Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Abdul Halim, Yusmartato, Ramayulis, Menghitung....

Menghitung Andongan Kawat Saluran Transmisi 150 Kv


Abdul Halim1), Yusmartato2), Akhiruddin3)
1)
Alumni Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UISU
2, 3)
Dosen Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UISU
yusmartato@ft.uisu.ac.id; Akhiruddinudin40@yahoo.co.id

Abstrak
Saluran transmisi adalah merupakan bagian dari sistem tenaga listrik untuk menyalurkan daya listrik dari
pusat-pusat listrik ke gardu induk yang selanjutnya di-distribusikan ke konsumen. Dalam penyaluran tenaga
listrik dari pusat-pusat pembangkit ke beban (konsumen), di mana jaraknya cukup jauh maka dilakukan lewat
saluran transmisi tegangan tinggi. Pada saluran transmisi 150 KV, tegangan dinaikkan dari pusat pembangkit
melalui transformator ke harga tegangan yang diinginkan. Untuk lebih mengoptimalkan hasil yang akan
diperoleh dalam membangun suatu saluran transmisi, di sini penulis mencoba membahas kriteria mekanis
dalam perencanaan saluran transmisi khususnya dalam Menghitung Andongan Kawat Saluran Transmisi 150
KV " serta beberapa aspek yang mendukungnya, seperti jarak antara penghantar, kuat tarik penghantar dan
keadaan geografis. Sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang lebih optimal untuk membangun saluran
transmisi yang sesuai dengan kondisi geografisnya guna memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik yang
semakin meningkat.

Kata Kunci : Saluran Transmisi, Jarak Penghantar, Kuat Tarik, Andongan

I. PENDAHULUAN Untuk memperoleh hasil yang optimal dari


saluran transmisi maka perlu diperhatikan
Perencanaan transmisi yang terdiri atas kriteria beberapa hal yang erat kaitannya dengan
listrik dan kriteria mekanis mempunyai tujuan pembangunan saluran transmisi itu sendiri. Dalam
untuk mencari kemungkinan-kemungkinan tulisan ini menguraikan jarak antara penghantar,
pengadaan saluran transmisi seoptimal mungkin perhitungan andongan kawat penghantar dan
guna memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik baik kondisi menara, yang nantinya dapat digunakan
di kota besar maupun daerah pedesaan. Kebutuhan sebagai acuan atau bahan pertimbangan dalam
akan tenaga listrik yang terus-menerus meningkat membangun saluran transmisi, sehingga akan
membuat perusahaan listrik yang ada lebih diperoleh hasil yang lebih optimal.
memaksimalkan potensi yang ada, antara lain
dengan mengurangi rugi-rugi daya yang timbul II. TINJAUAN PUSTAKA
pada saat penyaluran tenaga listrik. Salah satu cara
adalah dengan memperhatikan sistem transmisi Saluran transmisi berfungsi sebagai media
yang merupakan bagian dari sistem tenaga listrik untuk menyalurkan energi listrik dalam jumlah
untuk menyalurkan daya listrik dari pusat-pusat besar dalam tegangan transmisi dari pembangkit ke
listrik ke gardu induk yang selanjutnya di- pusat-pusat beban/gardu induk. Dalam
distribusikan ke konsumen. merencanakan saluran transmisi perlu diperhatikan
Pada perencanaan mekanis, adanya tekanan beberapa hal, antara lain : kebutuhan aliran daya,
angin yang merupakan gaya-gaya mekanis pada stabilitas sistem, pemilihan level tegangan,
menara dan penghantar perlu diperhitungkan. pengendalian tegangan dan aliran daya reaktif,
Penghantar yang digunakan harus memiliki pemilihan jenis konduktor, masalah korona,
kekuatan mekanis yang baik. Pemakaian kawat pengaruh medan elektromagnetik, tegangan lebih,
penghantar dibatasi oleh karakteristik mekanis sistem isolasi, peralatan switching dan sistem
serta beratnya sendiri yang dapat menyebabkan proteksinya.
andongan yang berlebihan pada suatu rentangan. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam
Disamping itu penghantar dapat berayun melebihi pembangunan sebuah menara untuk saluran
batas-batas yang telah ditetapkan bila ditiup angin transmisi adalah : lokasi jalur transmisi, lokasi
dan mengganggu jarak bebas. tapak penyangga menara/tower, pembebasan tanah
Pada daerah-daerah dimana permukaan bumi tapak tower dan tanam tumbuh (row),
tidak rata, misalnya daerah pegunungan, andongan profile/permukaan tanah sepanjang jalur, kondisi
kawat dapat mendekati permukaan bumi pada tanah dan keadaan geografisnya.
bagian-bagian yang tinggi diantara dua menara. Tenaga listrik dapat dibangkitkan dengan
Untuk mencegah hal ini, diperlukan penampang mudah dan ekonomis hanya pada tempat-tempat
peta lokasi saluran udara dan penempatan menara dimana sumber dari pembangkit tenaga seperti
agar pada pemasangan kawat pada suatu rentangan batubara atau air tersedia. Ini jelas bahwa sumber
diperoleh andongan dengan jarak bebas dari dari tenaga listrik tersebut tidak tersedia pada
permukaan bumi. seluruh tempat, karena itu lokasi pembangkitan
dibangun pada tempat yang benar-benar tersedia
Journal of Electrical Technology, Vol. 4, No. 3, Oktober 2019 144
Abdul Halim., Yusmartato, Ramayulis, Menghitung.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

kebutuhan-kebutuhan untuk pembangkitan itu kerja maksimum pada kawat harus ditambah
sendiri. Dan melalui saluran transmisi inilah dengan faktor keamanan 2,2 untuk tembaga tarikan
penyaluran tenaga listrik bisa sampai pada keras (Hard Drawn) dan untuk kawat ACSR serta
konsumen. kawat-kawat lainnya. Bila tarikan sehari-hari pada
Saluran transmisi merupakan rantai kawat besar, maka penghantar mudah menjadi letih
penghubung antara pusat pembangkit listrik dan karena getaran. Hal ini perlu diperhatikan dalam
sistem distribusi. Melalui hubungan-hubungan mempertimbangkan besarnya kekuatan kerja
antar-sistem dapat pula menuju ke sistem-sistem maksimum.
tenaga yang lain. Suatu sistem distribusi Apabila tegangan kerja maksimum telah
menghubungkan semua beban yang terpisah satu ditetapkan, maka andongan dan tegangan tarik
dengan yang lain kepada saluran transmisi. kawat dalam berbagai kondisi dapat dihitung.
Untuk kawat yang membentuk lengkung parabolis
2.1 Kawat Penghantar andongan dan tarikannya adalah :
Kawat penghantar adalah kawat untuk
menghantarkan arus listrik dan mempunyai sifat-
sifat daya hantar listrik yang baik dan tahan panas
2

f 2 f 2 + (K − tE ) = M  (1)
serta mempunyai daya mekanis yang baik.
Kawat penghantar merupakan salah satu q 2S2
komponen utama saluran udara khususnya untuk D= (2)
8f 2
saluran transmisi.

2.1.1 Jenis Kawat Penghantar


K = f1 −
(q1 )2 S 2 E (3)
Jenis kawat penghantar yang biasa digunakan 2
f1
pada saluran transmisi adalah kawat tembaga
dengan konduktivitas 100% (CU 100%), kawat
tembaga yang konduktivitasnya 97,5% atau kawat
M=
(q2 ) S 2 E
2

aluminium dengan konduktivitasnya 61% (AL (4)


61%). Kawat penghantar aluminium terdiri dari 24
berbagai jenis dengan lambang sebagai berikut :
AAC = “ All-Aluminium Conductor “, yaitu
kawat penghantar yang seluruhnya W
terbuat dari aluminium. = (5)
A
AAAC = “ All-Aluminium Alloy Conductor “,
yaitu kawat penghantar yang
T
seluruhnya terbuat dari campuran f1 = (6)
aluminium. A
ACSR = “ Aluminium Conductor Steel
Reinforced “, yaitu kawat penghantar Di mana :
aluminium berinti kawat baja. f1 = Tegangan kerja kawat penghantar (
ACAR = “ Aluminium Conductor Alloy kg/mm2 )
Reinforced “, yaitu kawat penghantar f2 = Tegangan tarik terhadap andongan (
aluminium yang diperkuat dengan kg/mm2 )
logam campuran. D = Andongan ( m )
 = Koefisien pemuaian linier ( /oC )
Kawat tembaga mempunyai beberapa  = Berat konduktor per-luas penampang (
kelebihan dibandingkan dengan kawat aluminium kg/mm2 )
karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih t = Suhu maksimum pada andongan
tinggi. Tetapi kelemahannya ialah untuk besar tertentu ( /oC )
tahanan yang sama, kawat tembaga lebih berat dari E = Koefiisien elastisitas penghantar (
kawat aluminium dan juga lebih mahal. Oleh kg/mm2 )
karena itu kawat aluminium telah menggantikan q1 = 1 untuk ketegangan kerja maksimum
kedudukan kawat tembaga. Untuk memperbesar q1 = 1,37 untuk menghitung andongan
kuat tarik dari kawat aluminium digunakan q2 = 1,37 untuk ketegangan maksimum
campuran aluminium (Aluminium Alloy). Untuk q2 = 1 untuk menghitung andongan
saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak S = Rentangan ( m )
antara dua tiang (menara) jauh (ratusan meter), W = Berat penghantar per-satuan panjang (
dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu kg/m )
digunakan kawat ACSR. T = Gaya tarik penghantar ( kg )
A = Luas penampang penghantar ( mm2 )
2.1.2 Tegangan Tarik Penghantar K = Koefisien tegangan tarik ( kg/mm2 )
Penghantar yang digunakan harus cukup aman M = Tegangan tarik kawat ( kg/mm6 )
dalam menyalurkan tenaga listrik. Untuk itu daya

145 Journal of Electrical Technology, Vol. 4, No. 3, Oktober 2019


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Abdul Halim, Yusmartato, Ramayulis, Menghitung....

2.2 Jarak Antar Penghantar b. Rentangan Besar


Dalam perencanaan saluran transmisi, jarak v
antar penghantar harus diperhitungkan dengan C v = 2,0 + (11)
kemungkinan penghantar saling mendekat 1,1k 4
terutama di tengah rentangan dimana andongan
maksimum. Lompatan api tidak boleh terjadi bila Di mana :
penghantar saling mendekat. Untuk itu harus Cv = Jarak horizontal (m)
ditentukan jarak minimal antar kawat sehingga v = Rentangan nominal (m)
terhindar dari kemungkinan adanya loncatan api. k4 = Konstanta (5060)
Karena andongan kawat tergantung dari
beberapa faktor misalnya ukuran dan jenis
penghantar, rentangan, cuaca dan lain sebagainya, 2.3 Tekanan Angin
maka sulit diadakan standar untuk jarak tersebut. Dalam perencanaan transmisi cenderung
Karena itu faktor pengalaman sangat penting dipakai tegangan yang lebih dengan pemakaian
artinya dalam menentukan jarak antar penghantar. penghantar yang memiliki diameter lebih kecil
Dibawah ini diterangkan beberapa jarak antar sehingga tekanan angin pada kawat penghantar
penghantar. dapat dikurangi, karena tekanan angin ini dapat
mempengaruhi tegangan dan andongan kawat.
2.2.1 Jarak Horizontal Besarnya tekanan angin tersebut dapat dinyatakan
a. Rentangan Standar dengan persamaan berikut :
- Rangkaian tunggal (Konfigurasi horizontal)
 P = 0,25 2  (12)
Ch = 0,4 + (7) Di mana :
1,1k1 P = Tekanan angin ( kg/m2 )
Di mana :  = Kecepatan angin ( m/det )
Ch = Jarak horizontal (m)  = Faktor ke-efektifan angin ( <1 )
V = Rentangan nominal (m)
k1 = Konstanta (2030) Tekanan angin standar ini digunakan untuk
perencanaan jenis konstruksi penampang dan jenis
- Rangkaian Ganda (Konfigurasi Vertikal) kawat yang direntang. Untuk perencanaan saluran
 transmisi, nilai faktor efektif angin () diambil 0,6
Ch = 1,5 + (8)
untuk kecepatan angin () sekitar 30 m/det.
1,1k 2
Kecepatan angin untuk perencanaan di Jepang
Di mana : adalah 40 m/det untuk masa April sampai
Ch = Jarak horizontal (m) November dan di ukur pada ketinggian 15 meter di
v = Rentangan nominal (m) atas tanah. Nilai ini didapat dari penyelidikan
k2 = Konstanta (2030) diseluruh Negara dengan mengukur kecepatan
angin maksimum rata-rata selama 10 menit.
b. Rentangan Besar Sedangkan dalam penerapan di Indonesia perlu
Ch = 0,0625 D + 0,021 v (9) diadakan koreksi terhadap nilai yang diperoleh bila
digunakan nilai faktor efektif angin (  = 0,6 ),
Di mana : karena kecepatan angin rata-rata di Indonesia
Ch = Jarak horizontal (m) adalah 20 m/det.
v = Rentangan nominal (m) Untuk kecepatan angin 20 – 40 m/det,
D = Andongan (m) koeffisien tahanan dapat dianggap konstan. Dalam
perhitungan tekanan angin untuk menara dan tiang
2.2.2 Jarak Vertikal baja daerah proyeksi dari satu permukaan
konstruksi adalah daerah yang terkena angin,
a. Rentangan Standar dengan mengabaikan kemiringan (inclination)
 bagian-bagian komponennya. Daerah proyeksi
C = 1,0 + (10)
(projected area) untuk tiang kayu dan tiang beton
1,1k3
bertulang dimana gandengan isolator adalah daerah
konstruksi yang terkena angin.
Di mana :
Cv = Jarak horizontal (m) 2.4 Jarak antar tiang
v = Rentangan nominal (m) Penentuan jarak antar tiang (span) sangat
k3 = Konstanta (4050) penting dalam perencanaan saluran transmisi
secara keseluruhan. Oleh sebab itu, hal ini harus
ditetapkan karena ditinjau dari segi tegangan,

Journal of Electrical Technology, Vol. 4, No. 3, Oktober 2019 146


Abdul Halim., Yusmartato, Ramayulis, Menghitung.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

konstruksi penghantar, tinggi menara transmisi, Di mana :


keadaan udara serta keadaan tanah. T = gaya tarik horizontal pada penghantar
(kg)
2.5 Andongan Penghantar W = berat penghantar per-satuan panjang
Kawat penghantar yang direntangkan (kg/m )
antara dua menara transmisi tidak akan mengikuti c = dimensi (m)
garis lurus, akan tetapi karena beratnya sendiri
akan melengkung kebawah disebut dengan Pada umumnya lengkungan penghantar
andongan. Besar lengkungan ini tergantung dari dapat dinyatakan sebagai suatu lengkung parabola
berat dan panjang dari kawat penghantar itu dan persamaan-persamaan berikut dapat
sendiri. Secara matematis, lengkungan kawat diterapkan, yaitu :
tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan- WS 2
persamaan tertentu sesuai keadaan dan kondisi D= (m) (16)
menara. 8T
 8 D2 
2.5.1 Kedua Menara Sama Tinggi L = S 1 + (m)
2 
(17)
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat kondisi  3S 
kedua menara sama tinggi.
T1 = T2 = T + WD(kg) (18)

Di mana :
S = rentangan menara (m)
L = panjang penghantar sebenarnya (m)
T1 = T2 = gaya tarik pada penghantar (kg)

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Mekanik Kawat Penghantar


Berdasarkan data yang diperoleh dari Unit
Gambar 1. Kedua Menara Sama Tinggi Transmisi Gardu Induk Glugur Segment Titi
Kuning – Sei Rotan, untuk pemakaian tower
Dengan menganggap bahwa penghantar sebanyak 54 tower dengan 2 sirkit serta panjang
adalah satu jenis (homogen), maka kurva yang sirkit 34,4 km dan rute 17,2 km. Pada perhitungan
terbentuk merupakan logam lengkungan sempurna ini yang dicari adalah menentukan andongan dan
sehingga pada setiap titik yang terletak pada kurva tegangan kawat dengan memperhitungkan
berlaku persamaan-persamaan berikut : pengaruh tekanan angin dan pengaruh panas.
Data-data konduktor tipe ACSR Standarisasi
x
y = c cosh PLN adalah sebagai berikut :
c Luas penampang nominal : 240 mm2
(4.2) Luas penampang terhitung : Aluminium (Aa) =
x 241,3 mm2
l = c cosh (13) Diameter konduktor: Aluminium (da) = 22,4 mm 2
c Berat konduktor : 1,11 kg/m
 x  Koefisien ekspansi linier : Aluminium (a) =
d = y − c = c cosh − 1 (14) 23x10-6
 c 
Koefisien elastisitas konduktor : Aluminium
(Ea) = 6300 kg/mm2
Panjang span saluran transmisi 150 kv:
Di mana : S = 300 m
l = Panjang garis lengkung dan titik terendah Faktor keamanan : 2,5 untuk ketegangan
sampai suatu titik koordinat (x,y) maksimum
d = Andongan pada titik dengan koordinat Temperatur (suhu): maksimum = 75 C
(x,y)
: minimum = 15 C
: sehari-hari = 50 C
Dimensi c memberi nilai yang nyata pada kurva
Tegangan tarik kerja maksimum: 10.210 kg
terhadap gaya tarik pada penghantar, maka :
Kecepatan angin : 40 m/det
T
c= (m) (15)
W

147 Journal of Electrical Technology, Vol. 4, No. 3, Oktober 2019


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Abdul Halim, Yusmartato, Ramayulis, Menghitung....

3.2 Perhitungan Andongan Untuk Menara Untuk mencari tegangan tarik penghantar (M)
Sama Tinggi
Untuk menara yang sama tinggi, perhitungan digunakan q2 = 1,37, maka :
dilakukan dengan panjang saluran (span) 300 m.
Rumus-rumus pendekatan yang dipergunakan
untuk menghitung kuat-tarik maksimum sama (q 2 )2 S 2 E
M=
dengan rumus yang ada pada persamaan. 24
2
 1,11kg / m 
 x1,37  x (300m ) x 6300kg / mm 2
2
Diketahui :  240mm 2 
W = 1,11 kg/m M=
24
S = 300 m 0,000040148kg 2 / m 2 / mm 4 x90000m 2 x 6300kg / mm 2
A = 240 mm2 M=
24
E = 6300 kg/mm2 22763,95kg 3 / mm 6
T = 10.210 kg M=
24
t = 75 C
M = 948,5kg 3 / mm 6

Maka untuk mencari andongan maksimum dari Dan tegangan tarik terhadap andongan adalah:
kawat penghantar adalah :
q 2 S 2
D= (m ) f 2 f1 + (K − tE ) = M
2

8f 2
Berat konduktor per-luas penampang adalah :
 ( )
f 2 42,54kg / mm 2 + 35,84kg / mm 2 − 23x10 −6 x 75x 6300kg / mm 2 = 948,5kg 3 / mm 6
2

W
f2
2
42,54kg / mm + (35,84kg / mm − 10,8675kg / mm ) = 948,5kg / mm
2 2 2 3 6

= f2
2
42,54kg / mm + 24,973kg / mm  = 948,5kg / mm
2 2 3 6

A
f2
2
67,5kg / mm  = 948,5kg / mm
2 3 6

 = 4,625x10 −3 kg / m / mm 2 f2 =
2 948,5kg 3 / mm 6
67,5kg / mm 2
1,11kg / m f 2 = 14,05kg 2 mm 4
=
240mm 2 f 2 = 3,75kg / mm 2

Tegangan kerja kawat penghantar : Dengan demikian harga andongan maksimum


dapat ditentukan dengan q2 = 1 :
T q 2 S 2
f1 = D=
A 8f 2
10210kg
x (300m )
1,11kg / m
f1 =
2
2
240mm 2 D = 240mm
f 1 = 42,54kg / mm 2 (
8 3,75kg / mm 2 )
0,004625kg / m / mm 2 x90000m 2
Untuk mencari gaya tarik penghantar (K) D=
30kg / mm 2
416,25kg / mm 2 m
digunakan q1 = 1, maka: D=
30,2kg / mm 2
(q1 )2 S2 E
K = f1 − 2 D = 13,783m
f1
2
 1,11kg / m 
 x1,37  x (300m ) x 6300kg / mm 2
2

 
2
240 mm
K = 42,54kg / mm 2 −
(42,54kg / mm 2 )2
IV. KESIMPULAN
0,00002139kg 2 / m 2 / mm 4 x90000m 2 x 6300kg / mm 2
K = 42,54kg / mm 2 −
1809,6516kg 2 / mm 4
Sebagai penutupan, sesuai dengan masalah-
12128,48438kg 3 / mm 6 masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
K = 42,54kg / mm 2 −
1809,6516kg 2 / mm 4 dapat diambil beberapa kesimpulan berikut :
K = 42,54kg / mm 2 − 6,7kg / mm 2 1. Pertambahan panjang rentangan pada saluran
K = 35,84kg / mm 2 transmisi mengakibatkan bertambah besarnya
andongan kawat penghantar maksimum.

Journal of Electrical Technology, Vol. 4, No. 3, Oktober 2019 148


Abdul Halim., Yusmartato, Ramayulis, Menghitung.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

2. Jika tegangan tarik penghantar semakin kecil DAFTAR PUSTAKA


akan mengakibatkan andongan kawat
penghantar yang makin besar, demikian juga [1.] Arismunandar. DR dan S. Kuwahara, 1975,
sebaliknya, semakin besar tegangan tarik Tenaga Listrik, Jilid II dan III, Saluran
penghantar akan mengurangi besarnya Transmisi, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
andongan kawat penghantar maksimum. [2.] Arismunandar, A. 1984, Teknik Tegangan
3. Template pada perencanaan saluran transmisi Tinggi, Penerbit Pradnya paramita Jakarta
berguna untuk menentukan andongan kawat [3.] B.M. Weedy, 1987, Electric Power Systems,
penghantar serta mencegah andongan kawat Third Edition Revised, Jhon Wiley and
penghantar tersebut terlalu dekat dengan Sons, Singapore New York, Toronto.
permukaan bumi. Terutama pada daerah- [4.] Bonggas L. T, 2003, Peralatan Tegangan
daerah dimana permukaan bumi tidak rata. Tinggi, PT. Gramedia Pustaka Utama,
4. Perhitungan andongan untuk jarak antar tiang Jakarta
(span) 50 meter dan 100 meter, biasanya [5.] M. Abdel S, 2000, High Voltage
dilakukan karena ada perukaan bumi yang Engineering. Theory dan Practice
tidak rata atau transmisi melewati gunung. [6.] Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia
5. Keadaan suhu pada daerah kawat penghantar (PUIL) 2000.
mempengaruhi andongan kawat penghantar. [7.] Robert. D. Evans. 1950. Electrical
Semakin tinggi suhunya, maka andongan akan Transmisi ad Distribusi, Oxford & IBH
semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Publishing
6. Batas jarak bebas (clearance) andongan kawat [8.] Sudeshi Uppal B.A., Electrical Power,
terhadap tanah pada saluran transmisi 150 KV Khanna Publisher New Delhi.
adalah 6 meter. Jadi dari hasil perhitungan [9.] Sunil S. Rao. M.E. (Electical). M.I.E., 1973,
diketahui bahwa jarak bebas terhadap tanah SwicthgearAnd Protection, Khanna
masih memenuhi syarat. Publisher 2 – B. Nath Market Nai Sarak –
7. Jarak bebas kawat penghantar tidak boleh New Delhi.
melewati jarak yang telah ditentukan, karena [10.] S. L. Uppal. DR, Khanna Publisher, 1979,
hal tersebut dapat menimbulkan gangguan dari Electrical Power, Delhi.
segi mekanis maupun segi elektrik. [11.] T.S. Hutahuruk, 1985, Transmisi Daya
8. Dari perhitungan andongan diperoleh hasil Listrik, Institut Teknologi Bandung dan
untuk saluran transmisi 150 KV pada jarak Universitas Trisakti, Erlangga, Jakarta
antar tiang 300 meter adalah 13,873 meter [12.] Turan Gonen, 1985, Electrical Power
untuk menara sama tinggi. Transmision System Engineering, California
State University

149 Journal of Electrical Technology, Vol. 4, No. 3, Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai