Anda di halaman 1dari 14

EFEKTIVITAS PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA CAREGIVER PASIEN ULKUS

DIABETES MELITUS DALAM MENURUNKAN TINGKAT ANSIETAS.


1 2 3
Aisyah Dzil Kamalah , Ahsan , Heri Kristianto
1
STIKes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
2,3
Pengajar Program Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Ulkus diabetes mellitus merupakan komplikasi dari penyakit diabetes mellitus yang membutuhkan waktu
penyembuhan yang lama dan biaya yang tidak sedikit.Kondisi pasien yang tidak stabil secara fisik maupun
emosional bisa memperlama penyembuhan. Hal ini menyebabkan masalah psikososial seperti cemas pada
care giver yang merawat pasien. Cemas dapat mempengaruhi keluarga dalam merawat pasien ulkus DM.
Umumnya pasien dan keluarga hanya mendapatkan pendikan kesehatan terkait penyakit yang diderita
pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas psikoedukasi keluarga dalam menurunkan
ansietas pada caregiver dalam merawat pasien ulkus DM. Desain penelitian ini adalah quasi experimental
pre-post test with control group. Cara pengambilan sampel dengan purposive smpling. Jumlah sampel
sebanyak 30 caregiver yang terbgi dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. instrumen yang
digunakan adalah Zung Self Anxiety Scale (ZSAS) untuk mengukur ansietas. Psikoedukasi keluarga dilakukan
dalam 5 sesi. Hasil penelitian menunjukkan p value (0,000) < α (0,05). Psikoedukasi efektif dalam
menurunkan ansietas. Psikoedukasi dapat menjadi intervensi lanjut bagi keluarga pasien ulkus diabetes
mellitus.

Kata Kunci : Ansietas, Caregiver pasien ulkus Diabetes Mellitus, Psikoedukasi Keluarga

Abstract
Ulcers Diabetes Mellitus is a complication of diabetes mellitus that needs a long recovery and high cost.
Unstable physical and emotional condition of a patient can make longer recovery. This condition causes
psychosocial problems such as anxiety to the family / caregiver when caring of patients. Anxiety can affect the
family incaring of patients with diabetes ulcers. Generally, patients and families only get education of health
related to the illnesses of patients. This study aimed to determine the effectiveness of family psychoeducation
in reducing anxiety of the family in family when caring of patients with diabetic ulcers in Malang. This design
of study was quasi – experimental pre – post test with control group. The sampling method used was
purposive sampling with 30 caregiver as total sample and divided into treatment group and control group.
The instruments of this research were Self Zung Anxiety Scale (ZSAS) that used to measure anxiety. Family
psychoeducation was conducted in five sessions. The results showed the p value (0.000) < α (0.05).
Psychoeducation is effective in reducing anxiety of the family. Psychoeducation can be an advanced
intervention for families of ulcer diabetes mellitus patients.

Keywords: Anxiety, Family / Caregiver patients with Ulcer Diabetes Mellitus and Family Psychoeducation.

Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol: 4, No. 2 ; Korespondensi : Aisyah Dzil Kamalah. STIKes
Pekajangan Pekalongan. Alamat :Pekajangan Gang 13 No. 26 Pekalongan 51172. Email.
aisyah.kamalah@gmail.com . No. Hp: 085741875002

www.jik.ub.ac.id
85
PENDAHULUAN inap di RSUP Dr.Cipto Mangun Kusumo

Diabetes Mellitus (DM) adalah sekumpulan Jakarta selama tahun 2011 8,7% pasien

gejala yang diakibatkan oleh tidak ada atau mengalami ulkus kaki.dengan angka Amputasi

kurang efektifnya hormon insulin yang mencapai 1,3%. Hal tersebut mempengaruhi

dihasilkan oleh pankreas. Insulin adalah kunci kondisi diabetisi dan keluarganya (Pusat Data

tubuh untuk mendapatkan glukosa yang dapat dan Informasi KemenKes, 2014).

digunakan dalam bentuk energi (International


Respon psikologis yang muncul pada keluarga
Diabetes Federation, 2013).
salah satunya adalah ansietas. Keluarga yang

Berdasarkan perolehan data Badan Pusat merawat pasien dengan penyakit kronik, 40%

Statistik (BPS) menyatakan bahwa akan terjadi nya mengalami ansietas dengan tanda –

peningkatan jumlah penderita DM pada tahun tandanya merasa tegang / tidak enak, merasa

2030 dengan jumlah penderita DM meningkat takut jika sesuatu yang buruk terjadi, merasa

menjadi 20,1 juta. Sedangkan data Riskesdas khawatir, tidak nyaman, mual, sesak, dan

tahun 2013 menunjukkan peningkatan gelisah.

prevalensi DM di 17 propinsi seluruh Indonesia


Ansietas yang dialami oleh keluarga dapat
dari 1,1% (2007) meningkat menjadi 2,1% di
menghambat keluarga dalam penyembuhan
tahun 2013 dari total penduduk sebanyak 250
pasien ulkus diabetes melitus. Salah satu
juta jiwa.
intervensi keperawatan untuk mengatasi

DM memunculkan berbagai macam ansietas pada keluarga adalah melakukan

komplikasi. Salah satu komplikasi DM adalah promosi kesehatan pada keluarga. Menurut

masalah kaki diabetik. Masalah kaki diabetik Bomar (2010), promosi kesehatan diberikan

adalah penyebab utama mordibitas dan kepada keluarga untuk membantu keluarga

mortalitas serta membutuhkan biaya mengatasi masalah transisi keluarga dalam hal

perawatan kesehatan yang tinggi pada pasien ini adalah masalah yang dihadapi keluarga

diabetes(Bowering & Embil, 2013).Salah satu ketika anggota keluarga mengalami masalah

dari masalah kaki diabetik adalah Ulkus penyakit kronis.

diabetes mellitus. Menurut Jeffcoate &


Saat ini, promosi kesehatan telah
Harding (2003) Setiap diabetisi memiliki resiko
dikembangkan dari jangka waktu yang pendek
12 – 25% mengalami ulkus diabetes mellitus.
biasanya dikenal dengan pendidikan
Menurut Kemenkes RI (2014) persentase
kesehatan, menjadi psikoedukasi keluarga
komplikasi dari DM yang mengalami rawat
dengan waktu pertemuan yang lebih lama dan

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


86
materi yang lebih kompleks (Dixon,2001). sebanyak 1 kali. Penyuluhan kesehatan yang
Menurut NAMI (National Alliance for The diberikan berupa materi tentang ulkus DM
Mental Illnes) Psikoedukasi keluarga mengacu dan perawatannya dengan metode ceramah
pada program yang memberikan pendidikan, dan pada akhir sesi diberikan kesempatan
dukungan dan bimbingan untuk keluarga diskusi dan tanya jawab. Media yang
digunakan dalam penyuluhan kesehatan ini
METODE
adalah materi yang disampaikan dengan
Desain penelitian ini menggunakan metode
menggunakan lembar balik dan leaflet. Waktu
Quasy Experimentpre-post test with control
yang dibutuhkan adalah 60 menit.
group design. Sampel yang digunakan adalah
keluarga yang merawat pasien Ulkus Diabetes Kelompok intervensi diberikan terapi

Melitus dengan jumlah sampel 30 orang diambil psikoedukasi keluarga selama 7 minggu

dari salah satu anggota keluarga yang merawat dengan 5 sesi, setiap sesi 2 kali pertemuan

atau care giver. Tehnik sampel yang digunakan dengan jeda waktu 2 hari, yaitu: identifikasi

adalah purposive sampel. Sampel dibagi masalah keluarga, pendidikan kesehatan,

menjadi 2 kelompok, masing-masing 15 orang manajemen ansietas, manajemen beban,

pada kelompok kontrol dan pada kelompok evaluasi hambatan dan pemberdayaan

intervensi. keluarga dalam melakukan kolaborasi dengan


petugas kesehatan dalam merawat pasien
Sebelum dilakukan intervensi pada masing-
ulkus DM. Pelaksanaan terapi psikoedukasi ini
masing kelompok. Peneliti melakukan pre test
dilakukan ke masing-masing keluarga dengan
yang berupa pengukuran terhadap ansietas.
durasi waktu 30 – 60 menit tiap keluarga.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur
Ansietas adalah Zung Self Anxiety Scale(ZSAS). Setelah pemberian intervensi selesai peneliti

Zung Self Anxiety Scale yang dibuat oleh Wiliam melakukan post test berupa pengukuran

W.K Zung (1971) dan berisi 20 pernyataan kembali terhadap ansietas dengan

terkait ansietas yang dirasakan oleh menggunakan instrumen yang sama pada saat

caregiver.Instrumen telah dinyatakan valid dan pre test.

realiabel setelah diuji dengan menggunakan uji


Hasil penilaian terhadap ansietas pada saat
validitas dan reabilitas.
pre test dan post test kemudian dianalisa

Setelah dilakukan pre test peneliti kemudian dengan menggunakan uji univariat dan

memberikan intervensi pada kelompok bivariat. Uji bivariat yang digunakan dalam

kontrol berupa penyuluhan kesehatan penelitian ini adalah Uji t-test dan Uji Mann-

www.jik.ub.ac.id
87
Whitney. keluarga dewasa awal pada kelompok
perlakuan adalah 5 orang (33,3%). Jenis
HASIL
kelamin keluarga didominasi oleh perempuan
1. Karakteristik Keluarga / Caregiver
sebanyak 53,3% baik keluarga dari kelompok
Responden pada penelitian ini adalah keluarga /
kontrol maupun keluarga kelompok
caregiver pasien ulkus diabetes mellitus. Berikut
perlakuan.
disajikan frekuensi karakteristik responden.
Tingkat pendidikan pada kelompok kontrol
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik keluarga
/ caregiver. didominasi oleh lulusan perguruan tinggi
Kontrol Perlakuan %
Karakteristik sebanyak 6 keluarga (40%). Sedangkan pada
N % N %
1. Usia kelompok perlakuan sebagian besar lulusan
Remaja Akhir 2 13,3 2 13,3 13,3
Deasa Awal 2 13,3 5 33,3 23,3 SMA sebanyak 8 keluarga (53,3%). Pekerjaan
Dewasa Akhir 3 20 2 13,3 16,7
Lansia Awal 4 26,7 2 13,3 20 pada kelompok kontrol di dominasi oleh
Lansia Akhir 2 13,3 2 13,3 13,3 keluarga yang tidak bekerja dan buruh yaitu 4
Manula 2 13,3 2 13,3 13,3
2. Jenis Kelamin keluarga (26,7%). Sedangkan pada kelompok
Laki-laki 7 46,7 7 46,7 46,7
Perempuan 8 53,3 8 53,3 53,3 kontrol, sebagian besar adalah wiraswasta
3. Tingkat Pendidikan
sebanyak 5 keluarga (33,3%).
SD 5 33,3 1 6,7 20
SMP 0 0 2 13,3 6,7
SMA 4 26,7 8 53,3 40 2. Analisa Univariat
Perguruan
6 40 4 26,7 33,3
Tinggi 2.1 Ansietas Sebelum dan setelah
4. Pekerjaan
Tidak Psikoedukasi Keluarga.
4 26,7 4 26,7 26,7
Bekerja Tabel 2 Ansietas Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Buruh 4 26,7 1 6,7 16,7
Psikoedukasi Keluarga pada Kelompok Perlakuan
PNS 2 13,3 1 6,7 10
di Malang Tahun 2016.
Karyawan
2 13,3 4 26,7 20
Swasta
Wiraswasta 3 20 5 33,3 26,7 Variabel Mean SD 95% CI
Sumber : data primer yang diolah Ansietas Sebelum 64,67 6,994 60,83 – 68,51
Ansietas Sesudah 28,73 7,357 24,66 – 32,81
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa usia Sumber : data primer yang diolah
keluarga pada kelompok kontrol terbanyak
Berdasarkan table 2 diketahui skor ansietas
dalah lansia awal dengan rentang umur 46 – 55
sebelum dilakukan perlakuan psikoedukasi
tahun dengan jumlah keluarga 4 orang (26,7%).
keluarga (rata – rata) adalah 64,67 termasuk
Sedangkan pada kelompok perlakuan usia
ansietas sedang. Sedangkan rata – rata skor
sebagian besar adalah dewasa awal dengan
ansietas setelah diberi perlakuan adalah 28,73
rentang umur 26 – 35 tahun. Jumlah
termasuk tidak ansietas.

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


88
normal, sehingga dapat digunakan uji t
2.2 Ansietas Sebelum dan Setelah Pendidikan
berpasangan.
Kesehatan
3.2 Efektifitas Psikoedukasi Keluarga
Tabel 3 Deskripsi Ansietas Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Pendidikan Kesehatan pada Kelompok
Terhadap Ansietas pada Kelompok Perlakuan
Kontrol di Malang Tahun 2016 di Malang Tahun 2016.
Variabel Mean SD 95% CI
Ansietas Sebelum 53,80 7,428 49,68 – 57,91 Tabel 5. Efektifitas Psikoedukasi Keluarga
Ansietas Sesudah 46,93 7,842 42,59 – 51,28 Terhadap Ansietas pada Kelompok Perlakuan di
Sumber : data primer yang diolah Malang Tahun 2016.
N Mean ± Perbedaan Hasil Uji t
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa skor SD Mean Berpasangan
tingkat ansietas pada kelompok kontrol (CI 95%) T P
Ansietas 15 64,67 35,93 16,00 0,00
menunjukkan skor ansietas sebelum dilakukan Sebelum ±6,994
Ansietas 15 28,73
pendidikan kesehatan (rata – rata) adalah 53,80 Sesudah 7,357
sumber : data primer yang diolah
termasuk ansietas ringan. Sedangkan rata – rata
skor ansietas setelahnya adalah 46,93 termasuk
Berdasarkan hasil Uji t berpasangan pada
ansietas ringan.
ansietas sebelum dan sesudah psikoedukasi
(dependent simples t test) menunjukkan nilai
3. Analisa Bivariat
3.1 Uji Normalitas Data t hitung > t tabel (16,002 > 2,145) dan nilai

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Ansietas pada signifikansi 0,000 (p < 0,005) maka Ho ditolak,
Kelompok perlakuan dan Kelompok artinya terdapat perbedaan yang signifikan
Kontrol Di Malang Tahun 2016.
N Parameter P pada pengaruh psikoedukasi keluarga pada
Psikoedukasi Keluarga
Ansietas 15 Shapiro Wilk 0, 205
ansietas keluarga kelompok perlakuan.
Sebelum
Ansietas 15 Shapiro Wilk 0,240
3.3 Efektifitas Pendidikan Kesehatan
Setelah
Pendidikan Kesehatan
terhadap Ansietas pada Kelompok Kontrol di
Malang Tahun 2016.
Ansietas 15 Shapiro Wilk 0,399
Sebelum Tabel 6. Efektifitas Pendidikan Kesehatan
Ansietas 15 Shapiro Wilk 0,153
terhadap Ansietas pada Kelompok Kontrol di
Setelah
Malang Tahun 2016.
Sumber: data primer yang diolah N Mean ± SD Perbedaan Hasil Uji t
Mean (CI Berpasangan
95%) T P
Berdasarkan uji normalitas pada tabel 6 di atas Ansietas 15 53,80 6,867 7,729 0,00
Sebelum ± 7,428
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi ansietas Ansietas 15 46,93
Sesudah ± 7,842
pada kelompok kontrol dan perlakuan
Sumber: data primer yang diolah
seluruhnya p > 0,05. Oleh karena itu seluruh Tabel 6 menunjukkan hasil Uji t berpasangan
kelompok variabel memiliki sebaran data yang menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari

www.jik.ub.ac.id
89
t tabel (7,729 > 2,145) dan nilai signifikansi ansietas pada kelompok kontrol dan
0,000 (p < 0,005) maka Ho ditolak, artinya perlakuan (Psikoedukasi dan Pendidikan
terdapat perbedaan yang signifikan pada kesehatan) sesudah diberikan perlakuan
pengaruh pendidikan kesehatan pada ansietas menunjukkan nilai p = 0,000 (p > 0,05). Hal ini
keluarga kelompok kontrol. bermakna bahwa terdapat perbedaan
signifikan rerata skor penurunan ansietas
3.6 Analisis Efektifitas Psikoedukasi Keluarga
pada kelompok perlakuan dan kelompok
Pada Penurunan Ansietas.
kontrol.
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Penurunan
Ansietas Keluarga pada Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol di Malang Tahun 2016.
PEMBAHASAN
Variabel N Parameter P 1. Perubahan Ansietas Keluarga dalam
Selisih Ansietas 15 Shapiro Wilk 0,46
Kel.Perlakuan Merawat Pasien Ulkus Dibetes Mellitus
Selisih Ansietas 15 Shapiro Wilk 0,421
Sebelum dan Setelah Psikoedukasi Keluarga
Kel.Kontrol
Sumber: data primer yang diolah pada Kelompok Perlakuan.

Berdasarkan uji normalitas pada tabel 7 dapat Hasil penelitian yang disajikan pada tabel 7
diketahui bahwa nilai signifikansi dari Shapiro menunjukkan skor ansietas pada kelompok
Wilk pada variabel Selisih Ansietas pada perlakuan mengalami penurunan. Nilai rata –
kelompok perlakuan (0,460) selisih ansietas rata skor ansietas sebelum dilakukan
pada kelompok control (0,421). Dilakukan psikoedukasi keluarga adalah 64,67 dan
transformasi data pada selisih ansietas pada setelah dilakukan adalah 28,73. Terjadi
kelompok perlakuan. Akan tetapi, data masih penurunan rata – rata ansietas sebesar 35,93
tidak normal. Sehingga digunakan uji Mann poin. Penurunan tersebut terlihat dari hasil uji
Whitney untuk mengetahui efektifitas t berpasangan dengan nilai p = 0,000. Hal ini
psikoedukasi keluarga pada ansietas. berarti bahwa terdapat perbedaan skor
Tabel 8. Perbedaan Efektifitas Psikoedukasi ansietas yang signifikan atau bermakna
Keluarga dan Pendidikan Kesehatan terhadap
Penurunan Ansietas di Malang Tahun 2016. sebelum dan setelah dilakukannya
psikoedukasi.
kelompok N Media Min- Mean± Uji Mann-
n Max Std.Dev Whitney
U P Hasil ini menunjukkan psikoedukasi keluarga
Perlakuan 15 39,00 16,00- 35,93
46,00 ± 8,70 0,0 0,0 efektif dalam menurunkan ansietas. Menurut
Kontrol 15 7,00 0,00- 6,87 0 0
13,00 ± 3,44 peneliti, hal tersebut terjadi disebabkan oleh
sumber : data primer yang diolah
Tabel 8 menjelaskan bahwa secara bertambahnya informasi yang didapatkan

keseluruhan perbedaan selisih rerata skor oleh keluarga. Psikoedukasi keluarga

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


90
memberikan informasi kepada keluarga, tidak ketika merawat pasien ulkus Diabetes
hanya terkait penyakit akan tetapi didukung Mellitus.
dengan pengelolaan ansietas yang dialami
2. Perubahan Ansietas Keluarga dalam
oleh keluarga selama merawat pasien ulkus
Merawat Pasien Ulkus Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus.
Sebelum dan setelah Pendidikan Kesehatan
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Pada Kelompok Kontrol.
Ocktryna (2013) yang melakukan penelitian
Hasil penelitian yang disajikan pada tabel 8
pengaruh ACT dan Psikoedukasi keluarga
memperlihatkan skor ansietas pada kelompok
terhadap depresi dan ansietas pada keluarga
kontrol mengalami penurunan. Penurunan
yang merawat pasien HIV / AIDS. Penelitian
tersebut terlihat dari hasil uji t berpasangan
yang menggunakan sampel 30 responden
antara ansietas sebelum dan sesudah
untuk masing – masing kelompok. Pada hasil
pendidikan kesehatan, dengan nilai p = 0,000.
penelitian menunjukan p < 0,05 yang artinya
Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan skor
ansietas mengalami penurunan dari ansietas
ansietas yang signifikan atau bermakna
berat menjadi ansietas ringan.
sebelum dan setelah dilakukannya
Hasil Penelitian ini juga didukung oleh hasil psikoedukasi. Hasil ini menunjukkan pendidikan
penelitian Rohmi (2015) tentang ansietas kesehatan efektif dalam menurunkan ansietas.
pada keluarga yang merawat pasien TB Paru
Pendidikan Kesehatan pada hakekatnya
di Puskesmas Sumber Manjing Kabupaten
adalah usaha penyampaian pesan kesehatan
Malang. Hasil penelitian menunjukkan
kepada masyarakat, kelompok atau individu
penurunan ansietas setelah diberikan
dengan harapan adanya peningkatan
Psikoedukasi. Hasil uji Wilcoxon p value 0,03
pengetahuan sehingga meningkatkan perilaku
pada kelompok perlakuan. Ansietas dengan
sehat yang lebih baik (Notoatmojo, 2015).
tingkat sedang menurun menjadi ansietas
Pendidikan kesehatan pada keluarga terkait
ringan.
penyakit yang dialami oleh anggota
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keluarganya (pasien) dapat menurunkan
psikoedukasi keluarga yang diberikan mampu ansietas pada keluarga.
menurunkan ansietas pada keluarga yang
Penelitian Heidari dkk (2014) efek pendidikan
merawat pasien ulkus diabetes mellitus.
kesehatan pada depresi, ansietas dan stres
Sehingga keluarga mampu merawat pasien
pada keluarga yang merawat lansia dengan
ulkus dan mengatasi ansietas yang muncul

www.jik.ub.ac.id
91
dimensia pada 50 caregiver di Isfahan. Alat menurunkan ansietas pada keluarga yang
ukur yang digunakan adalah Depression merawat ulkus diabetes mellitus.
Anxiety Stress Scale (DASS) dengan 42 item 3. Efektifitas Psikoedukasi Terhadap Ansietas
pertanyaan. Hasil dari penelitian ini adalah dalam Merawat Pasien Ulkus Diabetes
terjadinya penurunan skor depresi, ansietas Mellitus.
dan stres dengan p value < 0,01. Penelitian ini
menunjukkan pendidikan kesehatan bagi Hasil akhir penelitian ini didapatkan dari Uji

keluarga dapat meningkatkan status selisih pre test dan post test antara variabel

psikologis. ansietas keluarga pada kelompok perlakuan


dan kelompok kontrol menggunakan uji Mann
Penelitian lain yang dilakukan oleh Guo, Linda
Whitney. Uji Mann Whitney menunjukkan p
& Antony (2012) pada pasien yang menjalani value (0,000) < α (0.05). menunjukan
operasi jantung yang diberi pendidikan psikoedukasi efektif dalam menurunkan
kesehatan untuk menurunkan ansietas. ansietas.
Pengukuran ansietas dilakukan dengan
menggunakan Hospital Anxiety Depression Psikoedukasi keluarga merupakan bentuk dari

Scale (HADS). Hasil penelitian menunjukkan terapi modalitas dengan fokus pengobatan

pendidikan kesehatan yang dilakukan mampu adalah pada keluarga. Anggota keluarga

menurunkan skor ansietas sebesar 2,1 poin (caregiver) dibantu untuk mengidentifikasi

dengan p value < 0,05. dan menemukan problem solving terjadap


kondisi mal adaptif baik terhadap diri sendiri
Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada
maupun berhubungan dengan orang lain
keluarga adalah tentang pengertian, klasifikasi
(Townsend, 2014). Menurut Shives (2012)
ulkus, dan perawatanya pada setiap klasifikasi
tujuan utama dari psikoedukasi keluarga
/ tingkatan. Peneliti berpendapat bahwa
adalah membawa dampak yang positif
pendidikan kesehatan yang diberikan pada
terhadap hubungan antar anggota keluarga.
keluarga mampu meningkatkan pengetahuan
keluarga sehingga meningkatkan kemampuan Psikoedukasi yang dilakukan pada keluarga

keluarga dalam merawat pasien ulkus pasien ulkus Diabetes Mellitus membantu

diabetes mellitus. caregiver untuk mengidentifikasi masalah


selama merawat pasien ulkus. Masalah
Adanya perubahan perilaku dalam merawat
tersebut seperti gula darah pasien yang tidak
pasien menyebabkan ansietas keluarga dapat
stabil, luka yang tak kunjung sembuh, kondisi
menurun. Pendidikan kesehatan efektif dalam

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


92
fisik pasien yang tidak stabil yang Perubahan perilaku pada pasien dan keluarga
mengakibatkan rawat inap hingga masalah pasien ulkus diabetes mellitus salah satunya
dibutuhkan untuk memperbaiki faktor yang
biaya perawatan ulkus diabetes mellitus. Hal
dapat menyebabkan hiperglikemia. Perilaku
tersebut menyebabkan ansietaspada keluarga
yang mendukung peningkatan kesehatan
pasien ulkus Diabetes Mellitus.
keluarga seperti tidak merokok, melakukan
Psikoedukasi keluarga pada penelitian ini
kontrol terhadap makanan yang beresiko
dilaksanakan dalam lima sesi. Masing –
meningkatkan kadar gula darah,olah raga dan
masing sesi dilakukan selama 30 – 60 menit.
pengendalian stresor. Perubahan perilaku ini
Pada sesi pertama, terapis mengkaji masalah
dapat diawali dengan adanya promosi
yang dialami caregiver selama merawat
kesehatan. Menurut Bomar (2004) yang
pasien ulkus diabetes mellitus. Pada sesi ini
mengadaptasi model promosi kesehatan
caregivermendapatkan penjelasan tentang
Pender, keluarga sangat memungkinkan untuk
psikoedukasi keluarga, tujuan yang ingin
berpartisipasi secara aktif mempromosikan
dicapai dan manfaat nya bagi keluarga.
perilaku kesehatan.
Sesi kedua, berfokus pada masalah yang
Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh keadaan
dialami oleh pasien ulkus Diabetes Mellitus.
umum, kesehatan saat ini dan faktor perilaku
Pada sesi ini, keluarga mendapatkan
sebelumnya. Keadaan umum suatu keluarga
tambahan. Sesi ketiga caregiver mendapatkan
memiliki tiga domain utama yaitu pola sistem
penegetahuan terkait ansietas dan cara
keluarga, karakteristik demografi, dan
mengatasinya. sesi keempat caregiver
karakteristik biologis. Pola sistem sistem
diberikan informasi tentang beban keluarga
keluarga pada pasien ulkus berisi tentang
dan cara mengelola beban. Caregiver
komunikasi yang dilakukan oleh antar anggota
melakukan diskusi dengan terapis terkait
keluarga, interaksi antar anggota keluarga,
beban keluarga yang saat ini dialami dalam
pengambilan keputusan, dan bagaimana
merawat pasien ulkus diabetes Mellitus. Sesi
keluarga berinteraksi dengan sistem lain
kelima caregiver bersama terapis akan
(misalnya pelayanan kesehatan).
mendiskusikan sumber – sumber dalam
Sistem keluarga yang baik penting dalam
keluarga yang mengalami hambatan.
perawatan pasien ulkus diabetes mellitus.
Hambatan yang dimaksudkan adalah
Komunikasi antar anggota keluaraga,
hambatan dalam berhubungan dengan
petugas kesehatan dan mendapatkan pengambilan keputusan dalam perawatan
pasien hingga hubungan keluarga dengan
perawatan dari petugas kesehatan.

www.jik.ub.ac.id
93
perawat luka merupakan komponen didalam Psikoedukasi keluarga adalah salah satu
system keluarga yang dapat mendukung bentuk promosi kesehatan pada keluarga
guna meningkatkan kemampuan keluarga
penyembuhan pasien ulkus DM.
untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan
Karakteristik demografi dan karakteristik
masalah yang terjadi didalam keluarga
biologis keluarga merupakan domain dari
(Okpokoro dkk,2014). Penelitian yang
keadaan umum keluarga. Karakteristik
dilakukan oleh Nurbani (2009) tentang
demografi salah satunya terlihat dari ukuran
pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap
keluarga. Keluarga tersebut termasuk
ansietas pada keluarga (caregiver) dalam
keluarga besar atau keluarga dengan jumlah
merawat pasien Stroke di RSUPN
anggota keluarga yang sedikit. Hal tersebut
Dr.Ciptomangunkusumo Jakarta. Penelitian ini
berpengaruh pada kebutuhan ekonomi
menggunakan desain Quasi Experiment Pre –
keluarga yang nantinya akan mempengaruhi
post with control Group Design dengan
biaya perawatan. Jumlah anggota keluarga
responden 22 pada kelompok intervensi dan
yang lebih besar memungkinkan kebutuhan
23 responden pada kelompok kontrol. hasil
yang lebih banyak sehingga dimungkinkan
penelitian ini adalah tingkat ansietas
perawatan bagi anggota keluarga yang sakit
mengalami penurunan bermakna.
ulkus Diabetes Mellitus tidak dijadikan
prioritas. Penelitian yang dilakukan Ronesmaharani
tentang pengaruh psikodukasi keluarga dalam
Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh
menurunkan ansietas pada keluarga yang
kesehatan keluarga saat ini. Definisi sehat
merawat anak dengan retradasi mental.
sehat menurut keluarga menjadikan persepsi
Desain penelitian yang digunakan adalah
sehat dan sakit oleh keluarga. Hal tersebut
Quasi Experiment Pre – post with control
menjadi dasar keluarga untuk melakukan
Group Design. Pengambilan sampel dengan
sebuah tindakan. Keluarga pasien ulkus
menggunakan teknik simple random sampling
diabetes mellitus akan meminta pertolongan
dangan 12 responden perlakuan dan 12
tenaga kesehatan untuk memberikan
responden kontrol. Hasil penelitian ini adalah
perawatan pada pasien ulkus diabetes
tingkat ansietas mengalami penurunan yang
mellitus. Perilaku kesehatan mendukung
bermakna.
keluarga untuk dapat menyelesaikan masalah
kesehatan yang terjadi di dalam keluarga. Kedua penelitian tersebut menggunakan skala

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


94
ordinal dan menggunakan uji non parametrik. psikoedukasi keluarga efektif dalam
Hal ini menyebabkan hasil ukur terbatas menurunkan ansietas pada keluarga /
hanya dalam pengelompokan dan kurang caregiver pasien ulkus Diabetes Mellitus di
spesifiknya penurunan ansietasyang terjadi Malang.
setelah dilakukannya psikoedukasi keluarga.
KESIMPULAN
Pada skala ukur ordinal menunjukan
Terdapat penurunan ansietas yang bermakna
penurunan ansietas dari sedang menjadi
pada keluarga dalam merawat penderita
ringan. Akan tetapi ketika menggunakan
Ulkus Diabetes Mellitus sebelum dan sesudah
sekala ukur interval / rasio dapat diketahui
dilakukan psikoedukasi keluarga.
lebih rinci berapa skor penurunan ansietas.

Hal ini berdampak pula dengan uji statistika Terdapat penurunan rata – rata skor ansietas

yang digunakan. Data ordinal dianalisis dan bebab keluarga yang bermakna sebelum

menggunakan uji non parametrik. Sedangkan dan setelah dilakukan psikoedukasi keluarga

data interval / rasio memungkinkan pada caregiver / keluarga pasien ulkus Diabetes

menggunakan uji parametrik jika distribusi Mellitus.

data normal. Hal ini memungkinkan pada hasil Saran yang dapat diberikan adalah Petugas
yang lebih baik pada uji parametrik. kesehatan hendaknya meningkatkan upaya

Hasil uji parametrik pada penelitian ini promosi kesehatan bagi pasien dan keluarga

menunjukkan terdapat penurunan rata – rata pasien ulkus diabetes mellitus guna

ansietas yang bermakna pada kelompok menurunkan masalah psikososoal yang

perlakuan dibandingkan dengan kelompok mungkin timbul akibat ulkus Diabetes

kontrol. hal tersebut memperlihatkan Mellitus.

DAFTAR PUSTAKA Psychosocial Intervention.


Ambarwati, Weny. (2015). Efektivitas Program Dissertation, Lund University, Lund.
Psikoedukasi Kelompok dalam Bhattacharjee, Dipanjan, Rai, Altul Kumar,
menurunkan beban Psikologis pada Singh, Narendra Kumar, Kumar,
family caregiver diabetes mellitus. Pradeep, Munda, Sanjay Kumar, &
Andrén, S.& Elsmstal (2006) Family Caregivers Das, Basudeb. (2011).
of Persons with Dementia. Experiences Psychoeducation : A Measure to
of Burden, Satisfaction and

www.jik.ub.ac.id
95
Streng Psychiatric Treatment. Delhi Elmahdi, Mohammed, Foad kamel, Ali esmael,
Psychiatric Journal. Mohammed lotfi, Ahmad Kamel &
Ayman elhosini. (2010). Burden of care
Bomar, P.J. (2004). Promoting Health in
on female caregivers and its relation to
Families: Applying Family Research and
psychiatric mordibity. Middle East Curr
Theory to Nursing Practice. Philadelphia:
Pshychiatry.
W.B. Sounders Company.
Federation, International Diabetes. (2013).
Bowering, Keith & Jhon M.Embil. (2013). Clinical
IDF diabetes atlas six editions.
Practice Guidelines Foot Care. Canadian
Journal of Diabetes, Elsevier Fernandez, O., Seravin L G, Ana G S, Aurora O
G, Martha A S, & Ana Maria G P.
Bustan 2007, Epidemiologi Penyakit Tidak
(1999). Integrated Psychological
Menular, Rineka Cipta, Jakarta.
Treatment for Schizophrenic patient.
Dahlan, M. Sopiyudin, 2013. Statitiska Untuk
Psychology in Spain.
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Frykberg, RG. (2002). Diabetic Foot Ulcer :
Salemba Medika.
Pathogenesis and management. Am
Dewi, E. I. (2011). Pengaruh terapi kelompok
Fm Psysician. Vol 66, Number 9.
suportif terhadap beban dan tingkat
Gayle E. Reiber, PhD, MPH., Benjamin A.
ansietas keluarga dalam merawat anak
Lipsky, MD, FACP., & Gary W. Gibbons,
tunagrahita di sekolah luar biasa (SLB)
MD. (1998). The Burden of Diabetic
kabupaten banyumas. Tesis. Jakarta:
Foot Ulcers. Excerpta Medica.
Fakultas Ilmu Keperawatan UI.
Georgios, & Biroo, Miklos. (2010).
Dixon, Lisa, William R. McFarlane, Harriet
Psychological aspects of adolescents
Lefley, Alicia Lucksted, Michael Cohen,
with diabetes mellitus Procedia
Ian Falloon, . . . Diane Sondheimer.
,Elsevier.
(2001). Evidence-Based Practices for
Service to Families of People With Hastono, Sutanto Priyo. (2007). Analisis Data
Psychiatric Disabilities. Psychiatric Kesehatan. Depok : Fakultas Kesehatan
Service, 52(7). Masyarakat Universitas Indonesia

Ellen P. Lukens, & William. (2004). Khalil, asad., Zaki, Abel rehim, megala, geber,
Psychoeducation as Evidence-Based gamal & rohoma. (2015). Prevalence
Practice: Considerations for Practice, of Diabetic Foot Disorder and related
Research, and Policy.
Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 2 November 2016
96
risk factor among Egyptian subjects di kelurahan katulampa Bogor timur.
with diabetes. Primary Care Diabetes. Thesis UI.

Kaplan,H.I, Sadock,B. J. (2010). Buku ajar Nurbani. (2009). Pengaruh Psikoedukasi


Psikiatri Klinis. 2nd ed. Jakarta: EGC Keluarga terhadap masalah Psikososial
ansietas dan beban keluarga (Care
Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan.
giver) dalam merawat pasien Stroke di
(2011). Buku Ajar Etik Penelitian
RSUPN Dr Ciptomangunkusumo
Kesehatan. Malang. UB Press.
Jakarta.
Lestari, Arena. (2011). PengaruhTerapi
Notoatmodjo, soekidjo,. (2012). Metodelogi
Psikoedukasi Keluarga terhadap
Penelitian Kesehatan . Jakarta. PT
pengetahuan dan tingkat anxietas
Rineka Cipta
keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mengalami tuberkolosis Pariante, C.M, Carpiniello. (1996). Family
paru di kota bandar lampung. burden in relatives of schizophrenics
and of people with mental retardation:
Madigan, K. , Egan, D Brennan, S.Hil, B Maguire,
a comparative study. Eur Psychiatry
F Horgan, C Flood, Kinsella, O’Callaghan.
Journal. 11. 381 – 385.
(2012). A randomised controlled trial of
carer – focussed multy family group Ramaiah, S 2006, Diabetes Cara Mengetahui
psychoeducation in bipolar disorder. Gejala Diabetes dan Menditeksinya
European Psychiatry. ScienceDirect. Sejak Dini, Trans. Joeliani L, Lamtiur, K,
PT Buana Ilmu Populer. Jakarta.
M Mazlina, A S Shamsul, F A Saini Jeffery
(2011). Health-related Quality of Life in RI, Pusat Data Dan Informasi Kementrian
Patients with Diabetic Foot Problems in Kesehatan. (2014). Situasi Dan Analisis
Malaysia. Med J Malaysia. DIABETES, Waspada Diabetes Eat Well
Life well.
Mohr, W.K. (2006). Psychiatric mental health
nursing. 6th ed. Phiadelpia: Lippincott Rosmaharani, Shanti. (2015). Pengaruh
Williams dan Wilkins. Psikoedukasi keluarga terhadap
perubahan tingkat kecemasan dan
Nauli, fathra annisa. (2011). Pengaruh
persepsi beban keluarga dalam
logotherapi lansia dan psikoedukasi
merawat anak dengan retradasi
keluarga terhadap depresi dan
kemampuan makna hidup pada lansia mental di SLB negeri kabupaten
jombang.

www.jik.ub.ac.id
97
Shimazu, Kae, Shimodera, hinji, Mino, Yoshio, Sudoyo, et all 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Nishida, Atsushi, Kamimura, Naoto, Dalam Vol.3, Edk 5, EGC, Jakarta.
Sawada, Ken, . . . Inoue, Shimpei. (2011). Sukandar, E. Y. 2008. ISO Farmakoterapi. PT.
Family psychoeducation for major ISFI Penerbitan: Jakarta
depression: randomised controlled trial.
Tjokroprawiro, A 2006, Hidup Sehat dan
Shives, R, 2012, Basic concept of psychiatric and Bahagia Bersama Diabetes Melitus, PT
Mental Health Nursing, alih Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Bahasa Kuncara, Jakarta: EGC. Thakur, megha (2015). Diabetes and depression
Sriyani, Kumarasinghe A., Sudharsani : A review With special focus on india.
washalatantrhri, Priyadharsikha, Global Journal Of medicine and Public
Shamini. (2013). Predictorof diabetic Health
Foot and Leg Ulcers in a Developing Townsend, M. C, 2014, Psychiatric Mental Healt
Country with a repid increase in the Nursing : Concepts of Care in Evidence-
Prevelence of Diabetes Mellitus. Ploss BasedPractice (7th ed.), Philadelphia :
One F.A. Davis

Stuart, G. W. & Laraia, M. T. (2009). Principles Vileiky, Loretta. (2005). The Psycho-social Impac
th
and practice of psychiatric nursing. 9 of Diabetes foot Damage.
ed. St. Louis: Mosby Yaer B.
William J Jeffcoate, Keith G Harding. (2003).
Stuart, G. W. & Laraia, M. T. (2013). Principles Diabetic foot ulcer (review). The Lancet.
th
and practice of psychiatric nursing. 10
Wright, L.M., & Leahey, M. (2009). Nurses and
ed. St. Louis: Mosby Yaer B.
Families: A Guide to Family Assessment
Stuart, G. W. & Laraia, M. T. (2016). Prinsip dan and Intervention (6th ed.). Philadelphia,
Praktik Keperawatan Kesehatn jiwa PA: F.A. Davis.
STUART Edisi Indoesia. Singapore,
Zung, William W.K. (1971). A rating instrument
Elsevier
for anxiety disorders. Psychosomatics.

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 4, No. 2 November 2016


98

Anda mungkin juga menyukai