Anda di halaman 1dari 72

BAB II

7. Pengendalian pembangunan permukiman disesuaikan dengan


daya dukung kota;
8. Peningkatan ruang terbuka hijau;
9. Penyediaan prasarana dan sarana pendukung kegiatan
2.1.1 Review Kebijakan RTRW Kota Banjarmasin
kepariwisataan;
A Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
10. Penataan sungai-sungai yang masih ada;
Kebijakan untuk mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai Kota
11. Pengembangan ekonomi melalui peningkatan sektor
Seribu Sungai yang Aman, Nyaman dan Menarik dalam Mendukung
perdagangan dan jasa, serta sektor lainnya; dan
Kemajuan Kegiatan Sosial, Budaya, Pariwisata, Perdagangan dan
12. Pengembangan industri rumah tangga, sebagai pemacu
Jasa, dengan Menjaga Kelestarian Lingkungan yang Berkelanjutan,
ekonomi masyarakat.
antara lain:
B Rencana Struktur Ruang Wilayah
1. Peningkatan dan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan,
Berdasar kondisi eksisting, sistem pusat pelayanan bersifat
yang memenuhi ketentuan dan standar yang berlaku sehingga
terpusat di wilayah Banjarmasin Tengah sebagai Pusat Kota, sehingga
terjadi rasa aman dan nyaman;
tidak terjadi keseimbangan dalam perkembangan kota. Berdasar daya
2. Penataan kawasan permukiman yang aman dan nyaman;
tampung jumlah penduduk, dimana pada tahun 2030 akan terjadi
3. Penataan dan pengembangan sistem pengelolaan Sumber
pertambahan penduduk yang cukup tinggi dan jumlahnya melebihi satu
Daya Air (SDA);
jutaan orang, maka diperlukan adanya penyebaran sistem pusat
4. Penataan sistem transportasi;
pelayanan. Sehingga untuk mewujudkan rencana struktur ruang yang
5. Pengembangan nilai budaya lokal perencanaan ruang;
dinamis, berkesinambungan dan keseimbangan sebuah kota, maka
6. Peningkatan kualitas nilai arsitektur dan seni bangunan;
penentuan pusat-pusat pelayanan di Kota Banjarmasin dibagi menjadi:


1. Pusat Pelayanan Kota terletak di Banjamasin Tengah. lingkungan merupakan kawasan perkotaan dengan fungsi
Merupakan kawasan perkotaan dengan fungsi sebagai pusat sebagai wilayah yang berfungsi melayani masyarakat yang
pertumbuhan utama dan Pusat Kegiatan Wilayah perkotaan, berada di wilayah masing-masing dengan orientasi kegiatan
dengan orientasi kegiatan berupa pemerintahan, permukiman, berupa pemerintahan, perdagangan, pendidikan, Kesehatan,
perkantoran, perdagangan dan jasa, pendidikan, Kesehatan, permukiman, dengan kelengkapan prasarana dan sarana yang
industri dan pelayanan masyarakat serta sebagai pintu gerbang melayani penduduk setempat.
perdagangan ke luar wilayah kota dengan kelengkapan Rencana struktur pelayanan kegiatan Kota Banjarmasin,
prasarana dan sarana disamping tingkat pertumbuhan merupakan kegiatan fungsional kawasan dengan struktur jangkauan
penduduk yang cukup tinggi. pelayanan serta orientasi lokasi yang disesuaikan dengan hirarkhi
2. Sub Pusat Pelayanan Kota, berdasar hasil analisa dan kegiatan fungsionalnya. Kegiatan fungsional tersebut disesuaikan
kebutuhan pelayanan maka setiap wilayah kecamatan dengan arahan pembangunan dan posisi Kota Banjarmasin sebagai
direncanakan memiliki sub pusat kota sehingga penduduk yang PKN, Kota Metropolitan BBM dan Kota Banjarmasin sebagai salah satu
berada pada masing-masing wilayah kecamatan memiliki Kota yang strategis dalam pintu gerbang perekonomian di Kalimatan
pusat pelayanan. Adapun orientasi pelaksanaan kegiatan untuk Selatan. Lokasi Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) terdapat di
di setiap sub pusat kota antara lain pemerintahan, permukiman, Kelurahan Kuin Utara, Kuripan, Murung Raya, Teluk Dalam dan Kuin
perdagangan, pendidikan, kesehatan, terminal angkutan kota, Cerucuk.
dermaga untuk transportasi sungai dan kegiatan lainnya yang Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan
mendukung pertumbuhan wilayah di sub pusat kota. kota (PPK) dan sub pusat pelayanan kota (SPK) perlu ditindakanjuti
3. Pusat Lingkungan, berada pada lingkungan wilayah masing- dengan penyesuaian RDTRK meliputi:
masing dan berada pada setiap wilayah kecamatan. Pusat unit


1. Kawasan Pusat Pelayanan Kota (PPK) adalah RDTRK Rencana kawasan lindung disesuaikan dengan tipologi
Kecamatan Banjarmasin Tengah; dan kawasan yang direncanakan beserta intensitas kegiatan
2. Kawasan Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) terdiri atas RDTRK disekitar kawasan yang seharusnya memiliki fungsi lindung
Kecamatan Banjarmasin Barat, RDTRK Kecamatan setempat.
Banjarmasin Timur, RDTRK Kecamatan Banjarmasin Utara dan 1. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap
RDTRK Kecamatan Banjarmasin Selatan. Kawasan Dibawahnya
C Rencana Pola Ruang Kota Banjarmasin terdapat kawasan kantong air, dimana
Rencana Pola Ruang merupakan rencana distribusi peruntukan kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang
ruang wilayah yang meliputi peruntukan untuk kawasan lindung dan memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya.
peruntukan untuk kawasan budidaya, sebagaimana yang tertuang Areal sumberdaya air yang dibangun menjadi kolam air
dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. dengan multifungsi, terutama fungsi lingkungan
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan rencana disamping fungsi sosial dan ekonomi. Seluruh wilayah
pola ruang di Kota Banjarmasin, diantaranya hasil analisis sistesis dari Kota Banjarmasin dibagi ke berbagai satuan pengelolaan
berbagai aspek dan beberapa pertimbangan lainnya yang menyangkut air. Areal yang dibatasi sumberdaya air dibedakan menjadi
aspek rencana pembangunan di Kota Banjarmasin. dua kelas, yaitu sumberdaya air dengan intensitas serapan
▪ Kawasan Lindung air tinggi dan yang sedang-rendah. Sumberdaya air
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 menyatakan bahwa dengan intensitas serapan tinggi artinya tidak terdapat
kawasan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan bangunan pada lahan tersebut dan yang mempunyai
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang intensitas sedang-rendah ada pada kawasan terbangun.
mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.


2. Kawasan Perlindungan Setempat 4. Kawasan Cagar Budaya
Kawasan perlindungan setempat di Kota Banjarmasin Kota Banjarmasin sebagai suatu kota yang berkembang di
meliputi kawasan sempadan sungai yang terdapat pada atas rawa dan akhirnya mendorong masyarakatnya untuk
daerah aliran sungai (DAS). Perlindungan terhadap beraktifitas dan hidup di atas sungai dan mereka memiliki
sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari ikatan yang berkesinambungan dimana dapat
kegiatan manusia yang dapat merusak kualitas air sungai, menghasilkan suatu budaya yang selalu berhubungan
kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan dengan tempat mereka tinggal. Rencana kawasan cagar
aliran sungai. budaya di Kota Banjarmasin seluas 0,92 ha.
3. Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota 5. Kawasan Rawan Bencana
Pengembangan RTH seluas 298,92 ha, dari RTH eksisting Kota Banjarmasin tidak termasuk dalam wilayah yang
seluas 1.675,88 ha atau 17% dari luas kota menjadi memiliki resiko bencana ataupun terkena dampak dari
seluas 1.974,50 atau 20% dari luas kota terdiri dari Lahan bencana dalam hal ini bencana alam. Akan tetapi resiko
Pertanian Berkelanjutan Sungai Lulut seluas 5 ha, RTH bencana lain yang memungkinkan terjadi di Banjarmasin
Sungai Lulut seluas 22 ha, Taman Kamboja seluas 2 ha, yaitu bencana kebakaran, bencana angin puting beliung
RTH Resapan air Mantuil seluas 44,47 ha, RTH Resapan dan bencana banjir. Kawasan rawan bencana kebakaran
air Kelayan Timur seluas 111,89 ha, RTH Resapan air terdapat pada kawasan perumahan padat, seperti di
Tanjung Pagar seluas 98,23 ha, dan RTH Resapan air wilayah Banjarmasin Tengah.
Pemurus Dalam seluas 150 ha. ▪ Kawasan Budidaya
Undang-undang No.26 Tahun 2007, menyatakan bahwa
kawasan budidaya merupakan kawasan yang ditetapkan


dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi direncanakan mengembangkan kawasan niaga dan
dan potensi SDA, SDM dan sumber daya buatan. Rencana pola perumahan baru di bagian selatan yang dilintasi jalan
ruang kawasan budidaya di Kota Banjarmasin pada dasarnya lingkar selatan. Rencana peruntukan perdagangan dan
diarahkan dalam rangka optimasi pemanfaatan sumber daya jasa seluas 419,81 ha sekitar 4,3% dari luas kota.
alam secara berkelanjutan sesuai dengan daya dukung dan 3. Kawasan Peruntukan Perkantoran
daya tampung. Rencana kawasan budidaya yang akan Lokasi kantor pemerintahan terpadu ini dapat
dikembangkan meliputi: dikembangkan di kantor gubernur yang akan segera
1. Kawasan Peruntukan Perumahan direlokasi atau pada lokasi kantor saat ini. Sementara itu
Perumahan merupakan suatu komponen utama dalam untuk perkantoran swasta yang cenderung memiliki
pengembangan suatu kota dalam hal ini adalah kota tarikan/bangkitan lalu lintas rendah sebaiknya
Banjarmasin yang memiliki rencana untuk luas dikembangkan di sepanjang jalan-jalan utama, seperti Jl.
permukiman sebesar 4.851,93 Ha atau sekitar 49,3% dari Jend. A. Yani, Jl. Brigjen Hasan Basri dan Jl. Veteran. Hal
luas kota, dengan rincian untuk pembangunan perumahan tersebut dilakukan untuk meringankan beban pusat kota
sebesar 3.396,35 ha (34,5%) dan RTH (privat) 1.455,57 serta mengurangi tingkat kemacetan. Oleh karena itu
ha (14,8%). bangunan komersial-perdagangan dialihkan menjadi
2. Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa bangunan komersial-jasa perkantoran. Rencana untuk
Namun pola pertumbuhan kawasan perdagangan yang kawasan kantor pemerintahan dan pelayanan umum
cenderung linier (ribbon) secara bertahap dikurangi dan seluas 52,84 ha atau sekitar 0,5% dari luas Kota
direlokasi pada pusat–pusat kawasan perdagangan baru. Banjarmasin.
Sebagai strategi untuk mengurangi beban pusat kota,


4. Kawasan Peruntukan Industri 6. Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau
Kegiatan industri yang dikembangkan di kota Banjarmasin Rencana pengembangan kawasan ruang terbuka non
adalah industri rumah tangga non polutif yang tersebar hijau meliputi kawasan sungai, kawasan parker dan
pada kawasan permukiman, dimana hal ini dapat dijadikan jaringan jalan.
sebagai suatu cara untuk meningkatkan usaha kecil dan 7. Kawasan Ruang Evakuasi Bencana
menengah di Kota Banjarmasin itu sendiri. Industri dalam Ruang pengembangan kawasan evakuasi bencana,
rencana pola ruang 2010 seluas 258,43 ha atau sebesar meliputi:
2,6% dari luas kota Banjarmasin. Sedangkan luas a. Ruang evakuasi untuk bencana banjir berupa
kawasan peruntukan pergudangan sebesar 138,51 ha bangunan fasilitas umum meliputi bangunan sekolah,
atau sekitar 1,4 % dari luas Kota Banjarmasin. tempat ibadah dan ruang terbuka; dan
5. Kawasan Peruntukan Pariwisata b. Ruang evakuasi untuk bencana kebakaran berupa
Kawasan wisata dalam rencana pola ruang 2010 seluas bangunan fasilitas umum meliputi bangunan sekolah,
113,95 ha atau 1,2 % dari luas Kota Banjarmasin, dengan tempat ibadah dan ruang terbuka.
adanya kebijakan relokasi industri yang saat ini berlokasi 8. Kawasan Ruang bagi Sektor Informal
di sisi Sungai Barito, kawasan ini yang dikembangkan Lokasi kawasan sekor informal yang biasa disebut PKL di
sebagai kawasan wisata utama Banjarmasin meliputi Kota Banjarmasin yaitu berada di kawasan perdagangan
arena rekreasi, taman hiburan, hotel, toko cinderamata dan kawasan keramaian lainnya. Keberadaan sektor
lokal, wisata kampung, dan lain-lain. informal ini belum tertata dengan baik dan perlu penataan
ruang sehingga tidak mengganggu pengguna jalan baik
pejalan kaki, maupun pengguna kendaraan.


9. Kawasan Peruntukan Lainnya, meliputi Kawasan 3. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa
Pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, Pergudangan dan terakomodasi di dalam rencana struktur ruang dan rencana
Pelabuhan. pola ruang.
D Penetapan Kawasan Strategis Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program
Kawasan strategis wilayah Kota merupakan bagian wilayah utama RTRW kota. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang
yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh wilayah kota
sangat penting dalam lingkup perkotaan terhadap kepentingan
ekonomi, kepentingan sosial budaya serta untuk kepentingan
penyelamatan lingkungan yang dimiliki oleh Kota Banjarmasin.
Kawasan strategis kota berfungsi:
1. Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis
kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan
ruang wilayah kota.
2. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi
masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah
kota yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap
wilayah kota.





2.2.1 KONDISI PEMBAGIAN SEGMEN DAN BLOK
Pada kawasan perencanaan dalam melaksanakan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan maka pembagian berdasarkan segmen
dan blok perencanaan. Rincian dari pembagian segmen dan blok
adalah sebagai berikut
ZONA BLOK LUAS
1 2,860
1 2 2,858
3 3,749
4 3,158
2 5 3,149
6 2,007
7 2,287
3
8 5,168
9 0,971
4 10 2,843
11 3,965
Sumber: Hasil Analisa, 2019


Peta 2.1 Peta Pembagian Zona Kawasan


Peta 2.2 Peta Pembagian Blok Kawasan


2.2.2 KONDISI EKSISTING WILAYAH PERENCANAAN Hal ini menunjukkan bahwa kawasan perencanaan merupakan
A Struktur Peruntukan Lahan Makro kawasan dengan tingkat aktifitas yang tinggi dalam sektor pertanian
Peruntukan atau tata guna lahan secara makro di kawasan dan juga pelayanan umum.
RTBL, meliputi Perumahan, Pendidikan, Pemerintahan dan Pelayanan
Umum, Kesehatan, Industri, Keamanan, RTH, Peribadatan serta
Pertanian.

PENGGUNAAN LAHAN LUAS (m2)


INDUSTRI 57756,79423
KESEHATAN 19712,97816
PENDIDIKAN 9427,906645
PERDAGANGAN 80819,14308
PERIBADATAN 5416,975551
PERKANTORAN 3963,626578
PERUMAHAN 93250,48518
RTH 17354,81635
TOTAL 287702,7258

Peruntukan atau tata guna lahan pada kawasan perencanaan


didominasi oleh guna lahan perdagangan jasa dengan luas 206.674
m2. Luasan paling kecil adalah guna lahan guna lahan kesehatan yaitu
seluas 10.439 m2.
Gambar 2.1 Struktur
Peruntukan Lahan Makro
Sumber: Analisis, 2018

























































Anda mungkin juga menyukai