PENDAHULUAN
1
gejala bakteremia atau pada kasus yang semakin parah seperti meibomitis
kronik, maka antibiotika sistemik mungkin diperlukan. Hordeolum
biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada
semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang.
Hordeolum mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan
konjungtivitis menahun.6
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena
tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak
subkutan.
2. Musculus orbikularis okuli. Fungsi otot ini adalah untuk munutup
palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris
dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke
pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal
sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian
praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli
dipersarafi oleh nervus facialis.
3. Jaringan areolar terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli,
berhubungan degan
lapis subaponeurotik dari kujlit kepala.
4. Tarsus merupakan struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis
jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus
terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom
(40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).
5. Konjungtiva palpebrae
merupakan bagian posterior palpebrae dilapisi
selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada
tarsus.
3
Gambar 1. Anatomi Palpebra
4
adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan
berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian
yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus
Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama adalah
muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk
membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas
bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor
palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus
inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.2
2.2 Hordeolum
2.2.1 Definisi Hordeolum
Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar
Meibom yang terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut
hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil
dan superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.1,4
5
Gambar 2. Hordeolum Eksternum
6
2.2.3 Epidemiologi
Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum
merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering
ditemukan pada praktek kedokteran. insidensi tidak tergantung pada
ras dan jenis kelamin.6,7
2.2.4 Etiologi
Staphylococcus aureus adalah agen infeksi pada 90-95% kasus
hordeolum. Selain itu ditemukan penyebab lain yang dapat
menyebabkan hordeolum antara lain Staphylococcus Epidermidis,
Streptococcus, dan Eschericia.7
2.2.6 Patogenesis
Patogenesis terjadinya hordeolum eksterna diawali dengan
pembentukan abses dalam lumen kelenjar oleh infeksi Staphylococcus
aureus. Biasanya menyerang kelenjar meibom dan akan
mengakibatkan pembetukan abses kearah kulit kelopak mata dan
konjungtiva biasanya disebut hordeolum internum. Apabila bakteri
Staphylococcus menyerang kelenjar Zeis atau Moll maka akan
membentuk abses kearah kulit palpebral yang biasanya disebut
hordeolum eksternum.4,6
7
Patogenesis terjadinya hordeolum eksternum diawali dengan
pembentukan abses dalam lumen kelenjar oleh infeksi Staphylococcus
Aureus. Biasanya mengenai kelenjar Zeis dan Moll. Selanjutnya
terjadi pengecilan lumen dan statis hasil sekresi kelenjar. Statis ini
akan mencetuskan infeksi sekunder oleh Staphylococcus aureus.
Terjadi pembentukan abses dalam lumen kelenjar. Secara histologis
akan tampak gambaran abses, dengan ditemukannya
Polymorphonuclear Neutrophilic Leukocyte (PMN) dan debris
nekrotik. Hordeolum interna terjadi akibat adanya infeksi sekunder
kelenjar Meibom di lempeng tarsal.7
2.2.8 Diagnosis
Diagnosa hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
8
pemeriksaan oftalmologis.8
2.2.10 Tatalaksana
Biasanya hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari.
a. Non farmakologi
1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya
untuk membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan
sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti
sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan.
Lakukan dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius.
4. Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan
hal itu menjadi penyebab infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan
infeksi ke kornea.5
b. Farmakologi
Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat
selama 24 jam tidak ada perbaikan dan bila proses peradangan
menyebar ke sekitar daerah hordeolum.
1. Antibiotik topikal
Bacitracin atau tobramicin salep mata
diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. Dapat juga diberikan
eritromisin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan
9
hordeolum interna yang ringan.
2. Antibiotik sistemik
Diberikan bila terdapat tanda-tanda
bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di
preauricular. Pada kasus hordeolum internum dengan kasus
yang sedang sampai berat. Dapat diberikan cephalexin atau
dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila
alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan
clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau
klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.5
c. Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka
prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat
drainase pada hordeolum. Pada insisi hordeolum terlebih dahulu
diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan
anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum
dan dilakukan insisi yang bila :
2.2.11 Komplikasi
Komplikasi hordeolum adalah dry eye syndrome, simblefaron,
abses, atau selulitis palpebra yang merupakan inflamasi jaringan ikat
palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.1,8
10
2.2.12 Pencegahan
Pencegahan hordeolum dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Menjaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan
sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang.
2. Mengusap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap
hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
3. Menjaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak
terkontaminasi oleh kuman.
4. Menggunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah
berdebu.5
2.2.13 Prognosis
Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada
hordeolum bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya dalam
kurun waktu 1-2 minggu, asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga
dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang
sesuai.5,8
11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada
kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum
internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka
disebut hordeolum eksternum.
2. Staphylococcus aureus adalah agen infeksi pada 90-95% kasus
hordeolum.
3. Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan oftalmologis. Dari anamnesis didapatkan adanya benjolan
pada kelopak mata yang awalnya hanya berupa benjolan kecil
berwarna kemerahan namun makin lama makin membesar dan disertai
nyeri bila ditekan. Benjolan ini menjadi besar dan mengalami reaksi
radang akibat infeksi kuman stafilokokus pada kelenjar kelopak mata.
4. Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya edema dan hiperemi
pada palpebra yang disertai nyeri. Benjolan menonjol kearah kulit dan
ikut bergerak dengan pergerakan kulit disertai adanya supurasi tanpa
injeksi konjungtiva. Kadang ditemukan pseudoptosis atau ptosis yang
terjadi akibat bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat.
5. Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat,
antibiotik topikal ataupun sistemik dan pembedahan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13