Disusun Oleh:
Pembimbing :
Umi Ghoni Tjiptoningsih, drg., Sp.Perio
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
pendukung gigi.1 Periodontitis adalah penyakit infeksi pada jaringan pendukung gigi
periodontal dan tulang alveolar.2 Penyebab dari penyakit periodontal diyakini bersifat
terbanyak timbulnya penyakit periodontal adalah akibat adanya faktor lokal, yaitu
bakterial plak subgingiva yang meluas kearah apikal yang menyebabkan junctional
pada jaringan periodontal yang diawali dengan adanya keradangan pada gingiva. Tanda
awal adanya keradangan gingiva dapat dilihat dari perubahan pada gingiva yang
perdarahan. Perubahan tersebut dapat dilihat secara klinis. Apabila kondisi keradangan
sudah berlanjut maka jaringan periodontal yang lebih dalam, yaitu ligamen periodontal,
sementum dan tulang alveolar ikut terlibat, tanda-tandanya dapat dilihat secara klinis
penyakit, ukuran perkembangan penyakit, distribusi daerah yang terkena, ada atau tidak
kondisi sistemik, ada tidaknya mikroba spesifik atau faktor host dan respon penyakit
terhadap terapi.
2
Perawatan dari periodontitis bertujuan untuk menghilangkan plak sebagai
tempat akumulasi bakteri yang dapat dilakukan dengan terapi mekanis, terapi
penunjang, dan bedah.1 Terapi inisial yang dilakukan berupa terapi mekanis yaitu
scaling dan root planing, serta diikuti dengan pemeliharaan oral hygiene. Selanjutnya
dilakukan terapi penunjang berupa pemberian obat kumur dan antibiotik. Terapi bedah
dilakukan apabila kedalaman poket masih tidak berkurang setelah dilakukannya scaling
dan root planning.1 Tujuan dari perawatan periodontitis secara mekanis yaitu
menghilangkan deposit keras dan lunak serta bakteri yang menempel pada permukaan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Root planing adalah suatu proses menghilangkan sisa-sisa kalkulus dan sementum
dari akar gigi untuk menghasilkan permukaan akar yang halus, keras, dan bersih.4
stain pada permukaan mahkota dan akar gigi. Berbeda dengan root planing yang
permukaan akar dari jaringan nekrotik maupun sisa bakteri dan produknya yang melekat
pada permukaan akar (sementum).3 Tujuan dari root planning adalah untuk memulihkan
gingiva (plak, kalkulus) serta untuk mendapatkan permukaan akar yang halus, bebas
penyakit.4
4
- Pasien dengan gingiva yang bengkak dan inflamasi.5
- Abses dengan lesi yang kecil dan tidak parah, masih dapat dilakukan scaling dan root
planing.6
- Secara radiografi tidak terjadi kerusakan tulang, terlihat adanya kalkulus, tetapi
- Abses periodontal yang luas dan bisa di drainase. Abses perlu di irigasi untuk
Posisi operator:
- Berat seimbang
lantai.
5
- Ketika sedang bekerja posisi jam 9 - 12 kaki meluas sehingga kaki dan
Posisi pasien:
- Posisi pasien dalam keadaan telentang dan mulut pasien berada dekat
- Posisi tumit pasien harus sedikit lebih tinggi dari ujung hidungnya .
Posisi punggung dental chair berada hampir sejajar dengan lantai untuk
perawatan daerah rahang bawah posisi dagu menurun dan daerah rahang
Kaca Mulut
yang berfungsi untuk melihat permukaan gigi yang tidak bisa dilihat secara langsung.
6
- Transluminasi
melewatinya.
- Retraksi
yang efektif untuk retraksi yaitu gunakan kaca mulut untuk meretraksi pipi
dan jari lain yang tidak bekerja meretraksi bibir, hanya menggunakan kaca
mulut untuk meretraksi bibir dan pipi, gunakan jari yang tidak bekerja untuk
3. Kondisi Instrumen
Semua instrument harus diperiksa dengan teliti agar dapat memastikan instrument
tersebut dalam keadaan baik, bersih, dan steril. Working end pada ujung atau blade
instrument harus tajam agar efektif. Idealnya instrumen ditajamkan setelah di masukan
7
kedalam autoclave, dan setelah itu masukan kemabali ke autoclave sebelum digunakan
terhambat jika lapangan pandang saat dilakukan perawatan dipenuhi saliva, debris dan
darah. Hal ini dapat dihilangkan dengan menggunakan suction. Daerah lapang pandang
5. Stabilisasi Intrumen
Kestabilan instrumentasi dan tangan adalah hal yang utama untuk mengontrol
Instrument Grasp
periodontal adalah modifikasi pen grasp. Pegangan ini memungkinkan kontrol yang
tepat pada ujung kerja sehingga berbagai gerakan dan fasilitas konduksi taktil yang
baik.
8
Finger Rest
instrument. Finger rest yang baik mencegah trauma dan luka pada gingival serta
jaringan lainnya. Ring Finger biasanya sering digunakan operator untuk finger rest.
Kontrol yang maksimal ketika jari tengah dijaga antara bagian shank instrument dan
6. Aktivasi Instrumen
Adaptasi
Adaptasi adalah tata cara dimana working end pada instrument periodontal
diletakkan pada permukaan gigi. Objek adaptasi untuk membuat working end pada
instrument biasanya pada kontur permukaan gigi. Adaptasi harus dilakukan untuk
Angulasi
Angulasi pada sudut depan blade instrument dan permukaan gigi yaitu:
9
7. Tekanan Lateral
edge pada bagian blade intrumen ke permukaan gigi. Beberapa tekanan tergantung pada
membuat retak permukaan akar. Hati-hati aplikasi dan kontrol pada tekanan
8. Strokes
pada deposit kalkulus atau pada dasar sulkus/poket. Ada 4 tipe tarikan:
Placement Stroke
Exploratory Stroke
- Insersi: 00-400
- Angulasi: 500-700
tekanan
Scalling Stroke
10
- Alat yang digunakan: sickle scaler, kuret, files
- Insersi: 00-400
- Angulasi: 700-800
- Insersi: 00-400
- Angulasi: 600-700
Vertikal: Fasial, lingual, proksimal pada gigi anterior, mesial dan distal
protein, antibodi, antigen, enzym dan elemen seluler terdiri dari bakteri, desquamasi sel
epitelial dan lekosit (polimorfonuklear, limfosit, monosit atau makrofag). Pada gingiva
11
yang meradang dalam CSG ditemukan peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear,
makrofag, limfosit, monosit, ion elektrolit, protein plasma dan endotoksin bakteri.
poket dimana epitel lining terdapat sedikit epitel lining atau bahkan tidak terdapat epitel
lining. Perdarahan terjadi pada jaringan dengan pembuluh kapiler yang membesar dan
terdapat banyak leukosit polimorfonuklear, yang terlihat pada permukaan luka. Ini
diikuti dengan proliferasi yang cepat dari jaringan granulasi dengan berkurangnya
Perbaikan dan epitelisasi dari sulkus biasanya membutuhkan waktu 10-14 hari,
dan perbaikan junctional epitelium yang terdapat pada hewan paling cepat adalah 5 hari
setelah perawatan. Serat kolagen yang imatur akan ada dan diperbaiki dalam waktu 21
hari. Jaringan gingiva sehat yang diambil akan sembuh kembali pada saat proses
dilakukan prosedur scalling dan rootplaning, saat sudah sembuh akan terbentuk
junctional epitelium yang panjang dan tipis tapi tidak ada jaringan penyambung. Dalam
- Alat
A. Lap Putih
B. Alat diagnostik
- Neirbeken
- 2 buah kaca mulut nomor 4
- Sonde halfmoon dan sonde lurus
12
- Pinset
- Probe periodontal
C. Brush
D. Kuret gracey
Nomor 1-2 & 3-4 : gigi anterior
Nomor 5-6 : gigi anterior dan premolar
Nomor 7-8 : gigi posterior bagian bukal
- Bahan
- Pumice
- Disclosing agent
- Cara Kerja
- Posisi operator untuk posterior kanan rahang atas aspek bukal : berada di
13
- Posisi operator untuk posterior kiri rahang atas aspek palatal : berada di
profilaksis: bersihkan plak yang masih ada dengan brush yang diberi
pumice, untuk mencegah plak terdorong masuk ke dalam poket saat alat
menggunakan cotton roll dan pinset dengan arah memutar dari dalam
8 Lakukan root planing dengan memegang alat kuret dengan modifikasi pen
grasp, bertumpu pada fulkrum yang tepat dengan permukaan blade paralel
dengan sumbu panjang gigi, secara perlahan masukkan alat kuret ke dalam
poket sampai sisi blade terletak dibawah deposit kalkulus dengan sisi blade
14
9 Lakukan pembersihan kalkulus subgingiva pada permukaan gigi dan akar
15
10 Pastikan permukaan akar telah halus, diperiksa dengan menggunakan sonde
lurus dengan cara menelusuri (eksplorasi) daerah permukaan akar yang telah
dibersihkan.
11 Jika sudah bersih dan halus, kemudian bersihkan daerah kerja dengan bahan
irigasi (larutan saline dan H2O2 3%) di suction lalu bilas dengan 3 cc larutan
berikan antiseptik.
19 Instruksi pasien untuk tidak terlalu keras saat menyikat gigi dan gunakan
20 Beritahukan kepada pasien jika ada keluhan pasca perawatan segera hubungi
16
BAB III
LAPORAN KASUS
KASUS 1
Pembimbing :
I. Anamnesa :
dengan keluhan gusi gigi belakang kanan RA sering berdarah, bau mulut dan sakit
saat menyikat gigi, ngilu saat makan/minum dan terkena udara dingin. Pasien
merasa sering terselip makanan di gigi belakang atas. Sebelumnya belum pernah
gigi satu bulan yang lalu, namun pasien ingin perawatan dilanjutkan karena gusi
masih sering berdarah, ngilu saat makan/minum dingin. Karena sakit, pasien
kebiasaan merokok dan minum alkohol, tidak ada riwayat penyakit sistemik. Pasien
17
datang dalam keadaan tidak sakit dan ingin dirawat. Gigi 37 memiliki lubang yang
besar, gigi yang rusak disebabkan karena merasa takut dengan dokter gigi sehingga
kelainan darah (-), hepatitis (-), penyakit jantung (-), asma (-), alergi (-), ODHA
(-)
18
B. Pemeriksaan Intra oral:
- Missing : 18,28,38,48
- Sisa akar :-
- Sisa mahkota : 37
- Migrasi :-
- Atrisi :-
- Abrasi :-
- Trauma Oklusi : -
- Karies :-
- Palatum : sedang
- Lain-lain :-
- Gingiva :
19
RB KA : Gingiva merah tua, ada stippling, interdental papil tumpul,
17 + 10 + - - + - - - - -/-
16 + 10 + - - + - - - - -/-
15 + 10 + - - + - - - - -/-
14 + 10 + - - + - - - - -/-
44 + - + MBV - + - - - - -/-
45 + 10 + - - + - - - - -/-
46 + - + - - + - - - + -/-
V G O Mp M Tk K T Kr Tm At/Ab
26 + 10 + - - + - - - - -/-
25 + 10 + - - + - - - - -/-
24 + 10 + - - + - - - - -/-
34 + - + - - + - - - - -/-
35 + 10 + - - + - - - - -/-
36 + - + - - + - - - - -/-
20
Keterangan :
21
BUKAL Mesial Median Distal
24 2 0 2
25 3 3 3
26 2 3 2
34 1 0 1
35 1 1 4
36 4 2 3
22
b. Foto intra oral:
23
Foto radiografi:
24
34 = Terdapat penurunan puncak tulang alveolar crest 3 mm di
bagian distal Lamina dura dan periodontal ligamen normal. Tidak
terdapat lesi periapikal.
V. Etiologi :
Kalkulus RA RB
Resesi gingiva menyeluruh RA RB Klas II Miller
Poket periodontal 2-4 mm
Pigmentasi gingiva RA RB
25
Mobilitas : kegoyangan gigi menyeluruh 10
Spacing : 12-11 ±3mm; 11-21 ±4mm; 21-22 ±3mm; 22-23
±3mm
33-32 ±2mm; 32-31 ±1mm; 31-41 ±1mm; 41-42 ±3mm
Missing : 18, 28, 38, 48
Karies : -
Sisa mahkota 37
V. Prognosa
Lokalis : Sedang, gigi vital, kehilangan perlekatan tulang alveolar crest >⅓
FASE I: INITIAL
DHE+OHI; Scaling+polishing RA&RB;
Root planing gigi 17,16,15,14, 24, 25, 26, 36, 35, 34, 44, 45, 46 Penumpatan gigi 37
27
BAB IV
PEMBAHASAN
suatu penyakit inflamasi destruktif pada jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh
Periodontitis biasanya berkembang dari gingivitis yang sudah terjadi, walaupun tidak
patogenik dari mikroorganisme plak terhadap faktor resistensi pejamu dan jaringan
akumulasi plak yang sulit untuk dibersihkan sehingga menimbulkan respon inflamasi.
Tampak gingiva yang kemerahan pada rahang atas dan rahang bawah akibat inflamasi.
Oral hygiene pasien secara umum sedang. Pada rahang atas dan rahang bawah terdapat
kalkulus. Pada gambaran radiografis terdapat kerusakan alveolar crest dan pelebaran
ligamen periodontal pada posterior dan anterior rahang atas, kehilangan lamina dura
stain pada permukaan mahkota dan akar gigi.3 Sedangkan root planing merupakan suatu
tindakan untuk membersihkan dan menghaluskan permukaan akar dari jaringan nekrotik
maupun sisa bakteri dan produknya yang melekat pada permukaan akar (sementum).3
28
Pada kasus periodontitis, scaling dan root planing tidak dapat dipisahkan. Tindakan
scaling perlu diikuti dengan root planing dengan harapan permukaan akar menjadi halus
sehingga menghambat akumulasi plak dan perlekatan kalkulus. Scaling dan root
perawatan ini mempunyai keterbatasan, antara lain tidak dapat mencapai daerah poket
dengan kedalaman lebih dari 3mm dan tidak dapat mencapai daerah bifurkasi yang
merupakan cekungan pada akar gigi, namun scaling dan root planing masih tetap
Dengan melihat kondisi kasus, maka posedur root planing akan dilakukan
karena terdapat poket 3-4mm, terdapat resesi gingiva dan poket tidak hilang setelah
mengontrol bakteri sebagai faktor lokal dan meminimalkan pengaruh sistemik sebagai
bentuk perawatan penyakit periodontal non bedah. Perawatan periodontal non bedah
pada kasus ini yang merupakan perawatan fase 1 meliputi pemeliharan kebersihan
Root planning dilakukan pada pasien dengan permukaan akar dan dentin yang terekspos
dan terdapat kalkulus supragingiva dan subgingiva, kehilangan perlekatan klinis, pada
kalkulus pada permukaan akar, pasien dengan gingiva yang bengkak dan inflamasi.1,2
29
pembuangan terhadap debris dari jaringan degenerasi dan menyembuhkan progresifitas
Menurut Garrett, pembuangan jaringan yang terinflamasi dan epitel poket saat
scaling dan root planning akan diikuti oleh fase penyembuhan dimana terjadi perlekatan
epitel dan jaringan ikat yang baru, terjadi regenerasi jaringan periodontal.9
30
BAB V
KESIMPULAN
oleh mikroorganisme dan terjadi kerusakan progresif pada ligamen periodontal dan
tulang alveolar.2 Periodontitis kronis memiliki gejala klinis berupa peradangan gingiva,
terhadap probing, kerusakan jaringan ikat, tulang alveolar, ligamen periodontal, dan
sementum akar. Hal ini mengakibatkan hilangnya perlekatan epitel dan terbentuknya
poket periodontal, resesi gingiva, dan resorpsi tulang alveolar yang irreversible.2,9
Terapi inisial yang dilakukan berupa terapi mekanis yaitu scaling dan root
planing, serta diikuti dengan pemeliharaan oral hygiene.1 Scaling merupakan tindakan
perawatan untuk menghilangkan plak, kalkulus dan stain pada permukaan mahkota dan
akar gigi. Berbeda dengan root planing yang suatu proses menghilangkan sisa-sisa
kalkulus dan sementum dari akar gigi untuk menghasilkan permukaan akar yang halus,
Tindakan scaling perlu diikuti dengan root planing dengan harapan permukaan
akar menjadi halus sehingga menghambat akumulasi plak dan perlekatan kalkulus. Hal
merubah bakteri gram negatif anaerob menjadi plak yang dihuni bakteri gram positif
31
DAFTAR PUSTAKA
2. Andriani I. Efektivitas Antara Scaling Root Planing (SRP) Dengan Dan Tanpa
Pemberian Ciprofloxacin Per Oral Pada Penderita Periodontitis. IDJ, Volume 1, No.
2, Tahun 2012.
4. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. Carranza’s Clinical Periodontology. Edisi
ke-12. Carranza F. 2015; p. 51, 53-54, 506, 566-575, 576-581.
7. Reddy S. Root Planing. In: Reddy S. Clinical Periodontology & Periodontics. 4th
Ed. New Delhi. Jaypee, 2014; p 257-265.
8. Cohen Edward S. Atlas of Cosmetic and Reconstructive Periodontal Surgery. 3rd ed.
shelton: people’s medical publishing house; 2009.
9. Octavia Mora, Soeroso Yuniarti. Kemal Yulianti. Efek Klinis Setelah Skeling dan
Penghalusan Akar Kasus Periodontitis Kronis Poket 4-6 mm. Dentika Dental Journal.
32