Anda di halaman 1dari 4

“PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DDI

KABALLANGAN

LATAR BELAKANG

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental


dansosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan
seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses
reproduksinya secara sehat dan aman.
Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang orang yang mengalam
masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Menurut organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolescence) adalah mereka yang berusia 10-
19 tahun. Sementara dalam terminology lain PBB menyebutkan anak muda
(youth) untuk mereka yang berusia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam
sebuah terminologi kaum muda (young people) yang mencakup 10-24 tahun.
Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :
kebersihan alat-alat genital, akses terhadap pendidikan kesehatan, hubungan
seksual pranikah, Penyakit Menular Seksual (PMS), Pengaruh media massa, akses
terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau, dan hubungan yang
harmonis antara remaja dan keluarganya.

a. Kebersihan Organ-organ genitalia


Kesehatan reproduksi remaja ditentukan dengan bagaimana remaja
tersebut dalam merawat dan menjaga kebersihan alat-alat genitalianya. Bila
alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan itu
memudahkan pertumbuhan jamur
b. Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Remaja perlu mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan
reproduksi sehingga remaja mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan
dan hal-hal yang seharusnya dihindari. Remaja mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi dan
informasi tersebut harus berasal dari sumber terpercaya. Agar remaja
mendapatkan informasi yang tepat, kesehatan reproduksi remaja hendaknya
diajarkan di sekolah dan di dalam lingkungan keluarga. Hal-hal yang
diajarkan didalam kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi remaja
mencakup tentang tumbuh kembang remaja, organ-organ reproduksi, perilaku
beresiko, Penyakit Menular Seksual (PMS), dan abstinesia sebagai upaya
pencegahan kehamilan. Dengan mengetahui kesehatan reproduksi secara
benar, kita dapat menghindari dilakukannya hal-hal negatif oleh remaja.
Pendidikan tentang kesehatan reproduksi sangat berguna untuk kesehatan
remaja tersebut, khususnya untuk mencegah dilakukannya perilaku skes
pranikah, penularan penyakit menular seksual, aborsi, kanker mulut rahim,
kehamilan diluar nikah, gradasi moral bangsa, dan masa depan yang suram
dari remaja tersebut.
c. Hubungan Seksual Pranikah
Kehamilan dan persalinan membawa risiko morbiditas dan mortalitas yang
lebih besar pada remaja dibandingkan pada wanita yang berusia lebih dari 20
tahun. Remaja putri yang berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2 sampai
5 kali risiko kematian dibandingkan dengan wanita yang berusia 18-25 tahun
akibat persalinan yang lama dan macet, perdarahan, dan faktor lain.
Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja seringkali berakhir dengan
aborsi. Banyak survei yang telah dilakukan di negara berkembang
menunjukkan bahwa hampir 60% kehamilan pada wanita berusia di bawah 20
tahun adalah kehamilan yang tidak dinginkan atau salah waktu.
d. Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang penularannya terutama
melalui hubunga seksual. Cara penularannya tidak hanya terbatas secara
genital-genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano-genital.
Sehingga kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak hanya
terbatas pada daerah genital saja, tetapi juga pada daerah-daerah
ekstragenital..
e. Akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi
Pelayanan kesehatan juga berperan dalam memberikan tindakan preventif
dan kuratif. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit,
klinik, posyandu, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan. Dengan akses
yang mudah terhadap pelayanan kesehatan, remaja dapat melakukan
konsultasi tentang kesehatannya khususnya kesehatan reproduksinya dan
mengetahui informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi.
f. Hubungan harmonis dengan keluarga
Kedekatan dengan kedua orangtua merupakan hal yang berpengaruh
dengan perilaku remaja. Remaja dapat berbagi dengan kedua orangtua
merupakan hal yang berpengaruh dengan perilaku remaja. Remaja dapat
berbagi dengan kedua orangtuanya tentang masalah keremajaan yang
dialaminya. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling dini bagi
seorang anak sebelum ia mendapatkan pendidikan di tempat lain. Remaja
juga dapat memperoleh informasi yang besar dari kedua orangtua mereka
tentang perilaku yang benar dan moral yang baik dalam menjalani kehidupan.
Di dalam keluarga juga, remaja dapat mengetahui hal-hal yang perlu
dilakukan dan harus dihindari. Orangtua juga dapat memberikan informasi
awal tentang menjaga kesehatan reproduksi bagi seorang wanita.

I. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Kesehatan reproduksi remaja serta pergaulan remaja saat ini di dunia
mengalami pemerosotan pengetahuan dan moral. Hal ini terjadi karena hak
mereka yang seharusnya mereka dapatkan untuk menerima informasi serta
pengetahuan tentang reproduksinya sama sekali tidak mereka dapatkan.
Dalam hal ini, sebagai salah satu lembaga pendidikan kesehatan yang
sudah mendapatkan informasi lebih mampu melakukan kegiatan pencegahan agar
menjadi penerus bangsa yang berkualitas tidak hanya dari segi kesehatan, tetapi
juga moral serta pengetahuan mereka. Selain itu, mengingat tantangan globalisasi
yang semakin meningkat dewasa ini serta membawa dampak positif serta negatif
bagi seorang pelajar yang belum mampu membedakan atau memilah informasi
yang akan diakses dengan mudah.

PEMILIHAN INTERVENSI
Oleh karena permasalahan yang terjadi di masyarakat adalah kurangnya
informasi yang didapatkan oleh remaja berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Maka perlu diadakan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi di lingkungan
masyarakat.

PELAKSANAAN
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi diadakan pada seluruh pengunjung di
Puskesmas Plumbon pada tanggal 27 maret 2019 pada pukul 08.00- selesai.

II. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan pelaksanaan “Penyuluhan Kesehatan Reproduksi”
dilakukan beberapa hari sebelumnya dengan mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan dan menyiapkan bahan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Peserta yang hadir sebanyak lebih 100 orang. Pelaksanaan rangkaian
kegiatan “Penyuluhan Kesehatan Reproduksi” berjalan sebagaimana yang
diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai