Anda di halaman 1dari 13

3.

3 RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. A
Ruang Rawat : Ruang Gardenia / G-9
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan posisi semifowler 1. Dengan posisi semifowler
efektif keperawatan selama 2 x 7 jam, 2. Observasi pola nafas, pasien akan merasa lebih
diharapkan bersihan jalan nafas frekuensi, dan keluhan klien nyaman
tidak efektif teratasi dengan 3. Observasi TTV 2. Dengan mengobservasi
kriteria hasil : 4. Ajarkan teknik batuk efektif percepatan nafas, frekuensi,
1. Klien tidak batuk dan tidak 5. Lanjutkan kolaborasi dalam irama dan keluhan supaya
ada sekret yang menghalangi pemberian O2 nasal kanul mengetahui kondisi pasien
pernafasan 6. Lanjutkan kolaborasi dalam 3. Dengan mengobservasi
2. Irama dan frekuensi nafas pemberian Nebulizer tekanan darah, nadi,
normal (Flixotide dan Combivent) pernafasan dan suhu supaya
3. Tidak ada suara nafas mengetahui kondisi klien
tambahan 4. Supaya pasien dapat
4. RR normal 18-22 x / menit mengeluarkan sekret yang
5. TTV normal tertahan di tenggorokkan
5. Dengan diberikan terapi O2
supaya memudahkan pasin
dalam bernafas
6. Dengan diberikan terapi
Flixotide dan Combivent
supaya meringankan gejala
peradangan pada salran
pernafasan
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji karakteristik nyeri 1. Supaya mengetahui
keperawatan selama 2 x 7 jam (PQRST) karakeristik nyeri yang
diharapkan masalah nyeri akut 2. Ajarkan klien teknik relaksasi dirasakan pasien
teratasi dengan kriteria hasil : distraksi 2. Membantu pasien dalam
1. Nyeri dada bila batuk 3. Observasi TTV meringankan rasa nyeri yang
berkurang 4. Lanjutkan kolaborasi dalam dirasakan
2. Skala nyeri berkurang 2-3 pemberian terapi obat 3. untuk mengetahui keadaan
3. Klien tidak mngernyitkan umum klien
dahi/ tenang 4. untuk menentukan pemberian
4. TTV normal terapi obat yang tepat pada
klien
3. Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi keadaan umum dan 1. Untuk mendeteksi
keperawatan selama 2 x 7 jam tanda-tanda vital klien kemungkinan infeksi
diharapkan masalah resiko tinggi 2. Tempatkan klien dalam 2. Untuk meminimalkan
infeksi teratasi dengan kriteria ruangan khusus terpaparnya klien dari sumber
hasil : 3. Identifikasi individu yang infeksi
1. Pasien bebas dari infeksi beresiko tinggi untuk 3. Mengurangi resiko
2. BTA positif dan kembali terinfeksi penyebaran infeksi
normal 4. Ajarkan klien untuk batuk 4. Untuk intervensi dini
3. WBC 11,00 x 10^3/uL efektif penanganan infeksi
4. TTV : TD : 120/80 mmHg 5. Lanjutkan terapi sesuai advis
N : 92 x/menit dokter
R : 18 x/menit
S : 36oC
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. A
Ruang Rawat : Ruang Gardenia / G-9
Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) TTD Perawat

Senin, 28 Oktober 2019 1. Memberikan posisi S : Pasien mengatakan masih


semifowler batuk berdahak
1. 10.30 WIB
2. Mengobservasi pola nafas, O:
2. 10.35 WIB frekuensi, irama dan keluhan 1. Pasien diposisikan semifowler
klien 2. - Pasien tampak masih batuk
3. 10.40 WIB 3. Mengobservasi TTV - Frekuensi dan irama nafas ( FITRI )
4. Mengajarkan teknik batuk pasien belum normal
4. 10.45 WIB
efektif 3. TTV :
5. 10.50 WIB 5. Melanjutkan kolaborasi dalam TD : 120/70 mmHg
pemberian O2 nasal kanul N : 85 x/menit
6. 10.00 WIB
6. Melanjutkan kolaborasi dalam R : 20 x/menit
7. 10.10 WIB pemberian terapi nebulizer : S : 36,6 oC
Combivent 1 ampul 1 x / 8 4. Pasien mampu mengeluarkan
jam sekret dengan teknik batuk
Flixotide 1 ampul 1 x / 8 jam efektif
5. Pasien memakai oksigen nasal
kanul 2 liter / menit
6. Pasien diberikan Nebulizer :
Flixotide 1 Ampul
Combivent 1 Ampul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5,6
Senin, 28 Oktober 2019 1. Mengkaji karakteristik nyeri S : Pasien mengatakan nyeri
(PQRST) berkurang sedikit
1. 10.30 WIB
2. Mengajarkan klien teknik O:
2. 10.35 WIB relaksasi dalam 1. Skala nyeri 4 (sedang)
3. Mengajarkan klien teknik 2. - Pasien tampak memegang
3. 10.40 WIB ( FITRI )
distraksi dadanya
4. 10.45 WIB 4. Mengobservasi TTV - Pasien tampak gelisah jika
5. Melanjutkan kolaborasi dalam sedang merasa nyeri
5. 10.50 WIB
pemberian terapi obat 3. Pasien mampu melakukan
teknik relaksasi dalamtetapi
secara perlahan
4. TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 85 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,6oC
5. Terapi yang diberikan
- Moxifloaxin 1 x sehari
100 mg melalui IV
- Ceftriaxone 1 x sehari 10
mg melalui IV
- Metylpredisolone 3 x
sehari 62 mg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
Senin, 28 Oktober 2019 1. Mengobservasi keadaan S : Pasien mengerti tentang
umum dan tanda-tanda vital resiko tinggi infeksi yang dapat
1. 10.30 WIB
klien membahayakan kelaurganya
2. 10.35 WIB 2. Menempatkan klien dalam O:
ruangan khusus 1. TTV
3. 10.40 WIB
3. Mengidentifikasi individu TD : 120/70 mmHg
4. 10.45 WIB yang beresiko tinggi untuk N : 85 x/menit
terinfeksi R : 20 x/menit
5. 10.50 WIB
4. Mengajarkan klien untuk S : 36,6 oC
batuk efektif 2. Pasien dirawat di ruangan
5. Melanjutkan terapi sesuai mudah terinfeksi
advis dokter 3. Dengan pasien batuk saja bisa
menginfeksi orang sekitarnya
jika tidak menggunakan masker
4. Pasien mengetahui bagaimana
cara batuk efektif
5. Terapi yang diberikan
- Moxifloaxin 1 x sehari
100 mg melalui IV
- Ceftriaxone 1 x sehari 10
mg melalui IV
- Metylpredisolone 3 x
sehari 62 mg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
3.5 CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. A
Ruang Rawat : Ruang Gardenia / G-9
Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) TTD Perawat

Selasa, 29 2019 1. Memberikan posisi S : Pasien mengatakan masih


semifowler batuk berdahak
1. 20.30 WIB
2. Mengobservasi pola nafas, O:
2. 20.35 WIB frekuensi, irama dan keluhan 1. Pasien diposisikan semifowler
klien 2. - Pasien tampak masih batuk
3. 20.40 WIB 3. Mengobservasi TTV - Frekuensi dan irama nafas
4. Mengajarkan teknik batuk pasien belum normal
4. 20.45 WIB ( FITRI )
efektif 3. TTV :
5. 20.50 WIB 5. Melanjutkan kolaborasi dalam TD : 130/80 mmHg
pemberian O2 nasal kanul N : 85 x/menit
6. 20.00 WIB
6. Melanjutkan kolaborasi dalam R : 20 x/menit
pemberian Nebulizer S : 37,1oC
(Fulmicort dan Combivent) 4. Pasien mampu mengeluarkan
sekret dengan teknik batuk
efektif
5. Pasien memakai oksigen nasal
kanul 2 liter / menit
6. Pasien diberikan Nebulizer :
Fulmicort 1 Ampul
Combivent 1 Ampul
A : Masalaha teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5,6
Selasa, 29 Oktober 2019 1. Mengkaji karakteristik nyeri S : Pasien mengatakan nyeri
(PQRST) berkurang sedikit
1. 20.30 WIB
2. Mengajarkan klien teknik O:
2. 20.35 WIB relaksasi dalam 1. Skala nyeri 4 (sedang)
3. Mengajarkan klien teknik 2. - Pasien tampak memegang
3. 20.40 WIB
distraksi dadanya
4. 20.45 WIB 4. Mengobservasi TTV - Pasien tampak tenang
5. Melanjutkan kolaborasi dalam 3. Pasien mampu melakukan
5. 20.50 WIB ( FITRI )
pemberian terapi obat teknik relaksasi dalamtetapi
secara perlahan
4. TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 92 x/menit
R : 20 x/menit
S : 37,1oC
5. Terapi yang diberikan
- Moxifloaxin 1 x sehari
100 mg melalui IV
- Ceftriaxone 1 x sehari 10
mg melalui IV
- Metylpredisolone 3 x
sehari 62 mg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
Selasa, 29 Oktober 2019 1. Mengobservasi keadaan S : Pasien mengerti tentang
umum dan tanda-tanda vital resiko infeksi yang dapat
1. 20.30 WIB
klien membahayakan kelaurganya
2. 20.35 WIB 2. Menempatkan klien dalam O:
ruangan khusus 1. TTV
3. 20.40 WIB
3. Mengidentifikasi individu TD : 130/80 mmHg
4. 20.45 WIB yang beresiko tinggi untuk N : 85 x/menit
terinfeksi R : 20 x/menit
5. 20.50 WIB
4. Mengajarkan klien untuk S : 37,1 oC
batuk efektif 2. Pasien dirawat di ruangan
5. Melanjutkan terapi sesuai mudah terinfeksi
advis dokter 3. Dengan pasien batuk saja bisa
menginfeksi orang sekitarnya
jika tidak menggunakan masker
4. Pasien mengetahui bagaimana
cara batuk efektif
5. Terapi yang diberikan
- Moxifloaxin 1 x sehari
100 mg melalui IV
- Ceftriaxone 1 x sehari 10
mg melalui IV
- Metylpredisolone 3 x
sehari 62 mg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5

Anda mungkin juga menyukai