lahan
lapangan)
pemanfaatan ruang. kosong

• Fungsi pemantauan adalah agar pelaksanaan


pemanfaatan ruang dapat sesuai dengan Rencana Evaluasi merupakan tindak lanjut dari kegiatan
Tata Bangunan dan Lingkungan dan merupakan pelaporan dan pemantauan.
salah satu upaya untuk mencegah pelanggaran • Evaluasi merupakan bagian dari tindakan
pemanfaatan ruang yang dapat merugikan
masyarakat.
4 pengawasan yang menghasilkan kesimpulan dan
rekomendasi pemanfaatan ruang untuk
EVALUASI ditindaklanjuti.
• Tujuan evalusi adalah penilaian tentang pencapaian
Pemantauan dilakukan secara berkala minimal 1 (satu) tahun manfaat yang telah ditetapkan dalam rencana tata
bangunan dan lingkungan, termasuk penemuan
sekali dan merupakan:
faktor-faktor yang menyebabkan pencapaian lebih
a) Kegiatan rutin; dan atau kurang dari manfaat yang telah ditetapkan
dalam Rencana tata bangunan dan lingkungan.
b) Kegiatan lanjutan setelah adanya laporan dari masyarakat atau
Obyek yang dievaluasi adalah hasil pelaporan dan analisa
instansi terkait perihal adanya dugaan penyimpangan/
pencapaian manfaat yang disusun secara profesional, kemudian
ketidaksesuaian pembangunan fisik dengan rencana tata
dibandingkan dengan dokumen rencana dan laporan pemantauan
bangunan dan lingkungan
pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan yang disusun oleh
dinas/ instansi terkait.


Subyek Evaluasi Alat Evaluasi Alat Evaluasi Perijinan merupakan salah satu alat dalam pengendalian
RTRW, RUTR, RTBL, Ijin
Instansi Pemerintah lokasi/ bangunan, Amdal Hasil pelaporan dan pemanfaatan ruang. Suatu ijin pembangunan diberikan kepada
(Dinas Pekerjaan (jika ada), Kriteria lokasi hasil pemantauan yang
Umum dan Penataan dan standar teknis yang dilakukan oleh aparat pemohon dengan dasar rencana tata bangunan dan lingkungan.
Ruang) berlaku di biang penataan dan masyarakat
Berdasarkan perijinan itulah maka kegiatan pengawasan dan
ruang
penertiban dalam pemanfaatan ruang dapat dilaksanakan sampai
• Penertiban merupakan tindakan yang harus dengan pengenaan sanksi atau dengan insentif dan disinsentif.
dilakukan sesuai peraturan perundangan yang
berlaku dan berdasarkan hasil rekomendasi pada Beberapa bentuk pengendalian pemanfaatan ruang melalui mekanisme
tahap evaluasi. Penertiban dilakukan karena hasil
rekomendasi dalam tahap evaluasi menunjukkan perijinan antara lain: Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR), Surat Ijin
bahwa telah terjadi pelanggaran/ ketidaksesuaian/
penyimpangan terhadap Rencana Tata Bangunan Penambangan Daerah (SIPD), Ijin Lokasi, Ijin Mendirikan Bangunan
dan Lingkungan yang berlaku.
• Penertiban dilakukan melalui pemeriksaan (IMB), dan Ijin Undang-Undang Gangguan/HO.
5 (penyidikan) dan penyelidikan atas pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
bangunan dan lingkungan yang berlaku.
• Subyek penertiban terdiri dari lembaga/instansi
PENERTIBAN
yang berwenang dalam bidang pengaturan dan
pemanfaatan ruang,
• Bentuk penertiban terhadap pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai dengan rencana tata bangunan 6.3.1 DASAR PERTIMBANGAN
dan lingkungan diselenggarakan dalam bentuk
pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan Dalam perumusan ketentuan pembangunan pada setiap Zona
perundang-undangan yang berlaku berupa sanksi
administrasi, sanksi perdata, dan sanksi pidana. dalam pengembangan RTBL Koridor RK Ilir didasarkan pada beberapa
• Waktu penertiban dilakukan selama tahap
konstruksi maupun tahap pasca konstruksi. Metode pertimbangan yang meliputi 3 aspek, yaitu aspek daya dukung
penertiban adalah secara langsung di tempat
pelanggaran pemanfaatan ruang (on site) atau lingkungan, aspek fungsional, dan aspek permintaan. Adapun secara
melalui proses pengadilan.
rinci dasar pertimbangan untuk setiap aspek tersebut meliputi:



Aspek-apek yang dipertimbangkan ini dalam upaya 6.3.2 ATURAN UMUM
pengendalian diturunkan ke dalam 3 kelompok aturan pengendalian, Aturan umum merupakan dasar aturan yang berlaku untuk
yaitu aturan umum, aturan khusus serta aturan intensif dan disinsentif. dalam pengendalian rencana dalam kawasan, didalam aturan umum
• Aturan umum merupakan aturan dalam pengendalian diatur antara lain:
pemanfaatan ruang yang berlaku umum pada kawasan sesuai Ketentuan Peruntukan, Ketentuan Tambahan, Ketentuan
pembagian dan fungsi blok; Perubahan, yang berlaku untuk satu Blok dalam Kawasan RTBL
• Aturan khusus merupakan aturan dalam pengendalian Koridor RK Ilir.
pemanfaatan ruang yang berlaku hanya pada kawasan- Secara umum, aturan umum memuat ketentuan pengendalian
kawasan tertentu karena memiliki karakteristik fisik maupun untuk fisik lahan, kegiatan yang berkembang, prasarana, dan sarana
kegiatan yang membutuhkan perlakuan khsusus; yang didalamnya masing-masing memuat beberapa aspek ketentuan.
• Aturan insentif dan disinsentif, Insentif adalah upaya
pemerintah melalui kebijakan yang ada untuk mendorong atau
Di dalam fisik lahan, terdapat beberapa hal yang akan menjadi
merangsang masuknya investasi dalam pengembangan RTBL
point ketentuan, yang pada intinya adalah menjaga agar segala
Koridor RK Ilir. Dalam aturan insentif dan disinsentif ini meliputi
aktivitas yang berkembang di dalam kawasan tidak mengganggu
2 (dua) hal, yaitu prosedur pemberian insentif dan disinsentif
kondisi fisik yang ada. Adapun ketentuan pengaturan yang terkait
serta perangkatnya.
dengan fisik lahan, antara lain KWT, KPU, KDH, garis sempadan, jarak
antar kawasan, dan buffer zone


Ketentuan Ketentuan
Ditetapkan Dengan Ditetapkan Dengan
Pengaturan Fisik Definisi Pengaturan Fisik Definisi
Mempertimbangkan Mempertimbangkan
Lahan Lahan
KWT (Koefisien Prosentase yang - Tingkat pengisian/ untuk penanaman tanaman - Rencana Tata
Wilayah menunjukkan alokasi lahan peresapan air (water dan atau peresapan air Ruang.
Terbangun) minimum untuk dibangun recharge); terhadap luas pensil yang
pada suatu blok. - Jenis penggunaan dikuasai.
lahan; Buffer Zone, Daerah pemisah antara - Jalan;
- Kebutuhkan akan satu zona dengan zona - Pagar Tanaman;
buffer zone lainnya untuk mengurangi - Taman.
KPU (Koefisien Prosentase yang - Hirarki jaringan efek negatif dari suatu
Sarana dan menunjukkan alokasi lahan sarana dan aktivitas terhadap
Prasana Umum) minimum untuk prasarana umum lingkungan sekitar.
penyediaan sarana dan yang disediakan; Jarak Antar Menunjukkan jarak
prasaran umum. Angka - Jenis sarana dan Kawasan minimum antar kawasan
presentasi yang prasarana umum yang terkait dengan upaya
ditunjukkan oleh KPU ini yang disediakan; untuk mengantisipasi
merupakan bagian dari adanya konflik ruang antar
KWT. kawasan.
Dengan kata lain KPU
menunjukkan Presentasi
alokasi lahan untuk
penyediaan sarana dan
prasarana umum yang
dimaksud meliputi jalan, Pada umumnya memuat mengenai 3 hal, yaitu kegiatan yang
drainase, jaringan telepon
dan listrik, ruang publik diperbolehkan, kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat, dan
seperti taman, dan kegiatan yang dilarang. Penetapan terhadap kegiatan yang telah
sebagainya.
KDH (Koefisien Angka prosentase - Tingkat pengisian/ berkembang ini dilakukan dengan mempertimbangkan:
Dasar Hijau), berdasarkan perbandingan peresapan air;
antara luas lahan terbuka - Besar pengaliran air;


• Jenis kegiatan dan jenis penggunaan lahan yang sudah
berkembang pada daerah kajian;
Dalam sarana, pengaturan pengendalian ditekankan pada dua
• Jenis kegiatan spesifik yang ada di daerah kajian yang belum
hal, yaitu jenis saranan minimum yang tersedia sebagai suatu bentuk
terdaftar; dan
standar pelayanan minimum.
• Jenis kegiatan yang prospektif berkembang di daerah yang
Pada setiap Blok yang dikembangkan di dalam RTBL Koridor
akan disusun Peraturan Zonasinya
RK Ilir, aturan umum diterapkan dengan ukuran yang berbeda-beda.
Ukuran ini ditentukan dengan mengacu pada ketentuan pengembangan

kawasan dengan mempertimbangkan juga daya dukung fisik yang
diakomodasi dalam aturan blok ini antara lain: pada Zona Perdagangan
Dalam prasarana, akan diatur mengenai semua jenis prasarana
dan Jasa dan pada Zona Pengembangan Perkotaan dan Permukiman
yang ada yang meliputi jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan
A. Aturan pada Zona Perdagangan dan Jasa
telekomunikasi, dan jaringan jalan. Dalam pengaturan pengendalian
Zona Perdagangan dan Jasa merupakan Zona yang
prasarana ini pada dasarnya fokus pada sistem jaringan yang harus
diperuntukkan untuk pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa,
tersedia di dalam kawasan
termasuk didalamnya adalah kegiatan perkantoran. Terkait dengan
kawasan ekonomi khusus, Zona perdagangan dan jasa ini berfungsi
sebagai pusat aktivitas perdagangan dari kawasan ekonomi khusus,
dengan fokus pada perdagangan untuk pemenuhan kebutuhan seari-
hari. Pada Zona Perdagangan dan Jasa berlaku ketentuan-ketentuan
penyelenggaraan sebagai berikut:


Ketentuan Ketentuan Ketentuan Ketentuan Ketentuan Ketentuan
Peruntukkan Tambahan Perubahan Peruntukkan Tambahan Perubahan
Membangun RTH tidak diijinkan boleh mengganggu
dan menyediakan dikembangkan. area peruntukan
▪ KWT yang diijinkan
parkir baik secara Mengatur pola sirkulasi umum,
pada Zona ini
komunal maupun angkutan umum yang memperhatikan
adalah maksimal
individu tanpa berada di sekitar keselarasan dan
30 % dari
mengurangi Kawasan Perdagangan keserasian dan
keseluruhan luas
proporsi peruntukan dan Jasa keselamatan
Zona
untuk ruang terbuka lingkungan
hijau
B. Aturan pada Zona Pengembangan Perkotaan dan
▪ KPU yang diijinkan Pengadaan shalter
pada Zona ini bagi angkutan Permukiman
adalah maksimal umum yang berada
30% dari di sekitar kawasan Zona pengembangan perkotaan dan permukiman merupakan
keseluruhan luas perdagangan dan
Zona yang diarahkan untuk pengembangan aktivitas perkotaan dan
Zona jasa
▪ KDH yang diijinkan - - permukiman terpadu. Pada Zona pengembangan perkotaan dan
pada Zona ini
adalah minimal 40% permukiman ini berlaku ketentuan-ketentuan penyelenggaraan sebagai
dari keseluruhan berikut:
luas Zona
▪ Kegiatan yang Revitalisasi Ketentuan Ketentuan Ketentuan
diijinkan untuk kawasan terminal Peruntukkan Tambahan Perubahan
dikembangkan, palbapang yang ▪ KWT yang diijinkan Peningkatan dan -
kegiatan yang dilengkapi dengan - pada Zona ini pelebaran jalan
diijinkan dengan sarana dan adalah maksimal lingkungan
terbatas, kegiatan prasarana 30% dari
yang dikembangkan penunjang keseluruhan luas
dengan bersyarat, Penempatan papan Zona
-
dan kegiatan yang reklame/ iklan tidak ▪ KPU yang diijinkan Peningkatan dan Penataan rumah yang
pada Zona ini penambahan terkena dampak


Ketentuan Ketentuan Ketentuan 6.3.3 ATURAN KHUSUS
Peruntukkan Tambahan Perubahan
adalah maksimal jaringan prasarana pembuatan jalan Secara umum, aturan khusus memuat ketentuan pengendalian
20% dari seperti air bersih, lingkungan untuk fisik lahan, kegiatan yang berkembang, prasarana, dan sarana
keseluruhan luas drainase, air limbah,
Zona sampah, listrik, dan yang didalamnya masing-masing memuat beberapa poin ketentuan,
telekomunikasi
antara lain:
▪ KDH yang diijinkan
pada Zona ini Ditetapkan Dengan
adalah minimal Ketentuan Pengaturan Fisik Lahan
- - Mempertimbangkan
50% dari Koefisien Angka prosentase Untuk membatasi luas lahan
keseluruhan luas Dasar berdasarkan yang tertutup perkerasan,
Zona Bangunan perbandingan antara sebagai upaya melestarikan
▪ Kegiatan yang (KDB) seluruh luas lantai ekosistem, sehingga dalam
diijinkan untuk dasar bangunan lingkungan yang bersangkutan
dikembangkan, dengan luas sisa tanah sebagai ruang
kegiatan yang lahan/tanah terbuka masih mampu
diijinkan dengan perpetakan/daerah menyerap/ mengalirkan air
terbatas, kegiatan perencanaan yang hujan ke dalam tanah.
- -
yang dikuasai sesuai dengan
dikembangkan rencana kota.
dengan bersyarat, Koefisien Angka perbandingan KLB ditetapkan sesuai dengan
dan kegiatan yang Lantai antara jumlah seluruh rencana intensitas pemanfaatan
tidak diijinkan Bangunan luas lantai seluruh lahan dari suatu lingkungan
dikembangkan. (KLB) bangunan terhadap berdasarkan rencana kota yang
luas tanah perpetakan/ ada, yang sekaligus dapat
daerah perencanaan membatasi ketinggian
yang dikuasai sesuai bangunan.
dengan rencana kota.


Ditetapkan Dengan Ditetapkan Dengan
Ketentuan Pengaturan Fisik Lahan Ketentuan Pengaturan Fisik Lahan
Mempertimbangkan Mempertimbangkan
Ketinggian Batasan ketinggian ▪ Batasan ketinggian sarana/prasarana
Bangunan bangunan tergantung bangunan dapat berupa lingkungan yang
pada daya dukung dan batasan lapis/tingkat bersangkutan.
daya tampung lahan, bangunan, atau dalam Elevasi/Peil Ketinggian Bahaya banjir, dan
intensitas pemanfaatan satuan ketinggian (M'), baik maksimum/minimum pengendalian bentuk estetika
lahan, serta potensi yang membatasi ketinggian lantai dasar bangunan bangunan secara
sarana/prasarana lantai yang dapat dari muka jalan keseluruhan/kesatuan
lingkungan yang digunakan, maupun yang ditentukan untuk lingkungan, serta aspek
bersangkutan. membatasi ketinggian pengendalian aksesibilitas. Penetapan peil
bangunan yang tidak keselamatan bangunan juga tergantung kepada kondisi
digunakan (seperti antena lahan.
dan lain-lain). Orientasi Ketentuan tentang ▪ Pertimbangan terhadap
▪ Batasan ketinggian Bangunan orientasi bangunan kondisi fisik/ lingkungan
bangunan dalam satuan setidak-tidaknya seperti arah-sirkulasi
ketinggian (M') sering mengatur arah suatu matahari timur-barat, jarak
didasari atas pertimbangan bangunan setelah antar bangunan,
estetika, faktor keselamatan mempertimbangkan klimatologi, dan
udara/penerbangan dan kondisi fisik/lingkungan aksesibilitas.
faktor keselamatan dan kondisi non fisik. ▪ Pertimbangan terhadap
bangunan itu sendiri apabila kondisi non-fisik seperti
tertimpa bencana. pengaruh ideologi, nilai-nilai
▪ Batasan ketinggian sosial budaya setempat,
bangunan dalam misalnya bangunan mesjid
lapis/tingkat bangunan lebih mengarah ke kiblat,
didasari atas pertimbangan aksentuasi, dan makna
kebutuhan ruang yang ruang yang akan diciptakan.
dikaitkan dengan
kemampuan daya dukung
dan daya tampung lahan,
serta potensi


Ditetapkan Dengan Ditetapkan Dengan
Ketentuan Pengaturan Fisik Lahan Ketentuan Pengaturan Fisik Lahan
Mempertimbangkan Mempertimbangkan
Sempadan ▪ Garis Sempadan Bangunan, Bersifat komplementer
Bangunan Sempadan yang membatasi dengan garis sempadan
jarak terdekat bangunan bangunan, dibuat untuk
terhadap tepi jalan, dihitung menciptakan efek ruang
dari batas terluar riool tertentu pada suatu
sampai batas terluar muka lingkungan yang
bangunan, yang berfungsi bersangkutan. Dengan
sebagai pembatas ruang. adanya GMB, sempadan
▪ Garis Sempadan tidak selalu harus garis
Samping/Belakang menerus yang sejajar jalan,
Bangunan (GSpB/GSbB), tetapi dapat pula berupa
Sempadan yang membatasi garis lengkung, dan lain-
jarak terdekat bangunan lain, sesuai dengan efek
terhadap garis batas ruang yang akan diciptakan.
samping atau belakang ▪ Pagar, Merupakan wujud
kapling, yang dihitung dari batas ada dua arahan yang
garis batas kapling terhadap berlaku untuk kawasan
batas terluar RTBL Koridor RK Ilir:
samping/belakang Parkir Penataan parkir harus • Besaran, distribusi dan
bangunan yang berfungsi berorientasi kepada perletakan fasilitas parkir
sebagai ruang, untuk kepentingan pejalan harus tidak mengganggu
pertimbangan faktor kaki, memudahkan kegiatan bangunan dan
keselamatan antar aksesibilitas, dan tidak lingkungannya, dan
bangunan. terganggu oleh disesuaikan dengan daya
▪ Garis Muka Bangunan sirkulasi kendaraan. tampung lahan.
(GMB), Sempadan sebagai • Penataan parkir tidak
garis batas maksimum tepi terpisahkan dengan
dinding muka bangunan penataan lainnya seperti
bagian luar yang untuk jalan, pedestrian dan
berhadapan dengan jalan. penghijauan.


Ditetapkan Dengan Ditetapkan Dengan
Ketentuan Pengaturan Fisik Lahan Ketentuan Pengaturan Fisik Lahan
Mempertimbangkan Mempertimbangkan
Pertandaan/ Penempatan signage yang dan memberikan
Signage membantu orientasi tetapi tidak pemandangan yang
mengganggu karakter menarik.
lingkungan yang ingin ▪ Elemen pedestrian (street
diciptakan/dipertahankan, baik furniture) harus berorientasi
yang penempatannya pada pada kepentingan pejalan
bangunan, di dalam kapling, kaki.
pagar, atau ruang publik. Bila ▪ Penataan pedestrian yang
diperlukan, diatur pembatasan- memenuhi persyaratan
pembatasan ukuran, bahan, kesinambungan, kejelasan,
motif, dan lokasi. kenyamanan, dan
Sirkulasi Bagian dari linkage ▪ Jalur utama pedestrian keamanan.
Pejalan system kawasan yang harus telah Tata Hijau Ruang terbuka ▪ Ruang terbuka aktif, selain
(Pedestrian), membentuk karakter mempertimbangkan sistem dan Ruang harus diperuntukkan sebagai
lingkungan dan ruang pedestrian secara Terbuka bermakna, dan ruang terbuka umum,
publik. keseluruhan, aksesibilitas seimbang tempat interaksi sosial
terhadap subsistem antara ruang (square/festival market
pedestrian di dalam terbuka yang place, dll.), juga digunakan
lingkungan, dan aktif dan yang sebagai sarana
aksesibilitas dengan pasif penghijauan/plaza ataupun
lingkungan sekitarnya. sarana olah raga, dan lain-
▪ Jalur pedestrian harus lain. Sedangkan ruang
berhasil menciptakan terbuka pasif terjadi dari
pergerakan manusia yang hasil perencanaan
tidak terganggu oleh lalu bangunan yang dapat
lintas kendaraan. digunakan sebagai sarana
▪ Penataan pedestrian harus ventilasi/ pencahayaan/
mampu merangsang faktor keselamatan
terciptanya ruang yang bangunan dan lain-lain.
layak digunakan/manusiawi,


Ditetapkan Dengan Disinsentif adalah upaya pemerintah untuk membatasi atau
Ketentuan Pengaturan Fisik Lahan
Mempertimbangkan
▪ Ruang terbuka aktif, selain mengurangi perkembangan kegiatan pada suatu Zona dimana
diperuntukkan sebagai keberadaan kegiatan tersebut tidak sesuai dengan pengaturan Zona
ruang terbuka umum,
tempat interaksi sosial yang telah ditetapkan.
(square/festival market
place, dll.), juga digunakan Perangkat Tata Cara Dalam Pemberian Insentif
sebagai sarana dan Disinsentif
Insentif Disinsentif
penghijauan/plaza ataupun
▪ Keringanan pajak, ▪ Tidak ▪ Insentif dan
sarana olah raga, dan lain-
pemberian kompensasi, memberikan disinsentif hanya
lain. Sedangkan ruang
subsidi silang, imbalan, ijin pada ijin diberikan oleh
terbuka pasif terjadi dari
sewa ruang, dan urun investasi yang pemerintah, baik
hasil perencanaan
saham; tidak sesuai pemerintah pusat
bangunan yang dapat
▪ Pembangunan serta dengan maupun
digunakan sebagai sarana
pengadaan infrastruktur arahan pemerintah
ventilasi/ pencahayaan/
seperti: Menyediakan pemanfaatan daerah;
faktor keselamatan
prasarana dasar (listrik, Zona yang ▪ Insentif dan
bangunan dan lain-lain.
air bersih, jalan utama, ada. disinsentif yang
6.3.4 ATURAN INSENTIF DAN DISINSENTIF dan drainase) di RTBL ▪ Pemberian/ diberikan
Koridor RK Iliruntuk pengenaan mengacu pada
Untuk mendorong perkembangan RTBL Koridor RK Ilir sesuai setiap koridor dalam pajak tinggi ketentuan arahan
dengan arahan kebijakan yang telah ditetapkan, perlu dikenakan upaya menstimulasi investor yang rencana tata
untuk berinvestasi di disesuaikan ruang yang ada
insentif dan disinsentif. Insentif adalah upaya pemerintah melalui RTBL Koridor RK Ilir; dengan dan kebijakan
▪ Pemberian kemudahan besarnya lain yang terkait;
kebijakan yang ada untuk mendorong atau merangsang masuknya perijinan bagi investor biaya yang ▪ Insentif dan
investasi dalam pengembangan RTBL. yang berinvestasi pada dibutuhkan disinsentif
Zona yang telah untuk diberikan dengan
ditetapkan dan mengacu mengatasi dua mekanisme,
dampak yang yaitu pada saat


Perangkat Tata Cara Dalam Pemberian Insentif
Insentif Disinsentif dan Disinsentif
pada ketentuan yang ditimbulkan pengajuan dari
ada; akibat investor untuk
▪ Memberikan keringanan pemanfaatan mengembangkan
pajak bagi investor yang ruang; suatu kegiatan
berivestasi dengan ▪ Pembatasan dan melalui
mengacu pada ketentuan penyediaan pembangunan;
yang ada; infrastruktur, ▪ Infrastruktur
▪ Pemberian penghargaan pengenaan pendukung yang
kepada masyarakat, kompensasi, dapat
swasta dan/ atau dan penalti. menstimulasi
pemerintah daerah. investor untuk
melakukan
investasi pada
Zona yang telah
disediakan.
Adapun tata cara dalam pemberian insentif dan disinsentif
dapat dilihat pada gambar berikut

Anda mungkin juga menyukai