PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Tanggal : 15-11-2019
I. IDENTITAS PENDERITA
1. Nama : Ny. S
2. Tanggal Lahir : 23-10-1973
3. Umur : 46
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Pegawai Swasta
7. Suku/ras :-
8. No. RM : 039174
2
V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat penyakit yang sama (-), DM (+), penyakit jantung (-), Stroke (-).
3
Batas kiri jantung : SIC V linea
midklavikula sinistra
Batas atas jantung : SIC II parasternal
sinistra
4
2. Telinga
Pemeriksaan Dextra Sinistra Gambar
Bentuk telinga Bentuk telinga
normal, normal,
deformitas (-), deformitas (-),
Inspeksi
skar (-), edema (- skar (-), edema (-
), hiperemis (-), ), hiperemis (-),
cairan (-) cairan (-)
Nyeri (-), kalor (- Nyeri (-), kalor (-
Palpasi
), nyeri tragus (-) ), nyeri tragus (-)
CAE edema (-), CAE edema (-),
hiperemis (-), hiperemis (-),
serumen (-), serumen (-),
cairan (-), cairan (-),
jaringan jaringan
Otoskopi
granulasi (-), granulasi (-),
membran membran
timpani intak, timpani intak,
cone of light (+) cone of light (+)
arah jam 5 arah jam 5
Rinne (+),
Weber
Rinne (+), Weber
lateralisasi ke
tidak ada
telinga yang
Tes garputala (512 lateralisasi,
sehat,
Hz) Schwabach sama
Schwabach
seperti pemeriksa
memendek
Kesan tuli
sensorineural
5
3. Mulut dan Tenggorokan
Pemeriksaan Hasil
Dapat membuka dengan
baik, Warna mukosa
Mulut
buccal pink, edema (-),
bibir pecah-pecah (-)
Hiperemis (-), uvula
Mukosa oral
berada ditengah
Permukaan tonsil rata,
kripte tidak melebar,
orofaring ukuran tonsil T1/T1,
tonsil hiperemis (-),abses
peritonsil (-)
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
AUDIOMETRI
6
XII. DIAGNOSIS
SSNHL
XIII. TERAPI
IVFD RL 20 Rpm
injeksi Methyl Prednisolon 125 mg/8 jam
injeksi micobalamin 500 mg/8 jam
XIV. PROGNOSIS
Vitam : bonam
Sanam : bonam
Fungsionam : bonam
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
I. TELINGA
8
Auris interna
Auris interna terdiri dari serangkaian cavitas tulang (labyrinthus osseus) dan
ductus dan saccus membranaceus (labyrinthus membranaceus) di dalam cavitas tersebut.
Semua struktur tersebut berada dalam pars petrosa tulang temporale, di antara auris
media di lateral dan meatus acusticus internus di medial (Gambar 2,3,4,5 ).
Gambar 2. Sulcus dan hiatus untuk Gambar 3. Lokasi auris interna dalam
nervus petrosus major dan nervus tulang..temporal.
petrosus minor .
9
Gambar 5. Auris interna.
Labyrinthus osseus terdiri dari vestibulum, tiga canalis semicircularis ossus, dan
cochlea (Gambar 6). Labyrinthus osseus ini dilapisi oleh periosteum dan berisi cairan
jernih (perilympha). Labyrinthus membranaceus terendam di dalam perilympha namun
tidak mengisi seluruh ruangan labyrinthus osseus, terdiri dari ductus semicirculares,
ductus cochlearis dan dua saccus (utriculus dan sacculus).
Struktur-struktur dalam auris interna menyalurkan informasi ke encephalon
tentang keseimbangan dan pendengaran:
Ductus cochlearis merupakan organ pendengaran.
Ductus semicirculares, utriculus, dan sacculus merupakan organ-organ
keseimbangan. Nervus yang bertanggungjawab untuk fungsi-fungsi tersebut adalah
nervus vestibulocochlearis [VIII], yang dibagi menjadi bagian/nervus vestibularis
(keseimbangan) dan nervus cochlearis (pendengaran) setelah memasuki meatus acusticus
internus (Gambar 2).
Labyrinthus osseus
Vestibulum, yang berisi fenestra vestibuli pada dinding lateralnya, merupakan
bagian pusat labyrinthus osseus (Gambar 6). Di anterior vestibulum ini berhubungan
dengan cochlea dan di posterosuperior dengan canalis semicirculares. Sebuah saluran
sempit (aqueductus vestibuli) keluar dari vestibulum, dan berjalan melalui tulang
temporale untuk bermuara pada permukaan posterior pars petrosa tulang temporale.
10
Gambar 6. Labyrunthus osses
Canalis semicirculares
Berproyeksi ke jurusan posterosuperior dari vestibulum adalah canalis
semicirculares anterior, posterior, dan lateralis. Setiap canalis membentuk 2/ 3 lingkaran
yang pada kedua ujungnya berhubungan dengan vestibulum dan dengan salah satu
ujungnya melebar membentuk ampulla. Canalis-canalis ini terarah sedemikian rupa
sehingga setiap canalis berada pada sudut tegak lurus terhadap kedua canalis lainnya.
Cochlea
Berproyeksi ke jurusan anterior dari vestibulum adalah cochlea. yang merupakan
struktur tulang yang membelit sebanyak 21/2 sampai 23/4 kali mengelilingi columna
centralis tulang (modiolus). Susunan ini menghasilkan struktur berbentuk konus/kerucut
dengan basis cochleae yang menghadap ke arah posteromedial dan apex yang
menghadap ke anterolateral (Gambar 7). Posisi basis modioli yang lebar ini dekat dengan
meatus acusticus internus, dan basis modioli ini dimasuki oleh cabang-cabang pars
cochlearis nervus vestibulocochlearis [VIII] Meluas ke lateral di sepanjang modiolus ada
selapis tipis tulang (lamina modioli, atau lamina spiralis ossea).
11
Gambar 7. Cochlea.
Ductus cochlearis berputar mengelilingi modiolus, dan berada pada posisi pusat
oleh perlekatannya pada lamina modioli, merupakan komponen labyrinthus
membranaceus. Di perifer melekat ke dinding luar cochlea. ductus cochlearis membentuk
dua canalis (scala vestibuli dan scala tympani) (Gambar 7) yang meluas di seluruh
cochlea dan berhubungan satu dengan yang lain pada apex melalui suatu celah sempit
(helicotrema).
Scala vestibuli berlanjut dengan vestibulum.
Scala tympani dipisahkan dari auris media oleh membrana tympani secundaria
yang menutup fenestra cochleae. Akhirnya, di dekat fenestra cochleae ada suatu saluran
kecil (canaliculus cochlearis), yang berjalan melalui tulang temporale dan bermuara pada
permukaan inferiornya ke dalam fossa cranii posterior. Hal ini memungkinkan adanya
hubungan antara cochlea yang berisi perilympha dan cavitas subarachnoidea.
Labyrinthus membranaceus
Labyrinthus membranaceus merupakan sistem berkelanjutan dari ductus dan
saccus di dalam labyrinthus osseus. Struktur ini diisi oleh endolympha dan dipisahkan
dari periosteum yang menutupi dinding labyrinthus osseus oleh perilympha (Gambar 8).
12
Gambar 8. Labyrinthus membranaceus.
Terdiri dari dua saccus (utriculus dan sacculus) dan empat ductus (tiga ductus
semicircularis dan ductus cochlearis), labyrinthus membranaceus mempunyai fungsi
yang unik yang berkaitan dengan dan pendengaran (Gambar 8).
Utriculus, sacculus, dan tiga ductus semicircularis merupakan bagian dari apparatus
vestibularis (yakni, organ-organ keseimbangan).
Ductus cochlearis merupakan organ pendengaran.
Organisasi umum bagian-bagian labyrinthus membranaceus menempatkan:
13
ductus cochlearis di dalam cochlea labyrinthus osseus, di anterior
tiga ductus semicircularis di dalam canalis semicircularis labyrinthus osseus di posterior:
dan sacculus dan utriculus di dalam vestibulum labyrinthus osseus, di tengah.
Organ-organ keseimbangan
Lima dari enam komponen labyrinthus membranaceus berhubungan dengan
keseimbangan. Struktur-struktur tersebut adalah dua saccus (uticulus dan sacculus) dan
tiga ductus (ductus semicirculares anterior, posterior. dan lateralis).
Utriculus, sacculus, dan ductus endolymphaticus
Utriculus merupakan saccus yang lebih besar dibandingkan sacculus. Struktur ini
berbentuk oval, memanjang. dan tidak berada di dalam bagian posterosuperior
vestibulum labyrinthus osseus. Tiga ductus semicircularis bermuara ke dalam utriculus,
setiap ductus semicircularis memiliki bentuk serupa, termasuk ujungnya yang melebar
membentuk ampulla, untuk mengimbangi canalis semicirculares bagian tulangnya, hanya
berukuran lebih kecil.
Sacculus merupakan saccus bulat lebih kecil yang berada di bagian anteroinferior
vestibulum labyrinthus osseus. Ductus cochlearis bermuara ke dalamnya Ductus
utriculosaccularis membangun kesinambungan antara semua komponen labyrinthus
membranaceus dan menghubungkan utriculus dan sacculus. Bercabang dari ductus kecil
ini adalah ductus endolymphaticus, yang memasuki aqueductus vestibuli (sebuah saluran
melalui tulang temporale) untuk muncul pada permukaan posterior pars petrosa tulang
temporale dalam fossa cranii posterior. Di sini ductus endolymphaticus meluas menjadi
saccus endolymphaticus, yang merupakan kantung extradurale yang berfungsi untuk
resorpsi endolympha.
Reseptor-reseptor sensorium
Secara fungsional, reseptor sensorium untuk keseimbangan disusun ke dalam
struktur-struktur unik yang terletak dalam tiap komponen apparatus vestibularis, Dalam
utriculus dan sacculus, organ penginderanya, masing-masing adalah macula utriculi dan
macula saccuil, dan dalam ampulla masing-masing dari ketiga ductus semicircularis ada
crista ampullaris. Utriculus merespon percepatan sentrifugal dan vertikal, sementara
sacculus merespon percepatan linear/lurus. Sebaliknya, reseptor-reseptor pada ketiga
ductus semicircularis merespon terhadap gerak dalam suatu jurusan.
14
Organ pendengaran
Ductus cochlearis
Ductus cochlearis mempunyai posisi centralis dalam cochlea labyrinthus osseus
yang terbagi menjadi dua saluran (scala vestibuli dan scala tympani). Ductus cochlearis
tersebut terpelihara pada posisinya oleh perlekatan di pusat dengan lamina modioli, yang
merupakan lempeng tipis perluasan tulang dari modiolus (bagian pusat inti tulang
cochlea) dan di perifer dengan dinding luar cochlea. Dengan demikian, bentuk segitiga
ductus cochlearis mempunyai dinding luar berhadapan dengan tulang cochlea yang
terdiri dari penebalan periosteum yang dilapisi epithelium (crista spiralisi ligamentum
spirale): atap (membrana vestibularis), yang memisahkan endolympha dalam ductus
cochlearis dari perilympha dalam scala vestibuli dan terdiri dari membrana dengan
jaringan ikat di pusatnya yang dilapisi oleh epithelium pada kedua sisinya; dan dasar
yang memisahkan endolympha dalam ductus cochlearis dari perilympha dalam scala
tympani dan terdiri dari tepi bebas lamina modioli, dan membrana (membrana/lamina
basilaris) yang meluas dari tepi bebas lamina modioli menuju perluasan ligamentum
spirale yang melapisi dinding luar cochlea.
Organum spirale merupakan organ pendengaran, bersandar pada
membrana/lamina basilaris, dan berproyeksi ke dalam ductus cochlearis yang tertutup,
terisi endolympha.
Pembuluh-pembuluh darah
Suplai arterial menuju auris interna terbagi antara pembuluh-pembuluh darah
yang menyuplai labyrinthus osseus dan labyrinthus membranaceus.
Labyrinthus osseus disuplai oleh arteriae yang sama yang menyuplai sekeliling
tulang temporale termasuk arteria tympanica anterior cabang dari arteria maxillaris,
arteria stylomastoidea cabang dari arteria auricularis posterior dan ramus petrosus dari
arteria meningea media.
Labyrinthus membranaceus disuplai oleh arteria labyrinthi. yang berasal dari
arteria cerebelli inferior anterior atau merupakan cabang langsung arteria basilaris
apapun asalnya, arteria ini masuk ke meatus acusticus internus bersama dengan nervus
facialis [VII] dan nervus vestibulocochlearis [VIII] dan akhirnya terbagi menjadi:
ramus cochlearis, yang berjalan melalui modiolus dan menyuplai ductus
cochlearis: dan satu atau dua ramus vestibularis, yang menyuplai apparatus vestibularis.
15
Drainase vena dari labyrinthus membranaceus melalui venae vestibulares dan
venae cochleares. yang mengikuti arteriaenya. Venae tersebut bergabung untuk
membentuk vena labyrinthi yang akhirnya bermuara ke dalam sinus petrosus inferior
atau sinus sigmoideus.
Persarafan
Nervus vestibulocochlearis [VIII] serabut-serabut afferent khusus untuk
pendengaran (komponen cochlearis) dan keseimbangan (komponen vestibularis). Nervus
ini memasuki permukaan lateral truncus encephali. di antara pons dan medulla
oblongata, setelah keluar dari tulang temporale melalui meatus acusticus internus dan
menyeberangi fossa cranii posterior.
Di dalam tulang temporale, pada ujung distal meatus acusticus internus. nervus
vestibulocochlearis terbagi membentuk:
nervus cochlearis, dan
nervus vestibularis.
Nervus vestibularis membesar untuk membentuk ganglion vestibulare, sebelum
terbagi menjadi pars superior/rostralis dan inferior/caudalis, yang didistribusikan ke tiga
ductus semicircularis dan utriculus dan sacculus.
Nervus cochlearis memasuki basis cochlea dan berjalan ke atas melalui modiolus.
Sel-sel ganglion nervus cochlearis adalah ganglion spirale pada basis lamina modioli
yang berputar mengelilingi modiolus. Cabang-cabang nervus cochlearis nervus
cochlearis berjalan melalui lamina modioli untuk mempersarafi reseptor-reseptor dalam
organum spirale.
16
Gambar 9. A. Nervus fasialis pada tulang temporal, B. Chorda tympani pada tulang
temporal
Nervus facialis [VII] masuk ke meatus acusticus internus dalam pars petrosa
tulang temporale (Gambar 9 A). Perjalanannya disertai nervus vestibulocochlearis dan
arteria labyrinthi. Pada ujung distal meatus acusticus internus, nervus facialis [VII]
memasuki canalis facialis dan berlanjut ke lateral di antara auris interna dan media. Pada
titik ini nervus facialis [VII] membesar dan melengkung ke posterior dan lateral.
Pembesarannya disebut ganglion geniculi/geniculatum yang sensoris. Ketika canalis
facialis berlanjut, nervus facialis [VII] membelok tajam ke bawah dan berjalan dalam
arah yang hampir verticalis. nervus ini keluar dari cranium melalui foramen
stylomastoideum (Gambar 9 A),
17
Cabang-cabang
Nervus petrosus major
Pada ganglion geniculi/geniculatum, nervus facialis [VII] memberi cabang
nervus petrosus major. Nervus ini merupakan cabang pertama nervus facialis [VII].
Nervus petrosus major keluar dari ganglion geniculi, berjalan ke anteromedial melalui
tulang temporale dan keluar melalui hiatus untuk nervus petrosus major pada permukaan
anterior pars petrosa tulang temporale. Nervus petrosus major membawa serabut-serabut
parasympathicum preganglionares menuju ganglion pterygopalatinum. Berlanjut setelah
belokan, posisi nervus facialis ditandai oleh sebuah pembuncitan pada dinding medial
auris media.
Nervus stapedius dan chorda tympani di dekat permulaan turunnya yang
verticalis ini. Nervus facialis [VII] memberi sebuah cabang kecil, nervus stapedius. yang
mempersarati musculus stapedius, dan sesaat sebelum keluar dari cranium, nervus
facialis [VII] mengeluarkan cabang chorda tympani.
Chorda tympani tidak segera keluar dari tulang temporale, tapi berjalan naik
untuk masuk pada auris media melalui dinding posteriornya, berjalan di dekat aspectus
superior membrana tympani di antara malleus dan incus (Gambar 9 B). Kemudian nervus
ini meninggalkan auris media melalui sebuah saluran yang menuju fissura
petrotympanica dan keluar dari cranium melalui fissura tersebut untuk bergabung dengan
nervus lingualis dalam fossa infratemporalis.
Penghantaran suara
18
Gelombang suara memasuki meatus acusticus externus dan menggerakkan
membrana tympani ke arah medial (Gambar 10). Karena manubrium mallei melekat pada
membrana tersebut, maka manubrium mallei juga bergerak ke medial. Gerak ini
menyebabkan caput mallei bergerak ke lateral. Karena caput mallei dan incus saling
bersendi, maka caput incudis juga bergerak ke lateral. Hal ini mendorong crus longum
incus bergerak ke medial. Crus longum bersendi dengan stapes, sehingga geraknya akan
menyebabkan stapes bergerak ke medial. Selanjutnya, karena basis stapedis melekat pada
fenestra vestibull, maka fenestra vestibuli juga bergerak ke medial.
Gerak tersebut menyempurnakan pemindahan gelombang suara beramplitudo
besar, berkekuatan rendah, hantaran udara, yang menggetarkan membrana tympani
menjadi getaran dengan amplitudo kecil, berkekuatan tinggi pada fenestra vestibuli, yang
menghasilkan suatu gelombang dalam scala vestibuli cochlea yang berisi cairan.
Gelombang yang terbentuk dalam perilympha scala vestibuli bergerak melalui
cochlea dan menyebabkan pembuncitan keluar membrana tympani secundaria yang
menutup fenestra cochleae pada ujung bawah scala tympani. Hal ini menyebabkan
membrana/lamina basilaris bergetar, yang selanjutnya menyebabkan rangsangan sel-sel
reseptor pada organum spirale. Sel-sel reseptor mengirimkan impuls kembali ke otak
melalui pars cochlearis nervus vestibulocochlearis [VIII] yang selanjutnya impuls-impuls
tersebut diterjemahkan sebagai suara.
Jika suara terlalu keras, yang menyebabkan gerak membrana tympani berlebihan,
kontraksi musculus tensor tympani (melekat pada malleus) dan/atau musculus stapedius
(melekat pada stapes) meredam getaran ossiculae auditus dan menurunkan kekuatan
getaran yang mencapai fenestra vestibuli.
II. DEFINISI
Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSNHL), Sudden Hearing Loss (SHL) atau
Sudden Sensory Hearing loss (SSHL) masing-masing merupakan gangguan akut pada
koklea dan/atau struktur retrokoklear. Berbagai penelitian mengemukakan definisi
berdasarkan tingkat keparahan, perjalanan waktu, frekuensi serta kriteria audiometrik
tertentu. Definisi yang paling umum digunakan adalah kehilangan 30-desibel (dB) atau
lebih, paling sedikit tiga frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometri dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 3 hari. Gangguan yang tiba-tiba yang progresif
cepat tercakup dalam satu definisi. Terbangun dengan gangguan pendengaran, gangguan
19
pendengaran yang dicatat selama beberapa hari, kehilangan frekuensi rendah atau tinggi
dan distorsi dalam persepsi bicara merupakan klasifikasi dalam SSNHL. Etiologi
SSNHL dapat idiopatik ataupun pasti.
III. PATOFISIOLOGI
Sudden Sensorineural Hearing Loss dibagi menjadi beberapa kategori dan juga
Idiopathic Sudden Sensorineural Hearing Loss (ISSNHL). Penyebab SSNHL sangat
banyak dan umum (gambar 11). Beberapa penyebab utama SSNHL adalah infeksi virus,
gangguan vaskular dan pecahnya membran intrakoklear serta penyakit autoimun telinga
bagian dalam.
Dari studi pasien dengan ISSNHL, ditemukan bukti tidak langsung yang cukup
melibatkan infeksi virus sebagai salah satu penyebab ISSNHL, jejak bukti ini dapat
dilacak dari laporan prevalensi tinggi dari jenis virus baru-baru ini, melalui bukti
serokonversi virus pada histopatologi tulang temporal. Kelemahan dari laporan ini adalah
riwayat penyakit virus baru-baru ini. Studi yang tidak terkontrol melaporkan bahwa 17%
hingga 33% pasien mengingat penyakit virus baru-baru ini. Jangan sampai angka-angka
itu tampak signifikan 25% dari pasien sehat yang mengunjungi klinik THT telah
mengalami penyakit virus yang potensial dalam waktu sebulan sebelum kunjungan.
20
Gambar 11. Etiologi SSNHL
Koklea memperoleh suplai darahnya dari arteri labirin tanpa ada aliran darah
kolateral. Fungsi koklea sangat sensitif terhadap perubahan suplai darah. Dengan
demikian, oklusi vaskular koklea yang disebabkan oleh trombosis, embolus,
berkurangnya aliran darah, atau vasospasme akan menjadi etiologi yang mungkin untuk
ISSNHL. Perjalanan waktu tiba-tiba atau cepat dalam gangguan pendengaran yang tiba-
21
tiba berkorelasi baik dengan keadaan vaskular. Penurunan oksigenasi koklea adalah
konsekuensi dari kemungkinan perubahan aliran darah koklea.
Selaput tipis memisahkan telinga dalam dari telinga tengah, dan di dalam koklea,
selaput halus memisahkan ruang perilymphatic dan endolymphatic. Pecahnya salah satu
atau kedua set membran secara teoritis dapat menghasilkan gangguan pendengaran
sensorik. Kebocoran cairan perilymph ke telinga tengah melalui jendela bundar atau
jendela oval menghasilkan gangguan pendengaran dengan menciptakan keadaan hidrops
endolimfatik relatif atau dengan menghasilkan kerusakan membran intrakoklear.
Pecahnya membran intrakoklear akan memungkinkan pencampuran perilimfon dan
endolimfe, yang secara efektif mengubah potensi endokochlear.
IV. DIAGNOSIS
22
penting untuk mengarahkan diagnosis. Pemeriksaan fisik termasuk tekanan darah sangat
diperlukan. Pada pemeriksaan otoskopi tidak ditemukan kelainan pada telinga yang sakit.
Timbulnya tuli pada iskemia koklea dapat bersifat mendadak atau menahun
secara tidak jelas. Kadang bersifat sementara atau berulang dalam serangan, tetapi
biasanya menetap. Tuli yang bersifat sementara biasanya tidak berat dan tidak
berlangsung lama. Tuli dapat unilateral atau bilateral dapat disertai tinitus dan vertigo.
Pada infeksi virus, timbulnya tuli mendadak biasanya pada satu telinga, dapat disertai
tinitus dan vertigo. Kemungkinan ada gejala dan tanda penyakit virus seperti parotis,
varisela, variola atau pada anamnesis baru sembuh dari penyakit tersebut.
V. TATALAKSANA
Tirah baring sempurna (total bed rest), istirahat fisik dan mental selama dua
minggu untuk menghilangkan atau mengurangi stres yang besar pengaruhnya pada
keadaan kegagalan neurovaskular. Vasodilatansia injeksi yang cukup kuat disertai
dengan pemberian tablet vasodilator oral tiap hari. Prednison (kortikosteroid) 4 X 10 mg
(2 tablet), tappering off tiap 3 hari. Vitamin C 500 mg 1 X 1 tablet/hari, vitamin E 1 X 1
tablet. Neurobion (neurotonoik) 3 X 1 tablet/hari. Diet rendah garam dan kolesterol.
23
Inhalasi oksigen 4 X 15 menit (2 liter/menit). Obat antivirus sesuai dengan virus
penyebab. Hiperbarik oksigen terapi (HB).
Karena kurangnya pengertian tentang etiologi dari tuli mendadak, regimen terapi
yang diberikan lebih berdasarkan pada penyebabnya yaitu dengan agen anti inflamasi,
vasodilator, agen rheologik, agen antivirus, diuretik, derivat triiodobenzoic acid,
hiperbarik oksigen dan terapi bedah.
Obat anti inflamasi kortikosteroid merupakan obat anti inflamasi yang digunakan
untuk mengobati ketulian sensorineural mendadak idiopatik. Mekanisme kerjanya
terhadap ketulian mendadak belum diketahi dengan pasti, meskipun terjadi reduksi
inflamasi koklea dan saraf auditorius setelah pemberian obat ini. Prednisone 4 x 10 mg
tapering off tiap tiga hari, hati-hati pada penderita DM.
3 x 900 mg 3 hari
3 x 600 mg 3 hari
24
Obat anti virus seperti Asiklovir dan Amantadin dibatasi penggunaannya pada
pengobatan ketulian sensorineural mendadak idiopatik, hanya pada etiologi virus.
Famsiklovir dan valasiklovir merupakan obat terbaru, yang memiliki struktur dan cara
kerja yang serupa dengan asiklovir dan belum dilaporkan penggunaannya pada ketulian
yang mendadak.
Terapi hiperbarik oksigen menggunakan 100% oksigen dengan tekanan 250 kPA
selama 60 menit dalam ruangan tertutup. Hyperbarik dengan kombinasi glukokortikoid
dosis tinggi dapat meningkatkan hasil terapi, dan hasil terbaik dicapai jika perawatan
dimulai sedini mungkin.
Terapi ini adalah sebuah terapi yang dilakukan dalam sebuah chamber bertekanan
udara tinggi. Selama kurang lebih 1 jam, pasien diberikan masker untuk menghirup
oksigen murni. Oksigen ini berguna untuk melancarkan peredaran darah, termasuk di
sekitar koklea yang terserang.
Terapi bedah untuk memperbaiki celah fistula perilimfatis digunakan pada kasus
ketulian sensorineural mendadak idiopatik yang berkaitan dengan tes fistula positif atau
terdapat riwayat trauma atau barotrauma. Kekurangan perilimfatis dapat menyebabkan
ketulian mendadak berkaitan dengan teori terjadinya ruptur membran intrakoklearis.
Alternatif lain, tekanan perilimfatis yang rendah dapat menghasilkan hidrops
endolimfatis koklear. Tindakan pembedahan dalam memperbaiki fistula perilimfatik ini
menimbulkan kontroversi.
25
Evaluasi fungsi pendengaran dilakukan setiap minggu selama sebulan dengan
interpretasi hasiln sebagai berikut : sangat baik apabila perbaikan lebih dari 30 dB pada
5 frekuensi, sembuh apabila perbaikan ambang pendengar kurang dari 30 dB pada
frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz dan di bawah 25 dB pada frekuensi 4000
Hz, baik apabila rerata perbaikan 10-30 dB pada 5 frekuensi dan tidak ada perbaikan
apabila terdapat perbaikan kurang dari 10 dB pada 5 frekuensi. Bila gangguan
pendengaran tidak sembuh dengan pengobatan, dapat dipertimbangkan pemasangan alat
bantu dengar (hearing aid)
VI. PROGNOSIS
26
BAB IV
PEMBAHASAN
Kasus ini merupakan kasus SSNHL dengan DM tipe 2 sebagai faktor pencetus dan
atau faktor pemberat. Berdasarkan riwayat keluhan pasien, pasien mengalami gangguan
dengar mendadak yang dirasakannya selama 2 hari sebelum ke Klinik THT ayani, gangguan
dengar tersebut terjadi pada telinga kanannya sehingga pasien sangat kesulitan untuk
mendengar, pasien juga mengeluhkan telinga kanannya berdenging sehingga mengganggu
aktifitasnya terutama dalam hal menggunakan telepon. Gangguan mendengar tersebut hanya
dirasakan pada telinga sebelah kanan, sedangkan telinga sebelah kiri tidak mengalami
gangguan sama sekali. Pasien tersebut memiliki riwayat penyakit diabetes melitus tipe 2.
Pada hari kamis tanggal 15 november 2019 jam 10.00 pagi di klinik THT ayani dilakukan
pemeriksaan otoskopi namun tidak ditemukan kelainan lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan
audiometri dengan hasil tuli derajat berat pada telinga sebelah kanan. Pasien kemudian
dirujuk ke RS Untan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Sudden Sensorineural Hering Loss didefinisikan sebagai tuli yang terjadi secara tiba-
tiba dengan jenis ketuliannya adalah sensorineural dan penyebabnya tidak dapat langsung
diketahui. Gejala yang timbul biasanya berupa gangguan mendengar mendadak pada satu sisi
telinga disertai tinitus dan atau vertigo.
Pada pasien tersebut diketahui mengalami gangguan dengar mendadak disertai dengan
tinitus dan tanpa vertigo, pasien juga memiliki riwayat penyakit DM tipe 2 dan mengonsumsi
obat diabetes yaitu glimepirid (1x1) dan metformin (2x1). Pasien memiliki alergi terhadap
cuaca dingin yang berefek timbulnya biduran pada tubuh pasien.
27
Pasien masuk IGD RS Untan pada hari kamis tanggal 15 november 2019 jam 16.10
dengan keluhan sulit mendengar pada telinga kanan sejak 2 hari yang lalu. Berdasarkan surat
rujukan, pasien dirawat inap ke bangsal bedah untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Terapi yang diberikan adalah IVFD RL 20 Rpm, injeksi Methyl Prednisolon 125 mg/8 jam
dan injeksi micobalamin 500 mg/8 jam. Sambil pengecekan gula darah dan setelah diketahui
kadar gula darah pasien yang meningkat yaitu 210, diberikan terapi tambahan yaitu lantus 10
unit dan novorapid 3-12 unit.
Pasien di pulangkan dan diberikan terapi methyl prednisolon 16 mg tablet (3X1) dan
mecobalamin 500 mg (3X1). Pada pasien tersebut memiliki prognosis baik dan respon yang
baik dalam pengobatan sehingga SSNHL yang dialaminya dapat teratasi dengan derajat
kesembuhan hampir sembuh total. Setelah seminggu, pasien kontrol dengan hasil audiometri
normal yang menunjukkan respon terhadap pengobatan sangat baik (gambar 12).
28
29
BAB V
KESIMPULAN
Ada tiga teori yang diterima secara umum untuk patogenesis ISSNHL, infeksi virus,
kompromi pembuluh darah. dan membran intracochlear pecah dianggap menjelaskan
sebagian besar episode yang menentang penyebab yang jelas. Entitas keempat, penyakit
telinga bagian dalam autoimun. juga dapat menambah jumlah kasus.
Ada banyak jenis pengobatan. dan alasan di balik terapi tertentu yang digunakan harus
dipaham karena hanya ada waktu 2 hingga 4 minggu untuk pengobatan SSNHL yang efektif,
penting untuk memulai terapi sesegera mungkin. Tidak ada pengobatan pilihan tunggal untuk
ISSNHL. Banyak penyakit menghasilkan gangguan pendengaran mendadak, dan pengobatan
harus diarahkan ke penyebab yang paling mungkin.
Pada kasus ini didapat prognosis yang baik dengan peningkatan pendengaran yang
cepat dan normal.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Oliver ER, Hashisaki GT. Sudden sensory hearing loss, section ix otology, Bailey’s
head and neck surgery otology; 2014
2. Mangunkusumo, E., Soetjipto, D. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok- Kepala dan Leher. Jakarta: FK UI; 2007.
3. Chen WT, Lee JW, Yuan CH, Chen RF. Oral steroid treatment for idiopathic sudden
sensorineural hearing loss. Saudi Med J. 2015;36(3):291–296.
doi:10.15537/smj.2015.3.9940
4. Drake RL, Vogi W, Mitchell AWM. Gray’s dasar-dasar anatomi edisi internasional.
Philandephia : Elsevier; 2012
31