Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELLITUS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
SAP PENYULUHAN DIABETES MELLITUS
Di Ruang 25
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh :
KELOMPOK 1
Mariana
Andrik Yulio
Atika rahayuningsih
Wiwit ruhailatul Ula

Telah diperiksa dan disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Menyetujui,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

(..................................................) (..............................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Diabetes Mellitus


2. Sasaran : Pasien dan Keluarga R. 25
3. Waktu dan Tempat
 Tempat : Ruang 25
 Waktu : Jum’at, 25 Oktober 2015 (09.00-10.00)
4. Alokasi Waktu : 30 menit
5. Pengorganisasian : Mahasiswa
6. Metode : Ceramah dan diskusi
7. Media : Leaflet, LCD, dan PPT
8. Tujuan instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, peserta mampu memahami
tentang konsep DM.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
(1) Mengetahui dan memahami definisi DM.
(2) Mengetahui dan memahami penyebab DM.
(3) Mengetahui dan memahami gejala DM.
(4) Mengetahui dan memahami pencegahan DM.
(5) Mengetahui dan memahami cara mengontrol DM.
(6) Mengetahui dan memahami obat untuk DM.

9. Sub Pokok Bahasan


1. Definisi DM.
2. Penyebab DM.
3. Gejala DM.
4. Pencegahan DM.
5. Deteksi dan mengontrol DM.
6. Obat DM.
10. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Wakt Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
u
Pendahuluan 3 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah -
menit 2. Memperkenalkan diri salam dan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 2. Mendengarkan Tanya
dan pokok materi yang akan dan Jawab
disampaikan memperhatikan
4. Menggali pengetahuan pasien 3. Menjawab
tentang diabetes mellitus pertanyaan
Penyajian 15 Menjelaskan materi: 1. Mendengarkan Ceramah Leaflet
menit 1. Definisi DM. dan dan dan PPT
2. Penyebab DM. memperhatikan Tanya
3. Gejala DM. 2. Menganjukan Jawab
4. Pencegahan DM. pertanyaan
5. Deteksi dan mengontrol
DM.
6. Obat DM.
Penutup 2 1. Penegasan materi 1. Menjawab Tanya -
menit 2. Meminta peserta untuk pertanyaan yang Jawab
menjelaskan kembali materi diberikan oleh
yang telah disampaikan penyuluh
dengan singkat menggunakan 2. Membalas
bahasa peserta sendiri salam
3. Memberikan pertanyaan
kepada peserta tentang materi
yang telah disampaikan
4. Menutup acara dan
mengucapkan salam

11. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Peralatan dan media penyuluhan siap
 Penyelenggaraan penyuluhan di lakukan di R.29 RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
 Tepat waktu dalam pelaksanaan penyuluhan
2. Evaluasi Proses
 Peserta memperhatikan dan mendengarkan pemateri dengan seksama
 80% peserta aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
 100% peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi hasil
 Peserta mampu memahami mengenai diabetes mellitus
 80 % peserta mampu menjawab pertanyaan saat evaluasi

12. Materi
(terlampir)

MATERI PENYULUHAN

I. DIABETES MELITUS
1. Pengertian DM
Diabetes mellitus atau sering juga di sebut kencing manis adalah penyakit
di mana tubuh penderita tidak bisa secara otomatis mengendalikan gula
(glukosanya) dalam darahnya. Penderita diabetes tidak bisa memproduksi hormon
insulin dalam jumlah cukup, sehingga terjadi kelebihan gula didalam tubuh.
Menurut Brooker (2001), Diabetes Mellitus adalah penyakit dimana penderita tidak
bisa mengontrol kadar gula dalam tubuhnya. Tubuh akan selalu kekurangan
ataupun keleihan gula sehingga mengganggu sistem kerja tubuh secara keseluruhan.
Kelebihan gula yang lama didalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun
dalam tubah ada 2 tipe diabetes, yaitu:

1. Diabetes tipe 1 / insulin dependent diabetes melitus (IDDM). Seseorang


dikatakan diabetes tipe 1, jikat tubuh perlu pasokan insulin dari luar. Hal ini di
sebabkan karena sel-sel beta dari pulau-pulau langershans telah mengalami
kerusakan. Sehingga pankreas berhenti memproduksi insulin. Kerusakan sel beta
tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa.

2. Diabetes tipe 2 / non insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM). Diabetes


tipe 2 terjadi jika insulin hasil produksi pankreas tidak cukup atau sel lemak dan
otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadi gangguan pengiriman
gula ke sel tubuh. Biasanya orang terkena penyakit diabetes tipe 2 yaitu orang
dewasa.

2. Penyebab
Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga
tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa
menumpuk dalam darah. Pada diabetes tipe 1, gangguan ini disebabkan karena
pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Sedangkan pada diabetes tipe 2,
gangguan ini terjadi akibat tubuh tidak efektif menggunakan insulin atau
kekurangan insulin yang relatif dibandingkan kadar glukosa darah. Kadar
glukosa yang tinggi ini dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, jantung,
mata, dan sistem saraf, sehingga mengakibatkan berbagai macam komplikasi.
Penyakit Diabetes militus disebabkan karena lemak, hati, dan sel-sel otot
di tubuh Anda tidak merespon insulin dengan benar. Dalam dunia medis, kondisi
ini disebut dengan resistensi insulin. Resistensi insulin sendiri membuat sel tidak
bisa menerima gula darah untuk kemudian diolah menjadi energi. Namun perlu
diwaspadai bahwa mungkin saja andanya perubahan gaya hidup yang kurang
benar seperti pola makan yang tidak seimbang kurang aktivitas fisik,dll selain itu
adanya stress, dan kelainan generik, usia yang semakin tua dapat pula menjadi
salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit diabetes.

3. Gejala
Gejala khas pada Diabetes Mellitus tipe 1 adalah :
a) Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh kadar glukosa darah yang meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana
gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak
kencing
b) Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
karena polusi,sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum
c) Polipogi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(kelaparan) sehingga untuk memenuhinya klien akan banyak makan. Tetapi
walaupun banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai
pada pembuluh darah.
d) Berat badan turun, lemas, cepat lelah, tenaga kurang
Karena glukosa tidak dapat ditransport ke dalam sel maka sel kekurangan cairan
dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan
menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofi
danpenurunan secara otomatis. Karena otot kurang mendapat makanan, maka
klien tidak/kurang bertenaga, cepat lelah
e) Keluhan lain
- Mata kabur. Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa-
sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat
terdapat penimbunan sarbitol dari lensa sehingga menyebakan
pembentukan katarak.
- Meningkatnya kadar gula darah dan air seni
- Kesemutan pada ekstremitas, gatal sekitar kemaluan terutama pada
wanita, visus menurun, bisul/luka yang lama sembuh, keputihan, mudah
mengantuk, infeksi kulit, pruritus vulva pada wanita, peka rasa dan kram
otot
- Timbul gejala ketoasidosis dan samnolen bila berat
- Gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi ateroklerosis
- Kemampuan seksual menurun atau bahkan impotensi pada pria
- Kulit terasa panas (medangen) atau seperti tertusuk jarum
- Rasa tebal di kulit/baal : terjadi gangguan dalam proses regenerasi sel
persyarafan akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari unsur
protein. Akibatnya banyak sel persyarafan terutama perifer rusak
- Gigi mudah lepas dan mudah goyah
- Terjadi hambatan dalam pertumbuhan dalam anak-anak.
Pada Diabetes tipe 2 dapat merasakan berbagai gejala, Dan muncul secara
perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya
sama seperti gejala diabetes tipe 1.
Namun, gejala-gejala tersebut membutuhkan waktu lama untuk dapat
muncul dan dirasakan penderitanya. Bahkan, kondisi ini berpotensi besar tidak
disadari hingga komplikasi terjadi.

4. Cara Menghindarkannya
Mereka yang beresiko tinggi diabetes yang terpenting jangan kelebihan berat
badan. Perlu diwaspadai salah satu gejala diabetes yaitu lapar dan haus terus
menerus membuat penderita banyak makan (polifagia), banyak minum (polidipsia),
dan banyak kencing (poliuria) yang di kenal sebagai 3P.

5. Deteksi dan mengontrol diabetes


Mereka yang berisiko tinggi terkena diabetes berusia lebih dari 45 tahun, berat
badan lebih, tekanan darah tinggi (lebih dari 140/90mmHg), riwayat diabetes pada
keluarga, mengalami keguguran berulang, melahirkan bayi cacat atau bayi berat
badan lebih 4000 gram, kolestrol tinggi, (HDL lebih 35mg/dl atau trigliserida lebih
250 mg/dl) dianjurkan menjalani pemeriksaan dini. Jika diagnosa diabetes, maka
gula darah, berat badan, tekanan darah, kadar lemak darah harus di kendali. Kalau
dengan diet dan olah raga tidak terkontrol harus dilakukan dengan obat.
Gula darah sebaiknya dikontrol rutin, tingginya kadar gula darah menimbulkan
komplikasi pembuluh darah. Mikroangiopati (stroke dan gangguan jantung)
Kerusakan atau komplikasi yang terjadi tidak dapat di pulihkan. hanya bisa di
hentikan atau di perlambat prosesnya. Tapi jangan perlu putus asa dan menghentikan
obat karna yang terpenting adalah komplikasi.
Bagaimana mengontrol sendiri kadar gula darah sambal tetap memperoleh
pengobatan dokter ?
1. Pertama ( terpenting ), harus disadari bahwa tidak ad acara lain daripada
pengendalian diri terhadap makanan manis . pengobatan apa dan berapa pun
tidak akan berhasil jika kita tidak bisa mengontrol masukan makanan.
2. Kedua, gerak badan dan menjaga berat tubuh tidak berlebih, mengurangi lemak
di perut dan bagian lain.
3. Ketiga, ukur kadar gula setidaknya seminggu sekali untuk menilai apa apakah
upaya kita sudah berhasil.
Target pengobatan diabetes ialah untuk mencapai kadar gula darah yang normal
(atau mendekati), tanpa terjadi hipoglikemia.
Kriteria patokan nilai gula darah untuk menjamin minimalnya resiko komplikasi
diabetes agar kita bisa menikmati hidup seperti orang normal tanpa dihantui oleh
komplikasi adalah:
Kadar gula sebelum makan harus diantara 80 – 120 mg.
Dua jam sebelum makan dan sebelum tidur (malam) harus di antara 100-140 mg
%
Gliko hb di antara 6-7%gliko hab paling menentukan dan berhubungan erat
dengan adanya komplikasi. glikoHb yang disebut juga HbA1c mencerminkan
kadargula selama 2-3 bulan terakhir dan merupakan presentase kadar gula dalam sel
darah meraah ( yang masa hidupnya memang tiga bulan ). Maka parameter ini
mencerminkan control gula selama 2-3 bulan terakhir.
Dengan alat kecil untuk mengukur kadar gula sendiri di rumah, pengontrolan ini
dapat dilakukan meski tetap di baawah pengawasan dokter anda.
Kadar gula sebaiknya tak boleh naik turun, karena bisa berakibat fatal. Andai ini
terjadi, kita tidak akan menyadarinya bila kadar gula hanya diperiksa pagi sebelum
sarapan.
6. Obat Diabetes Mellitus
Dengan adanya 4 golongan besar obat antidiabetik (OAD) dewasa ini terdapat
kesempatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya untuk dapat mengontrol kadar
gulah darah penderita diabetes dengan lebih baik.
1. Golongan biguanida
Metformin adalah salah satu obat diabetes melitus yang mungkin paling ‘terkenal’.
karena termasuk golongan biguanida. Metformin adalah first line alias obat lini
pertama yang akan diberikan dokter kepada penderita diabetes melitus tipe 2. Jika
dengan metformin kadar gula darah tetap tidak terkontrol, barulah biasanya
metformin dikombinasikan dengan golongan obat lainnya. Metformin bekerja
menghambat glukoneogenesis alias pembentukan glukosa di hati. Metformin
biasanya cukup dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien, dengan efek samping pada
saluran pencernaan.
2. Golongan sulfonilurea
Contoh obat yang ada dalam golongan ini adalah gliclazide, glimepiride, dan
glibenclamide. Obat golongan sulfonilurea bekerja menstimulasi sel beta-pankreas,
untuk memproduksi lebih banyak insulin. Penggunaan sulfonilurea erat dengan efek
samping hipoglikemia, sehingga biasanya tidak dianjurkan pada pasien lanjut usia
(geriatri). Obat golongan ini umumnya adalah terapi lini kedua dan pemberiannya
dikombinasikan dengan metformin.
3. Golongan thiazolidinediones
Golongan ini lazim juga disebut the glitazones. Contoh yang paling sering digunakan
adalah pioglitazone. Obat golongan ini bekerja meningkatkan uptake alias masuknya
gula dari darah ke dalam sel. Obat ini biasanya diberikan dengan kombinasi bersama
metformin dan sulfonilurea. Selain itu, tidak dapat diberikan kepada pasien dengan
kondisi gagal jantung. Pasalnya, obat golongan ini memiliki efek samping
meningkatkan penumpukan cairan di dalam tubuh yang akan memperberat kerja
jantung.
4. Golongan meglitinide
Obat golongan ini bekerja menstimulasi sekresi insulin, tetapi dalam efek yang lebih
mild ketimbang golongan sulfonilurea. Contoh obat golongan ini adalah repaglinide.
Obat golongan meglitinide digunakan dengan kombinasi bersama metformin, karena
tidak dapat digunakan tunggal.
Selain itu kemungkinan efek samping hipoglekimia yang di takuti dapat di
kurangi. Empat golongan OAD itu bekerja dengan melukan kombinasi yang serasi
dapat tercapai terapi yang optimal.
Daftar Pustaka

Doenges, M. E. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC, 2000


Jan Tambayong. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC, 2000
Towarto, Wartonal. Kebutuhan Dasar dan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika, 2007
Alimul H., A. Aziz. Pengantar KDM Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika, 2006
NANDA Internasional. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta : EGC, 2009
Sugondo S., dkk. Penatalaksanaan DM Terpadu. Cetakan ke enam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 2007
J. Corwin, Elizabeth. Buku Saku Patofisiologi edisi 3. Terjemahan Nike Budhi
Subekti. Jakarta : EGC, 2009
L. Brasher, Valentina. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen edisi
2. Terjemahan H.Y. Kuncara. Jakarta : EGC, 2007

Anda mungkin juga menyukai