Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS I

OBJEK II
ANALISIS GOLONGAN BARBITAL

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ISMIHAYATI NASUTION

NO BP : 1601022

KELAS : VA

DOSEN PENGAMPU :1. RIDHO ASRA, M.Farm, Apt


2. BOY CHANDRA, M.Si

LABORATORIUM KIMIA FARMASI ANALISIS


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFARM)
PADANG
2018
LEMBARAN PENGESAHAN

No Nama No Bp Tanda Tangan


1 Dayun Sondari 1601007
2 Gita Hartika 1601016
3 Laili Zirrahmi Ahad 1601028
4 Metta Perdana Putrid 1601033
5 Mh.Al Viki 1601034
6 Nurbaiti 1601039
7 Nurhanifa Rasyid 1501090
8 Risna Maris 1601043

DOSEN PENGAMPU

DOSEN I DOSEN II

RIDHO ASRA, M.Farm, Apt BOY CHANDRA, M.Si

ASISTEN DOSEN

ASDOS I ASDOS II

MEILANDA SEPTRIANIS YOLANDA TRIANA PUTRI

ASDOS III ASDOS IV

SUSI YULIANTI RAHMA APRIANI P

ASDOS V
LAILATUL HASANAH

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayat, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kimia farmasi analitik I tentang “Analisis Golongan Barbital” dengan baik
dan lancar.

Makalah kimia farmasi analitik I, ini telah kami susun dengan semaksimal
mungkin dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga kami dapat
lancer dalam penulisan makalah ini. Dengan demikian, kami menyampaikan banyak
Terima Kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam


makalah ini baik dari segi susunan kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kami sangat berharap akan kritikan dan saran yang membangun dari berbagai pihak
atas kekurangan dari makalah kami ini. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca dan teman- teman
semuanya.

Padang, 10 September 2018

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
Dalam bidang farmasi khususnya kimia atau analisis farmasi sering dilakukan
analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif
seperti identifikasi organoleptik, sedangkan Analisa kuantitatif digunakan untuk
menentukan kadar suatu senyawa. Teknik analisis obat secara kualitatif (identifikasi
obat) menggunakan pereaksi-pereaksi kimia, dengan memperhatikan reaksi warna
yang terjadi dari hasil-hasil uji tersebut. Oleh karena ilmu farmasi merupakan bidang
yang terkait dengan kajian berbagai aspek obat, sehingga kemampuan dalam
mengidentifikasi dan menganalisis senyawa obat sangat penting dimiliki oleh seorang
ahli farmasi (pharmacyst).
Dalam melakukan analisis kita mempergunakan sifat-sifat zat atau bahan, baik
sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat kimianya. Teknik analisis obat secara kualitatif
didasarkan pada golongan obat menurut jenis senyawanya secara kimia, dan bukan
berdasarkan efek farmakologinya. Hal ini disebabkan karena kadang-kadang suatu
obat dengan struktur kimia yang sama, mempunyai efek farmakologi/daya terapeutis
yang jauh berbeda. Misalnya asam hidroksi benzoat dan turunannya sebagai berikut :
 Asam salisilat (asam orto-hidroksi benzoat) digunakan sebagai obat luar
(keratolitikum)
 Asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat analgetikum dan
antipiretikum
 Nipagin ( metil-p-hidroksibenzoat) digunakan sebagai zat pengawet.

a b c
Gambar 1. Asam salisilat(a), Asetosal(b), Nipagin(c)

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka teknik analisis


kualitatif senyawa organik juga semakin berkembang. Identifikasi pemastian jenis
senyawa dilakukan secara modern menggunakan instrumen-instrumen seperti
spektrofotometri UV–Vis, spektrofotometri IR, spektrofotometri Massa, kromatografi
cair kinerja tinggi (KCKT) /HPLC, kromatografi gas (KG) yang dapat memberikan
hasil yang valid. Mengingat instrumeninstrumen tersebut tidak dimiliki oleh seluruh
daerah tempat mahasiswa berada, sehingga metode analisis konvensional masih
menjadi pilihan agar analisis obat tersebut dapat dilakukan di manapun dengan
peralatan yang sederhana.
Metode identifikasi obat secara konvensional dapat dilakukan melalui tiga
tahap yaitu:
1. Uji Pendahuluan, meliputi :
a. Penyandraan/penginderaan (organoleptik) yaitu mengidentifikasi sifat fisik
obat menggunakan indera untuk menentukan bentuk, warna, bau, dan rasa
obat.
b. Penentuan sifat-sifat fisika, seperti penentuan kelarutan, penentuan titik lebur,
dan titik didih.
c. Pengujian derajat keasaman obat menggunakan tes keasaman
d. Penentuan unsur-unsur obat
2. Penentuan gugusan fungsional yang khas (uji golongan)
3. Penentuan jenis zat berdasarkan reaksi-reaksinya dengan pereaksi tertentu dan
pengamatan bentuk kristal menggunakan mikroskop.
BAB II

ANALISIS GOLONGAN BARBITAL


1.1 Dasar Teori

Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil

kondensasi ester etil dari asam dietil malonal dan ureum. Barbital (barbiturat)

digunakan sebagai obat hipnotik, sedative, antikonvulsan, dan anastetik dengan sifat

nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah dalam

pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan kloroform. Karena sifat lipofiliknya,

barbiturat mudah menembus SSP dan daya hipnotiknya juga diperkuat. Dengan

meningkatnya sifat lipofilik ini maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat(

Ganiswara, S. G. 1995).

2.1 Sejarah Barbiturate

Asam barbiturat pertama kali disintesis oleh peneliti Jerman Adolf Von Baeyer

pada tanggal 6 Desember 1864. Hal ini dilakukan dengan cara mengkondensasi urea

dari hewan produk limbah dengan dietil malonat (ester dari asam apel).

Barbiturat sudah lama digunakan sebagai hipnotika dan sedativa, tetapi

penggunaannya sejak tahun 1980-an telah sangat menurun karena adanya obat-obat

dari kelompok benzodiazepin yang lebih aman, yang merupakan pengecualin adalah

fenobarbital, yang memiliki sifat antikonvulsif dan tiopental, yang masih banyak

digunakan sebagai anestetikum IV (Tjay dan Rahardja, 2002).

Barbital merupakan derivat dari asam barbiturate. Asam barbiturat merupakan

hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat. ( Mycek, M.J., Harvey,

R.A., Champe, P.C. 2001).


2.2 Penggunaan barbiturate

barbiturat sebagai hipnotik-sedatif menurun secara nyata karena efeknya


terhadap SSP kurang spesifik, barbiturat memiliki indeks terapi yang lebih rendah
dibandingkan terhadap benzodiazepin. Toleransi terjadi lebih sering dari
benzodiazepin, kecenderungan disalahgunakan lebih besar, dan banyak terjadi
interaksi obat. Barbiturat secara luas telah digantikan oleh benzodiazepin dan
senyawa lain untuk sedasi siang hari. Barbiturat masih digunakan pada terapi darurat
kejang, seperti tetanus, eklamsia, status epilepsi, perdarahan serebral, dan keracunan
konvulsan, namun pada umumnya benzodiazepin masih lebih baik untuk indikasi
tersebut.

2.3 Struktur Umum Barbital

Gambar 2. Struktur barbital (Asam 5,5 –dietilbarbiturat/ C8H12N2O8)

2.5 Sifat-sifat Golongan Barbital

Sifat-sifat umum senyawa barbital antara lain :


1. Barbital mempunyai asam berbasa satu yang sangat lemah, asam barbiturate
dapat dalam bentuk keto dan bentuk enol, bentuk enol ini yang menyebabkan
bereaksi (asam) dan dapat diionisasi. Oleh karena itu barbital larut dalam
alkali. Tetapi garam-garam Na nya tidak stabil dalam air terutama pada
pemanasan, dalam air akan terhidrolis. Oleh karena mudah terhidrolisa maka
garamnya dalam air tidak boleh disimpan lama.
2. Asam barbiturate sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter, kloroform,
dan etil asetat.
3. Mudah mengadakan sublimasi, hasil sublimasi dapat dipakai untuk
mengidentifikasi barbital, terutama jika sublimasi dalam keadaan vacum.
4. Barbital mempunyai titik lebur yang tajam, tetapi titik lebur ini sulit
digunakan untuk identifikasi karena titik lebur tiap zat berdekatan.
Misal : titik lebur Luminal : 173 – 174 C
Titik lebur Prominal: 174 – 176 C

2.6 Sifat Fisika Kimia Barbiturat

a. Sifat Fisika
1) bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah dalam pelarut-pelarut
nonpolar seperti minyak dan kloroform
2) Dapat menyublim terutama dalam keadaan vakum
3) Kelarutan :Larut dalam 130 bagian air, dalam 13 bagian air mendidih, dalam
15 bagian etanol (95%) P, dalam 75bagian kloroform P, dalam 35 bagian eter
P dan dlam 6 bagian aseton, Jarak leburnya antara 188 dan 192.
4) Bobot Molekul: 184,19 g/mol
5) Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
b. Sifat Kimia
1. Umumnya zat padat berupa kristal putih, sedikit pahit.
2. Terurai pada pH 10 sangat lambat dan pada alkali setelah pemanasan.

3. Barbital bersifat asam lemah yang berbasa satu ini disebabkan terjadinya
keseimbangan bentuk keto dan enol dimana bentuk enol bersifat asam lemah
karena dapat terionisasi.
4. Bila dalam suasana asam, kesetimbangan bergeser ke kiri dalam bentuk keto
yang mudah larut dalam pelarut organik, sedangkan dalam suasana basa akan
bergeser ke arah bentuk enolnya berbentuk garam yang mudah larut dalam air.

1.2 Mekanisme Kerja Barbiturat

Barbiturat bekerja pada seluruh SSP, walaupun pada setiap tempat tidak sama
kuatnya. Dosis nonanestesi teruatama menekan respons pasca sinaps. Penghambatan
hanya terjadi pada sinaps GABA-nergik. Walaupun demikian efek yang terjadi
mungkin tidak semuanya melalui GABA sebagai mediator (Ganiswara, 1995).

Barbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan


inhibisi transmisi sinaptik. Kapasitas barbiturat membantu kerja GABA sebagian
menyerupai kerja benzodiazepine, namun pada dosis yang lebih tinggi bersifat
sebagai aganis GABA-nergik, sehingga pada dosis tinggi barbiturat dapat
menimbulkan depresi SSP yang berat (Ganiswara, 1995).

Barbiturat diabsorbsi oral dan beredar luas ke seluruh tubuh. Obat tersebar
dalam tubuh dari otak sampai ke daerah splanknikus, otot skelet dan akhirnya ke
jaringan lemak. Gerakan ini penting dalam menentukan jangka waktu kerja yang
singkat dari tiopental dan derivat jangka pendek lainnya. Barbiturat dimetabolisme
dalam hati, dan metabolit yang tidak aktif dikeluarkan dalam urin

Barbiturat didistribusi secara luas dan dapat lewat plasenta. Barbiturat yang
sangat larut lemak, yang diguankan sebagai penginduksi anestesi, misalnya thiopental
dan metoheksital, setelah pemberian secara IV. Akan ditimbun di jaringan lemak dan
otot. Hal ini menyebabkan penurunan kadarnya dalam plasma dan otak secara cepat,
menyebabkan pasien sadar dalam waktu 5-15 menit setelah penyuntik dengan dosis
anestetik. Setelah depot lemak jenuh, terjadi redistribusi ke aliran sistemik, akibatnya
pemulihan setelah pemberian barbiturat sangat larut lemak memerlukan waktu yang
lama.

2.7 klasifikasi barbital

Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama kerjanya, yaitu:


1. Barbiturat Kerja Panjang
Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam pengobatan kejang
2. Barbiturat Kerja Singkat
Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital yang efektif sebagai
sedatif dan hipnotik
3. Barbiturat Kerja Sangat Singkat
Contohnya: Tiopental, yang digunakan untuk induksi intravena anestesia

2.8 Hubungan Struktur Terhadap Aktivitas Barbital

Secara struktur, atom hidrogen pada kedudukan 5 pada asam barbiturat harus
diganti agar aktivitasnya maksimal. Juga dengan memperpanjang rantai alkil sampai
5 atau 6 atom karbon pada kedudukan 5 akan meningkatkan kekuatannnya. Namun,
apabila melebihi dari itu dapat menurunkan efek depresan dan bias menghasilkan
efek konvulsan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan atom karbon > 6 akan melebihi
sifat lipofilik yang ideal. Rantai bercabang, siklik atau tidak jenuh pada kedudukan 5
umumnya menimbulkan durasi aksi lebih pendek daripada rantai normal jenuh
dengan jumlah atom karbon yang sama. Hal ini terlihat adanya kombinasi antara
menurunnya sifat lipofilik dan memudahkan konversi metabolic menjadi polar
sehingga menyebabkan metabolit menjadi tidak aktif. Senyawa dengan gugus alkil
pada kedudukan 1 atau 3 mempunyai aksi awal dan durasi yang lebih pendek. Serta
mengganti oksigen denga sulfur pada atom karbon no.2 dapat memperpendek onset
dan durasi. Barbiturat mempunyai inti hasil kondesasi etilester dan asam
dietilmalonal dengan ureum.( Tadjuddin, Naid 2001).
2.9 Turunan golongan barbital/barbitutat

Rumus beberapa turunan barbital (Sudjadi.Rohman Abdul.2008)

No Nama Substituent pada

1 5 5

1 Barbital( veronal) - etil etil

2 Fenobarbital( luminal) - etil fenil

3 Sekobarbital - alil 1-metil butil

4 Pentobarbital( Nembutal) - etil 1-metil butil

5 Allobarbital( dial) - alil alil

6 Aprobarbital( alurat) - alil isopropil

7 Amobarbital(amytal) - etil 1-metil butil

8 Metoheksital(brevital) - 1 butena 1 metil-heksuna

9 Thiopental(pentothal) - Etil 1-metil butil


10 Heksobarbital metil fenil metil

1..Barbital ( veronal)
Gambar 3. Struktur Barbital

Nama kimia : C8H12N2O3


Nama iupac : 5,5- dietil barbiturate
Struktur : Gugus alkil ( etil), amina sekunder, gugus keton
Pemerian : Amorf putih/ hablur putih, berbentuk Kristal tidak berwarna
Kelarutan : Sedikit larut dalam air, larut dalam air panas, dan didalam alcohol,
larut dalam senyawa alkali hidroksida, senyawa karbonat dan
ammonia.
Aktivitas : Barbital di gunakan digunkan sebgai obat hipnotik, sedative, dan
anestetik dengan sifat non selektif. Barbital bersifat lipofil yang sukar
larut dalam air tetapi mudah larut dalam pelarut- pelarut non pilar
seperti kloroform.

2.Fenobarbital

Gambar 4. Struktur fenobarbital


Nama iupac : Asam 5- etil- 5 fenilbarbiturat
Nama kimia : C12H12N2O3
Struktur : gugus keton, amina sekunder,inti benzene, gugus alkil( etil)
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih berbau, rasa pahit.
Aktivitas : Mekanisme kerja menghambat kejang kemungkinan melibatkan
potensiasi penghambatan sinaps melalui suatu kerja pada reseptor
GABAA, rekaman intrasel neuron korteks atau spinalis kordata mencit
menunjukkan bahwa fenobarbital meningkatkan respons terhadap
GABA yang diberikan secara iontoforetik. Efek ini telah teramati pada
konsentrasi fenobarbital yang sesuai secara terapeutik. Analisis saluran
tunggal pada out patch bagian luar yang diisolasi dari neuron spinalis
kordata mencit menunjukkan bahwa fenobarbital meningkatkan arus
yang diperantarai reseptor GABA dengan meningkatkan durasi
ledakan arus yang diperantarai reseptor GABA tanpa merubah
frekuensi ledakan. Pada kadar yang melebihi konsentrasi terapeutik,
fenobarbital juga membatasi perangsangan berulang terus menerus; ini
mendasari beberapa efek kejang fenobarbital pada konsentrasi yang
lebih tinggi yang tercapai selama terapi status epileptikus.

3. Sekobarbital

Gambar 5. Struktur sekobarbital

Nama iupac : Asam 5-alil-5-(1-metilbutil) barbiturat


Nama kimia :C12H18N2O3
Struktur : amina sekunder, keton,alkil( 1metil butyl)

4.Pentobarbital
Gambar 6. Struktur pentobarbital

Nama iupac : Asam 5 etil 5-1metil butyl barbirurat


Nama kimia : C11H18N2O3
Pemerian : butir pahit, agak pahit
Struktur : gugus keton, alkil(etil), alkil(1 metil butyl), amina sekunder
Kelarutan : sukar larut dalam air, garamnya mudah larut dalam air.
Larutan dalam air mudah terurai, tidak boleh disimpan lama, tidak
boleh di sterilkan dengan pemanasan.
Aktivitas : dapat meningkatkan asam gamma aminibutiric di otak

5. Allobarbital

Gambar 7. Struktur allobarbital


Nama iupac :C10H12N2O3
Nama kimia :asam 5,5 diallyl barbituric
BM : 208.21
Pemerian : bubuk bewarna kuning, rasa pahit
Struktur : keton, amina sekunder, alkil( alil)
Kelarutan : Dalam air (1:300) : air mendidih (1:50) : etanol (1:20); ether (1:20);
sangat larut dalam etanol panas, larut dalam aseton, ethyl asetat
PH : larutan jenuh bereaksi asam terhadap lakmus

6.Aprobarbital
Gambar 8. Strukrur Aprobarbital

Nama kimia : C10H14N203


Nama iupac : 5- alil -5 isopropilbarbiturat
Pemerian : Kristal putih, agak pahit,higroskopis, Titik lebur :140
Struktur : keton, amina sekunder,alkil( iso propil, alil)
Kelarutan : Hampir tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, chcl 3, eter, aseton,
asam asetat glasial, alkali hidroksida.
pH : Antara 2.5- 7.0
Aktivitas : Menepresi sistem saraf pusat, mengganggu transmisi melalui formasi
retikular, menyebabkan ketidakseimbangan dalam mekanisme
penghambatan yang mempengaruhi formasi korteks, serebral.

7.Amobarbital

Gambar 9. Struktur amobarbital

Nama kimia : C11H18N2O3


Nama iupac : asam 5-etil 5-isopentil barbiturat
Pemerian : bubuk Kristal putih, tidak berbau dan rasa sedikit pahit.
Struktur : keton, amina sekunder, alkil( 1-metil butyl)
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan dalam
eter; larut dalam kloroform, dalam larutan alkali hidroksida dan
dalam alkali karbonat.
Aktivitas : Menimbulkan berbagai tingkat depresi SSP, depresi korteks sensorik,
menurunkan aktiftas motorik, mengubah fungsi serebral, menghambat
transmisi dalam SSP, dan menaikkan ambang kejang.

8. Metoheksital

Gambar 10. Struktur metoheksital


Nama kimia :C14H18N2O3
Struktur : keton, amina sekunder, alkil

9..Thiopental

Gambar 11. Struktur thiopental

Nama iupac : C11H17N2NaO2S


Nama kimia : 5 etil5-(1 metyl butyl )2 tio barbituric acid
Bobot Molekul: 264,33
Pemerian : bubuk putih kekuningan, bau seperti bawang, biasanya di campur
dengan na karbonat sebagai dapar( phentotal na steril dalah campuran
phentotal na + na karbonat steril)
Kelaruran : larut dalam air, alcohol, tidak larut dalam eter,benzene, petroleum
eter.
10. heksobarbital

Gambar 11. Struktur heksobarbital

Nama iupac : C12H16N2O3


Nama Umum : Hexobarbital
Nama Kimia : asam N-methylcyclohexanyl methyl barbiturat
Pemerian : kristal prisma, tak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, alkali karbonat; larut dalam methanol,
ethanol, aseton, benzen basa.

2.11 Perbedaan Struktur Golongan Barbiturate


No Nama Struktur Perbedaan
1 Barbital( vero - Memiliki gugus alkil (
nal) di etil)

2 Fenobarbital - Memiliki gugus aklil(


etil)
- Gugus fenil

3 Sekobarbital Memiliki gugus Alil, 1


metil butil

4 Pentobarbital Memiliki etil, 1 metil


butil

5 Allobarbital Memiliki gugus alil


sebanyak 2 buah

6 Aprobarbital Memiliki gugus alil


Gugus isopropil
2.12 Sediaan Golongan Barbital Yang Beredar

No Nama obat Nama Komposisi dan bentuk Pabrik


dagang sediaan
1. Amobarbital Amytal Amytal sodium 0,5 g Marathon
Bubuk dalam vial
pharmaceuticals
250mg, 500 mg
2 Butabarbital Butisol Butabarbital
100-200mg

3 Mefobarbital mebaral Mephobarbital Bayer


32 mg (tablet)
healthcare LLC
4 Metoheksital Brevital Methohexital sodium
for injection 200 mg
5 Pentobarbital nembutal Pentobarbital sodium Oak
50 mg/ ml ( injeksi) pharmaceuticals
inc
6 Fenobarbital Phental Fenobarbital Na Combiphar
100 mg/ ml ( injeksi)

Sabital Natrium fenobarbital Mersi farma


10 mg/ tablet

Phenobarbit Fenobarbital 30 mg, Kimia farma


al 50 mg, 100 mg

Ditalin Na fenobarbital 50 mg otto

7 Sekobarbital Seconal Secobarbital sodium


( powder)
8 Thiopental pentothal Thiopentone sodium bernofarm
0,5 g ( serbuk injeksi)
BAB III
TAHAP IDENTIFIKASI OBAT

3.1 REAKSI PENDAHULUAN


3.1.1 Pemeriksaan Organoleptis
Contoh:warna, rasa, bau, bentuk
BENTUK WARNA BAU RASA

Serbuk hablur Putih Tidak Pahit


berbau

3.1.2 Kelarutan
Larut dalam 130 bagian air, dalam 13 bagian air mendidih, dalam 15 bagian
etanol (95%) P, dalam 75 bagian kloroform P, dalam 35 bagian eter P dan dalam 6
bagian aseton P.

3.1.3 Uji Keasaman


- larutan sampel + NaOH 2 N → panaskan → uap NH3 yang dihasilkan di
tes dengan kertas lakmus merah → biru
- Larutan sampel + kertas lakmus biru → merah (asam) / biru (basa)
- sampel + kertas lakmus merah → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas pH → pH 1-14
3.1.4 Penentuan Unsur-unsur

Unsur selain karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) pada obat yang
diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut adalah nitrogen (N).
Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap langkah pengujian
senyawa obat tersebut.

1. Identifikasi Unsur H
a. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur
→ tebentuk titik air pada tabung reaksi
b. Pirolisis dengan Unsur
Sampel + 50 mg sulfur → ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-asetat →
Adanya H menimbulkan warna hitam pada kertas Pb-asetat
2. Identifikasi Unsur N
a. Reaksi Kjedhal
10 mg sampel + diteteskan 10 H2SO4 pekat → larutan jernih +
ditambahkan 10 mL air → dibasahkan dengan NaOH + beberapa tetes
pereaksi Nessler → adanya endapan coklat
3. Identifikasi Unsur C
a. Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan dalam cawan → dipijarkan dengan api kecil dan besar
(diamati warna nyala) → terdapat jelaga, naikkan suhu api + HNO3 (jika
perlu) → amati jelaga→ warna hitam.
b. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur
→ tebentuk titik air pada tabung reaksi.
4. Identifikasi unsur O
Cara mendeteksi keberadaan unsur oksigen adalah dengan menggunakan
pereaksi feroks (kompleks Fe+3[Fe(CNS)6]-3). Apabila mengandung oksigen, kertas
feroks yang ditetesi senyawa sampel maka kertas feroks akan berubah warna menjadi
merah.

3.2 Reaksi Gugus Fungsi (Uji Golongan)


a. Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
b. Amin Sekunder :
1. Reaksi Alkalis
Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
c. Inti Benzen :
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo warna
merah orange
2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H 2SO4 →dingin → air + NH4OH + Na2S →
lapisan merah coklat

3.3 Reaksi Umum


1. Reaksi Parri
Prinsip: pembentukan senyawa kompleks antara barbital dengan senyawa Co
dalam MeOH bebas air.
Letakkan sedikit sampel padat pada cawan penguap + 1 tetes pereaksi →
dipanaskan di waterbath → ad kering + 1 tetes ammonia (p) atau uap NH3 →
ungu.
2. Reaksi Zwikker
Prinsip: pereaksi parri, disini digunakan CuSO4 dengan basa piridin
Sedikit sampel padat atau larutan sampel dalam etanol diletakkan pada plat
tetes + 1 tetes pereaksi → ungu atau ungu biru
3. Reaksi Buchi Dan Pertia
Zat + CHCl3 + reagen (Co(NO3) 2 0,01M dalam metanol) + 0,25 ml
isobutilamin 1M dalam CHCl3 → ungu
4. Pengendapan Dengan Reagen Millon
50 mg zat dalam air/aseton + 4 ml pereaksi →endapan
Umumnya akan memberikan endapan dengan garam Hg-(Nitrat, Asetat,
Sulfat) tetapi tidak mengendap dengan HgCl 2

3.4 Reaksi Warna dan Pengendapan


a. Dengan H2SO4 (P)
0,01 g zat + beberapa tetes H2SO4 (p) dipanaskan → timbul warna
b. Marquis
0,01 g zat dilarutkan dalam 4ml H2SO4 (p) + 1ml formaldehid, panaskan →
merah & florosensi hijau (Sandoptal), tidak florosensi (Luminal)
c. Kristal P-Dab
0,01 g zat dalam 4ml H2SO4 (p) + beberapa butir kristal p-DAB, panaskan
beberapa menit di WB → merah (Luminal), merah tua (Nembutal, Evipan)
d. Vanilin- H2SO4
sedikit zat dipanaskan dengan 1% vanillin dalam H2SO4 (p), beberapa menit →
merah karsen.
e. Salisildehid-H2SO4
0,01 g zat + Iml H 2SO4 (p) + beberapa tetes salisildehid 1% dalam spiritus,
panaskan di WB → merah frambos (dial)
f. Furfurol- H2SO4

Zat dalam H2SO4 (p) + larutan furfurol 5% dalam spiritus, panaskan di WB →


ungu (Phanodorm, Medomin), merah coklat (Thiobarbital, Pentotal).
g. Fenol-H2SO4
Merah rosa (Phanodorm, Kemithal, Evipan), jingga Cydopal
g. Piperonal-H2SO4
0,5% piperonal dalam alkohol + zat → berwarna.
h. Nitrasi Menurut Ranwez
10 mg zat + 10ml HNO3 /H2SO4 (p), panaskan di air mendidih, dinginkan,
encerkan dengan air → kuning dan endapan + NH4OH berlebih→ kuning

3.5 Reaksi Kristal


a. Sublimasi
Veronal, Luminal, Phenodorm, Allonal, Difenil hidantion
b. Reaksi NaoH dengan asam asetat

Larutan zat dalam BaOH/KOH → asamkan dalam asam asetat → kristal yang
diawali dengan adanya tetes minyak warna hijau.
c. Reaksi Pengendapan Dengan Fosfat
Larutan zat dalam KOH, teteskan pada objek glass + kristal amonium fosfat
→ endapan.
d. Reaksi Cu, Fe, dan Br Kompleks

Zat + pereaksi pada objek glass → panaskan→ kristal

e. Reaksi Bauchardat

Zat + pereaksi bauchardat → kristal (veronal, luminal)

f. Reaksi dengan AQUA BROM

Larutkan zat dalam KOH + 1 tetes aqua brom → kristal (phenodorm, veronal)
g. Reaksi dengan AgNO3

Larutan zat dalam AgNO3 5% + amoniak hingga endapan larut

h. Aqua Barit

Zat padat + 1 tetes aqua barit → kristal (dial)

i. Dengan Aseton Air


Tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan
hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop
j. Dengan Reagen Dragendorf
Zat uji ditaburkan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes reagen
dragendorf → biarkan 15-30 menit → panaskan perlahan → amati di bawah
mikroskop.
k. Dengan Larutan Asam Pikrat
l. Zat uji diratakan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes reagen
asam pikrat → biarkan beberapa saat hingga terbentuk kristal → amati di
bawah mikroskop.
2. Zat uji + 2 tetes alcohol+ 2 tetes reagen zwikker B→ panaskan → terbentuk
kristal ungu → amati di bawah mikroskop.
3.6 Identifikasi Senyawa Turunan Barbital( Spesifik)
3.6.1. Barbital (veronal )
3.6.1.1 Reaksi Pendahuluan
 Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk, warna, dan rasa

Bentuk Warna Rasa Bau


Sebuk atau hablur Putih Agak pahit Tidak berbau
 Uji kelarutan
Sampel + pelarut ( air/ alkohol/ kloroform) → larut/ tidak
Barbital: Sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter,kloroform dan etil
asetat.
 Uji keasaman
- Larutan sampel + kertas lakmus biru → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas lakmus merah → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas pH → pH 1-14
 Penentuan unsure- unsure

Dalam sruktur diatas terdapat unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen
(O) pada obat yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut adalah
nitrogen (N). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap langkah
pengujian senyawa obat tersebut.

1. Identifikasi Unsur H
a. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO → dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur
→ tebentuk titik air pada tabung reaksi.
b. Pirolisis dengan sulfur
Sampel + 50 mg sulfur → ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-asetat →
Adanya H menimbulkan warn hitam pada kertas Pb-asetan
2. Identifikasi Unsur N
a. Reaksi Kjedhal
Sampel + diteteskan H2SO4 pekat → larutan jernih + ditambahkan
aquadest → dibasahkan dengan NaOH + beberapa tetes pereaksi Nessler→
adanya endapan coklat
3. Identifikasi Unsur C
a. Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan dalam cawan → dipijarkan dengan api kecil dan besar
(diamati warna nyala) → terdapat jelaga, naikkan suhu api + HNO3 (jika
perlu) → amati jelaga→ warna hitam
4. Identifikasi unsur O
Cara mendeteksi keberadaan unsur oksigen adalah dengan menggunakan
pereaksi feroks (kompleks Fe+3[Fe(CNS)6]-3). Apabila mengandung oksigen,
kertas feroks yang ditetesi senyawa sampel maka kertas feroks akan berubah
warna menjadi merah.

3.6.1.2 Reaksi gugus fungsi ( uji golongan)


a) Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
3. Amin Sekunder :
Reaksi Alkalis
Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
4. Inti Benzen :
a. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo
warna merah orange
b. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 → dingin → air + NH4OH + Na2S
→ lapisan merah coklat
3.6.1.3 Reaksi penegasan
1. Zat + H2SO4(P) + alfa naftol → warna ungu violet
2. Zat + pereaksi zwikker →warna biru
3. Zat + aqua brom → tidak membentuk endapan
3.6.1.4 Reaksi Kristal
1. Reaksi NaoH Dengan Asam Asetat
Larutan zat dalam NaOH/KOH → asamkan dalam asam asetat hingga ph
asam → kristal
Untuk veronal terjadi pembentukan kristal diawali dengan adanya tetes
minyak( warna hijau)
2. Reaksi Cu, Fe, dan Bi Kompleks
Zat + 2-3 tetes pereaksi pada objek glass → tutup dengan cover glass
→panaskan→ Kristal → amati dengan mikroskop
a. Pereaksi Bi- complex
0,5 g Bi subcarbonas + 1 ml HCl (P)+ 3 gr KI ++aqua ad 100 ml
b. Pereaksi CU- complex
g CuSO4 5H2O + 1 ml HCl +3 g KI + aqua ad 100 ml
c. pereaksi Fe-complex
4 Larutan FeCl3 +I ml HCl +3 g KI + aqua ad 100 ml
3. Dengan Aseton Air
Tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan
hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop

3.6.2 Fenobarbital
3.6.2.1 Reaksi Pendahuluan
 Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk, warna, dan rasa

Bentuk warna rasa bau


Serbuk putih Agak pahit Tidak
berbau
 Uji kelarutan
Sampel + pelarut ( air/ alkohol/ kloroform) → larut/ tidak
Fenobarbital: Larut dalam 130 bagian air,13 bagian air mendidih, 15
bagian etanol, dan 75 bagian kloroform.
 Uji keasaman

-Larutan sampel + kertas lakmus biru → merah (asam) / biru (basa)


-Larutan sampel + kertas lakmus merah → merah (asam) / biru (basa)
-Larutan sampel + kertas pH → pH 1-14
 Penentuan unsure- unsure

1. Identifikasi Unsur C
a. Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan dalam cawan → dipijarkan dengan api kecil dan besar
(diamati warna nyala) → terdapat jelaga, naikkan suhu api + HNO3 (jika
perlu) → amati jelaga→ warna hitam
b. Reaksi Penfield
Sampel + CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi dengan
pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur →
tebentuk titik air pada tabung reaksi
2. Identifikasi Unsur H
a. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air
kapur → tebentuk titik air pada tabung reaksi
3. Pirolisis dengan Unsur
Sampel + 50 mg sulfur → ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-asetat →
Adanya H menimbulkan waran hitam pada kertas Pb-asetan
4. Identifikasi Unsur N
a. Reaksi Kjedhal
Sampel + diteteskan H2SO4 pekat → larutan jernih + ditambahkan aquadest
→ dibasahkan dengan NaOH + beberapa tetes pereaksi Nessler→ adanya
endapan coklat
5. Identifikasi unsur O
Cara mendeteksi keberadaan unsur oksigen adalah dengan menggunakan
pereaksi feroks (kompleks Fe+3[Fe(CNS)6]-3). Apabila mengandung oksigen,
kertas feroks yang ditetesi senyawa sampel maka kertas feroks akan berubah
warna menjadi merah.

1.6.2.2 Reaksi Gugus Fungsi ( Uji Golongan)

a) Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
b) Amin Sekunder :
Reaksi Alkalis: Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
c) Inti Benzen :
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo warna
merah orange
d) Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H 2SO4 →dingin → air + NH4OH + Na2S →
lapisan merah coklat
1.6.2.3 Reaksi penegasan

1. Koppary –zwikker
Sampel + Koppary –zwikker → larutan merah muda, kemudian menguap
dan menyisakan endapan putih

2. Liebermann
Sampel + reagen Lieberman → larutan warna orange

3. Reaksi parry
Sampel + alcohol hingga larut +2-3 tetes reagen parry + 1 tetes ammonia
( P) → warna ungu
4. Zat + H2SO4+ α naftol →fluorisensi

5. Zat dalam spiritus fortiori + COCl2 +1 tetes NH4OH (p) →warna ungu

3.6.2.4 Reaksi Kristal


1. Dengan Aseton Air
Tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan
hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop

2. Dengan Reagen Dragendorf


Zat uji ditaburkan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes
reagen dragendorf → biarkan 15-30 menit → panaskan perlahan → amati
di bawah mikroskop.

3. Dengan Larutan Asam Pikrat


Zat uji diratakan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes reagen
asam pikrat → biarkan beberapa saat hingga terbentuk kristal → amati di
bawah mikroskop.
4. Zat uji + 2 tetes alcohol+ 2 tetes reagen zwikker B→ panaskan → terbentuk
kristal ungu → amati di baeah mikroskop.
3.6.3 Sekobarbital
3.6.3.1 Reaksi Pendahuluan

 Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk, warna, dan rasa

Bentuk Warna Rasa Bau

Serbuk Hablur Putih Tidak Berasa Tidak Bau

 Uji kelarutan
Sampel + pelarut ( air/ alkohol/ kloroform) → larut/ tidak
 Uji keasaman
-Larutan sampel + kertas lakmus biru → merah (asam) / biru (basa)
-Larutan sampel + kertas lakmus merah → merah (asam) / biru (basa)
-Larutan sampel + kertas pH → pH 1-14
 Penentuan unsure- unsure
a. Identifikasi Unsur C
1. Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan dalam cawan → dipijarkan dengan api kecil dan
besar (diamati warna nyala) → terdapat jelaga, naikkan suhu api +
HNO3 (jika perlu) → amati jelaga→ warna hitam
2. Reaksi Penfield
Sampel + CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi
air kapur → tebentuk titik air pada tabung reaksi
b. Identifikasi Unsur H
1. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air
kapur → tebentuk titik air pada tabung reaksi
2. Pirolisis dengan Unsur
Sampel + 50 mg sulfur → ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-asetat
→ Adanya H menimbulkan waran hitam pada kertas Pb-asetan
c. Identifikasi Unsur N
1. Reaksi Kjedhal
Sampel + diteteskan H2SO4 pekat → larutan jernih + ditambahkan
aquadest → dibasahkan dengan NaOH + beberapa tetes pereaksi
Nessler→ adanya endapan coklat
d. Identifikasi unsur O
Cara mendeteksi keberadaan unsur oksigen adalah dengan menggunakan
pereaksi feroks (kompleks Fe+3[Fe(CNS)6]-3). Apabila mengandung oksigen,
kertas feroks yang ditetesi senyawa sampel maka kertas feroks akan berubah
warna menjadi merah.

3.6.3.2 Reaksi Gugus Fungsi ( Uji Golongan)


a) Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
b) Amin Sekunder :
Reaksi Alkalis: Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
c) Inti Benzen :
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo warna
merah orange
Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H 2SO4 →dingin → air + NH4OH + Na2S →
lapisan merah coklat
3.6.3.3 Reaksi Kristal
a. Dengan Aseton Air
tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan
hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop
b. Dengan Reagen Dragendorf
Zat uji ditaburkan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes
reagen dragendorf → biarkan 15-30 menit → panaskan perlahan → amati
di bawah mikroskop.

3.6.4. Pentobarbital ( Nembutal)

3.6.4.1 Reaksi Pendahuluan

 Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk, warna, dan rasa

Bentuk Warna Rasa Bau


Serbuk Butir Kristal Putih Agak Pahit Tidak Berbau

 Uji kelarutan
Sampel + pelarut ( air/ alkohol/ kloroform) → larut/ tidak
Nembutal: mudah larut dalam alcohol, air, tidak larut dalam eter
 Uji keasaman
- Larutan sampel + kertas lakmus biru → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas lakmus merah → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas pH → pH 1-14
 Penentuan unsur- unsure
Dalam sruktur diatas terdapat unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
pada obat yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut adalah
nitrogen (N). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap langkah
pengujian senyawa obat tersebut.
1. Identifikasi Unsur C
a. Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan dalam cawan → dipijarkan dengan api kecil dan besar
(diamati warna nyala) → terdapat jelaga, naikkan suhu api + HNO3 (jika
perlu) → amati jelaga→ warna hitam
b. Reaksi Penfield
Sampel + CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air
kapur → tebentuk titik air pada tabung reaksi
2. Identifikasi Unsur H
a. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air
kapur → tebentuk titik air pada tabung reaksi
b. Pirolisis dengan Unsur
Sampel + 50 mg sulfur → ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-asetat
→ Adanya H menimbulkan waran hitam pada kertas Pb-asetan
3. Identifikasi Unsur N
a. Reaksi Kjedhal
Sampel + diteteskan H2SO4 pekat → larutan jernih + ditambahkan
aquadest → dibasahkan dengan NaOH + beberapa tetes pereaksi
Nessler→ adanya endapan coklat
4. Identifikasi unsur O
Cara mendeteksi keberadaan unsur oksigen adalah dengan menggunakan
pereaksi feroks (kompleks Fe+3[Fe(CNS)6]-3). Apabila mengandung oksigen,
kertas feroks yang ditetesi senyawa sampel maka kertas feroks akan berubah
warna menjadi merah.
3.6.4.2 Reaksi Gugus Fungsi ( Uji Golongan)

a) Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
b) Amin Sekunder :
Reaksi Alkalis
Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
c)Inti Benzen :
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo warna
merah orange
2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 → dingin → air + NH4OH + Na2S →
lapisan merah coklat

3.6.4.3 Reaksi Penegasan


Zat +H2SO4 (P) → warna coklat

3.6.4.4.Reaksi Kristal

a) Reaksi Cu, Fe
Zat + 2-3 tetes pereaksi pada objek glass → tutup dengan cover glass
→panaskan→ Kristal → amati dengan mikroskop
1. Pereaksi CU- complex
0.3 g CuSO4 5H2O + 1 ml HCl +3 g KI + aqua ad 100 ml
2. pereaksi Fe-complex
3 gr Larutan FeCl3 +I ml HCl +3 g KI + aqua ad 100 ml
b) zat + naoh 0,1 N →sampai jenuh → +NH4 fosfat
c) Dengan Aseton Air
Tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan
hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop

3.6.5 Allobarbital( Dial)

3.6.5.1 Reaksi Pendahuluan

 Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk, warna, dan rasa

Bentuk warna rasa bau

Putih agak pahit Tidak berbau


Serbuk granul
kekuningan
 Uji kelarutan
Sampel + pelarut ( air/ alkohol/ kloroform) → larut/ tidak
Allobarbital : larut dalam 1ir (1:300), air mendidih(1:50), etanol (1:20),
Eter( 1:20), sangat mudah larut dalam etanolnpanas, larut dalam aseton.
 Uji keasaman
- Larutan sampel + kertas lakmus biru → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas lakmus merah → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas pH → pH 1-14
 Penentuan unsur- unsure

a) Identifikasi Unsur C
1. Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan dalam cawan → dipijarkan dengan api kecil dan besar
(diamati warna nyala) → terdapat jelaga, naikkan suhu api + HNO3 (jika
perlu) → amati jelaga→ warna hitam
2. Reaksi Penfield
Sampel + CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi dengan
pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur →
tebentuk titik air pada tabung reaksi
b) Identifikasi Unsur H
1. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang
dilengkapi dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung
yang berisi air kapur → tebentuk titik air pada tabung reaksi
2. Pirolisis dengan Unsur
Sampel + 50 mg sulfur → ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-asetat
→ Adanya H menimbulkan waran hitam pada kertas Pb-asetan
c) Identifikasi Unsur N
1. Reaksi Kjedhal
Sampel + diteteskan H2SO4 pekat → larutan jernih + ditambahkan
aquadest → dibasahkan dengan NaOH + beberapa tetes pereaksi
Nessler→ adanya endapan coklat
d) Identifikasi unsur O
Cara mendeteksi keberadaan unsur oksigen adalah dengan menggunakan
pereaksi feroks (kompleks Fe+3[Fe(CNS)6]-3). Apabila mengandung oksigen,
kertas feroks yang ditetesi senyawa sampel maka kertas feroks akan berubah
warna menjadi merah.

3.6.5.2 Reaksi Gugus Fungsi ( Uji Golongan)

a) Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
b) Amin Sekunder :
Reaksi Alkalis
Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
c) Inti Benzen :
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo warna
merah orange
2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 → dingin → air + NH4OH + Na2S →
lapisan merah coklat
3.6.5.3 Reaksi Penegasan

1. Zat + NaOH + KMNO4 → warna hijau


2. Zat + vanillin + H2SO4 → warna merah
3. Zat + aquabrom → mereduksi ( warna hilang)
4. Zat + salisaldehid H2SO4 → warna merah
5. Zat +H2SO4 (P) + Kristal p-DAB → warna merah

3.65.4 Reaksi Kristal

1. Dengan Aseton Air


Tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan
hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop

2. Dengan Reagen Dragendorf


Zat uji ditaburkan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes
reagen dragendorf → biarkan 15-30 menit → panaskan perlahan → amati
di bawah mikroskop.

3.6.6 Aprobarbital(Alurat)

3.6.6.1 Reaksi Pendahuluan


 Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk, warna, dan rasa

Bentuk Warna Rasa Bau

Putih Tidak Berasa Khas


Serbuk Granul
 Uji kelarutan
Sampel + pelarut ( air/ alkohol/ kloroform) → larut/ tidak
Aprobarbital: hamper tidak larut air, larut dlam alcohol, eter, aseton, asam asetat
dan alkali hidroksida
 Uji keasaman
- Larutan sampel + kertas lakmus biru → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas lakmus merah → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas pH → pH 1-14

 Penentuan unsur- unsure

Dalam sruktur diatas terdapat unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen
(O) pada obat yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut adalah
nitrogen (N). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap langkah
pengujian senyawa obat tersebut.
a) Identifikasi Unsur C
1. Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan dalam cawan → dipijarkan dengan api kecil dan besar
(diamati warna nyala) → terdapat jelaga, naikkan suhu api + HNO3 (jika
perlu) → amati jelaga→ warna hitam
2. Reaksi Penfield
Sampel + CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi dengan
pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur →
tebentuk titik air pada tabung reaksi
b) Identifikasi Unsur H
1. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur
→ tebentuk titik air pada tabung reaksi.

2. Pirolisis dengan Unsur


Sampel + 50 mg sulfur → ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-asetat →
Adanya H menimbulkan waran hitam pada kertas Pb-asetan
c) Identifikasi Unsur N
1. Reaksi Kjedhal
Sampel + diteteskan H2SO4 pekat → larutan jernih + ditambahkan
aquadest → dibasahkan dengan NaOH + beberapa tetes pereaksi Nessler→
adanya endapan coklat
d) Identifikasi unsur O
Cara mendeteksi keberadaan unsur oksigen adalah dengan menggunakan
pereaksi feroks (kompleks Fe+3[Fe(CNS)6]-3). Apabila mengandung oksigen,
kertas feroks yang ditetesi senyawa sampel maka kertas feroks akan berubah
warna menjadi merah.
3.6.6.2 Reaksi Gugus Fungsi ( Uji Golongan)

a) Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
b) Amin Sekunder :
Reaksi Alkalis
Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
c) Inti Benzen :
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo warna
merah orange.

2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 → dingin → air + NH4OH + Na2S →
lapisan merah coklat.

3.6.6.3 Reaksi Penegasan


1. Zat + formalin H2SO4 → kuning kecoklatan

3.6.6.4 Reaksi Kristal


1. Dengan Aseton Air
2. Reaksi Cu, Fe
Zat + 2-3 tetes pereaksi pada objek glass → tutup dengan cover glass
→panaskan→ Kristal → amati dengan mikroskop
a. Pereaksi CU- complex
0.3 g CuSO4 5H2O + 1 ml HCl +3 g KI + aqua ad 100 ml
b. pereaksi Fe-complex
3 gr Larutan FeCl3 +I ml HCl +3 g KI + aqua ad 100 ml
3. zat + NaOH 0,1 N →sampai jenuh → +NH4 fosfat
4. Tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan
hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop
3.6.7 Amobarbital (Amytal)
3.6.7.1 Reaksi Pendahuluan
 Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk, warna, dan rasa

Bentuk Warna Rasa Bau

Putih Pahit Tidak Berbau


Serbuk Granul

 Uji kelarutan
Sampel + pelarut ( air/ alkohol/ kloroform) → larut/ tidak
Amytal: larut dalam air(1:1300), etanol (1:5) kloroform (1:7) eter (1:7)
 Uji keasaman
- Larutan sampel + kertas lakmus biru → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas lakmus merah → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas pH → pH 1-14

 Penentuan unsur- unsure


Dalam sruktur diatas terdapat unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
pada obat yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut adalah
nitrogen (N). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap langkah
pengujian senyawa obat tersebut.
a) Identifikasi Unsur C
1. Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan dalam cawan → dipijarkan dengan api kecil dan
besar (diamati warna nyala) → terdapat jelaga, naikkan suhu api +
HNO3 (jika perlu) → amati jelaga→ warna hitam
2. Reaksi Penfield
Sampel + CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air
kapur → tebentuk titik air pada tabung reaksi
b) Identifikasi Unsur H
1. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang
dilengkapi dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang
berisi air kapur → tebentuk titik air pada tabung reaksi
2. Pirolisis dengan Unsur
Sampel + 50 mg sulfur → ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-asetat
→ Adanya H menimbulkan waran hitam pada kertas Pb-asetan
c) Identifikasi Unsur N
1. Reaksi Kjedhal
Sampel + diteteskan H2SO4 pekat → larutan jernih + ditambahkan
aquadest → dibasahkan dengan NaOH + beberapa tetes pereaksi Nessler→
adanya endapan coklat
d) Identifikasi unsur O
Cara mendeteksi keberadaan unsur oksigen adalah dengan menggunakan
pereaksi feroks (kompleks Fe+3[Fe(CNS)6]-3). Apabila mengandung oksigen,
kertas feroks yang ditetesi senyawa sampel maka kertas feroks akan berubah
warna menjadi merah.
3.6.7.2 Reaksi Gugus Fungsi ( Uji Golongan)
a) Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
b) Amin Sekunder :
Reaksi Alkalis
Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
c) Inti Benzen :
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo warna
merah orange
2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 → dingin → air + NH4OH + Na2S →
lapisan merah coklat
3.6.7.3 Reaksi Kristal

1. Reaksi Cu, Fe
Zat + 2-3 tetes pereaksi pada objek glass → tutup dengan cover glass
→panaskan→ Kristal → amati dengan mikroskop
a. Pereaksi CU- complex
0.3 g CuSO4 5H2O + 1 ml HCl +3 g KI + aqua ad 100 ml
b. pereaksi Fe-complex
3 gr Larutan FeCl3 +I ml HCl +3 g KI + aqua ad 100 ml
2. zat + NaOH 0,1 N →sampai jenuh → +NH4 fosfat

3. zat + pereaksi wagenaar →berbentuk jarum kecil dan besar

3.6.8 Metoheksital (Brevital)


3.6.8.1 Reaksi Pendahuluan

 Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk, warna, dan rasa

Bentuk Warna Rasa Bau

Putih agak pahit Tidak berbau


Serbuk granul
kekuningan

 Uji kelarutan
Sampel + pelarut ( air/ alkohol/ kloroform) → larut/ tidak
 Uji keasaman
- Larutan sampel + kertas lakmus biru → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas lakmus merah → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas pH → pH 1-14

 Penentuan unsur- unsure


Dalam sruktur diatas terdapat unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
pada obat yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut adalah
nitrogen (N). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap langkah
pengujian senyawa obat tersebut.
a) Identifikasi Unsur C
1. Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan dalam cawan → dipijarkan dengan api kecil dan besar
(diamati warna nyala) → terdapat jelaga, naikkan suhu api + HNO3 (jika
perlu) → amati jelaga→ warna hitam
2. Reaksi Penfield
Sampel + CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi dengan
pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur →
tebentuk titik air pada tabung reaksi
b) Identifikasi Unsur H
1. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur
→ tebentuk titik air pada tabung reaksi
2.Pirolisis dengan Unsur
Sampel + 50 mg sulfur → ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-asetat →
Adanya H menimbulkan waran hitam pada kertas Pb-asetan
c) Identifikasi Unsur N
1. Reaksi Kjedhal
Sampel + diteteskan H2SO4 pekat → larutan jernih + ditambahkan
aquadest → dibasahkan dengan NaOH + beberapa tetes pereaksi Nessler→
adanya endapan coklat
d) Identifikasi unsur O
Cara mendeteksi keberadaan unsur oksigen adalah dengan menggunakan
pereaksi feroks (kompleks Fe+3[Fe(CNS)6]-3). Apabila mengandung oksigen,
kertas feroks yang ditetesi senyawa sampel maka kertas feroks akan berubah
warna menjadi merah.
3.6.8.2 Reaksi Gugus Fungsi ( Uji Golongan)
a) Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
b) Amin Sekunder :
Reaksi Alkalis
Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
c) Inti Benzen :
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo warna
merah orange
2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 → dingin → air + NH4OH + Na2S →
lapisan merah coklat
3.6.8.3 Reaksi Kristal

1. Dengan Aseton Air


Tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan
hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop
2. Dengan Reagen Dragendorf
Zat uji ditaburkan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes reagen
dragendorf → biarkan 15-30 menit → panaskan perlahan → amati di bawah
mikroskop.

3.6. 9 Tiopental
3.6.9.1 Reaksi Pendahuluan

 Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk, warna, dan rasa

Bentuk warna rasa bau

putih Agak pahit Tidak berbau

 Uji kelarutan
Sampel + pelarut ( air/ alkohol/ kloroform) → larut/ tidak
 Uji keasaman
- Larutan sampel + kertas lakmus biru → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas lakmus merah → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas pH → pH 1-14

 Penentuan unsur- unsure


Dalam sruktur diatas terdapat unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
pada obat yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut adalah
nitrogen (N). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap langkah
pengujian senyawa obat tersebut.
a) Identifikasi Unsur C
1. Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan dalam cawan → dipijarkan dengan api kecil dan besar
(diamati warna nyala) → terdapat jelaga, naikkan suhu api + HNO3 (jika
perlu) → amati jelaga→ warna hitam
2. Reaksi Penfield
Sampel + CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi dengan
pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur →
tebentuk titik air pada tabung reaksi
b) Identifikasi Unsur H
1. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur
→ tebentuk titik air pada tabung reaksi
2. Pirolisis dengan Unsur
Sampel + 50 mg sulfur → ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-asetat →
Adanya H menimbulkan waran hitam pada kertas Pb-asetan
c) Identifikasi Unsur N
1. Reaksi Kjedhal
Sampel + diteteskan H2SO4 pekat → larutan jernih + ditambahkan
aquadest → dibasahkan dengan NaOH + beberapa tetes pereaksi Nessler→
adanya endapan coklat
d) Identifikasi unsur O
Cara mendeteksi keberadaan unsur oksigen adalah dengan menggunakan
pereaksi feroks (kompleks Fe+3[Fe(CNS)6]-3). Apabila mengandung oksigen,
kertas feroks yang ditetesi senyawa sampel maka kertas feroks akan berubah
warna menjadi merah.
3.6.9.2 Reaksi Gugus Fungsi ( Uji Golongan)
a) Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
b) Amin Sekunder :
Reaksi Alkalis
Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
c) Inti Benzen :
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo warna
merah orange
2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 → dingin → air + NH4OH + Na2S →
lapisan merah coklat
3.6.9.3 Reaksi Kristal
1. Dengan Aseton Air
Tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan
hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop
2. Dengan Reagen Dragendorf
Zat uji ditaburkan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes
reagen dragendorf → biarkan 15-30 menit → panaskan perlahan → amati
di bawah mikroskop.

3.6.10 Heksobarbital ( Evipan)


3.6.10.1 Reaksi Pendahuluan

 Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk, warna, dan rasa

Bentuk warna bau rasa

Serbuk Kristal
putih Tidak berbau Tidak berasa

 Uji kelarutan
Sampel + pelarut ( air/ alkohol/ kloroform) → larut/ tidak
Heksobarbital: praktis tidak larut dalam air, alkali karbonat, larut dalam
methanol, etanol, ether, aseton.
 Uji keasaman
- Larutan sampel + kertas lakmus biru → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas lakmus merah → merah (asam) / biru (basa)
- Larutan sampel + kertas pH → pH 1-14
 Penentuan unsur- unsure
Dalam sruktur diatas terdapat unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
pada obat yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut adalah
nitrogen (N). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap langkah
pengujian senyawa obat tersebut.
a) Identifikasi Unsur C
1. Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan dalam cawan → dipijarkan dengan api kecil dan besar
(diamati warna nyala) → terdapat jelaga, naikkan suhu api + HNO3 (jika
perlu) → amati jelaga→ warna hitam
2. Reaksi Penfield
Sampel + CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi dengan
pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur →
tebentuk titik air pada tabung reaksi
b) Identifikasi Unsur H
1. Reaksi Penfield
Sampel + 50 mg CuO→ dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
dengan pipa U → terbentuk gas → dialirkan ke tabung yang berisi air kapur
→ tebentuk titik air pada tabung reaksi
2. Pirolisis dengan Unsur
Sampel + 50 mg sulfur → ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-asetat →
Adanya H menimbulkan waran hitam pada kertas Pb-asetan
c) Identifikasi Unsur N
1. Reaksi Kjedhal
Sampel + diteteskan H2SO4 pekat → larutan jernih + ditambahkan
aquadest → dibasahkan dengan NaOH + beberapa tetes pereaksi Nessler→
adanya endapan coklat
d) Identifikasi unsur O
Cara mendeteksi keberadaan unsur oksigen adalah dengan menggunakan
pereaksi feroks (kompleks Fe+3[Fe(CNS)6]-3). Apabila mengandung oksigen,
kertas feroks yang ditetesi senyawa sampel maka kertas feroks akan berubah
warna menjadi merah.
3.6.10.2 Reaksi Gugus Fungsi ( Uji Golongan)

a) Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
b) Amin Sekunder :
Reaksi Alkalis
Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
c) Inti Benzen :
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo warna
merah orange
2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 → dingin → air + NH4OH + Na2S →
lapisan merah coklat
3.6. 10.3 Reaksi Penegasan
1. Zat + H2SO4(P) → kuning, lama kelamaan merah jingga

3.6. 10.4 Reaksi Kristal

1. Reaksi Cu, Fe, dan Bi Kompleks


Zat + 2-3 tetes pereaksi pada objek glass → tutup dengan cover glass
→panaskan→ Kristal → amati dengan mikroskop
a. Pereaksi Bi- complex
o,5 g Bi subcarbonas + 1 ml HCl (P)+ 3 gr KI + aqua ad 100 ml
b. Pereaksi CU- complex
0.3 g CuSO4 5H2O + 1 ml HCl +3 g KI + aqua ad 100 ml
c. pereaksi Fe-complex
3 gr Larutan FeCl3 +I ml HCl +3 g KI + aqua ad 100 ml
2. Dengan Aseton Air
Tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan
hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

 Penentuan Zat Tambahan


 Zat uji + Air (Panaskan) SL (+)

 Reaksi Penegasan
- Reaksi dengan AgNO3
 Zat uji + Larutan zat dalam AgNO3 5% + Amoniak
Endapan larut (+)
- Reaksi Parri
 Zat uji + alkohol hingga larut + 2-3 tetes reagen parri + 1 tetes
ammonia pekat warna ungu (+)

- Penentuan zat aktif fenobarbital


 Zat uji + alkohol hingga larut + 2-3 tetes reagen parri + 1 tetes
ammonia pekat warna ungu kebiruan (+)
 Zat uji + 2-3 tetes air + 2 tetes NaOH + 1ml asam sitrat
Endapan putih (+)
4.2 PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yang berjudul “BARBITAL” yang bertujuan untuk
menganalisis zat aktif dan zat tambahan yang terdapat pada sampel yang tersedia.
Sebelum saya menjelaskan bagaimana cara kerja yang saya lakukan dilaboratorium
kimia farmasi analisis ini, saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu barbital.

Jadi seperti yang kita ketahui barbital adalah suatu golongan obat tidur yang
mempunyai inti hasil kondensasi ester etil dari asam dietilmalonal dan ureum.
Barbital itu sendiri digunakan sebagai obat hipnotik, sedative, antikonsulvan, dan
anestetik dengan sifat nonselektif yang bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi
mudah larut dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan kloroform.

Selanjutnya saya akan menjelaskan apa apa saja alat dan bahan pada
praktikum kali ini, dan bagaimana cara kerja dari praktikum barbital ini, jadi yang
pertama kita siapkan alat dan bahan dimana alat yang kita gunakan masih sama
dengan praktikum sebelumnya yaitu tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, tempat
tabung reaksi, pipet tetes, bunsen, tissue, brush tabung reaksi,botol semprot, spatel.
Dan bahan-bahan yang digunakan (reagen) adalah zat aktif , zat tambahan, dan
reagen Parri, AgNO3 5%, amoniak, alkohol, air, NaOH, asam sitrat. Setelah alat dan
bahan kita siapkan kita langsung saja dengan cara kerja.
Pada praktikum kali ini zat aktif yang digunakan yaitu Fenobarbital
sedangkan zat aktifnya ada tiga yaitu talkum, sl, dan amprotab, jadi disini kita akan
menganalisis zat aktif dan zat tambahan apa yang kita dapat dari sampel yang telah
diberikan oleh asisten dosen. Pertama kita uji zat tambahan terlebih dahulu, dengan
cara masukkan sedikit sampel menggunakan spatel lalu masukkan kedalam tabung
reaksi kemudian tambahankan 2 sampai 3 tetes air, sebelum dipanaskan kita lihat
akankah sampel mengapung jika sampel mengapung diatas permukaan air berarti zat
tambahan yang kita dapatkan adalah talkum jika sampel tidak mengapung kita
lakukan pemanasan diatas bunsen, jika adalah setelah dipanaskan sampel larut dalam
air maka zat tambahan yang kita dapat adalah SL tetapi jika setelah pemanasan
hasilnya membentuk gel maka hasil yang didapat adalah amprotab, dan pada uji zat
tambahan ini zat tambahan yang saya dapatkan yaitu SL, karena setelah dilakukan
pemanasan pada zat uji dia menjadi larut setelah dilakukan pemanasan.

Selanjutnya pengujian untuk penentuan zat aktif, disini yang akan kita uji
yaitu zat aktifnya yaitu fenobarbital. Disini kita akan melakukan uji penegasan pada
sampel zat aktif kita menggunakan reagen Parri, AgNO3 5%, amoniak, alkohol, air,
NaOH, asam sitrat .
Pertama lakukan pengujian reaksi dengan AgNO3 5% , caranya masukkan zat
uji atau sampel tadi kedalam tabung reaksi menggunakan spatel lalu tambahakan
larutan zat AgNO3 5% dan tambahkan amoniak, akan menghasilkan endapan zat
menjadi larut (+).
Kedua lakukan pengujian reaksi parri yaitu dengan cara masukkan zat uji
tersebut kedalam tabung reaksi tambahkan 2-3 tetes alkohol hingga zat tersebut
menjadi larut tambahkan lagi 2-3 tetes reagen parri disini zat akan berubah warna
menjadi larutan berwarna pink setelah diteteskan dan tambahkan 1 tetes ammonia
pekat akan menghasilkan larutan atau zat uji menjadi warna ungu (+).
Kemudian reaksi ketiga yang akan diuji yaitu pengujian zat aktif fenobarbital
disini pengujian nya sama dengan pengujian reagen parri yaitu dengan cara masukkan
zat uji tersebut kedalam tabung reaksi tambahkan 2-3 tetes alkohol hingga zat
tersebut menjadi larut tambahkan lagi 2-3 tetes reagen parri disini zat akan berubah
warna menjadi larutan berwarna pink setelah diteteskan dan tambahkan 1 tetes
ammonia pekat akan menghasilkan zat uji menjadi warna ungu kebiruan pada larutan
(+).
Reaksi yang keempat pada pengujian reaksi zat aktif fenobarbital dengan cara
zat uji atau sampel tadi dimasukkan kedalam tabung reaksi tambahkan air 2-3 tetes,
tambahkan 2 tetes NaOH dan 1ml asam sitrat akan menghasilkan endapan putih pada
larutan uji tersebut.
Jadi pada praktikum kali ini saya mendapatkan zat aktif Fenobarbital dan zat
tambahan SL karena setelah apa yang saya ujikan hasilnya menunjukan pada
Fenobarbital dan SL. Disini sebelumnya kami juga sudah tau zat aktif yang akan diuji
dan pada zat tambahan yang telah diuji, saya mendapat hasil yang larut setelah
dilakukan pemanasan sehingga hasil positif yang telah didapatkan.
Pada pengujian dengan reaksi parri disini saya ada kendala karna harus
mengulang tiga kali untuk mendapatkan hasil yang sesuai, pada pengujian pertama
saya mendapatkan hasil larutan berwarna coklat disini terjadi karna terlalu sedikit
menggunakan zat aktifnya dan banyak menggunakan alkohol, pengujian yang kedua
juga mendapatkan hasil berwarna coklat yaitu ketika penambahan reagen parri
terlihat perubahan menjadi warna pink namun waktu penambahan ammoniak hasil
yang didapat berwarna coklat, dan disini pada penggunaan zat dan reagen harus
seimbang hingga akan mendapat hasil yang sesuai dan pada pengujian ketiga kali ini
saya mendapatkan hasil yang positif yaitu larutan berwarna ungu.
Jadi jika kita akan mereaksikan zat kita harus teliti dalam menggunakan zat
dan reagen yang akan diuji supaya mendapatkan hasil yang diinginkan mungkin juga
ada beberapa faktor lagi yang menjadi zat tersebut menjadi negatif yaitu bisa jadi
karna alat yang digunakan tidak bersih atau kotor sebaiknya alat seperti tabung reaksi
dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan dan penggunaan pipet tetes harus
berbeda setiap reagen . Dan kita harus berhati-hati, teliti tidak boleh ceroboh jika
ingin mendapatkan hasil yang baik. Dan disini saya mendapatkan hasil yang sesuai
dengan apa yang telah dikerjakan yaitu pada reaksi dengan reagen Parri, reaksi
dengan AgNO3 5%, air, NaOH, asam sitrat yaitu hasil yang positif pada keempat
pengujian tersebut.
Jadi pada praktikum ini sebelum kita melakukan praktikum diatas yang sudah
saya jelaskan tadi praktikan (kita) harus menggunakan pakaian, handskun, masker
atau apa saja yang dibutuhkan untuk melindungi diri kita dari zat kimia, dikarenakan
pada praktikum kali ini reagen-reagen yang kita guanakan berbahaya bagi kita, baik
berbahaya jika terkena kulit maupun jika terhirup oleh kita.
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang saya dapat pada praktikum kali ini adalah pada saat
mereaksikan untuk menentukan zat aktif saya yaitu fenobarbital dan zat tambahan
yang saya dapatkan SL karena setelah dilakukan pemanasan hasilnya yaitu larut pada
air.

4.2 Saran
Pada saat praktikum praktikan harus menggunakan alat-alat yang dapat
menyelamatkan diri praktikan
Praktikan harus mengerti prosedur kerja pada saat praktikum
Praktikan harus berhati hati pada saat merekasikan agar tidak terjadi kesalahan

DAFTAR PUSTAKA
Ganiswara, S. G. 1995. Farmakologi dan Terapi, Edisi IV. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.

Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe, P.C. (2001). Farmakologi Ulasan Bergambar
(edisi 2) (Agus, A., penerjemah). Jakarta: Widya Medika.

Tadjuddin, Naid 2001. Penuntun Praktikum Analisa Farmasi. UNHAS:


Makassar..P.22, 23

Tim kimia farmasi analisis.2016. Penuntun Praktikum kimia farmasi Analisa .


padang: STIFARM

Sudjadi.Rohman Abdul.2008.analisis kuantitatif obat. Yogyakarta:Gadjah Mada


University Press

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai