Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang” Konseling Keluarga” sesuai
dengan waktu yang telah di berikan, dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
namun penyusun telah berusaha semaksimal mungkin agar hasil dari tulisan ini tidak menyimpang
dari ketentuan-ketentuan yang ada.

Atas dukungan dari berbagai pihak akhirnya penyusun bisa menyelesaikan makalah
ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah “ Konseling keluarga” yang memberikan pengajaran dan arahan dalam penyusunan
makalah ini, dan tidak lupa kepada teman-teman semua yang telah ikut berpartisipasi membantu
penyusunan dalam upaya penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini, dan mudah-mudahan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 18 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Keluarga
B. Strukur Keluarga
C. Relasi dalam Keluarga
D. Keberfungsian Keluarga
E. Teori Sistem Keluarga
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga
inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Tugas utama dari
keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
hidup keagamaan, karena sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua
orangtuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Keluarga adalah sebuah sistem yang
terdiri dari berbagai perilaku sosial yang berbeda yang dimiliki oleh setiap individu yang
berada di dalam sebuah keluarga tersebut. Individu yang berada dalam sebuah keluarga
yang harmonis terdiri atas seorang ayah, seorang ibu dan anak-anak.
Keluarga merupakan cikal bakal wajah beradaban. Baik buruknya masyarakat bisa
dinilai dari profil-profil keluarga didalamnya. Sebuah keluarga adalah saling memiliki,
saling percaya, saling menghormati, salin melindungi dan saling berbagi ras, saling
menjaga kehormatan serta saling menjaga rahasia diantara anggota keluarga.
Keluarga dapat diartikan sebagai kelompok sosial yang merupakan produk dari
adanya ikatan-ikatan kekerabatan yang mengikat satu individu dengan yang
lainnya.dengan pengertian ini keluarga berarti merupakan unit sosial terkecil dalam
masyarakat. Dalam membina keluarga tentu tidak terlepas dari nilai-nilai islami sehingga
kehidupan rumah tangganya akan mendapatkan keharmonisan dan kebahagiaan bersama.
Melalui bimbingan dan pengajaran agama islam dalam keluarga membuat ketentraman dan
ketenangan hidup.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi keluarga?
2. Apa saja struktur keluarga?
3. Bagaimana relasi dalam keluarga?
4. Apa saja keberfungsian dalam keluarga?
5. Bagaimana teori sistem keluarga?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tentang keluarga.
2. Untuk mengetahui apa saja tentang struktur keluarga.
3. Untuk mengetahui bagaimana relasi dalam keluarga.
4. Untuk mengetahui tentang keberfungsian dalam keluarga.
5. Untuk mengetahui bagaimana teori sistem keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Keluarga
Prayitno dan Erman Anti bimbingan dan konseling keluarga, sebenarnya
bukanlah sesuatu yang baru, pelayanan trsebut telah dimulai sejak pertengahan
tahun 1940-an dan sejak tahun 1980-an pelayanan yang menangani permasalahan
dalam keluarga itu tampak berkembang dengan cepat. Pelayanan tersebut ditujukan
kepada seluruh anggota keluarga yang memerlukannya. Menurut UU Nomor 52
Tahun 2009, keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas
suami istri, atau suami istri dan anak-anaknya,atau ayah dengan anak (duda) atau
ibu dengan anaknya (janda). Keluarga adalah kelompok yang mengembangkan
keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas dalam
keluarga (family identity). Berupa ikatan emosi pengalaman historis maupun cita-
cita masa depan.
Friedman mendefinisikan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang
hidup bersama dengan keterikatan aturan emosional dimana individu tersebut
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan
wanita. Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan
seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami
isteri.Dhurkeim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil
faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan.
Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus
merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Sehingga keluarga itu terbagi
menjadi dua, yaitu:
1. Keluarga Kecil atau “Nuclear Family”
Keluarga inti adalah unit keluarga yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak
mereka yang kadang-kadang disebut juga sebagai “conjugal” family.
2. Keluarga Besar “Extended Family”
Keluarga besar didasarkan pada hubungan darah dari sejumlah besar orang,
yang meliputi orang tua, anak, kakek-nenek, paman, bibi, keponakan, dan
seterusnya. Unit keluarga ini sering disebut sebagai ‘conguine family’
(berdasarkan pertalian darah).
Adapun konsep dasar dari pelayanan konseling keluarga adalah untuk
membantu keluarga menjadi bahagia dan sejahtera dalam mencapai
kehidupan efektif sehari-hari. Konseling keluarga merupakan suatu proses
interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai kondisi psikologis yang serasi
atau seimbang sehingga semua anggota keluarga bahagia.

B. Struktur Keluarga
1. Berdasarkan Garis Keturunan
a. Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara sadarah,
dalam berbagai generasi dimana hubungan itu menurut garis keturunan ayah.
b. Matrilinear
Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara dalam
berbagai generasi dimana hubungan itu menerut garis keturunan ibu.
2. Berdasarkan Jenis Pemukiman
a. Petrilokal
Patrilocal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat keluarga
sedarah suami.
b. Matrilocal
Matrilocal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat kelurga
dekat saudarah istri.
c. Noelokal
Neolocal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun
istri
3. Bedasarkan Jenis Perkawinan
a. Monogami
Monogami adalah kelurga yang terdapat seorang suami dan seorang istri.
b. Poligami
Poligami adalah kelurga yang dimana terdapat seorang suami dan istri lebih dari
satu.
4. Berdasarkan Kekuasaan
a. Kelurga Kebapaan
Keluarga Kebapaan adalah kelurga suami memegang peranan paling penting.
b. Keluarga Keibuan
Kelurga Keibuan adalah kelurga istri memegang peranan paling penting.
c. Keluarga Setara
Keluarga Setara merupakan peranan suami dan istri kurang lebih seimbang.

C. Relasi dalam Keluarga


Tiga bentuk relasi yang pokok dalam suatu keluarga inti pada umumnya dimulai
dari perkawinan laki-laki dan perempuan dewasa, maka pada tahap ini terjadi relasi
pasangan suami-istri. Ketika anak pertama lahir maka munculah relasi baru yaitu relasi
orang tua-anak. Ketika anak berikutnya lahir maka muncul lagi relasi yang baru yaitu
relasi sibling (saudara sekandung). Dalam keluarga batih bentuk-bentuk relasi yang
terjadi akan lebih banyak lagi, misalnya kakek/nenek-cucu, mertua-menantu, saudara
ipar, dan paman/bibi-keponakan. Dan setiap bentuk relasi yang terjadi dalam keluarga
biasanya memiliki karakteristik yang berbeda.
1. Relasi pasangan suami istri
Pernikahan adalah relasi di mana Anda jatuh cinta setiap hari dengan orang
yang sama. Komunikasi adalah kebutuhan dasar dari relasi apapun dan begitu juga
suami dan relasi istri. Komunikasi menciptakan jembatan antara dua orang. Ini
membangun pemahaman antara keduanya. Komunikasi yang buruk dan
kesenjangan komunikasi dapat membuat kesalah pahaman antara mereka. Anda
harus berbicara dengan satu sama lain dan pastikan Anda berdua berada pada
gelombang yang sama.
Komunikasi dalam arti sebenarnya berarti berinteraksi dengan satu sama lain
dan tidak mengomel atau mengeluh satu sama lain. Ini adalah sesuatu yang benar-
benar dapat memecah belah keduanya. Penting bagi Anda berdua untuk saling
memahami perasaan lain kecuali jika itu berakhir sebagai omelan. Komunikasi
adalah satu-satunya cara yang dapat membantu Anda untuk datang dengan harapan
satu sama lain karena membiarkan Anda tahu apa yang ada dalam pikiran orang
lain. Relasi suami istri adalah murni berdasarkan kepercayaan. Oleh karena itu,
tidak ada rahasia yang dibiarkan membentangkan antara mereka. Jika tidak,
mungkin menjadi masalah besar dalam waktu dekat.
Komunikasikan tentang masa depan atau tentang masa depan anak-anak Anda
dengan satu sama lain. Membuat perencanaan untuk masa depan Anda. Memberi
dan menerima setiap gagasan lain dan tahu pandangan pasangan Anda pada setiap
situasi tertentu. Rencanakan liburan dengan mempertimbangkan satu sama lain.
Semua langkah-langkah ini akan meningkatkan relasi Anda dengan satu sama lain.
Beberapa langkah lagi untuk suami dan istri, untuk membuat kehidupan
pernikahan mereka bahagia.
a) Beritahu pasangan Anda “Aku mencintaimu” setiap hari
b) Selalu mengatakan tolong dan terima kasih
c) Jangan menuntut terlalu banyak. Minta hal yang ada dalam jangkauan pasangan
Anda, tapi minta dengan baik. Jangan bertengkar jika Anda menganggap hadiah
yang pasangan Anda belikan untuk Anda tidak menarik.
d) Suami tidak boleh memperlakukan istri mereka seperti budak. Suami memiliki
tanggung jawab yang sama seperti istri.
e) Istri tidak boleh cerewet untuk hal yang sama lagi dan lagi. Jika ada hal yang
tidak dilakukan, mengingatkan suami dengan pelan.
f) Suami harus menghargai perbuatan istri. Dan harus melakukan sesuatu
untuknya sebagai balasannya.
g) Setiap hari bertanya satu sama lain jika ada yang bisa dilakukan untuk pasangan
h) Terima kesukaan dan ketidaksukaan, kelemahan dan kesalahan satu sama lain.
Perlakukan kesalahan lain persis seperti Anda inginkan kesalahan Anda
diperlakukan. Beritahukan pasangan Anda tentang kesalahannya dan
memperbaikinya
i) Membantu dan mendukung satu sama lain selama masa sulit. Berdoa untuk satu
sama lain dan berbagi beban masing-masing.
j) Jangan melibatkan orang ketiga dalam suatu perdebatan. Jangan melibatkan
keluarga masing-masing. Pihak ketiga bahkan dapat membuat situasi lebih
buruk.
k) Jangan pernah membicarakan kesalahan masing-masing di depan orang lain

2. Relasi orang tua-anak


Menjadi orang tua merupakan salah satu tahapan yang dijalani oleh
pasangan yang menmiliki anak. Masa transisi menjadi orang tua pada saat
kelahiran anak pertama terkadang menimbulkan masalah bagi relasai pasangan
dan dipersepsi menurunkan kualitas perkawinan.
Dalam tinjauan psikologis perkembangan pandangan tentang relasi orang
tua-anak pada umumnya merajuk pada teori kelikatan (attachment theory)
pengaruh perilaku pengasuhan sebagai factor kunci dalam hubungan orang tua-
anak yang dibangun sejak usia dini. Pada masa awal kehidupannya anak
mengembangkan hubungan emusi yang mendalam pada orang dewasa yang
secara teratur merawatnya. Kelekatan merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan khusus antara bayi dan pengasuhnya. Hubungan
orang tua-anak juga dapat dijelaskan dngan pendekatan teori penerimaan dan
penolakan orang tua yang membentuk dimensi kehangatan dalam pengasuhan,
yaitu suatu kualitas ikatan afeksi antara orang tua dan anak. Dimensi
kehangatan merupakan suatu rentang kontinum, yang disatu sisi di tandai oleh
penerimaan yang mencakup berbagai perasaan dan perilaku yang menunjukkan
kehangatan, afeksi, kepedulian, kenyamanan, perhatian, perawatan, dukungan,
dan cinta. Adapun sisi yang lain ditandai oleh penolakan yang mencakup
ketiadaan atau penarikan berbagai perasaan atau perilaku tersebut dan adanya
berbagai perasan atau perilaku yang menyakitkan secara fisik maupun
psikologis (seperti tidak menghargai, penelantaran, tak acuh, caci maki, dan
penyiksaan). Persepsi anak terhadap penerimaan dan penolakan orang tua atau
sosok segnifikan yang lain akan mempengaruhi perkrmbangan kepribadian
individu dan mekanisme yang di kembangkan dalam menghadapi masalah.
3. Relasi antarsaudara
Hubungan dengan saudara merupakan jenis hubngan yang berlangsung
dalam jangka waktu panjan. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-
kanak dapat bertahan hingga dewasa dan dapat mempengaruhi perkembangan
individu, secara positif maupun negative tergantung pola hubungan yang terjadi.
Pada masa kanak-kanak pola hubungan dengan sibling di pengaruhi oleh 4
karakteristik, yaitu : jumlah saudara, urutan kelahiran, jarak kelahiran, dan jenis
kelamin. Kombinasi antara jumlah saudara dan jarak kelahiran yang dekat
berpengaruh negative terhadap prestasi akademik dibandingkan dengan yang
memiliki jarak kelahiran yang jauh. Namun keberadaan saudara kandung juga
bermanfaat, antara lain :
a) Sebagai tempat uji coba (testing ground)
b) Sebagai guru
c) Sebagai mitra untuk melatih keterampilan negosiasi
d) Sebagai sarana untuk belajar mengenai konsekuensi dari kerja sama dan konflik
e) Sebagai sarana untuk mengetahui manfaat dari komitmen dan kesetiaan
f) Sebagai pelindung bagi saudaranya
g) Sebagai penerjemah dari maksud orang tua dan teman sebaya terhadap adiknya
h) Sebagai pembuka jalan saat ide baru tentang suatu perilaku di kenalkan pada
keluarga.
D. Keberfungsian Keluarga
Fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi,
fungsi ekonomi, fungsi perawatan kesehatan. (friedman, 1998, hal 349-401)
1. Fungsi Afektif, berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga yaitu
sebagai perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggotanya.
Pemenuhan fungsi afektif merupakan basis sentral bagi pembentukan dna
kelanjutan dari unit keluarga (stair, 1972).
2. Fungsi Sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi Reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dn
menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi Ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas
tinggi, fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
kesehatan.
E. Teori Sistem Keluarga
Teori system keluarga lebih menekankan bahwa keluarga adalah bagian dari sebuah
system yang utuh, didalamnya terdiri dari bagian-bagian terstrukur (Rahmat, 2010).
Pola organisasi tiap anggota memainkan peran tertentu. Dimana di dalam keluarga
terjadi pola interaksi tiap anggota keluarga. Oleh sebab itu keluarga memiliki peran
penting yang sangat berpengaruh terhadap pola interaksi sosial anak. Keluarga agen
utama sosialiasi, sekaligus sebagai microsystem yang membangun relasi dengan
lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai