Pendahuluan
Latar Belakang
Perkembangan industri yang semakin meningkat, menimbulkan dampak negatif
berupa krisis lingkungan dan energi. Para pelaku industri dituntut untuk meningkatkan
tanggung jawabnya terhadap konservasi lingkungan. Dalam sektor industri, pengendalian
pencemaran akibat limbah industri merupakan salah satu masalah yang perlu ditanggulangi
bagi setiap negara berkembang yang akan masuk ke era industrialisasi (Kristanto 2009:2).
Dalam kegiatan proses produksi dan jasa, prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
terintegrasi dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (SML), 5R, efisiensi energi,
konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab
terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi (The Earth Summit) di Rio de Janeiro,
Brazil, tahun 1992. Wujud nyata dari pembangunan berkelanjutan adalah Ekonomi Hijau
(Green Economy), yang merupakan paradigma pembangunan yang berlandaskan efisiensi
pemanfaatan sumberdaya, pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan serta internalisasi
biaya-biaya lingkungan dan sosial. Untuk mewujudkan Ekonomi Hijau (GreenEconomy)
tersebut, diperlukan suatu panduan dasar agar kegiatan bisnis-khususnya pada sektor
industrisenantiasa akrab dengan lingkungan. SML dikembangkan sebagai panduan dasar
dalam pengelolaan lingkungan.
Program-program terkait dengan SML di perusahaan dirancang agar dapat memenuhi
keperluan masa kini, serta dapat dikembangkan untuk keperluan masa depan. Untuk
menjadikan pengelolaan lingkungan sebagai salah satu bidang operasional yang penting
dalam menciptakan suatu kondisi lingkungan yang sesuai untuk kehidupan di muka bumi,
maka dilakukan penggabungan standar pengelolaan lingkungan ke dalam ISO (International
Organization for Standardization), yang selanjutnya dikenal dengan ISO 14001 (Kristanto
2009:331).
Penerapan ISO 14001 memberikan banyak manfaat terhadap perusahaan, diantaranya
meningkatkan kinerja lingkungan, mengurangi biaya dan meningkatkan akses pasar. PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang (PT Pusri Palembang) merupakan pabrik urea pertama di
Indonesia yang telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO
14001:2004 dari Badan Sertifikasi PT SGS Indonesia sejak tahun 1997 (Certificate No. LP-
127-IDN); Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dari Badan Sertifikasi PT SGS
Indonesia sejak tahun 1995 (Certificate No. ID03/0303); Sertifikat Management Laboratory
ISO 1702 5 dari Badan Sertifikasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) tahun 2002, yang
sebelumnya dikeluarkan oleh NATA-Australia (Certificate No. LK-058-IDN, Certificate No.
LP-127-IDN); Sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dari
Departemen Tenaga Kerja; Sertifikat untuk Kapal Milik, 8 Kapal Milik sudah mendapat
Sertifikat Permanen dari PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sejak tahun 2005; Sertifikat
Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Produk Utama (NH & Urea butiran) dan Produk
Samping (CO, N dan O) dari Badan Sertifikasi Ls-Pro Departemen Perindustrian.
Perumusan Masalah
Setelah hampir enam belas tahun (1997-2013) PT Pusri Palembang menerapkan SML
ISO 14001, sejauh mana efektivitas penerapan SML ISO 14001 di PT Pusri Palembang.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan SML ISO 14001 di
PT Pusri Palembang, khususnya kebijakan lingkungan dan pengelolaan aspek lingkungan
penting meliputi penampungan larutan urea, bak penampung limbah: Minimisasi Pengelolaan
Air Limbah (MPAL), penggunaan energi (gas alam dan listrik) dan penggunaan air.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan evaluasi pelaksanaan dan
penerapan SML ISO 14001 serta kebijakan secara umum bagi PT Pusri Palembang. Selain
itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber pengetahuan dan
penyediaan informasi tentang pelaksanaan penerapanSML ISO 14001 di PT Pusri Palembang
dan secara umum berguna bagi perkembangan pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh
kalangan industri pupuk.
4. Penggunaan Air
Potensi ketersediaan air bersih di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung berkurang
akibat rusaknya daerah tangkapan air dan pencemaran lingkungan yang diperkirakan sebesar
15-35% per kapita per tahun (Karliansyah dan Reliantoro 2012: 96).
Oleh sebab itu diperlukan konservasi air. Berdasarkan hal tersebut, Sungai Musi
sebagai sumber kebutuhan air baku PT Pusri Palembang perlu dijaga kelestariannya. Metode
yang digunakan dalam konservasi air pada PT Pusri Palembang adalah pengukuran back
wash sand filter dan pemanfaatan treated water, yang kemudian dibandingkan dengan
besarnya produksi. Metode ini mengacu pada SNI 06-6989 mengenai Air dan Air Limbah.
Kebijakan Lingkungan
Berdasarkan ISO 14001 pada Klausul 4.2 Kebijakan Lingkungan disebutkan bahwa:
“Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa
kebijakan dalam ruang lingkup sistem manajemen lingkungannya…”
Dari hasil pengkajian untuk Klausul 4.2 Kebijakan Lingkungan telah sesuai dengan
standar ISO 14001, dimana kebijakan lingkungan tersebut mencakup komitmen pucuk
pimpinan dan tiga komitmen fundamental ISO 14001. Seluruh poin yang disebutkan dalam
ISO 14001 tercantum dalam kebijakan lingkungan PT Pusri Palembang. Hal ini dapat dilihat
pada Lampiran 1. Dengan demikian menunjukkan komitmen pucuk pimpinan perusahaan
untuk pencegahan polusi, penaatan terhadap undang-undang yang berlaku dan perbaikan
berkesinambungan. Kebijakan lingkungan juga telah didokumentasikan, diterapkan,
dipelihara, dikomunikasikan kepada seluruh karyawan PT Pusri Palembang dan terbuka
untuk umum.
Berdasarkan hasil pengujian kualitas limbah cair, diketahui bahwa kadar seluruh
parameter air limbah yang diuji masih berada dibawah NAB dan BMLC sehingga sesuai
dengan Pergub Sumatera Selatan No. 18 tahun 2005.
Setelah dilakukan kajian melalui telaah dokumen, dapat disimpulkan bahwa
penerapan SML ISO 14001 pada ALP bak penampung limbah (MPAL) sudah sepenuhnya
efektif karena telah sesuai dengan standar SML ISO 14001, dimana tersedia prosedur serta
rekaman kegiatan dengan ALP tersebut. Program yang dibuat dengan menggunakan fasilitas
dan teknologi yang sesuai, membuat tujuan dan sasaran tercapai, sehingga memenuhi
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Kondisi yang telah baik dan sesuai dengan
standar SML ISO 14001 ini dapat ditingkatkan lagi apabila wetland yang tidak berfungsi
sejak 2011 dapat difungsikan kembali. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai tanaman penyerap limbah yang lebih baik dari eceng gondok untuk digunakan pada
wetland.
3. Penggunaan Energi (Gas Alam dan Listrik)
Tabel 3
Program, tujuan dan sasaran konservasi energi
Tabel 4
Kegiatan efisiensi energi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Gambar 9 Efisiensi energy PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Saran
1. Perlu dilakukan pemeliharaan terhadap Kebijakan Lingkungan PT Pusri Palembang agar
sepenuhnya efektif dan sesuai dengan persyaratan SML ISO 14001
2. Perlu dilakukan pemeliharaan terhadap Prosedur Penetapan Aspek Lingkungan Penting PT
Pusri Palembang agar tetap efektif dan sesuai dengan persyaratan SML ISO 14001.
a. Pengelolaan penampungan larutan urea yang telah efektif, harus dipelihara (maintain)
dan bila memungkinkan ditingkatkan lagi.
b. Pengelolaan bak penampung limbah (MPAL) dapat ditingkatkan lagi apabila wetland
yang tidak berfungsi sejak 2011 dapat difungsikan kembali. Selain itu, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai tanaman penyerap limbah yang lebih baik dari eceng
gondok.
c. Pengelolaan penggunaan energi (gas alam dan listrik) yang belum sepenuhnya efektif,
perlu ditinjau kembali mengenai program lingkungannya, agar tujuan dan sasaran dapat
terpenuhi serta sesuaidengan peraturan dan perundang-undangan.
d. Pengelolaan penggunaan air yang telah efektif, harus dipelihara (maintain) dan bila
memungkinkan ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI 06-6989 Air dan Air Limbah. Jakarta (ID).
Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI 19-14004-2005. Sistem manajemen lingkungan-
Persyaratan panduan penggunaan. Jakarta (ID).
Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI 19-14004-2005. Sistem manajemen lingkungan-
Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung,Jakarta (ID).
Fandeli C, Utami RN, Nurmansyah S. 2008. Audit Lingkungan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Gasperz, Vincent. 2012. Three in One ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001. Bogor:
Vinchristo Publication
Ginting, Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri.Bandung:
Yrama Widya
Gubernur Sumatera Selatan. 2005. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 18 tahun
2005 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Pertambangan,
Domestik. Sumatera Selatan (ID).
Gubernur Sumatera Selatan. 2012. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 8 tahun
2012 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Hotel, Rumah Sakit,
Domestik dan Pertambangan Batubara. Sumatera Selatan (ID).
Hadiwiardjo, B. H. 1997. Panduan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Karliansyah MR, Reliantoro S. 2012. The Gold for Green. Jakarta: Kementrian Lingkungan
Hidup
Kristanto, Philip. 2009. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.
Kementerian Lingkungan Hidup. Sertifikasi ISO 14001. http://www.menlh.go.id
[18 Februari 2013]
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1995. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagiKegiatan Industri. Jakarta
(ID).
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 122 tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup. Jakarta (ID).
Presiden Republik Indonesia. 2006. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun
2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Jakarta (ID).
Suharto, Ign. 2011. Limbah kimia dalam pencemaran udara dan air. Yogyakarta: CV. Andi
Offset
Sumahamijaya I. 2009. Gas Alam Akan Habis 60 Tahun Lagi. Majari Magazine
[majarimagazine.com]
Tunggal AW. 2013. Pengantar Audit Operasional dan Audit Lingkungan. Jakarta: Harvarindo
Tunggal AW. 2013. Pengantar Audit Operasional dan Audit Lingkungan. Jakarta: Harvarindo