Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah individu yang berada dalam tahapan usia dewasa
akhir, dengan usia diatas 60 tahun (Widyanto, 2014). Lanjut usia didefinisikan
sebagai penurunan, kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap
berbagai penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan
ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait dengan usia (Aru,
2009).
Penyakit kardiovaskular atau yang biasa disebut penyakit jantung
umumnya mengacu pada kondisi yang melibatkan penyempitan atau
pemblokiran pembuluh darah yang bisa menyebabkan serangan jantung, nyeri
dada (angina) atau stroke.Kondisi jantung lainnya yang mempengaruhi otot
jantung, katup atau ritme, juga dianggap bentuk penyakit jantung (American
Heart Association, 2017).
Penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah
merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju
maupunberkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian di
dunia setiaptahunnya. Sejak tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta
kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Lebih dari 3 juta kematian
tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun. Terjadinya kematian dini yang
disebabkan oleh penyakit jantung berkisar sebesar 4% di negara
berpenghasilan tinggi, dan 42% terjadi di negara berpenghasilan rendah.
Kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung pembuluh darah, terutama
penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat
mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030. Di Indonesia penyakit jantung
dan pembuluh darah ini terus meningkat dan akan memberikan beban
kesakitan, kecacatan dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita,
masyarakat, dan negara. Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia
tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0,5%. Sedangkan
berdasarkan diagnosis dokter gejala sebesar 1,5%. Sementara itu, prevalensi

1
penyakit gagaljantung di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter
sebesar 0.13%(Kemenkes, 2014).
Hampir semua kasus penyakit jantung secara umum berawal dari
minimnya kesadaran dan pengetahuan akan gaya hidup sehat oleh penderita.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan gaya hidup yang sehat yaitu: tidak
merokok dan minum-minuman keras/beralkohol, jalani pola makan sehat
dengan konsumsi buah-buahan serta sayuran dan kurangi makanan berlemak,
mengontrol kadar gula dan tekanan darah dalam batas normal dan olaraga
teratur.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian lanjut usia
2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia di sistem kardiovaskuler
3. Batasan Umur Lanjut Usia
4. Perubahan yang terjadi pada lanjut usia
5. Tugas perkembangan pada lanjut usia
6. Pengertian proses menua
7. Teori-Teori proses menua
8. Pembagian kelompok usia lanjut

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian lanjut usia
2. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia di sistem
kardiovaskuler
3. Mengetahui batasan Umur Lanjut Usia
4. Mengetahui perubahan yang terjadi pada lanjut usia
5. Mengetahui tugas perkembangan pada lanjut usia
6. Mengetahui pengertian proses menua
7. Mengetahui teori-Teori proses menua
8. Mengetahui pembagian kelompok usia lansi

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Lanjut Usia


Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia apabila
usianya 60 tahun ke atas,baik pria maupun wanita.
Sedangkan Departeman kesehatan RI menyebutkan seseorang dikatakan
berusia lanjut usia dimulai dari usia 55 tahun keatas. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO) usia lanjut dimulai dari usia 60 tahun ( Kushariyadi,
2010; Indriana, 2012; Wallnce, 2007).
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita ( Indriana, 2012 )

B. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia di sistem kardiovaskuler


1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. Hilang elastisitas pembuluh darah
4. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer

C. Batasan Umur Lanjut Usia


Batasan-batasan umur yang mencakup batasan umur lansia dari pendapat
berbagai ahli yang di kutip dari Nugroho (2008) :
1) Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 dalam bab I pasal 1 ayat II
yang berbunyi “lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun
keatas”
2) Menurut WHO:
a) Usia pertengahan : 45-59 tahun
b) Lanjut usia : 60 – 74 tahun

3
c) Lanjut usia tua : 75- 90 tahun
d) Usia sangat tua : diatas 90 tahun (Kushariyadi, 2010).

D. Perubahan yang terjadi pada lanjut usia


Menurut Mujahidullah (2012) dan Wallace (2007), beberapa perubahan
yang akan terjadi pada lansia diantaranya adalah perubahan fisik,intlektual,
dan keagamaan.
1. Perubahan fisik
a. Sel, saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh akan
berubah, seperti jumlahnya yang menurun, ukuran lebuh besar
sehingga mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan proposi protein
di otak, otot, ginjal, darah dan hati beekurang.
b. Sistem persyarafan, keadaan system persyarafan pada lansia akan
mengalami perubahan, seperti mengecilnya syaraf panca indra. Pada
indra pendengaran akan terjadi gangguan pendengaran seperti
hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga. Pada indra
penglihatan akan terjadi seperti kekeruhan pada kornea, hilangnya
daya akomodasi dan menurunnya lapang pandang. Pada indra peraba
akan terjadi seperti respon terhadap nyeri menurun dan kelenjar
keringat berkurang. Pada indra pembau akan terjadinya seperti
menurunnya kekuatan otot pernafasan, sehingga kemampuan membau
juga berkurang.
c. Sistem gastrointestinal, pada lansia akan terjadi menurunya selara
makan , seringnya terjadi konstipasi, menurunya produksi air
liur(Saliva) dan gerak peristaltic usus juga menurun.
d. Sistem genitourinaria, pada lansia ginjal akan mengalami pengecilan
sehingga aliran darah ke ginjal menurun.
e. Sistem musculoskeletal, pada lansia tulang akan kehilangan cairan dan
makin rapuh, keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian kaku dan
tendon mengerut.

4
f. Sistem Kardiovaskuler, pada lansia jantung akan mengalami pompa
darah yang menurun , ukuran jantung secara kesuruhan menurun
dengan tidaknya penyakit klinis, denyut jantung menurun , katup
jantung pada lansia akan lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi
lipid. Tekanan darah sistolik meningkat pada lansia kerana hilangnya
distensibility arteri. Tekanan darah diastolic tetap sama atau
meningkat.
2. Perubahan intelektual
Menurut Hochanadel dan Kaplan dalam Mujahidullah (2012),
akibat proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan
otak seperti perubahan intelegenita Quantion ( IQ) yaitu fungsi otak kanan
mengalami penurunan sehingga lansia akanmengalami kesulitan dalam
berkomunikasi nonverbal, pemecehan masalah, konsentrasi dan kesulitan
mengenal wajah seseorang. Perubahan yang lain adalah perubahan ingatan
, karena penurunan kemampuan otak maka seorang lansia akan kesulitan
untuk menerima rangsangan yang diberikan kepadanya sehingga
kemampuan untuk mengingat pada lansia juga menurun.
3. Perubahan keagamaan
Menurut Maslow dalam Mujahidin (2012), pada umumnya lansia
akan semakin teratur dalam kehidupan keagamaannya, hal tersebut
bersangkutan dengan keadaan lansia yang akan meninggalkan kehidupan
dunia.
E. Tugas perkembangan pada lanjut usia
Menurut Havighurst dalam Stanley (2007), tugas perkembangan adalah
tugas yang muncul pada periode tertentu dalam keidupan suatu individu. Ada
beberapa tahapan perkembangan yang terjadi pada lansia, yaitu:
1. Penyesuaikan diri kepada penurunan kesehatan dan kekuatan fisik.
2. Penyesuaian diri kepada masa pension dan hilangnya pendapatan.
3. Penyesuaaian diri kepada kematian pasangan dan orang terdekat lainnya.
4. Pembantukan gabungan (pergelompokan) yang sesuai denganya.
5. Pemenuhan kewajiban sosial dan kewarganegaraan.

5
6. Pembentukan kepuasan pengaturan dalam kehidupan.

F. Pengertian proses menua


Merupakan tahap lanjut darti suatu kehidupan yang ditandai dengan
menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stress atau
pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran secara fisik maupun psikis (
kejiwaan ) atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran.
Pada zaman dahulu, usia lanjut dicirikan sebagai suatu masa dimana
seseorang sudah tidak mampu melakukan apapun, tidak menyenangkan, sulit
hidup dengan orang lain dan berbagai pendapat lain yang menyudutkan usia
lanjut.
Pada perkembangan sekarang ini, pendapat tersebut mulai tergeser dengan
suatu pengertian bahwa masa tua merupakan suatu hal yang wajar dan tetap
dapat menjalani sisa hidupnya dengan tenang, aman, sejahtera, dan berguna
bagi lingkungannya.

G. Teori-Teori proses menua


1. Teori biologis
Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan
perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir
dengan kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Teori Intrinsik
Teori ini berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri
sendiri.
b. Teori Ekstrinsik
Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan
pengaruh lingkungan. Teori ini menyatakan bahawa teori biologis
dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
a. Teori genetik clock
Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah terpogram secara
genetik. Tiap makhluk mempunyai didalam nuklei ( inti selnya ) suatu

6
jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jadi
menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia,.
b. Teori mutasi somatik ( teori error catastrophe )
Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi
somatikk. Sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat
memperpendek umur sebaliknya menghindarinya dapat
memperpanjang umur. Teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada
DNA sel somatik , akan menyebabkan terjadinya penurunan
kemampuan fungsi sel tersebut.
c. Teori Auto imun
Dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi oleh zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak akan tahan terhadap zat
tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori Radikal bebas
Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya radikal
bebas mengakibatkan oksigenasi bahan- bahan organik seperti KH dan
protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat beregenerasi.
2. Teori Sosial
Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori
pembebasan ( disengagement teori ). Teori tersebut menerangkan bahwa
dengan berubahnya usia seseorang secara berangsur-angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial lansia menurun baik secara kualitatif maupun kuantitasnya
sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu :
a. Kehilangan peran ( loss of role )
b. Hambatan kontak sosial ( Restraction of contact & relationships )
c. Berkurangnya komitmen ( Reduced commitment to social mores &
values ).

7
3. Teori psikologi
Teori tugas perkembangan :
Menurut Hangskerst (1992), bahwa setiap individu harus memperhatikan
tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan
memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang
spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural
masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.Tugas perkembangan pada
dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan
kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan income, penerimaan
adanya kematian dari pasangannya dan orang-orang yang berarti bagi
dirinya.Mempertahankan hubungan dengan grup yang seusianya, adopsi
dan adaptasi dengan peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan
kehidupan secara memuaskan.
H. Pembagian kelompok usia lanjut :
1. Departemen Kesehatan RI
Depkes RI membagi usia lanjut menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Masa virilitas/ menjelang usia lanjut : 45- 54 tahun
b. Masa prasenium/ usia lanjut : 55- 64 tahun
c. Masa senium/ uia lanjut : > 65 tahun
2. Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO )
a. Usia lanjut : 60- 74 tahun
b. Usia tua : 75- 89 tahun
c. Usia sangat tua : > 90 tahun

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Depresi Lansia

(The Geriatric Depresion Scale (Yesavage & Brink, 1983 )

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda ? Ya/Tidak
2 Sudahkah anda meninggalkan aktivitas dan minat anda ?
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong ?
4 Apakah anda sering bosan ?
5 Apakah anda mempunyai semangat setiap waktu ?
6 Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda ?
7 Apakah anda merasa bahagia disetiap waktu ?
8 Apakah anda merasa jenuh ?
9 Apakah anda lebih suka tinggal dirumah pada malam hari, dari pada
pergi melakukan sesuatu yang baru ?
10 Apakah anda merasa bahwa anda lebih banyak mengalami masalah
dengan ingatan anda daripada yang lainnya ?
11 Apakah anda berfikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini ?
12 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini ?
13 Apakah anda merasa penuh berenergi saat ini ?
14 Apakah anda saat ini sudah tidak ada harapan lagi ?
15 Apakah anda berfikir banyak orang yang lebih baik dari anda ?

Keterangan : Nilai 1 poin untuk setiap respon yang cocok dengan jawaban ya dan tidak setelah
pertanyaan.
NILAI 5 ATAU LEBIH DAPAT MENANDAKAN DEPRESI

9
2. Pengkajian Nutrisi Mini Nutritional Asessment (MNA)

Skrining Skor
Mengalami penurunan asupan makanan lebih dari tiga bulan selama adanya
penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan, menelan dan kesulitan menelan
makanan
0 = Adanya penurunan asupan makanan yang besar
A
1 = Adanya penurunan asupan makanan yang sedang

2 = Tidak ada penurunan asupan makanan


Mengalami penurunan berat badan selama tiga bulan terakhir
0 = Penurunan BB >3 kg

1 = Tidak diketahui
B
2 = Penurunan BB 1-3 kg

3 = Tidak mengalami penurunan BB


Mobilitas
0 = Tidak dapat turun dari tempat tidur / kursi roda

C 1 = Dapat turun dari tempat tidur / kursi roda namun tidak dapat berjalan
jauh

2 = Dapat berjalan jauh


Mengalami stres psikologis atau memiliki penyakit akut tiga bulan terakhir
0 =Ya
D
2 = Tidak
Mengalami gangguan neuropsikologis
0 = Mengalami demensia atau depresi berat
E
1 = Mengalami demensia ringan

2 = Tidak mengalami gangguan neuropsikologis


Indeks massa tubuh (IMT)
0 = IMT < 19

1 = IMT 19-21
F1
2 = IMT 21-23

3 = >23

10
1. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)

N Kriteria Dengan Mandiri Skor


o Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 5 10

2 Berpindah dari kursi roda ketempat tidur, 5-10 15


atau sebaliknya
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir 5 10
rambut, gosok gigi)
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, 0 5
menyeka tubuh,menyiram)

5 Mandi 0 5

6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak 10 25


bisa,
dengan kursi roda )
7 Naik turun tangga 5 10

8 Mengenakan pakaian 5 10

9 Mengontrol bowel (BAB)/ defekasi 5 10

10 Mengontrol Bladder (BAK)/berkemih 5 10

Jumlah :

Interpretasi :
0-20 : Ketergantungan total
21-61 : Ketergantungan berat
62-90 : Ketergantungan sedang
91-99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

11
1. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)

N Kriteria Dengan Mandiri Skor


o Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 5 10

2 Berpindah dari kursi roda ketempat tidur, 5-10 15


atau sebaliknya
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir 5 10
rambut, gosok gigi)
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, 0 5
menyeka tubuh,menyiram)

5 Mandi 0 5

6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak 10 25


bisa,
dengan kursi roda )
7 Naik turun tangga 5 10

8 Mengenakan pakaian 5 10

9 Mengontrol bowel (BAB)/ defekasi 5 10

10 Mengontrol Bladder (BAK)/berkemih 5 10

Jumlah :

Interpretasi :
0-20 : Ketergantungan total
21-61 : Ketergantungan berat
62-90 : Ketergantungan sedang
91-99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

12
Pengkajian Keseimbangan untuk Klien Lansia

a. Perubahan Posisi atau Gerakan Keseimbangan

i. Bangun dari kursi (dimasukkan dalam analsis)


Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya ke
atas dengan tangan tau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil
pada saat berdiri pertama kali. Diberi nilai 1 jika klien menunjukkan kondisi di atas
dan di beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondiri tersebut.

Nilai : ........

ii. Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analsis)


Menjatuhkan diri di kursi, tidak duduk ditengah kursi.Beri nilai 1 jika klien
menunjukkan kondisi diatas dan diberi nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi
tersebut.

Nilai : ............

iii. Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum perlahan-lahan


sebanyak 3 kali)
Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-
sisinya.Beri nilai 1 jika klien menunjukkan kondisi diatas dan diberi nilai 0 jika klien
tidak menunjukkan kondisi tersebut.

Nilai : .....................

iv.Mata tertutup
Sama seperti di atas (periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan untuk
keseimbangannya). Beri nilai 1 jika klien menunjukkan kondisi diatas dan diberi nilai
0 jika klien tidak menunjukkan kondisi tersebut

Nilai : ................

v.Perputaran Leher
Menggerakkkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh
sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil.Beri nilai 1 jika klien
menunjukkan kondisi diatas dan diberi nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi
tersebut.

Nilai : ..............

vi.Gerakan Menggapai Sesuatu


Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementera
berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil, memegang Sesuatu untuk dukungan

13
Beri nilai 1 jika klien menunjukkan kondisi diatas dan diberi nilai 0 jika klien tidak
menunjukkan kondisi tersebut.

Nilai : ................

vii. Membungkuk
Tidak mampu untuk membungkuk atau mengambil obyek -obyek kecil (misalnya
pulpen) dari lantai, memegang suatu obyek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan
usaha-usaha multiple untuk bangun. Beri nilai 1 jika klien menunjukkan kondisi
diatas dan diberi nilai 0 jika klien tidak menunjukkan

Nilai : .................

b. Komponen Gaya berjalan atau Gerakan

i. Minta klien untuk berjalan ketempat yang ditentukan


Ragu-ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan.Beri nilai 1 jika klien
menunjukkan kondisi diatas dan diberi nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi
tersebut.

Nilai : ................

ii. Ketinggian langkah kaki (Mengangkat kaki pada saat melangkah)


Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu tinggi (>2 inchi).Beri nilai 1 jika klien menunjukkan kondisi
diatas dan diberi nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi tersebut.

Nilai : ..................

iii. Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping pasien)
Setelah langkah-langkah awal, tidak konsisten memulai mengangkat satu kaki
sementara yang lain menyentuh lantai. Beri nilai 1 jika klien menunjukkan kondisi
diatas dan diberi nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi tersebut.

Nilai : ..............

iv. Kesimetrisan (lebih baik di observasi dari samping pasien)


Panjang langkah yang tidak sama (sisi patologis biasanya memiliki langkah yang
lebih panjang; masalah dapat terdapat pada pinggul, lutut, pergelangan kaki, atau
otot-otot disekitarnya). Beri nilai 1 jika klien menunjukkan kondisi di atas dan beri
nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi tersebut.

Nilai : ...............

14
v. Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang pasien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi.Beri nilai 1 jika klien
menunjukkan kondisi diatas dan diberi nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi
tersebut.

Nilai : .............

vi. Berbalik
Berhenti sebelum memulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang memegang
obyek untuk dukungan.Beri nilai 1 jika klien menunjukkan kondisi diatas dan diberi
nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi tersebut.

Nilai : ...............

Interpretasi hasil:

Jumlahkan semua nilai yang diperoleh oleh klien, dan dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:

0–5 : Resiko jatuh rendah

6 – 10 : Resiko jatuh sedang

11 – 15 : Resiko jatuh tinggi

NILAI TOTAL :
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................

15

Anda mungkin juga menyukai