3-Dasar-Dasar Dinamika Struktur
3-Dasar-Dasar Dinamika Struktur
3
Dasar-dasar Dinamika Struktur
3.1 Pendahuluan
Suatu aksi atau beban mempunyai karakteristik dinamik jika beban tersebut
mempunyai perubahan atau variasi yang cepat terhadap waktu (rapid time variation).
Suatu beban dinamik dapat menyebabkan terjadinya gaya inertia pada struktur, dan dapat
menyebabkan pengaruh yang cukup signifikan pada struktur dibandingkan beban statik.
Beban yang bersifat dinamik akan mempunyai arah dan intensitas yang tergantung waktu
(time dependent). Beberapa contoh dari pengaruh getaran yang dapat berpengaruh pada
bangunan teknik sipil, adalah :
Gerakan tanah akibat gempa
Getaran yang disebabkan oleh angin
Getaran yang disebabkan oleh gelombang
Getaran yang disebabkan oleh ledakan
Getaran yang disebabkan oleh mesin
Getaran yang disebabkan oleh gerakan kendaraan
Gaya akibat pukulan atau tumbukan
Dua konsep yang berbeda dapat digunakan untuk mendefinisikan beban dinamik,
yaitu konsep deterministik dan konsep nondeterministik atau stokastik atau acak (random).
Suatu beban dinamik mempunyai sifat deterministik jika karakteristik dari beban tersebut
untuk suatu fungsi waktu tertentu diketahui secara pasti. Sebagai contoh, getaran mesin
adalah beban dinamik yang bersifat deterministik. Hal yang berbeda, suatu beban dinamik
mempunyai sifat indeterministik jika sebagian dari parameter beban atau riwayat waktu
(time history) yang lengkap dari beban, dapat didefinisikan secara statistik. Sebagai
contoh, getaran yang disebabkan oleh angin atau gerakan tanah akibat gempa adalah beban
dinamik yang bersifat indeterministik
Semua besaran yang dapat menyebabkan pengaruh dari beban dinamik pada struktur,
didefinisikan sebagai respon dinamik. Sebagai contoh, jika suatu struktur bangunan
mendapat pengaruh gerakan tanah akibat gempa, maka pada struktur bangunan dapat
terjadi respon dinamik yang berupa perpindahan (displacement), kecepatan (velocity),
percepatan (acceleration), gaya dalam (internal force), tegangan (stress), dan regangan
(strain).
m ü + c ú + k u = F(t) (3-2)
Jika struktur mendapat pengaruh percepatan tanah ϋg seperti pada Gambar 3.2, maka gaya
inersia dapat dinyatakan sbb.
FI = m (ü + ϋg)
Untuk selanjutnya persamaan gerak dari model sistem SDOF ditulis sbb. :
m ü + c ú + k u = -m.ϋg (3-3)
A dan B adalah konstanta yang dapat ditentukan dari kondisi awal. (A2+ B2)1/2 dan ω,
berturut-turut adalah amplitudo dan frekuensi melingkar dari sistem. Ketika u = u(0) dan
ú = ú(0) pada saat t = 0, konstanta A dan B besarnya adalah
ú (0)
A = u(0) B=
ω
Gambar 3-3 menggambarkan hubungan antara lendutan υ dan waktu t untuk kondisi
di atas. Waktu getar alami T didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan sudut fase ωt
untuk bergerak dari nol sampai 2. Dengan demikian ωt = 2π, dan besarnya waktu getar
sistem adalah :
Jika pengaruh redaman diperhitungkan di dalam sistem, maka persamaan gerak menjadi :
mü+cú+ku= 0 (3-7)
ü + 2ξω ú + ω2 u = 0 (3-8)
Jika ξ2 < 1,
Sistem akan terus bergertar terhadap kedudukan netral ketika amplitudo berubah terhadap
waktu t.
Jika ξ2 > 1, maka sistem tidak bergetar karena pengaruh dari redaman. Redaman jenis
ini disebut overdamping.
Kondisi ξ2 = 1 menandai adanya suatu batasan dari nilai redaman, di mana sistem
kehilangan karakteristik getarannya. Redaman ini disebut redaman kritis (critical
damping). Jika ccr adalah koefisien redaman pada redaman kritis, maka dari Pers. (3-9)
didapat :
ξ = c/ccr (3-16)
ξ adalah perbandingan dari koefisien redaman terhadap nilainya pada redaman kritis, dan
disebut sebagai rasio redaman (damping ratio). Konstanta A, B, C dan pada Pers. (3-12)
ú (0)
u= exp( ωt ) sin ω D t
ωD
(3-17)
dan hubungan antara u dan t dapat digambarkan seperti pada Gambar. 3-4. Waktu getar
alami TD dituliskan sbb. :
2 T
TD (3-18)
1/2
(1 ) (1 2 )1 / 2
Di mana T = (2π/ω) adalah waktu getar alami dari sistem tanpa terendam.
Jika amplitudo pada saat tn dan tn + TD berturut-turut adalah υn dan υn+1, maka perbandingan
un 2
exp (3-19)
u n 1 (1 2 )1 / 2
un 2
ln 2 2 (3-20)
u n 1 (1 2 )1 / 2
Solusi dari Pers. (3-22) adalah penjumlahan dari solusi komplementer Pers. (3-13) dan
solusi partikularnya. Saat getaran yang sesuai dengan solusi komplementer dengan cepat
menurun, solusi partikular akan mengendalikan getaran dari sistem pada kondisi yang
tetap. Getaran pada kondisi tetap ini disebut sebagai getaran paksa (forced vibration),
dimana solusi partikularnya adalah :
u (t ) 0 [(1 2 ) 2 4 2 2 ]1 / 2 sin( , t ) (3-24)
2
Suatu pengaruh gaya luar statis yang besarnya sama dengan gaya inersial (mαo) akan
menjadikan sistem berubah bentuk menjadi (mαo)/k = αo/ω2. Perubahan bentuk atau
perpindahan yang terjadi adalah :
Menurut Pers. (3-24) dan Pers. (3-26), perbandingan dari resultante respon amplitudo
terhadap lendutan statis υst disebut faktor pembesaran perpindahan dinamik (dynamic
Gambar 3-5. Faktor pembesaran perpindahan dinamik dengan redaman dan frekwensi sebagai
parameter.
Dengan mensubstitusikan Pers.(3-24) dan turunan pertamanya ke dalam sisi kanan dari
Pers.(3-28), akan didapatkan
.. ..
u vg
Da [(1 2 ) 2 4 2 2 ]1 / 2 [1 4 2 2 ]1 / 2 (3-31)
..
vg
factor). Hubungan antara Da dan β diperlihatkan pada Gambar 3-6. Untuk β = √2, faktor
Gambar 3-6. Faktor perbesaran percepatan dinamik dengan peredam dan frekuensi sebagai
parameter
u(t) = exp (-ξωt)(A cos ωDt + B sin ωDt) + (αο/ω2)[1(2ξ)] cos ωt (3-32)
o 1
A B A
2 2 (1 2 )1 / 2
Gambar 3-7 secara skematis menunjukkan fluktuasi dari amplitudo getaran, yang
secara berangsur-angsur akan meningkat dengan bertambahnya waktu, dan mendekati
amplitudo pada kondisi tetap.
Tinjau respon dari suatu sistem SDOF dengan redaman yang mendapat pengaruh
gerakan tanah sembarang. Untuk menghitung respon dari sistem, gerakan tanah
diasumsikan sebagai suatu rangkaian penjumlahan beban impuls. Gaya luar efektif F(t)
yang disebabkan oleh gerakan tanah adalah (Gambar 3-8)
F(t) = -m ϋg (3-33)
Dengan mengambil F(t) sebagai suatu beban impuls yang diterapkan dalam suatu interval
waktu yang sangat kecil d, dan dari kondisi bahwa momentum mύ sama dengan beban
impuls F() d , maka akan didapat :
mύ = F(τ) dτ (3-34)
Persamaan ini berarti bahwa selama perubahan waktu dt beban impuls membuat
percepatan dari massa berubah menjadi F(τ) dτ/m. Oleh karena itu, solusinya diperoleh dari
kondisi batas :
Pers. (3-35) mewakili getaran sistem ketika diterapkan suatu beban impuls F(τ) =
-m.ϋg(τ). Ketika F(t) diberlakukan pada sistem secara menerus, getaran dari sistem
diperoleh dengan menjumlahkan Pers. (3-35) terhadap waktu τ, dan akan didapat :
t ..
1
u (t )
ωD v g ( ) exp[ω( t )] sin ω D ( t )d (3-36)
0
Persamaan ini disebut Integral Duhamel. Karena ξ << 1 pada sebagian besar struktur
bangunan gedung, harga (1 - ξ²)1/2 = 1.0 dan Pers. (3-36) dapat didekati dengan :
t
..
1
u(t)
ω v g ( τ) exp[ω( t τ)] sin ω( t τ)dτ (3-37)
0
Kecepatan dari sistem diperoleh dari turunan pertama Pers. (3-17). Dengan menggunakan
prosedur yang sama dalam menurunkan Pers. (3-36), maka didapat :
t ..
ú (t ) v g ( τ) exp[ξω(t τ)] cos[ω(t τ) ψ]d (3-38)
0
dimana
tan 1 (3-39)
(1 2 )1 / 2
Secara analog, percepatan absolut akan diperoleh dengan mengabaikan bagian kedua pada
sisi kanan Pers. (3-28), sehingga didapatkan :
.. t ..
ü v g ω v g ()exp[ξω(t τ)]sinω(t τ) dτ (3-40)
0
1 T
Sd Sυ Sυ υ max
2 (3-41)
Pada struktur dengan redaman, harga Sυ tidak sama tapi mendekati respon kecepatan
Sυ = υmax (3-43)
Sa disebut spektrum percepatan atau secara akurat disebut spektrum percepatan semu.
Jika beban gempa bekerja pada struktur, maka gaya geser dasar maksimum Vmax
adalah :
Vmax = m Sa (3-45)
Persamaan ini menunjukkan bahwa gaya geser dasar yang maksimum bisa dihitung jika
massa struktur dan spektrum percepatran diketahui. Dengan penggunaan Pers.(3-41)
sampai Pers. (3-44), harga-harga Sd, Sv, dan Sa, untuk suatu sistem SDOF yang mendapat
pengaruh gerakan gempa dapat digambarkan pada suatu diagram untuk masing-masing
kombinasi koefisien redaman dan waktu getar alami.
Gambar 3-9. Respon spektrum percepatan Sa dari komponen utara-selatan gempa El Centro 1940.
Untuk keperluan desain struktur, penggunaan spektrum respon yang umum lebih
dianjurkan dari pada menggunaan spektrum respon yang spesifik. Gambar 3-10 sampai
Gambar 3-12 menunjukan spektrum respon rata-rata yang dibuat oleh Housner (1959),
masing-masing untuk dua komponen dari empat gempa berbeda yang terekam di Amerika
Serikat. Seperti ditunjukkan Gambar 3-10, spektrum kecepatan hampir konstan untuk
periode getar alami yang lebih panjang. Spektrum percepatan menurun seiring
bertambahnya periode getar alami (Gambar 3-11), sedangkan spektrum perpindahan
meningkatkan sebanding dengan periode waktu alami (Gambar. 3-12).
Gambar 3-11. Spektrum respon rata-rata percepatan dari empat gempa di Amerika (Housner,
1959)
Gambar 3-12. Spektrum respon rata-rata perpindahan dari empat gempa di Amerika (Housner,
1959)
Untuk berbagai macam gempa, bentuk umum dari spektrum respon perpindahan (Sd),
Spektrum respon perpindahan, kecepatan, dan percepatan dapat diplot pada satu
diagram. seperti pada gambar 2-14. Pada diagram, absis mewakili periode getar alami
struktur dan ordinat mewakili spektrum kecepatan (Sv). Kedua sumbu mengunakan skala
logaritma. Spektrum perpindahan (Sd) dan spektrum percepatan (Sa) dibaca dari sumbu
yang bersudut - 45o dan + 45o terhadap sumbu x (absis ).Spektrum respon dari komponen
utara-selatan gempa El-Centro, California, diperlihatkan pada Gambar 3-14.
Gambar 3-14. Spektrum respon dari komponen utara-selatan gempa E1-Centro, California, 1940.
FI2 = m2 ü2
FI = m ϋ (3-49)
dimana FI = vektor gaya inersia, ϋ = vektor percepatan, dan m = matrik massa, yang
berturut-turut seperti ditunjukkan pada Gambar. 3-15b. Karena massa dari struktur
dipusatkan pada setiap lantai, maka matrik massa merupakan matriks diagonal. Gaya pegas
dan perpindahan yang terjadi pada masing-masing tingkat adalah :
dengan mensubstitusikan harga-harga ini ke dalam Pers. (3-50), akan diperoleh persamaan
(Gambar. 3-16) :
Gambar 3-16. Beban dan lendutan dari suatu sistem dengan dua derajad kebebasan
( a) Lendutan total. ( b) Dekomposisi dari lendutan.
FS = k u (3-54)
dimana FS = vektor gaya elastis, k = matrik kekakuan, dan u = vektor perpindahan. Pada
persamaan ini, matrik kekakuan k adalah matriks simetris.
Jika gaya redaman (viscous damping) diasumsikan sebanding dengan kecepatan, maka
didapatkan hubungan sbb. :
FD = c ύ (3-56)
F1 (t )
F(t) = (3-57)
F2 (t )
Dengan penggunaan Pers.(3-49), (3-54), (3-56) dan (3-57), persamaan gerak untuk sistem
dengan banyak derajad kebebasan (Multi Degrees of Freedom/MDOF) dapat ditulis sbb. :
FI + FD + FS = F(t) (3-58)
Jika percepatan tanah ϋg akibat gempa diberlakukan pada struktur, maka akan didapatkan
persamaan gerak dari untuk sistem MDOF sbb. :
m ϋ + c ύ + k u = -m 1 ϋg (3-60)
mϋ+ku=0 (3-61)
u = û sin ωt (3-62)
ϋ = - ω2 û sin ωt (3-63)
Dengan mensubstitusikan Pers. (3-62) dan (3-63) ke dalam Pers. (3-61), didapat :
k û – ω2 m û = 0 (3-64)
Pers. (3-64) disebut persamaan frekuensi yang berhubungan dengan frekuensi sirkular (ω)
dari sistem. Jika sistem mempunyai n derajat-derajat kebebasan, maka dengan
menggunakan Pers. (3-64) akan diperoleh n frekuensi getar alami dari sistem. Frekuensi
getar yang paling rendah dari sistem disebut frekuensi getar alami pertama (ω1). Untuk
sistem dengan dua derajat kebebasan, Pers. (3-64) menjadi :
Agar û mempunyai solusi nontrivial, maka determinan dari Pers. (3-65) harus nol :
k11 2 m1 k12
0 (3-66)
k 21 k 22 2 m2
(3-65), akan didapatkan perbandingan perpindahan û2/û1 secara unik untuk masing-masing
ω1 dan ω2 seperti ditunjukkan pada Gambar. 2-17. Ragam getar yang sesuai dengan ω1 dan
ω2 disebut ragam getar pertama dan ragam getar kedua dari sistem. Pada umumnya
perpindahan maksimum yang terjadi pada lantai atas atau lantai bawah ditetapkan sebagai
satu satuan untuk acuan.
Gambar 2-17. Ragam getar dari sistem dengan dua derajat kebebasan
(a) Ragam pertama, (b) Ragam kedua
Jika suatu sistem mempunyai N derajad kebebasan, ragam getar ke n (Φn) maka bentuk
ragam getar dari sistem dapat dituliskan sbb. :
1n û11
2n û22
. 1.
Φ = (3-68)
.
n
. ûkn
. .
Nn û Nn
k û n – ωn 2 m û n = 0 (3-70)
Dengan mengalikan Pers. (3-70) dengan transpos dari vektor ragam bentuk ke m ûm akan
diperoleh :
ûmT k ûn = ûnT k ûm
ûmT m ûn = ûnT m ûm
dan kemudian mengurangi Pers. ( 3-71) dari Pers. (3-72) akan memberikan :
ûnT m ûm = 0 (3-73)
Persamaan ini menunjukkan bahwa kedua vektor ragam bentuk ûn dan ûm bersifat
ortogonal terhadap matrik massa m. Dengan mensubstitusikan Pers. (3-73) ke dalam Pers.
(3-72) didapat :
ûnT k ûm = 0 (3-75)
Vektor ragam bentuk juga bersifat ortogonal terhadap matrik kekakuan k. Suatu sistem
dengan N derajad kebebasan mengandung N ragam bentuk yang terpisah. Sembarang
perpindahan u dari sistem dapat ditulis sebagai penjumlahan dari vektor ragam bentuk ke n
(Φn) dikalikan dengan suatu amplitudo Yn ( Gambar. 3-18) :
N
u= Φn Y n (3-76)
n 1
v=ΦY (3-77)
Vektor Y disebut vektor koordinat umum atau koordinat normal sistem. Dengan
mengalikan persamaan (3-77) dengan ΦnT m dan menggunakan kondisi ortogonalitas
pada Pers. (3-73), maka amplitudo yang sesuai dengan ragam bentuk ke n (Yn) dapat
diturunkan sbb. :
m1Φ11u1 m2 Φ 21u 2
Y1 = 2 (3-80)
m1Φ11 m2 Φ 221
m1Φ12 u1 m2 Φ 22 u 2
Y2 = 2
m1Φ12 m2 Φ 222
ϋ dan ύ dapat juga dinyatakan dengan menggunakan koordinat normal karena u kini
dinyatakan seperti di Pers. (3-76). Ketika persamaan untuk getaran paksa [Pers.(3-60)]
dipecahkan berkenaan dengan koordinat normal, sebelah kanan persamaan juga harus
dinyatakan dengan koordinat ini juga. Pertama, suatu unit vektor 1 dirumuskan sbb. :
N
1= Φn βn (3-81)
n 1
atau 1 = Φ β (3-82)
Pada sistem dengan dua derajat kebebasan dan dengan mengacu pada Gambar 3.19, Pers.
3.82 dapat ditulis :
1 = Φ1 β1 + Φ2 β2 (3-83)
Φ Tn m1
miΦin
i 1
βn (3-85)
Φ Tn mΦ n N
2
mi Φin
i 1
β1 mewakili pengaruh relatif dari ragam bentuk ke n pada seluruh getaran dari sistem, dan
disebut sebagai earthquake-participation faktor untuk ragam ke-n.
Jika kondisi ortogonalitas diasumsikan berlaku pada matrik redaman c maka ΦTmΦ,
ΦTkΦ, dan ΦTcΦ akan menjadi matrik diagonal. Oleh karena itu Pers. (3-88) dapat
diuraikan menjadi persamaan-persamaan yang lepas sbb. :
ΦnTmΦnΫn + ΦnTcΦnỲn + ΦnTkΦnYn = 0 (3-89)
Mn = ΦnTmΦn
Cn =ΦnTcΦn
Kn = ΦnTkΦnYn
Mn, Cn, dan Kn disebut massa umum, koefisien redaman umum, dan konstanta pegas
umum dari ragam ke n. Pers. (3-90) dapat juga ditulis :
Kn Cn
ωn 2 ξn
Mn 2M n n
Biasanya persamaan gerak dari suatu sistem dengan n derajad kebebasan dirubah untuk
menjadi n persamaan gerak yang terlepas dengan acuan koordinat normal. Karena Pers. (3-
91) identik dengan persamaan gerak dari sistem SDOF, maka dalam memecahkan sistem
dengan n derajad kebebasan terhadap pengaruh getaran bebas ekuivalen dengan pemecahan
sistem SDOF untuk getaran bebas, kemudian menggabungkan persamaan-persaman lepas
mereka sesuai dengan pengaruh. Teknik penyelesaian sistem MDOF dengan cara ini
disebut analisis ragam (modal analysis).
Dalam menganalisa sistem MDOF yang terkait dengan gerakan tanah, teknik ini lebih
efektif dari pada pengintegralan langsung dari Pers. (3-60). Mensubstitusikan Pers. (3-77)
dan (3-82) ke dalam Pers. (3-60) dan menggunakan prosedur untuk menganalisa sistem
MDOF terhadap pengaruh getaran bebas, akan didapatkan :
Dengan menetapkan
Yn = βn Yno (3-93)
N
u φ n β n Yno
n 1 (3-95)
N
φ nβ n
ύ n 1 Ỳno (3-96)
N ..
φ n β n Y no
ϋ n 1 (3-97)
dengan mengubah ϋg menjadi bentuk vektor dengan menggunakan Pers. (3-81) dan
mensuperposisikannya ke dalam Pers. (3-97), akan diperoleh :
N
ϋ + 1 ϋg φ n βn ( Ϋno + ϋg ) (3-98)
n 1
bagian kedua pada sisi kiri dari Pers. (3-94) jauh lebih kecil dari bagian pertama, sehingga
dapat diabaikan :
N
ϋ + 1 ϋg φ n βn ωn2 Yno (3-100)
n 1
Solusi dari Pers. (3-94) untuk gerakan tanah non-steady-state dapat diturunkan dari Pers.
(3-36) :
t
1
Yno = ω Dn vg () exp[ ξω n (t τ)] sinω Dn (t τ)d (3-101)
0
Nilai-nilai ekstrim dari banyak ragam getar tidak dapat terjadi secara bersamaan, dan dapat
mempunyai tanda yang berbeda. Pendekatan terbaik untuk memperkirakan respon yang
maksimum dari sistem adalah adalah dengan mengkombinasi nilai-nilai ekstrim dari semua
ragam yang ditinjau. Diantara banyak pendapat untuk evaluasi probabilitas respon
maksimum, yang paling populer adalah metode akar jumlah kuadrat (root-sum-square
method). Dalam metode ini perpindahan maksimum adalah :
N N
V mi ( ϋi + ϋg ) = M n (Ϋno + ϋg) (3-103)
i 1 i 1
Substitusi Per.(3-99), (3-100), dan (3-85) ke dalam persamaan di atas, akan didapatkan :
2
N
mi in
i 1
Mn (3-104)
N
mi in
2
i 1
kemudian :
mi in
Fin Vn
N
(3-107)
mi in
i 1
Dengan menggunakan Per. (3-95) didapatkan suatu persamaan untuk perpindahan pada
tingkat ke i yang disebabkan oleh ragam getar ke n :
Fin
uin (3-109)
n 2 mi