Anda di halaman 1dari 10

GESTASIONAL DIABETES MILITUS

Disusun oleh :

Angelica Dian Putri Sinaga (201711004)

Maria Erlina Nggonde (201711027)

Nnandiati Aninda (201711038)

Siti Wahyuni (201711050)

Sri Rezeki Handayani Sinurat (201711051)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN SINT CAROLUS

TAHUN AJARAN 2019/2020

JAKARTA
Latar Belakang

Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) merupakan intoleransi karbohidrat dengan derajat


bervariasi dengan onset atau diketahui pertama kali selama kehamilan berlangsung. Keadaan ini
biasa terjadi pada saat kehamilan 24 minggu dan sebagian penderita akan kembali normal pada
setelah melahirkan. Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) pada ibu merupakan faktor risiko yang
penting dalam perkembangan makrosomia fetus. Makrosomia fetus adalah bayi yang lahir
dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran normal, berat badan lahir lebih dari 4000gram.
Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) merupakan intoleransi glukosa yang di diagnosis
selama kehamilan, hal ini dapat menggambarkan diabetes tipe 1 atau tipe 2 yang sebelumnya
tidak terdiagnosis. GDM merupakan perubahan-perubahan fisiologis yaitu terjadi suatu keadaan
dimana jumlah atau fungsi insulin menjadi tidak optimal, akibatnya komposisi sumber energy
dalam plasma ibu bertambah kadar insulin ini akan berpengaruh juga terhadap pertumbuhan
janin dan plasenta.
Di Indonesia, dengan kriteria diagnosis O’Sullivan-Mahan dilaporkan bahwa prevalensi
sebesar 1,9%-3,6% pada kehamilan umunya. Pada ibu hamil dengan mempunyai riwayat
keluarga menderita DM, prevalensinya menjadi 5,1%. Diabetes melitus gestasional dapat terjadi
pada ibu yang hamil di atas usia 30 tahun, perempuan dengan obesitas (IMT >30), perempuan
dengan riwayat diabetes melitus pada orang tua atau riwayat diabetes melitus gestasional pada
kehamilan sebelumnya dan melahirkan bayi dengan berat lahir >4000 gram dan adanya
glukosuria.
A. Definisi
Menurut PERKENI (2011) seseorang dapat didiagnosa diabetes melitus apabila
mempunyai gejala klasik diabetes melitus seperti poliuria, polidipsi dan polifagi disertai
dengan kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl dan gula darah puasa ≥126 mg/dl.
Diabetes mellitus gestasional adalah diabetes yang muncul pada masa kehamilan,
dan hanya berlangsung hingga proses melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi di usia
kehamilan berapapun, namun lazimnya berlangsung di minggu ke 24 sampai ke 28
kehamilan.
Diabetes mellitus gestasional (DMG) didefinisikan sebagai derajat apapun
intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama kehamilan. (WHO-
World Health Organisation 2011).

B. Etiologi
Gestasional Diabetes Mellitus biasanya disebabkan karena perubahan hormon yang
dihasilkan selama kehamilan dan biasanya berkurang atau menghilang setelah
melahirkan. Selama kehamilan, biasanya plasenta mensekresi hormon, seperti:
Progesteron, kortisol, laktogen, prolactin dan growth hormon. Hormon ini menyebabkan
terganggunya intoleransi glukosa progresif (kadar gula darah yang lebih tinggi). Hormon
tersebut menjadi penyumbang utama terjadi nya resistensi insulin pada saat kehamilan.
Resistensi insulin biasanya dimulai pada trimester ke 2 dan trimester ke 3. Biasanya
pankreas ibu mampu memproduksi insulin lebih (sekitar tiga kali jumlah normal) untuk
mengatasi efek hormon kehamilan pada tingkat gula darah. Namun, jika pankreas tidak
dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasi efek dari peningkatan hormon
selama kehamilan, kadar gula darah akan naik, mengakibatkan GDM.

C. Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko penyebab GDM, sebagai berikut
 Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black,
penduduk asli Amerika, atau Asia).
 Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal).
 Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula
darah yang tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes).
 Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung memiliki
diabetes).
 Sebelumnya melahirkan bayi lebih dari 4 kg.
 Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati.
 Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.
 Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut
polihidramnion).
Banyak wanita yang mengalami GDM tidak memiliki faktor risiko yang diketahui.

D. Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa
dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah
janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga
kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama
dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan
plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang
relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin
meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai
tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin
yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan
tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relative
hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.

E. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM:
1. Pengeluaran urin (Poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24jam meningkat melebihi
batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar gula dalam tubuh
relative tinggi sehingga untuk mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya
melalui urin. Gejala pengeluaran sering terjadi pada malam hari dan urin yang
dikeluarkan mengandung glukosa.
2. Timbul Rasa Haus (Polidipsia)
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa terbawa oleh
urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan.
3. Timbul rasa lapar (Polifagia)
Polifagia akan menyebabkan penderita merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut
disebabkan karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam
darah cukup tinggi.
4. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan disebabkan karena tubuh terpaksa mengambil dan membakar
lemak sebagai cadangan energi.
F. Komplikasi
Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam kehamilan sebagai berikut :
1. Pengaruh dalam kehamilan
 Abortus dan partus prematurus
 Pre-eklampsi
Hipertensi gestasional yang tidak segera mendapat penanganan dapat berkembang
menjadi preeklampsia. Preeklampsia atau keracunan kehamilan adalah gangguan tekanan
darah serius yang dapat mengganggu kerja organ. Biasanya hal ini terjadi pada usia
kehamilan ke-20 minggu dan akan menghilang setelah Anda melahirkan bayi Anda.
 Hidramnion adalah suatu kondisi dimana jumlah cairan ketuban melebihi batas normal
 Insufisiensi plasenta
2. Pengaruh dalam persalinan
 Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
 Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
 Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir mati
 Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
 Post partum mudah terjadi infeksi.
 Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan kematian
 Distosia bahu karena anak besar
 Lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan, termasuk seksio sesarea. Seksio sesaria
merupakan penyakit persalinan yang paling sering ditemukan. Dari sebanyak 40 pasien
DMG yang dipantau di klinik selama 3,5 tahun, Seksio sesaria dilakukan sebanyak 17,5 %.
 Angka kematian maternal lebih tinggi
3. Pengaruh dalam nifas
 Infeksi nifas/infeksi puerperalis.
 Sepsis
 Menghambat penyembuhan luka jalan lahir.
 Risiko DM tipe 2 di kemudian hari
4. Pengaruh Diabetes pada Bayi

 Janin besar (makrosomia)


Ibu yang mengalami diabetes gestasional saat hamil biasanya mempunyai janin dengan
ukuran yang lebih besar. Bayi dalam kandungan menyimpan kelebihan gula yang
diterimanya dari aliran darah ibu sebagai lemak, sehingga bayi dalam kandungan bisa
tumbuh lebih besar.(berat badan lahir >4000 gram)
 Hipoglikemia
Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional biasanya mengalami hipoglikemia
sesaat setelah lahir karena tingginya kadar insulin yang diproduksi oleh tubuh bayi sendiri.
Hipoglikemia yang sangat berat dapat menyebabkan bayi kejang.
 Bayi lahir prematur
Kadar gula darah yang tinggi pada ibu hamil meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan sebelum waktunya karena ukuran bayi
yang besar. Jika terus dipertahankan, maka ukuran bayi bisa lebih besar lagi dan bisa
menyebabkan komplikasi yang lebih tinggi
 Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus.
 Cacat bawaan : Kelainan kongenital terjadi karena gula darah tinggi. Gangguan pasokan
nutrisi itu membuat pertumbuhan organ (janin) terganggu. Misalnya, harusnya tulang
tumbuh malah tulang tidak terbentuk sempurna.

G. Test Diagnostik
Menurut PERKENI (2011), Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan
kadar glukosa darah. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria.
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada pasien diabetes. Keluhan klasik DM ada seperti
poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya. Keluhan lain pula berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.
Diabetes mellitus pada kehamilan, didiagnosa bila memenuhi satu atau lebih
kriteria di bawah ini:
Tes Kadar Glukosa (mmol/l) Kadar Glukosa (mg/dl)
Gula darah puasa ≥ 7.0 126
Glukosa darah 2 jam pasca ≥ 11.1 200
pembebanan 75 gram
glukosa
Glukosa darah sewaktu ≥ 11.1 200
(dengan gejala yang khas)

Diagnosis Diabetes Melitus Gestasional ditegakkan berdasarkan kriteria satu dari


nilai kadar glukosa darah dibawah ini pada saat dilakukan Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO).
 Minta ibu untuk makan makanan cukup karbohidrat selama 3 hari, kemudian berpuasa 8-
12jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
 Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di pagi hari, kemudian diikuti
pemberian beban glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam 200 ml air diminum dalam
waktu paling lama 5 menit
 Dilanjutkan pemeriksaan kadar glukosa darah 1 jam lalu 2 jam kemudian
Tes Kadar Glukosa (mmol/l) Kadar Glukosa (mg/dl)
Glukosa darah puasa 5.1 – 6.9 92 - 125
Glukosa darah 1 jam pasca ≥ 10 180
pembebanan glukosa 75
gram
Glukosa darah 2 jam pasca 8.5 - 11 153 - 199
pembebanan glukosa 75
gram

H. Algoritme Diagnosis Gestasional Diabetes Mellitus

Ibu Hamil

Apakah memiliki faktor risiko?

Obesitas, riwayat diabetes mellitus gestasional sebelumnya, glukosuria, riwayat


keluarga dengan DM, abortus berulang, riw melahirkan dengan cacat bawaan atau bayi
>4000gr, dan riw preeklampsia.

YA TIDAK

Periksa glukosa darah Tes toleransi glukosa oral (TTGO) di


sewaktu atau glukosa usia kehamilan 24-28minggu
darah puasa di
kunjungan antenatal
pertama Apakah GDP >92 mg/dl, ATAU kadar
gula darah setelah 1 jam >180 mg/dl,
Apakah GDS >200 mg/dl (disertai
ATAU kadar gula darah setelah 2jam
gejala klasik DM) ATAU GDP >126
>153MG/DL
mg/dl atau kadar gula setelah 2jam
TTGO >200mg/dl atau HbA1C
>6,5% YA TIDAK

YA TIDAK

DIABETES DIABETES NORMAL


MELLITUS MELLITUS
GESTASIONAL
I. Pencegahan Gestasional Diabetes Mellitus

• Penerapan pola hidup sehat dari sejak sebelum hamil

-Pengaturan diet, perbanyak konsumsi serat (sayur & buah-buahan)

-Aktivitas fisik intesitas sedang 150 menit/minggu

• Penurunan berat badan bila overweight/obese

• Persiapan kehamilan yang baik

-Usia kehamilan

-Pemeriksaan GD sebelum hamil

• Menjaga peningkatan berat badan selama hamil.

J. Tata Laksana

a. Tatalaksana Umum

• Penatalaksanaan diabetes melitus gestasional dilakukan secara terpadu oleh dokter


spesialis penyakit dalam, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, ahli gizi, dan dokter
spesialis anak.

• Sedapat mungkin rujuk ibu ke rumah sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan yang
adekuat.

• Jelaskan kepada pasien bahwa penatalaksanaan diabetes mellitus gestasional dapat


mengurangi risiko memiliki bayi besar, mengurangi kemungkinan terjadinya
hipoglikemia neonatal, dan mengurangi kemungkinan bayi mengidap diabetes di usia
dewasa kelak.

b. Tatalaksana Khusus

Tujuan penatalaksanaan adalah mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah


puasa <95mg/dl dan kadar glukosa 2 jam sesudah makan <120 mg/dl.
Terapi Non farmakologi:

 Tentukan berat badan ideal: BB ideal = 90% x (TB-100)

 Kebutuhan kalori = (BB ideal x 25) + 10-30% tergantung aktivitas fisik + 300 kal
untuk kehamilan

 Bila kegemukan, kalori dikurangi 20-30% tergantung tingkat kegemukan. Bila kurus,
ditambah sekitar 20-30% sesuai kebutuhan untuk meningkatkan BB

 Asupan protein yang dianjurkan adalah 1-1,5 g/kgBB

 Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan pemeriksaan tinggi fundus uteri, USG,
dan kardiotokografi.
 Lakukan skrining diabetes kembali 6-12 minggu setelah bersalin. Ibu dengan riwayat
diabetes melitus gestasional perlu diskrining diabetes setiap 3 tahun seumur hidup.

Terapi Farmakolgi:

 Pemberian insulin dilakukan di rumah sakit dan dipertimbangkan bila pengaturan diet
selama 2 minggu tidak mencapai target kadar glukosa darah.
 Pemberian insulin dimulai dengan dosis kecil yaitu 0,5-1,5 unit/kgBB/hari.
 Pemberian obat metformin atau sulfonylurea

Anda mungkin juga menyukai