Anda di halaman 1dari 19

I.

Pendahuluan
Latar Belakang
Perkembangan industri yang semakin meningkat, menimbulkan dampak negatif
berupa krisis lingkungan dan energi. Para pelaku industri dituntut untuk meningkatkan
tanggung jawabnya terhadap konservasi lingkungan. Dalam sektor industri, pengendalian
pencemaran akibat limbah industri merupakan salah satu masalah yang perlu ditanggulangi
bagi setiap negara berkembang yang akan masuk ke era industrialisasi (Kristanto 2009:2).
Dalam kegiatan proses produksi dan jasa, prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
terintegrasi dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (SML), 5R, efisiensi energi,
konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab
terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi (The Earth Summit) di Rio de Janeiro,
Brazil, tahun 1992. Wujud nyata dari pembangunan berkelanjutan adalah Ekonomi Hijau
(Green Economy), yang merupakan paradigma pembangunan yang berlandaskan efisiensi
pemanfaatan sumberdaya, pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan serta internalisasi
biaya-biaya lingkungan dan sosial. Untuk mewujudkan Ekonomi Hijau (GreenEconomy)
tersebut, diperlukan suatu panduan dasar agar kegiatan bisnis-khususnya pada sektor
industrisenantiasa akrab dengan lingkungan. SML dikembangkan sebagai panduan dasar
dalam pengelolaan lingkungan.
Program-program terkait dengan SML di perusahaan dirancang agar dapat memenuhi
keperluan masa kini, serta dapat dikembangkan untuk keperluan masa depan. Untuk
menjadikan pengelolaan lingkungan sebagai salah satu bidang operasional yang penting
dalam menciptakan suatu kondisi lingkungan yang sesuai untuk kehidupan di muka bumi,
maka dilakukan penggabungan standar pengelolaan lingkungan ke dalam ISO (International
Organization for Standardization), yang selanjutnya dikenal dengan ISO 14001 (Kristanto
2009:331).
Penerapan ISO 14001 memberikan banyak manfaat terhadap perusahaan, diantaranya
meningkatkan kinerja lingkungan, mengurangi biaya dan meningkatkan akses pasar. PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang (PT Pusri Palembang) merupakan pabrik urea pertama di
Indonesia yang telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO
14001:2004 dari Badan Sertifikasi PT SGS Indonesia sejak tahun 1997 (Certificate No. LP-
127-IDN); Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dari Badan Sertifikasi PT SGS
Indonesia sejak tahun 1995 (Certificate No. ID03/0303); Sertifikat Management Laboratory
ISO 1702 5 dari Badan Sertifikasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) tahun 2002, yang
sebelumnya dikeluarkan oleh NATA-Australia (Certificate No. LK-058-IDN, Certificate No.
LP-127-IDN); Sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dari
Departemen Tenaga Kerja; Sertifikat untuk Kapal Milik, 8 Kapal Milik sudah mendapat
Sertifikat Permanen dari PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sejak tahun 2005; Sertifikat
Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Produk Utama (NH & Urea butiran) dan Produk
Samping (CO, N dan O) dari Badan Sertifikasi Ls-Pro Departemen Perindustrian.

Perumusan Masalah
Setelah hampir enam belas tahun (1997-2013) PT Pusri Palembang menerapkan SML
ISO 14001, sejauh mana efektivitas penerapan SML ISO 14001 di PT Pusri Palembang.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan SML ISO 14001 di
PT Pusri Palembang, khususnya kebijakan lingkungan dan pengelolaan aspek lingkungan
penting meliputi penampungan larutan urea, bak penampung limbah: Minimisasi Pengelolaan
Air Limbah (MPAL), penggunaan energi (gas alam dan listrik) dan penggunaan air.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan evaluasi pelaksanaan dan
penerapan SML ISO 14001 serta kebijakan secara umum bagi PT Pusri Palembang. Selain
itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber pengetahuan dan
penyediaan informasi tentang pelaksanaan penerapanSML ISO 14001 di PT Pusri Palembang
dan secara umum berguna bagi perkembangan pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh
kalangan industri pupuk.

Ruang Lingkup Penelitian


Kegiatan penelitian mengenai kajian efektivitas penerapan SML ISO 14001 di PT
Pusri Palembang meliputi penelusuran elemen-elemen SML perusahaan dalam
mengendalikan aspek lingkungan penting.
II. Tinjauan Pustaka
Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001
Peningkatan sektor ekonomi khususnya industri, secara tidak langsung akan
meningkatkan masalah pencemaran lingkungan. Permasalahan pencemaran lingkungan akibat
kegiatan industri, mewajibkan para pelaku industri untuk meninjau kembali sistem
pengelolaan lingkungan yang diterapkan demi keberlangsungan kegiatan industri tersebut.
Penanganan masalah pencemaran lingkungan harus dilakukan secara komprehensif, mulai
dari bahan baku hingga produk yang tidak digunakan lagi. Seluruh kegiatan yang
menimbulkan dampak dalam kegiatan industri tentunya dapat cepat dicegah dengan adanya
penanganan yang komprehensif. Hal ini mendorong agar industri mengintegrasikan SML
dalam kegiatan industri tersebut.
Berdasarkan SNI 19-14001-2005 yang diadopsi dari ISO 14001:2004, Sistem
Manajemen Lingkungan (SML) merupakan bagian sistem manajemen organisasi yang
digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan lingkungan dan mengelola
aspek lingkungannya. Sistem manajemen mencakup struktur organisasi, kegiatan
perencanaan, pertanggungjawaban, praktek, prosedur, proses dan sumberdaya. Dalam SML
ISO 14001 terdapat lima prinsip utama, yaitu (1) Kebijakan Lingkungan, (2) Perencanaan, (3)
Penerapan dan Pengoperasian, (4) Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi, (5) Kaji Ulang
Manajemen.

Aspek Lingkungan Penting


Berdasarkan SNI 19-14001-2005 yang diadopsi dari ISO 14001:2004, Aspek
lingkungan adalah unsur kegiatan atau produk atau jasa organisasi yang dapat berinteraksi
dengan lingkungan. Dampak lingkungan adalah setiap perubahan pada lingkungan, baik yang
merugikan atau bermanfaat, yang keseluruhannya ataupun sebagian disebabkan oleh aspek
lingkungan organisasi.
Dalam menentukan evaluasi tingkat kepentingan pada aspek lingkungan, dibutuhkan
penerapan analisa teknik dan penilaian oleh organisasi. Penggunaan kriteria dapat membantu
organisasi dalam menetapkan aspek lingkungan dan dampak terkait yang dianggap penting.
Pada saat menetapkan kriteria untuk tingkat kepentingan aspek lingkungan, organisasi
sebaiknya mempertimbangkan kriteria lingkungan (skala, jenis, lamanya dampak, ukuran dan
frekuensi aspek lingkungan), persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan pandangan
dari pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Penampungan Larutan Urea


Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam unit, yaitu: Sintesa Unit, Purification
Unit, Crystallization Unit, Prilling Unit, Recovery Unit dan Condensat Processing Treatment
Unit. Setelah melewati Purification Unit (pada tahap kedua), larutan urea akan ditampung
sementara pada tangki karbamat sebelum akhirnya masuk ke Crystallization Unit dan
seterusnya. Penampungan larutan urea menjadi salah satu aspek lingkungan penting pada PT
Pusri Palembang, karena mengandung amoniak dan pada keadaan tidak normal (trouble)
dapat menyebabkan pencemaran air.
Pemantauan terhadap penampungan larutan urea dilakukan dalam keadaan tidak
normal (trouble) dimana terjadi kelebihan larutan urea dibandingkan kapasitas tanki,
sehingga larutan urea tumpah dan mengalir ke kanal. Pemantauan dilakukan dengan cara
sampling larutan urea pada kanal, kemudian dianalisa di laboratorium. Metode yang
digunakan adalah metode analisa limbah cair yang tertera pada SNI 06-6989 menggunakan
spektrofotometer. Sedangkan metode yang digunakan untuk perhitungan NHdi udara
menggunakan drager, impinger dan amoniak detector.

2. Bak Penampung Limbah (Minimasi Pemisah Air Limbah)


Pada umumnya dunia industri menghasilkan produk, limbah kimia dan hasil samping.
Limbah kimia dihasilkan oleh hampir seluruh cabang industri modern, dan diantaranya
merupakan limbah kimia bahan berbahaya dan beracun (limbah kimia B3) yang memerlukan
perlakuan sangat khusus (Suharto 2011:62).
Berdasarkan Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri, limbah cair adalah wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang
dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Pemantauan
beban pencemaran limbah cair oleh PT Pusri Palembang dilakukan dengan cara sampling
limbah cair sebanyak dua kali sehari pada dua puluh titik di area pabrik. Sample limbah cair
kemudian dibawa ke laboratorium yang berada di kantor Lingkungan Hidup untuk dianalisa.
Parameter yang diuji adalah COD, TSS, minyak dan lemak, NH-N, TKN, pH,
temperatur dan debit. Metode pengujian sample yang digunakan mengacu pada SNI 06-6989
mengenai Air dan Air Limbah.

3. Penggunaan Energi (Gas Alam dan Listrik)


Dalam Kebijakan Energi Nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 5
tahun 2006 salah satu kebijakan utamanya adalah koservasi energi. Menurut Fandeli et al.
2008:178 dalam buku Audit Lingkungan, “Dalam hal sumberdaya energi, konservasi diartikan
sebagai penyimpanan atau kekekalan energi (conservation of energy).”
Penyediaan dan konservasi energi listrik untuk kebutuhan listrik PT Pusri Palembang
dilaksanakan dan dikelola oleh PT Pusri Palembang sendiri. Energi listrik yang dihasilkan,
digunakan sendiri untuk kebutuhan pengoperasian pabrik, dan kelebihannya disalurkan ke
Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Berbeda dengan energi listrik, penyediaan dan konservasi gas untuk kebutuhan gas
alam PT Pusri Palembang dikelola oleh Pertamina. Gas alam ini diperoleh dari daerah
pengeboran Pertamina wilayah II di lapangan Prabumulih dan sekitarnya (dulu dari daerah
pengeboran PT Stanvac Indonesia di Pendopo, Rambutan dan sekitarnya), melalui pipa-pipa
sepanjang lebih dari 100 km, gas alam itu dialirkan ke pabrik PT Pusri Palembang.
Penggunaan SDA ini diatur dalam RKAP PT Pusri Palembang 2011/2012 tentang Rasio gas
bumi per ton amoniak dan Rasio gas bumi per ton urea.

4. Penggunaan Air
Potensi ketersediaan air bersih di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung berkurang
akibat rusaknya daerah tangkapan air dan pencemaran lingkungan yang diperkirakan sebesar
15-35% per kapita per tahun (Karliansyah dan Reliantoro 2012: 96).
Oleh sebab itu diperlukan konservasi air. Berdasarkan hal tersebut, Sungai Musi
sebagai sumber kebutuhan air baku PT Pusri Palembang perlu dijaga kelestariannya. Metode
yang digunakan dalam konservasi air pada PT Pusri Palembang adalah pengukuran back
wash sand filter dan pemanfaatan treated water, yang kemudian dibandingkan dengan
besarnya produksi. Metode ini mengacu pada SNI 06-6989 mengenai Air dan Air Limbah.

III. Metode Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di PT Pusri Palembang pada unit kerja Lingkungan
Hidup. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara menelaah dokumen SML PT Pusri
Palembang, mempelajari penerapan SML ISO 14001 di lapangan, kemudian mengkaji sejauh
mana efektivitas penerapan SML ISO 14001 di PT Pusri Palembang. Tahapan yang dilakukan
pada penelitian ini adalah:
1. Mempelajari muatan setiap klausul atau elemen SML ISO 14001
2. Mempelajari implementasi klausul 4.2 Kebijakan Lingkungan di lapangan dan
membandingkan dengan SNI 19-14001-2005.
3. Mempelajari aspek lingkungan untuk mengetahui dampak lingkungan dari suatu kegiatan,
produk atau jasa.
4. Mempelajari implementasi sistem dengan cara menelaah elemen-elemen manajemen
untuk setiap aspek, seperti: a.Prosedur; b.Rekaman; c.Kompetensi SDM; d.Fasilitas,
e.Pedoman atau referensi perundangan; f.Program; g.Teknologi.
5. Mempelajari efektivitas implementasi SML dari proses, pencapaian dan hasil.
Untuk melihat efektivitas SML dapat menggunakan diagram kesesuaian efektivitas,
seperti:

Gambar 1 Diagram Kesesuaian Efektivitas


Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Personal Computer (PC) atau laptop
yang dilengkapi Microsoft Excel untuk mengolah data yang diperoleh serta penyusunan
laporan hasil penelitian, kamera digital, alat tulis kerja dan buku-buku referensi.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain Data Primer yang didapat
melalui observasi lapang dan kuisoner; dan Data Sekunder yaitu Dokumen SML ISO
14001:2004, Peraturan Perundangan dan Persyaratan lain, Dokumen Pengoperasian Pabrik
dan Prosedur Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah ada sebelumnya, dan Dokumen
AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL) PT Pusri Palembang. Seluruh dokumen
tersebut digunakan sebagai petunjuk dalam mempelajari penerapan SML ISO 14001 di PT
Pusri Palembang, sedangkan observasi lapang dan kuisoner dilakukan untuk mengetahui
efektivitas penerapan SML ISO 14001 di PT Pusri Palembang.

Prosedur Analisis Data


Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi, sehingga prosedur analisis data
dilakukan dengan cara mengkaji efektivitas dari penerapan SML ISO 14001 PT Pusri
Palembang, agar dapat diketahui kinerja SML ISO 14001 yang tengah berjalan di PT Pusri
Palembang. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pengumpulan
data dan pengkajian efektivitas penerapan SML ISO 14001 yang mengacu pada Kerangka
Pemikiran.
Tahap pertama adalah mempelajari muatan setiap klausul atau elemen SML ISO
14001. Tahap berikutnya mempelajari penerapan klausul kebijakan lingkungan di lapangan
dan membandingkan dengan SNI 19-14004-2005. Selanjutnya mengkaji aspek lingkungan
serta penerapan sistem dengan cara menelaah elemen-elemen manajemen untuk setiap aspek.
Tahap terakhir adalah mengkaji efektivitas penerapan SML ISO 14001. Jika efektivitas
penerapan SML ISO 14001 telah sesuai, maka dilakukan pemeliharaan; sedangkan jika
efektivitas penerapan SML ISO 14001 tidak sesuai, maka dilakukan pengkajian ulang
terhadap elemenelemen manajemen serta rekomendasi tindakan koreksi.

Gambar 2 Kerangka Pemikiran


IV. Hasil dan Pembahasan

Kebijakan Lingkungan
Berdasarkan ISO 14001 pada Klausul 4.2 Kebijakan Lingkungan disebutkan bahwa:
“Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa
kebijakan dalam ruang lingkup sistem manajemen lingkungannya…”
Dari hasil pengkajian untuk Klausul 4.2 Kebijakan Lingkungan telah sesuai dengan
standar ISO 14001, dimana kebijakan lingkungan tersebut mencakup komitmen pucuk
pimpinan dan tiga komitmen fundamental ISO 14001. Seluruh poin yang disebutkan dalam
ISO 14001 tercantum dalam kebijakan lingkungan PT Pusri Palembang. Hal ini dapat dilihat
pada Lampiran 1. Dengan demikian menunjukkan komitmen pucuk pimpinan perusahaan
untuk pencegahan polusi, penaatan terhadap undang-undang yang berlaku dan perbaikan
berkesinambungan. Kebijakan lingkungan juga telah didokumentasikan, diterapkan,
dipelihara, dikomunikasikan kepada seluruh karyawan PT Pusri Palembang dan terbuka
untuk umum.

Penetapan Aspek Lingkungan Penting


Dari hasil pengkajian untuk penerapan klausul 4.3.1 Aspek Lingkungan telah sesuai
dengan standar ISO 14001. Hal ini dapat dilihat dari adanya dokumen induk dan dokumen
terkendali mengenai prosedur penetapan aspek lingkungan dengan nomor dokumen No.2
SML 014. Dokumen tersebut memiliki judul, nomor dokumen, penanggung jawab, tanggal
penerbitan dan tanggal revisi yang selalu diperbaharui sesuai dengan perubahan terakhir dan
dapat diakses oleh seluruh unit kerja penerap sesuai dengan kepentingannya.
Selain itu, dokumen yang diterbitkan juga telah disetujui pada tanggal 5 Juli 2011
oleh Manajer K3&LH selaku penanggung jawab. Salinan asli prosedur penetapan aspek
lingkungan PT Pusri Palembang dapat dilihat pada Lampiran 2.
Prosedur penetapan Aspek Lingkungan Penting (ALP) juga telah dijelaskan secara
rinci, dimana penetapannya memiliki ketentuan umum. Berdasarkan prosedur penetapan ALP
yang ada, diketahui bahwa terdapat empat ALP pada PT Pusri Palembang, yaitu
penampungan larutan urea, bak penampung limbah (Minimasi Pemisah Air Limbah),
penggunaan energi (gas alam dan listrik) dan penggunaan air. Rekaman penetapan ALP,
kriteria evaluasi, skala dampak dan kriteria penilaian ALP PT Pusri Palembang dapat dilihat
pada Lampiran 3 - 6.

1. Penampungan larutan urea


Penampungan larutan urea menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran
air dan pencemaran udara. Berdasarkan hal tersebut, maka PT Pusri Palembang
mengeluarkan Kebijakan Konservasi Air dan Kebijakan Pengurangan Pencemaran
Udara yang dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8.
Tabel 1
Kadar amoniak (NH3) pada kanal dari penampungan larutan urea
Gambar 3 Kadar amoniak (NH3) dari penampungan larutan urea

Gambar 4 Beban pencemaran amoniak (NH3) dari penampungan larutan urea


Gambar 5 Hasil pengujian kualitas udara emisi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Berdasarkan hasil pengujian kualitas udara emisi, diketahui bahwa:


1. Konsentrasi (kadar) gas (NO dan SO) dan partikel dari sumber (emisi) Waste Heat Boiler,
Package Boiler dan Primary Reformer Pusri IB danPusri II masih di bawah Baku Mutu
Emisi (Kep. 133/MENLH/2004 lampiran II A)
2. Konsentrasi (kadar) amoniak dan debu urea dari sumber emisi Prilling Tower Pusri IB dan
Pusri II masih di bawah Baku Mutu Emisi (Kep. 133/MENLH/2004 lampiran II A)
3. Konsentrasi (kadar) gas (NOdan SO) dan partkel dari sumber (emisi) Waste Heat Boiler,
Package Boiler dan Primary Reformer Pusri III danPusri IV masih di bawah Baku Mutu
Emisi (Kep. 133/MENLH/2004 lampiran II A)
4. Konsentrasi (kadar) amoniak dan debu urea dari sumber emisi Prilling Tower Pusri III dan
Pusri IV masih di bawah Baku Mutu Emisi (Kep.133/MENLH/2004 lampiran II A)
Setelah dilakukan kajian melalui telaah dokumen, dapat disimpulkan bahwa
penerapan SML ISO 14001 pada ALP penampungan larutan urea sudah sepenuhnya efektif
karena telah sesuai dengan standar SML ISO 14001, dimana tersedia prosedur serta rekaman
kegiatan dengan ALP tersebut. Program yang dibuat dengan menggunakan fasilitas dan
teknologi yang sesuai, membuat tujuan dan sasaran tercapai, sehingga memenuhi peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku. Kondisi yang telah baik dan sesuai dengan standar
ISO SML 14001 ini harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

2. Bak Penampung Limbah (Minimasi Pemisah Air Limbah)


Pengolahan limbah cair pada PT Pusri Palembang dilakukan dengan
mengoperasikan beberapa unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), mendaur
ulang atau mengolah agar memenuhi Baku Mutu Limbah Cair yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah melalui Keputusan Menteri N0.122/2004. Sistem pengolahan limbah
cair secara terpadu terdiri dari Unit Pemisah Minyak, Unit Daur Ulang Limbah
Amoniak dan Urea, Unit Pengolah Limbah Cair dan Unit Pengolahan Limbah Aerasi.
Diagram pengolahan limbah PT Pusri Palembang dapat dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 2
Hasil Perhitungan Beban Pencemaran Outlet Kolam

Gambar 6 Penurunan beban limbah dengan penyempurnaan IPAL

Berdasarkan hasil pengujian kualitas limbah cair, diketahui bahwa kadar seluruh
parameter air limbah yang diuji masih berada dibawah NAB dan BMLC sehingga sesuai
dengan Pergub Sumatera Selatan No. 18 tahun 2005.
Setelah dilakukan kajian melalui telaah dokumen, dapat disimpulkan bahwa
penerapan SML ISO 14001 pada ALP bak penampung limbah (MPAL) sudah sepenuhnya
efektif karena telah sesuai dengan standar SML ISO 14001, dimana tersedia prosedur serta
rekaman kegiatan dengan ALP tersebut. Program yang dibuat dengan menggunakan fasilitas
dan teknologi yang sesuai, membuat tujuan dan sasaran tercapai, sehingga memenuhi
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Kondisi yang telah baik dan sesuai dengan
standar SML ISO 14001 ini dapat ditingkatkan lagi apabila wetland yang tidak berfungsi
sejak 2011 dapat difungsikan kembali. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai tanaman penyerap limbah yang lebih baik dari eceng gondok untuk digunakan pada
wetland.
3. Penggunaan Energi (Gas Alam dan Listrik)
Tabel 3
Program, tujuan dan sasaran konservasi energi

Gambar 7 Konsumsi energy pabrik amoniak tahun 2012


Gambar 8 Konsumsi energy pabrik urea tahun 2012

Tabel 4
Kegiatan efisiensi energi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Gambar 9 Efisiensi energy PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Gambar 10 Produksi dan penggunaan energy listrik PT Pupuk Sriwidjaja Palembang


tahun 2012

Setelah dilakukan kajian melalui telaah dokumen, dapat disimpulkan bahwa


penerapan SML ISO 14001 pada ALP penggunaan energi (gas alam dan listrik) belum
sepenuhnya efektif, karena program yang dibuat belum bisa memenuhi sasaran lingkungan
untuk mengurangi konsumsi gas bumi sebesar 5%. Namun dari segi persyaratan lain yaitu
prosedur kegiatan dengan ALP, rekaman, program, tujuan dan sasaran, teknologi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan telah sepenuhnya efektif. Kondisi ini
masih dapat ditingkatkan lagi dengan cara mengkaji ulang program lingkungan yang telah
ada, kemudian melakukan perbaikan agar sasaran lingkungan terpenuhi.
4. Penggunaan Air
Kebutuhan air baku PT Pusri Palembang berasal dari Sunga Musi, dimana 95%
digunakan untuk keperluan pabrik dan 5% digunakan untuk keperluan perkantoran dan
perumahan. Oleh sebab itu, PT Pusri Palembang berperan aktif dalam pelestarian Sungai
Musi dan selalumenjaga mutu air limbah dengan menaati baku mutu air limbah.
Penghematan pemakaian air terus ditingkatkan dengan memproduksi bersih dan konservasi
penggunaan air.
Tabel 5
Kegiatan penghematan air PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Gambar 11 Kegiatan penghematan air di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Setelah dilakukan kajian melalui telaah dokumen, dapat disimpulkan bahwa p


enerapan SML ISO 14001 pada ALP penggunaan air sudah efektif karena telah sesuai dengan
standar SML ISO 14001, dimana tersedia prosedur serta rekaman kegiatan dengan ALP
tersebut. Program yang dibuat dengan menggunakan fasilitas dan teknologi yang sesuai,
membuat tujuan dan sasaran tercapai, sehingga memenuhi peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku. Kondisi yang telah baik dan sesuai dengan standar ISO SML 14001
ini harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

V. Simpulan dan Saran


Simpulan
1. Kebijakan lingkungan PT Pusri Palembang telah memuat komitmen pucuk pimpinan
perusahaan untuk pencegahan polusi, penaatan terhadap peraturan dan undang-undang
yang berlaku serta perbaikan SML secara berkesinambungan. Kebijakan lingkungan juga
telah didokumentasikan, diterapkan, dipelihara, dikomunikasikan kepada seluruh
karyawan PT Pusri Palembang dan terbuka untuk umum.
2. Pengelolaan Aspek Lingkungan Penting telah sesuai dengan standar ISO14001. Hal ini
dapat dilihat dari adanya dokumen induk dan dokumen terkendali mengenai prosedur
penetapan aspek lingkungan dengan nomor dokumen No.2 SML 014. Efektivitas
penerapan SML ISO 14001 ditinjau dari setiap aspek adalah sebagai berikut:
a. Penampungan larutan urea telah sepenuhnya efektif dan tersedia prosedur yang
mengatur cara penanganan terhadap penampungan larutan urea. Rekaman kegiatan
penampungan larutan urea menunjukkan bahwa program yang dibuat telah
dilaksanakan dengan baik. Fasilitas dan teknologi yang digunakan telah tepat untuk
mengatasi ALP ini, sehingga tujuan dan sasaran untuk memenuhi peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku terpenuhi.
b. Bak penampung limbah (Minimasi Pemisah Air Limbah) telah sepenuhnya efektif
dan tersedia prosedur yang mengatur cara penanganan terhadap penampungan larutan
urea. Rekaman kegiatan bak penampung limbah (MPAL) menunjukkan bahwa
program yang dibuat telah dilaksanakan dengan baik . Fasilitas dan teknologi yang
digunakan telah tepat untuk mengatasi ALP ini, sehingga tujuan dan sasaran untuk
memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terpenuhi.
c. Penggunaan energi (gas alam dan listrik) belum sepenuhnya efektif. Prosedur kegiatan
penggunaan energi telah memuat mengenai konservasienergi. Rekaman kegiatan
mengenai penggunaan energi menunjukkan bahwa program yang dibuat belum bisa
memenuhi sasaran lingkungan untuk mengurangi konsumsi gas bumi sebesar 5%.
Teknologi dan fasilitas yang digunakan telah sesuai, namun tujuan dan sasaran belum
terpenuhiseluruhnya karena program yang dibuat belum sesuai.
d. Penggunaan air telah sepenuhnya efektif dan tersedia prosedur yang mengatur cara
penanganan terhadap penggunaan air. Rekaman kegiatan mengenai penggunaan air
menunjukkan bahwa program yang dibuat telah dilaksanakan dengan baik . Fasilitas
dan teknologi yang digunakan telah tepat untuk mengatasi ALP ini, sehingga tujuan
dan sasaran untuk memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
terpenuhi.

Saran
1. Perlu dilakukan pemeliharaan terhadap Kebijakan Lingkungan PT Pusri Palembang agar
sepenuhnya efektif dan sesuai dengan persyaratan SML ISO 14001
2. Perlu dilakukan pemeliharaan terhadap Prosedur Penetapan Aspek Lingkungan Penting PT
Pusri Palembang agar tetap efektif dan sesuai dengan persyaratan SML ISO 14001.
a. Pengelolaan penampungan larutan urea yang telah efektif, harus dipelihara (maintain)
dan bila memungkinkan ditingkatkan lagi.
b. Pengelolaan bak penampung limbah (MPAL) dapat ditingkatkan lagi apabila wetland
yang tidak berfungsi sejak 2011 dapat difungsikan kembali. Selain itu, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai tanaman penyerap limbah yang lebih baik dari eceng
gondok.
c. Pengelolaan penggunaan energi (gas alam dan listrik) yang belum sepenuhnya efektif,
perlu ditinjau kembali mengenai program lingkungannya, agar tujuan dan sasaran dapat
terpenuhi serta sesuaidengan peraturan dan perundang-undangan.
d. Pengelolaan penggunaan air yang telah efektif, harus dipelihara (maintain) dan bila
memungkinkan ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI 06-6989 Air dan Air Limbah. Jakarta (ID).
Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI 19-14004-2005. Sistem manajemen lingkungan-
Persyaratan panduan penggunaan. Jakarta (ID).
Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI 19-14004-2005. Sistem manajemen lingkungan-
Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung,Jakarta (ID).
Fandeli C, Utami RN, Nurmansyah S. 2008. Audit Lingkungan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Gasperz, Vincent. 2012. Three in One ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001. Bogor:
Vinchristo Publication
Ginting, Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri.Bandung:
Yrama Widya
Gubernur Sumatera Selatan. 2005. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 18 tahun
2005 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Pertambangan,
Domestik. Sumatera Selatan (ID).
Gubernur Sumatera Selatan. 2012. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 8 tahun
2012 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Hotel, Rumah Sakit,
Domestik dan Pertambangan Batubara. Sumatera Selatan (ID).
Hadiwiardjo, B. H. 1997. Panduan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Karliansyah MR, Reliantoro S. 2012. The Gold for Green. Jakarta: Kementrian Lingkungan
Hidup
Kristanto, Philip. 2009. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.
Kementerian Lingkungan Hidup. Sertifikasi ISO 14001. http://www.menlh.go.id
[18 Februari 2013]
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1995. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagiKegiatan Industri. Jakarta
(ID).
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 122 tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup. Jakarta (ID).
Presiden Republik Indonesia. 2006. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun
2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Jakarta (ID).
Suharto, Ign. 2011. Limbah kimia dalam pencemaran udara dan air. Yogyakarta: CV. Andi
Offset
Sumahamijaya I. 2009. Gas Alam Akan Habis 60 Tahun Lagi. Majari Magazine
[majarimagazine.com]
Tunggal AW. 2013. Pengantar Audit Operasional dan Audit Lingkungan. Jakarta: Harvarindo
Tunggal AW. 2013. Pengantar Audit Operasional dan Audit Lingkungan. Jakarta: Harvarindo

Anda mungkin juga menyukai