ASKEP Tyroid
ASKEP Tyroid
NPM :
Ruang : Anak
A. KONSEP DASAR
1. Defenisi
1. Pengertian
Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik
hormon tiroid yang berlebihan.Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit
graves,sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma , tumor kelenjar hipofisis yang
menimbulkan sekresi TSH meningkat,tiroditis subkutan dan berbagai bentuk kenker
iroid.
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan
jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak
sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar - debar, keringat, gemetaran, bicara jadi
gagap, mencret, berat badan menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan
hipertiroid(graves’disease).
2. Etiologi
1. Hiperparathyroid
- Kelelahan atau kelemahan
- Penurunan berat badan yang progresif
- Kelelahan otot yang abnormal karena kalsium serum yang tinggi
- Amenore
- Perubahan defekasi, konstipasi atau diare (gangguan sistem pertanyaan)
2. Hipoparathyroid
- Kelelahan atau kelemahan
- Kerontokan rambut
- Kuku yang rapuh dan kulit kering
- Keluhan rasa baal
- Parestasia pada jari-jari tangan
- Gangguan haid seperti menorhagia atau amenore
- Kenaikan kadar kolesterol serum, aterosklerosis, penyakit jantung koroner dan
fungsi ventrikel yang jelek, hal ini terjadi pada pasien hipotiroidisme berat
4. Klasifikasi/ Macam/Jenis
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik
teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme.
Struma Diffusa toxica adalah salah satu jenis struma yang disebabkan oleh sekresi
hormon-hormon thyroid yang terlalu banyak.Histologik keadaan ini adalah sebagai suatu
hipertrofidanhyperplasidariparenkhymkelenjar.
Struma endemik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang disebabkan oleh asupan mineral
yodium yang kurang dalam waktu yang lama.
Struma nodosa non toksik merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang teraba sebagai
suatu nodul ,tanpa disertai tanda – tanda hipertiroidisme,berdasarkan jumlah nodul ,
dibagi :
• Struma mononodosa non toksik
• Struma multinodosa nontoksik
Berdasarkan kemampuan menangkap iodium radioaktif,nodul dibedakan
menjadi : nodul dingin ,nodul hangat,nodul panas,
Sedangkan berdasarkan konsistensinya ,nodul dibedakan menjadi,nodul lunak ,nodul
kistik, nodul keras,nodul sangat keras.
Pada penyakit struma nodosa nontoksik tyroid membesar dengan lambat.Awalnya
kelenjar ini membesar secara difus dan permukaan licin. Jika struma cukup besar, akan
menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan pada respirasi dan juga
esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan.
5. Patofisiologi
7. Teori Askep
1. Hiperparathyroid
Hiperparathyroid yang tidak diobati dapat mengakibatkan kegagalan jantung, hipertensi,
depresi mental atau krisis hiper-kalsemik kedadalan ginjal.Sekali terbentuk sering
menjadi progresif, walaupun telah dilakukan paratiroidektomi.Hal ini dilakukan untuk
mngetahui diagnosa dini hiper-kalsemik.
2. Hipoparathyroid
Pengolahan bagi penderita hipoparathyroid sulit, kerena perbedaan antara dosis terapi dan
dosis toksik vitamin D, acap kali kecil. Pada penderita yang diterapi selama beberapa
tahun dengan pengawasan yang baik, dapat terjadi hiperkalsemia dan karenanya harus
diadakan pemeriksaan kadar kalium, fosfor serum secara periodik.
9. Pemeriksaan Penunjang
1. T4 Serum
2. T3 Serum
3. Tes THS
4. Tiroglobulin
5. Ambilan iodium radioaktif
6 .Pemindai radio atau pemindai skintilasi tiroid
7. Implikasi tes tiroid dalam keperawatan
8. Tes fungsi tiroid berfungsi menegakkan diagnosa :
- Mengukur kadar kolesterol
- EKG
- Alanin transminase (LT) dan SGPT
- LDH - CT-Scan
- USG - MRI
10 Tindakan Medis
1. Hiperparathyroid
a. Apabila masalahnya berada di tingkat kelenjar tiroid, maka pengobatan yang
diberikan adalah pemberian obat anti tiroid yang menghambat produksi HT/obat-
obat penghambat beta untuk menurunkan hiperresponsifitas simpatis.
b. Obat-obat tg merusak jaringan tiroid juga dapat diberikan, misalnya iodium
radiooyg diberikan peroral akan diserap secara aktif oleh sel-sel tiroid yang
hiperaktif, setelah masuk akan merusak sel-sel tersebut. Ini merupakan terapi
permanen untuk hipertiroidisme dan sering menyebabkan seseorang
kemudian menjadi hipotiroid dan memerlukan pemberian HT pengganti
seumur hidup.
c. Tiroidektomi parsial/total merupakan pengobatan pilihan, tiroidektomi total dan
tiroidektomi pasrial, menyebabkan hipotiroidisme.
2. Hipoparathyroid
a. Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti
hormon tiroid.
b. Apabila penyebab hipotiroidisme berkaitan dengan tumor sususnan saraf pusat,
maka dapat diberikan kemoterapi, radisi atau pembedahan
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari dasar dalam proses keperawatan secara
keseluruhan guna mendapat data atau informasi yang dibutuhkan untuk menentukan
masalah kesehatan yang dihadapi pasien melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan
fisik meliputi :
1. Aktivitas/istirahat ; insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi
otot.
2. Eliminasi ; urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.
3. Integritas ego ; mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil,
depresi.
4. Makanan/cairan ; kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,
makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid,
goiter.
5. Rasa nyeri/kenyamanan ; nyeri orbital, fotofobia.
6. Pernafasan ; frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada
krisis tirotoksikosis).
7. Keamanan ; tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap
iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas 37,40C,
diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus,
eksoptamus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering
terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.
8. Seksualitas ; libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.
3. Resiko tinggi terhadap cedera/ tetani berhubungan dengan pembedahan, rangsangan pada
sistem saraf.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tindakan bedah terhadap jaringan/otot
dan paskah operasi.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Akhir