Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kehidupan manusia
dengan tidak adanya sekolah, maka kualitas pendidikan masyarakat yang ada di
Indonesia jadi terganggu. Kehidupan yang dijalaninya pun juga tidak akan
terjamin, banyak terjadinya pengangguran dimana-mana sebab ilmu yang dimiliki
tidak mampu untuk memenuhi standar yang diinginkan. Untuk itu, pendidikan itu
sangat penting bagi kita sebagai generasi penerus bangsa. Peran orang tua sangat
penting sebagai dorongan bagi anak-anaknya untuk tetap terus semangat dalam
menempuh pendidikan sekolah. Peran orang tua sebagai pendidik sejati sementara
digantikan dan diserahkan sepenuhnya kepada tenaga pendidik yang lebih
profesional dalam hal bidangnya. Secara umum sekolah merupakan sebuah
lembaga pendidikan yang bersifat formal, non formal maupun informal yang
didirikan oleh negara ataupun swasta yang dirancang mengajari, mendidik melalui
didikan yang telah diberikan oleh tenaga pendidik. Untuk membuat sebuah
sekolah harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang belajar,
perpustakaan, ruang kantor, masjid, ruang komputer ataupun yang lainnya.

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang secara khusus sebagai


pengajaran bagi siswa dibawah pengawasan seorang guru. Tingkat satuan
pendidikan yang dianggap sebagai dasar dari tingkatan pendidikan dimulai dari
sekolah dasar. Pendidikan dasar merupakan hal terpenting untuk menjadikan
kualitas anak didik yang tinggi

Sebagai seorang calon guru yang nantinya akan mendidik para siswanya
mempunyai kontribusi besar dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan guru sekolah dasar adalah salah satu
jurusan dimana mahasiswanya dicetak sebagai calon guru yang harus mengetahui
lebih awal kondisi sekolah yang sesungguhnya agar pada saat terjun ke sekolah
dapat merencanakan pelaksanaan pendidikan yang berkualitas. Dengan adanya
kegiatan observasi ini, kita dapat mengetahui bagaimana hubungan sosial yang

1
2

dilakukan masyarakat lingkungan sekolah yang nantinya dapat kita terapkan saat
kita mengajar nanti.

Dalam kesempatan observasi ini, kami memilih SD Negeri Karangsari 1


sebagai objek observasi mengenai “hubungan sosial antar masyarakat lingkungan
sekolah”. Waktu untuk melakukan observasi adalah hari jum’at, 15 November
2019. Waktu yang digunakan saat observasi relatif singkat yaitu disela-sela
aktivitas perkuliahan.

2. Rumusan masalah

A. Bagaimana hubungan sosial antara siswa dan guru?


B. Bagaimana hubugan sosial antara siswa dengan siswa?
C. Bagaimana hubungan sosial antara guru dengan guru?
D. Bagaimana hubungan sosial antara penjaga kantin dengan siswa dan
guru?
E. Bagaimana hubungan sosial antara petugas kebersihan atau staf sekolah
dengan siswa dan guru?

3. Tujuan

A. Mngetahui hubungan sosial antara siswa dan guru


B. Mengetahui hubugan sosial antara siswa dengan siswa
C. Mengetahui hubungan sosial antara guru dengan guru
D. Mengetahui hubungan sosial antara penjaga kantin dengan siswa dan
guru
E. Mengetahui hubungan sosial antara petugas kebersihan atau staf sekolah
dengan siswa dan guru
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Sosial antara Siswa dan Guru

Belajar menurut M. Sobry Sutikno (2004:5) menyatakan, “Belajar adalah


suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.Bentuk relasi dan interaksi yang diharapkan adalah adanya
suasana yang menyenangkan, akrab, penuh pengertian, dan ingin memahami
sehingga siswa merasakan bahwa dirinya telah dididik dengan penuh cinta dan
tanggung jawab. Bentuk relasi dan interaksi sosial-edukatif yang akrab dan penuh
kekeluargaan antara guru dan siswa ini sangat bermanfaat bagi siswa karena hal
itu akan menjadi model dalam pergaulan sehari-hari siswa dengan teman-
temannya dan lingkungannya. Bentuk relasi dan interaksi yang diharapkan adalah
adanya suasana yang menyenangkan, akrab, penuh pengertian, dan ingin
memahami sehingga siswa merasakan bahwa dirinya telah dididik dengan penuh
cinta dan tanggung jawab. Bentuk relasi dan interaksi sosial-edukatif yang akrab
dan penuh kekeluargaan antara guru dan siswa ini sangat bermanfaat bagi siswa
karena hal itu akan menjadi model dalam pergaulan sehari-hari siswa dengan
teman-temannya dan lingkungannya.

Menurut Gunawan (2000:31) menyatakan, “ Interaksi sosial adalah suatu


hubungan antara dua orang atau lebih, sehingga kelakuan individu yang satu
mempengaruhi, mengubah, memperbaiki kelakuan orang lain dan sebaliknya.
Sedangkan Roucek dan Warren (2007:153) mengemukakan “Interaksi sosial
adalah proses melalui tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi
unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok yang lain. Suatu proses timbal
balik dengan mana satu kelompok dipengaruhi oleh tingkah laku reaktif pihak lain
dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain”.

Berdasarkan pendapat diatas dimaknai bahwa interaksi sosial merupakan


hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang-

3
4

perorangan dengan kelompok manusia dan interaksi sosial adalah kunci dari
semua kehidupan sosial maupun dalam proses pembelajaran.

Dalam teori fiducary yang dikemukakan oleh Tallcot Parson (1978:12)


menggambarkan bahwa pada saat orang berinteraksi jika digambarkan akan
diperoleh gambaran sebagai berikut :

Individu A berinteraksi dengan individu B akan membentuk bangun medan


fiducary (C).Menurut Soekanto (1990:67) mengatakan, “Proses sosial muatan
yang ada dalam medan fiducary ini ialah adanya proses imitasi, sugesti,
identifikasi, simpati. Muatan tersebut bisa berjalan sendiri-sendiri atau secara
bersamaan. Asalkan dua syarat harus dipenuhi yaitu adanya kontak sosial dan
komunikasi yang terus menerus. Kegiatan belajar-mengajar antara guru dengan
siswanya merupakan salah satu bentuk kontak sosial yang terus menerus. Kontak
sosial ini akan terus terbangun jika komunikasi yang mereka kembangkan juga
akan berlangsung secara terus menerus. Kontak sosial yang hanya dibangun pada
saat kegiatan kurikuler, belum begitu cukup untuk membentuk medan
fiducaryyang bermakna dalam pendidikan.

Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Sangat memanfaatkan sarana dan prasarana yang disediakan sekolah. Dalam


pelaksanaan pembelajaran berlangsung guru sangat interaktif berkomunikasi
kepada murid dan berkontak sosial secara langsung dan menciptakan keakraban
kepada murid. Adapun setelah guru telah menyampaikan semua materi, guru
memberikan tugas kepada murid secara lisan maupun tertulis dan murid dengan
spontan dapat menjawab dengan baik dan benar. Di dalam lingkungan sosial
murid tidak hanya baik dalam bertingkah laku di dalam kelas dalam proses
5

pembelajaran berlangsung. Akan tetapi juga di luar proses pembelajaran mereka


berinteraksi dengan baik dengan teman sebaya maupun dengan guru dengan
mengucapkan salam setiap bertemu antara teman sebaya dan guru, dapat dilihat
ditabel berikut.

No. Sub Fokus Pendukung Ada Tidak Ada


1. Sarana dan prasarana pembelajaran √ -
2. Pengamatan kondisi kelas dalam proses √ -
pembelajaran
3. Pengamatan Komunikasi social dan Interaksi √ -
Sosial Murid Dalam Proses Pembelajaran
4. Pengamatan Lingkungan Sosial Murid Pada √ -
Saat pembelajaran dan di Luar Proses
Pembelajaran, seperti kantin dan perputakan

Hasil Observasi Siswa dalam Proses Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi siswa dalam proses pembelajarandapat dilihat


siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru dengan baik dan
benar. Siswa sangat terlihat antusias,termotivasi dan memperhatikan guru dalam
menyampaikan materisehingga siswa tidak merasakan jenuh saat proses
pembelajaranberlangsung di dalam kelas. Di akhir proses pembelajaran
gurumemberikan tugas berupa tugas tertulis yang sesuai materi yang
telahdisampaikan dan siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikanoleh guru
dengan baik dan benar karena materi yang telahdisampaikan oleh guru tersebut
dapat diterima dengan baik dengan siswa, dapat dilihat dari tabel berikut.

No. Aspek yang Diamati Ada Tidak Ada


1. Siswa mampu menyelesaikan soal yang √ -
diberikan oleh guru dengan benar?
2. Siswa antusias dan merasa termotivasi yang √ -
disampaikan oleh guru?
3. Siswa memperhatikan penyampaian materi √ -
6

yang dilakukan oleh guru?


4. Siswa merasakan jenuh dalam kegiatan - √
pembelajaran berlangsung?
5. Siswa mengerjakan dengan baik/atau mandiri √ -
dalam pemberian tugas yang diberikan oleh
guru?
6. Siswa mengerti dan memahami yang √ -
disampaikan oleh guru?

Hasil Observasi Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa telah membuat perangkat


pembelajaran untuk mempermudah dalam pelaksanaan proses pembelajaran
selama satu tahun ajaran. Perangkat pembelajaran tersebut dibuat dan
diperbaharui setiap tahun ajaran baru karena harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi siswa yang terus berubah. Pembuatan perangkat pembelajaran tersebut
juga diketahui dan diawasi oleh kepala sekolahdan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum. Guru juga wajib membuat, menyusun dan mengembangkan perangkat
pembelajaran,dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Perangkat Pembelajaran Ada Tidak Ada


1. Silabus √ -
2. RPP √ -
3. Program Tahunan √ -
4. Program Semester √ -

Instrumen Evaluasi Pembelajaran

Berdasarkan hasil evalusi pembelajaran dapat dilihat bahwa guru melakukan


evaluasi pembelajaran dengan berbagai instrumen evaluasi. Guru memberikan tes
pada saat materi pembelajaran telah selesai yakni dengan memberikan bentuk soal
yang harus di_kerjakan oleh siswa di akhir kegiatan pembelajaran baik dalam
bentuk lisan maupun tertulis. Guru juga memberikan penilaian terihadap kinerja
7

siswa terutama saat mengerjakan tugas diskusi, soal siswa tampil didepan kelas
untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Selain itu guru juga membexikan
penilaian bagi siswa yang aktif, kurang aktif dan tidak aktiif. Dalam kegiatan
pembelajaran guru juga melakukan penilaian terhadap sikap siswa dikelas, seperti
siswayang mengikuti pembelajaran dengan baik dan siswa yang tidak mengikuti
pembelajaran dengan baik. Pada saat memberikan tugas, guru juga memberikan
penilaian, seperi laporan hasil diskusi, kliping dan lain-lain sesuai dengan materi
dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dapat dilihat dari table berikut ini:

No. Instrumen Evaluasi Pembelajaran Ada Tidak Ada


1. Tes dan Non Tes √ -
2. Pengamatan Kinerja √ -
3. Pengukuran dan Penilaian Sikap √ -
4. Penilaian Hasil Karya Berupa Tugas √ -

PEMBAHASAN

Cara guru berinteraksi dengan murid yaitu dengan komunikasi yang baik
dan berkontak langsung kepada siswa. Interaksi yangdigunakan dengan lebih
berempati, simpati kepada siswa sehinggaturut merasakan apa yang diinginkan
dan dirasakan siswa. Usaha gurudalam berinteraksi dengan murid salah satunya
dengan memberikan prestise kepada siswa berupa tambahan nilai yang dapat
mengerjakan tugas dengan baik dan benar dan mendekatkan diri kepada
muridsecara langsung dengan berkontak sosial secara langsung sehingga pada
kegiatan pembelajaran siswa tidak merasakan segan kepada gurudalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran semuanya menunjuk pada esensi
yang sama bahwa tujuan pembelajaran tercapainya perubahan perilaku
ataukompetensi siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

B. Hubugan Sosial antara Siswa dengan Siswa

Siswa atau yang biasa disebut dengan peserta didik merupakan salah satu
dari komponen pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan, karena tanpa adanya
peserta didik tidak akan mungkin proses pembelajaran dapat berjalan. Peserta
8

didik merupakan komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam


proses belajar-mengajar. Didalam proses belajarmengajar, peserta didik sebagai
pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin
mencapainya secara optimal.

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan


potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan
informal, pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Setiap peserta didik memiliki ciri dan
sifat atau karakteristik yang diperoleh lingkungan. Agar pembelajaran dapat
mencapai hasil yang optimal guru perlu memahami karakteristik peserta didik.
Karakteristik bawaan merupakan karakteristik yang dimiliki sejak lahir baik
menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis Untuk mengetahui
siapa peserta didik perlu dipahami bahwa sebagai manusia yang sedang
berkembnag menuju kearah ke dewasaan memiliki beberapa karakteristik.

Menurut Tirtaraharja, 2000 (Uyoh Sadullah, 2010) mengemukakan 4


karakeristik yang dimaksudkan yaitu :

a) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga
merupakan makhluk yang unik
b) Individu yang sedang berkembang. Anak mengalami perubahan dalam
dirinya secara wajar.
c) Individu yang membutuhkan bimbingan individual.
d) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam
perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan untuk berkembang
kea rah kedewasaan.

Dalam mengungkapkan ciri-ciri anak didik Edi Suardi (1984) mengemukakan 3


ciri anak didik:
9

1. Kelemahan dan ketidakberdayaan.

Anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah yang tidak berdaya untuk
dapat bergerak harus melalui berbagai tahapan. Kelemahan yang dimiliki anak
adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah misalnya tidak kuat gangguan cuaca
juga rohaniahnya tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya ataupun
menyenangkan. Kelemahan dan ketidakberdayaan anak makin lama makin hilang
karena berkat bantuan dan bimbingan pendidik atau yang disebut dengan
pendidikan. Pendidikan akan berhenti manakala kelemahan dan ketidakberdayaan
sudah berubah menjadi kekuatan dan keberdayaan, yaitu suatu keadaan yang
dimiliki oleh orang dewasa. Pendidikan justru ada karena adanya ciri kelemahan
dan ketidakberdayaan tersebut.

2. Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang

Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak


lahir merupakan karunia yang besar untuk membawa mereka ketingkat kehidupan
jasmaniah dan rohaniah yang tinggi lebih tinggi lebih tinggi dari makhluk lainnya.
Keinginan berkembang mendorong anak untuk giat, itulah yang menyebabkan
adanya kemungkinan atau pergaln yang disebut pendidikan. Tanpa keinginan
berkembang pada anak, akan menjadikan tidak ada kemauan tidak mempunyai
vitalitas, tidak giat bahkan barang kali menjadi malas dam acuh tak acuh.

3. Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri.

Sepeti pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri sendiri.
Hal tersebut penting baginya karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat.
Seseorang harus merupakan diri sendiri, orang seorang atau pribadi. Tanpa itu
manusia akan menjadi manusia penurut, dan manusia yang tidak punya pribadi.
Pendidikan yang bersifatotoriter bahkan mematikan pribadi anak yang sedang
tumbuh.

Secara garis besar karakteristik peserta didik dibentuk oleh dua faktor yaitu
faktor bawaan merupakan faktor yang diwariskan dari kedua orang tua individu
yang menentukan karakteristik fisik dan terkadang intelejensi, Faktor lingkungan
10

merupakan faktor yang menentukan karakteristik spiritual, mental, psikis, dan


juga terkadang fisik dan intelejensi. Faktor lingkungan dibagi menjadi tiga yaitu

a. lingkungan keluarga,

Pada lingkungan keluarga seperti motivasi dari kedua orang tua agar
menjadi orang yang sukses kedepannya dan tidak boleh kalah dengan kesuksesan
orang tuanya, kesuksesan teman orang tuanya, kesuksesan anak teman orang
tuanya, ingin merubah nasib keluarga yang melarat, motivasi sebagai kakak yang
merupakan contoh bagi adik-adiknya, motivasi sebagai adik yang tidak boleh
kalah dengan kesuksesan kakaknya.

b. lingkungan sekolah,

Dari lingkungan sekolah seperti motivasi ingin menjadi juara kelas,


motivasi ingin kaya karena melihat orang tua temannya yang kaya, ataupun
motivasi dari gurunya.

c. lingkungan masyarakat.

Lingkungan masyarakat misalnya motivasi dari tetangganya yang sukses,


motivasi karena keluarganya selalu diremehkan masyarakat, ataupun motivasi
karena masyarakatnya diremehkan masyarakat lain.

Setelah mengetahui faktor-faktor tersebut guru dapat memahami bahwa


peserta didiknya digolongkan sebagai individu yang unik dan pilah karena peserta
didik pada hakikatnya terdiri dari individu-individu yang memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Terdapatnya perbedaan individual dalam diri masing-masing
peserta didik membuat guru harus pandai-pandai menempatkan porsi keadilan
dengan tepat pada setiap peserta didiknya. Misalnya saja dalam pelajaran fisika,
tentunya tidak semua siswa berminat dalam pelajaran fisika, mungkin ada siswa
berminat pada musik, lantas guru tidak harus memaksanya untuk dapat menyukai
fisika apalagi memaksakan agar paham fisika lebih mendalam dengan
memberikan soal dan tugas yang banyak dan sulit ditambah lagi sanksinya yang
berat bila tidak dapat mengerjakan soal/tugas tersebut. Hal inilah yang nantinya
11

menciptakan potensi buruk pada diri peserta didik sebagai hasil ketidakpuasanya
terhadap lingkungan yang diterimanya.

Pada prinsipnya perkembangan psikis peserta didik selalu ke arah yang


lebih baik seiring dengan tingkat materi pelajaran yang diberikan juga semakin
tinggi sehingga membuat peserta didik terbiasa berpikir secara realistis dan
sistematis. Tapi guru hendaknya mendukung dan membantunya mengembangkan
potensi tersebut agar lebih optimal. Peserta didik yang demikian tidak perlu
diajarkan fisika sampai mendalam karena itu hanya akan membuatnya menjadi
jenuh pada setiap pertemuan dan sudah menjadi kompetensi guru untuk dapat
menyadari hal ini, tapi bisa juga divariasikan konsep-konsep fisika yang
berhubungan dengan bidang yang diminatinya, seandainya peserta didik tersebut
tidak mengerti paling tidak pasti ia akan menikmati proses pembelajaran di
kelasnya. Selain dengan cara itu guru juga bisa melakukan pendekatan-
pendekatan dalam proses pembelajaran terhadap peserta didiknya dengan terlebih
dahulu membaca situasi. Misalnya saja dengan memberikan kesempatan kepada
siswa yang pintar untuk mengajarkan kepada temannya yang kurang mengerti.
Seperti itulah guru yang profesional.

Hasil Observasi

Keadaan interaksi sosial antar siswa dengan siswa di SDN Karangsari 1 kota
Blitar menurut observasi kami berjalan dengan baik terlihat dari perilaku siswa
yang memiliki karakteristik ramah, sopan dan bersahabat. Dalam berkomunikasi
mereka selalu menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Siswa selalu
bersalaman dan menyapa guru ataupun tamu sekolah yang datang ke sekolah.
Meskipun kerap kali mereka suka bercanda tetapi mereka tetap menjaga sikap
yang ramah, sopan, dan santun kepada siapa saja.

Interaksi antar siswa di luar kelas maupun di dalam kelas terjalin dengan
baik. Saat di dalam kelas siswa di SD Karangsari 1 saling menghargai sesama
teman, juga pertemanan berjalan dengan baik meskipun terkadang terjadi
kegaduhan disaat kelas tidak dijaga oleh guru. Tapi selepas dari itu suasana di
dalam kelas siswa SD Karangsari masih dapat terkondisikan. Dari pengamatan
12

kami di kelas rendah keadaan pembelajaran berjalan dengan menyenangkan,


interaksi antar siswa juga berjalan denganbaik. Berbeda dengan kelas rendah yang
cenderung masih sering terjadi kegaduhan di dalam kelas, di kelas tinggi kami
menemui suasana belajar yang terlihat tenang dan terlihat kesopanan di siswa.
Interaksi di dalam kelas juga terlihat berjalan dengan baik pertemanan antar siswa
juga terlihat baik dan menyenangkan.

Kelas Interaksi diluar Model interaksi Keadaan yang


kelas ditimbulkan

Kelas 1 Berjalan dengan Bermain Kondusif


baik

Kelas 2 Berjalan dengan Bermain dan Kondusif


baik bercanda

Kelas 3 Berjalan dengan Bermain dan Kondusif


baik bercanda

Kelas 4 Berjalan dengan Bermain, bercanda Kondusif


baik , kadang kejailan
antar siswa,
bercerita antar
siswa, mengobrol,
bertukar informasi

Kelas 5 Berjalan dengan Bermain, bercanda Kondusif


baik , kadang kejailan
antar siswa,
bercerita antar
siswa, mengobrol,
bertukar informasi

Kelas 6 Berjalan dengan Bermain, bercanda Kondusif


baik , kadang kejailan
13

antar siswa,
bercerita antar
siswa, mengobrol,
bertukar informasi

Interaksi antar siswa SDN Karangsari di luar kelas menurut pengamatan


kami terlihat berjalan dengan baik. Siswa bermain-main dan saling bercanda
dengan teman, interaksi antar kelas juga terlihat baik. Antar siswa juga kerap kami
temui saling berbagi makanan di saat jam istirahat. Melakukan permainan
bersama, saling sapa juga masih terlihat di antara siswa, terlihat kerukunan dan
menciptakan suasana yang nyaman.

Kelas Interaksi dengan Model interaksi Keadaan yang


teman sekelas ditimbulkan

Kelas 1 Berjalan dengan Sering dalam Keadaan kelas


baik, kebanyakan bentuk bermain terlihat ramai.
bercanda dan dan bercanda
bermain di dalam
kelas

Kelas 2 Berjalan dengan Banyak sekali Kelas menjadi


baik, masih interasi dalam ramai, tapi mudah
kebanyakan bentuk bermain, untuk
bercanda dan bernyanyi dan dikondisikan.
bermain di dalam bercanda
kelas

Kelas 3 Berjalan dengan Banyak sekali Kelas menjadi


baik, meski interasi dalam ramai, kadang
banyak siswa yang bentuk bermain sampai
bermain di dalam dan bercanda, juga menimbulkan
kelas bernyanyi, kegaduhan
bercerita antar
14

siswa, mengobrol.

Kelas 4 Berjalan dengan Kadang berdiskusi Kelas cukup


baik, antar siswa antar siswa. mudah diatur.
juga ada interaksi, Kadang kejailan
seperti diskusi antar siswa,
bersama, bercerita antar
siswa, mengobrol,
bertukar informasi

Kelas 5 Berjalan dengan Kadang berdiskusi Kelas mudah untuk


baik, antar siswa antar siswa, diatur
juga ada interaksi, bertukar cerita,
seperti diskusi kerja kelompok
bersama,
mengobrol
ataupun bercerita

Kelas 6 Berjalan dengan Kadang berdiskusi Kelas kondusif dan


baik, antar siswa antar siswa, mudah diatur.
juga ada interaksi, bertukar cerita,
seperti diskusi mengerjakan tugas
bersama, bersama
mengobrol
ataupun bercerita

C. Hubungan Sosial antara Guru dengan Guru

Dalam kehidupan yang kita jalani, kita pasti pernah mengalami sebuah
kegiatan yang kita sebut dengan belajar. Belajar merupakan sebuah kegiatan
15

penting yang dilakukan oleh seorang individu untuk dapat mengenali dan
mengetahui lebih lanjut tentang sebuah hal yang berguna bagi hidup dan
kehidupannya. Membicarakan tentang belajar maka hal ini dilakukan oleh setiap
orang mulai dari mereka masih kecil hingga meninggal dunia. Karena kegiatan
belajar tersebut merupakan sebuah kebutuhan yang dimiliki oleh setiap orang agar
dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang terus mengalami
perkembangan dan perubahan seperti pada era modern yang dinamis saat ini.

Ketika kita membicarakan lebih lanjut tentang kegiatan belajar tersebut


mungkin akan banyak di antara kita yang mengaitkannya dengan kegiatan
pembelajaran yang ada di sekolah. Proses pembelajaran dapat kita artikan sebagai
sebuah kegiatan di mana terjadi penyampaian materi pembelajaran dari seorang
gurukepada para siswa yang dimilikinya. Karenanya kegiatan pembelajaran ini
sangat bergantung pada komponen-komponen yang ada di dalamnya. Dari sekian
banyak komponen tersebut maka yang paling utama adalah adanya peserta didik,
tenaga pendidik, media pembelajaran, materi pembelajaran serta adanya rencana
pembelajaran.

Keberadaan komponen tersebut dalam sebuah proses pembelajaran


merupakan sebuah hal yang teramat penting karena komponen tersebut sangat
bergantung satu sama lain. Misalkan saja tentang adanya guruyang berkualitas.
Guruyang berkualitas dan dapat menjalankan fungsinya secara aktif dan
kondisional merupakan sebuah hal yang cukup berpengaruh dalam sebuah
kegiatan pembelajaran. Gurutersebut berperan dalam mewujudkan sebuah situasi
pembelajaran yang baik bagi para peserta didiknya, menggunakan rencana
pembelajaran yang baik dan sesuai sehingga jalannya proses pembelajaran yang
diterima oleh para siswa dapat dikontrol, serta mampu menggunakan dan
memaksimalkan adanya media pembelajaran guna meningkatkan pemahaman
para siswa terkait dengan materi pelajaran yang disampaikannya. Jika hal tersebut
dipahami sebagai sebuah kebutuhan dalam proses pembelajaran maka akan
menjadikan sebuah kegiatan pembelajaran yang lebih berkualitas.

Di dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran baik


secara nasional maupun ditingkat satuan pendidikan, hubungan warga sekolah
16

sangat menentukan ketercapaian tujuan tersebut. Demikian juga keharmonisan


antara guru dengan kepala sekolah, antara guru dengan karyawan, antara guru
dengan siswa, antara guru dengan masyarakat sekitar, maupun hubungan antara
guru dengan sesama guru itu sendiri di dalam lingkungan sekolah.

Proses pembelajaran terdiri atas Apersepsi, penyampaian materi, tanya


jawab, pengerjaan tugas, dan diakhiri dengan kegiatan penutup. Pada tahap ini
guru harus dapat mengamati proses belajar peserta didik. Awal kegagalan proses
pembelajaran yang terjadi di kelas disebabkan kurang seriusnya peserta didik
mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Ketika guru
menerangkan materi sementara peserta didik tidak memperhatikan atau cenderung
mengganggu orang lain, maka pembelajaran tidak akan berjalan baik. Seharusnya
guru menegur dan memberi peringatan, jika diabaikan sebaiknya pembelajaran
dihentikan dan peserta didik tersebut dibawa ke Bimbingan Konseling (BK)

Pembelajaran sudah sepatutnya diorganisasi mulai dari perencanaan,


pelaksanaan, hingga penentuan hasil dengan sebaik mungkin. Pembelajaran
merupakan sebuah upaya pelaksanaan pendidikan yang berdampak langsung pada
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Ini yang menyebabkan mengapa
pembelajaran harus diusahakan untuk dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

Guru tentunya yang mendapat kehormatan dan tanggung jawab agar dapat
mengemban tugas untuk melaksanakan pembelajaran secara langsung. Guru
memiliki kewajiban mengusahakan dan memastikan agar siswa mampu mengikuti
pembelajaran dengan baik. Jika pembelajaran tidak dapat terlaksana dengan baik
dan siswa gagal dalam belajarnya maka tentu akan sulit dalam mencapai tujuan
pendidikan. Ini mengapa guru merupakan pekerjaan yang sangat mulia karena
berhubungan langsung dengan pembentukan karakter peserta didik.

Proses pembelajaran dapat tercapai bila dilakukan kontrol dan evaluasi.


Proses pembelajaran dapat terkontrol melalui evaluasi harian sehingga ketidak
jelasan materi dapat diketahui saat itu juga
17

Mengelola pembelajaran tidaklah mudah, seorang guru bukan hanya


dituntut untuk dapat menyampaikan materi dengan baik saja, namun juga harus
menangani segala tingkah laku siswa dan memastikan siswa mampu menerima
materi dengan baik. Tidak cukup dengan merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran saja, guru juga wajib mengetahui sejauh mana keberhasilan
pembelajaran dengan melakukan evaluasi sehingga proses pembelajaran
selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik.

Keharmonisan hubungan antar guru adalah cermin dari keberhasilan


pendidikan di sekolah tersebut karena bagaimanapun guru merupakan aktor dan
sekaligus contoh atau panutan bagi warga sekolah. Guru yang baik akan berimbas
pada kesuksesan proses pembelajaran. Sebesar apapun sekolahan tanpa didukung
oleh guru yang baik maka tidak akan pernah berhasil proses pembelajaran
tersebut. Oleh kaerna itu, keharmonisan hubungan antara guru dengan guru harus
tetap dijaga dan dibina.

Demikian juga yang terjadi di SD Negeri Karangsari 1 Kota Blitar,


hubungan kekeluargaan antar guru sangat terjaga dengan baik. Hal itu terlihat dari
kekompakan guru-guru yang ada di SD Negeri Karangsari 1 Kota Blitar. Kami
melihat apabila ada permasalahan dilingkungan sekolah mereka saling memberi
penguat, sehingga permasalahan dapat teratasi dnegan baik. Misalnya, apabila ada
seorang siswa melanggar aturan sekolah seperti sering tidak mengerjakan tugas,
maka guru kelas segera mengatasi permasalahan tersebut. Dan apabila tidak
terselesaikan mereka saling bahu-membahu untuk mengatasi permasalahan
tersebut dengan menghubungi wali murid dan menyadarkan wali murid tersebut
bersama dengan guru yang lain dengan cara memberi motivasi bersama-sama.
Contoh yang lain apabila terjadi permasalahan antar guru, mereka segera
mengatasinya secara kekeluargaan dan bersama-sama agar permasalahan tersebut
tidak berlarut-larut sehingga antara guru saling membenci.

Tabel observasi

No. Aspek yang Diamati Ya Tidak


18

1. Guru datang tepat waktu √ ─

2. Guru bersalaman dengan guru yang lain pada √ ─


saat datang di sekolah

3. Guru bersama-sama mengatasi masalah yang √ ─


ada di sekolah.

4. Guru secara bersama-sama mengadakan √ ─


kegiatan sosial apabila warga sekolah
tertimpa musibah.

D. Hubungan Sosial antara Penjaga Kantin dengan Siswa dan Guru

Layanan kantin merupakan salah satu bentuk layanan khusus di sekolah


yang berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan siswa atau
personil sekolah. Good (1959) dalam bukunya Dictionary of
Education mengatakan bahwa: “cafetaria a room or building in which public
school pupuils or college student select prepared food and serve
themselves”. Kantin sekolah adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di
sekolah maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan pilihan/sehat
untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin.
Kantin memiliki peran penting bagi sekolahan. Itu karena, jika sekolahan
tidak ada kantin bagaimanakah siswa bisa membeli makanan dan minuman saat
jam istirahat, bahkan para guru pun juga begitu. Jadi, banyak yang keluar sekolah
lantaran untuk membeli makanan dan minuman. Kalau banyak masyarakat
sekolah yang keluar karena membeli jajanan, maka itu juga tidak baik bagi nama
sekolah tersebut.
Kantin juga merupakan salah satu sarana dan prasarana bagi sekolah.
Kantin memiliki banyak manfaat, antara lain. Selain tempat untuk membeli
makanan dan minuman, kantin bisa dibuat tempat untuk berkumpul bersama
teman-taman saat jam istirahat sekolah. Sehingga terciptanya rasa kekeluargaan
antara warga sekolah contohnya saja sesama siswa, sesama guru, bahkan siswa
19

dengan guru. Dengan cara mengajak makan bersama di kantin, itu juga bisa
mempererat tali silaturahim bahkan hubungan sesama warga sekolah.
Selain itu kantin bisa di jadikan tempat diskusi. Contohnya saja diskusi antara
kelompok, bahkan diskusi membahas berbagai masalahpun bisa terjadi di tempat
kantin tersebut. Ada juga yang membuat kantin sebagai tempat mencari inspirasi,
ketika pikiran sudah mentok akan mencari inspirasi kadang-kadang inspirasi
tersebut bisa muncul ketika kita membeli jajan atau membeli air dingin untuk
menyegarkan pikiran. Dan masih banyak lagi contoh manfaat kantin.

William H. Roe dalam bukunya School Business Management menyebutkan


beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah:
1. memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan
yang baik atau sehat;
2. memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata;
3. menganjurkan kebersihan dan kesehatan;
4. menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan kehidupan
bersama;
5. menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang
berlaku di masyarakat;
6. memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik;
7. menunjukan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang
industri;
8. menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebersihannya dan kesehatannya.

Dilihat dari tujuan kantin sekolah di atas, maka kantin sekolah dapat
berfungsi untuk:
1. membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan
makanan yang sehat, bergizi, dan praktis;
2. mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang;
3. untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa;
20

4. memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada


kesehatan seseorang;
5. memberikan batuan dalam mengaajrkan ilmu gizi secara nyata;
6. mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang
berlaku di masyarakat;
7. sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah, dan
tempat menunggu apabila ada jam kosong.

Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku


dan kebiasaan positif di kalangan siswa. Hal-hal berikut dapat diperhitungkan
oleh kepala sekolah untuk memperbaiki lingkungan kantin sekolah:
1. menentukan prosedur untuk menutup dan membuka kantin atau kapan
anak-anak memasuki dan meninggalkan kantin;
2. memperhatikan semua perilaku murid dalam kantin;
3. menyusun suatu aturan pembayaran yang tidak merugikan kantin;
4. membuat pengaturan tempat duduk yang serasi;
5. menentukan aturan-aturan bagi perilaku anak-anak di meja makan;
6. mengatur dekorasi, seperti: lukisan, poster-poster kesehatan;
7. menyajikan musik selama jam makan siang;
8. mengatur anak-anak yang makan siang dengan membawa makanan sendiri;
menyusun prosedur pengembalian talam atau tempat makanan dan pada
saat meninggalkan ruangan makan
Dengan dimikian, keberadaan kantin di sekolah, tidak hanya sekedar untuk
memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat
dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan,
kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya.
Keharmonisan hubungan antara warga sekolah dan petugas penjaga kantin
harus selalu terjaga. Demikian juga guru dengan petugas penjaga kantin. Bahkan
ditingkat SD petugas kantin kadang diambilkan dari guru atau siswa dijadwal
secara bergiliran. Hal itu terjadi karena untuk menambah pemasukan sekolah.
Tetapi di SD Negeri Karangsari 1 Kota Blitar, petugas kantin merupakan orang
luar yang berasal dari masyarakat sekitar sekolah. Yang mengelola kantin dengan
21

sistem bagi hasil. Di kantin ini menjual makanan-makanan yang berupa makanan
sehat yang sebagian besar makanannya dibuat sendiri oleh pemilik dan makanan
yang berasal dari wali murid yang menitipkan makanannya ke warung sekolah.
Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ataupun makanan siswa SD.

Interaksi petugas kantin dengan guru di SD Negeri Karangsari 1 Kota Blitar


harmonis, dikarenakan guru juga sering membeli jajanan yang ada di kantin
sekolah. Bahkan di SD Negeri Karangsari 1 Kota Blitar jarang ada penjual jajanan
di luar sekolah.

No. Aspek Wawancara Ya Tidak

1. Apakah guru di sekolah ini sering membeli √ ─


jajan di kantin?

2. Apakah guru merasa terbantu dengan √ ─


adanya kantin di sini?

3. Apakah ada guru yang tidak pernah datang √ ─


ke kantin?

4. Apakah penjaga kantin merasa terbantu √ ─


secara ekonomi dengan berjualan di kantin
ini?

Sedangkan siswa dari SD Negeri Karangsari 1 Kota Blitar sendiri juga


berinteraksi dengan sangat baik kepada penjaga kantin
No. Aspek Wawancara Ya Tidak

1. Apakah siswa di sekolah ini sering membeli √ ─


jajan di kantin?

2. Apakah siswa merasa terbantu dengan √ ─


adanya kantin di sini?

3. Apakah siswa sudah mengenal akrab √ ─


22

dengan penjaga kantin?

4. Apakah siswa merasa terbantu dengan √ ─


adanya kantin di sekolah?

E. Hubungan Sosial antara Petugas Kebersihan Atau Staf Sekolah dengan


Siswa dan Guru

Petugas kebersihan adalah anggota warga sekolah yang memliki tugas


menjaga kebersihan lingkungan sekolah agar proses belajar mengajar berjalan
dengan nyaman, karena lingkungan belajar mempengaruhi proses belajar
mengajar. Sebagai anggota warga sekolah yang ada di dalam lingkungan sekolah
petugas kebersihan juga memiliki kewajiban menyukseskan proses belajar
semaksimal mungkin dan semampunya. Tidak jarang guru memerlukan bantuan
yang kadang bukan kewajiban dari seorang petugas kebersihan. Karena
Terkadang dalam sebuah Sekolah seorang Penjaga sekolah sekaligus merangkap
sebagai Tukang Kebun.
Berikut ini adalah tugas-tugas pokok dari Penjaga sekolah (Petugas Kebersihan)
1.Penjaga Sekolah
a.Memonitoring Lingkungan Sekolah.
b.Menunjukan /memandu setiap ada Tamu sekolah
c.Setiap hari melaporkan keadaan Lingkungan Sekolah Kepada kepala Sekolah .
d.Mengamankan Proses Kegitan Belajar Mengajar
2.Tukang Kebun
a.Menjaga atau merawat Kebersihan Sekolah ( Ruang-ruangan sekolah dan
Halaman):
a.1 Membuka dan menutup ruang-ruangan sekolah
a.2 Membersihkan Ruang-ruangan kelas dan Halaman sekolah
a.3 Merawat Kebun Sekolah seperti memotong Rumput dan menyiram bunga
b.Melaporkan ke Kepala sekolah/ Bendahara jika ada alat keperluan sekolah ,
seperti habis atau rusaknya barang-barang kebutuhan sekolah ( kebutuhan
untuk minuman dan kebutuhan piranti kebersihan)
23

c.Menerima perintah Tugas dari Kepala sekolah seperti foto copy, mengantar
surat Ke sekolah lain.
Hubungan guru dengan petugas kebersihan atau staf sekolah dari hasil
pengamatan observasi sudah berlangsung dengan baik. Terlihat dari hubungan
petugas sekolah yang dengan senang hati membantu dalam pengelolaan
kebersihan sekolah. Mereka juga bersikap ramah, sopan, dan santun pada juga
warga sekolah yang lain. Petugas kebersihan di SD ini juga dengan senang hati
membantu seluruh warga sekolah yang memerlukan bantuan. Dalam pelaksaan
tugasnya petugas kebersihan sekolah memiliki tugas menjaga kebersihan
lingkungan sekolah dan prasarana sekolah yang ada. Tetapi tidak jarang petugas
kebersihan membantu tugas guru yang memang guru memerlukan bantuan dari
petugas kebersihan.
Dari hasil observasi kami, petugas petugas kebersihan memiliki kepribadian
yang cukup baik, ramah, selalu siap memberikan bantuan jika diperlukan. Dan
penjaga kebun juga termasuk orang yang disiplin, meskipun bukan dari golongan
orang yang berpendidikan yang tinggi tapi penjaga kebun di SDN Karangsari 1
sangat baik dan membantu sekali bagi guru-guru. Tidak jarang juga petugas
kebersihan harus memberikan bantuan yang bukan tugas dari tugasnya. Terkadang
guru meminta bantuan kepada petugas kebersihan seperti membawakan atau
memindahkan benda yang berat atau besar. Disaat ada acara yang ada di sekolah
seperti rapat ataupun acara sekolah lainnya tukang kebun juga terlibat dalam
mempersipkannya.

Dari penjelasan petugas kebersihan, menurutnya membantu keperluan guru


sudah menjadi sebuah tugasnya untuk ikut dalam menyukseskan proses belajar
mengajar di sekolah. Penjaga kebun juga tidak pernah keberatan dalam membantu
dan memberikan bantuan kepada guru. Bantuan yang dibutuhkan oleh guru juga
tak terlalu merepotkan bagi penjaga kebun, yang sering adalah memindahkan
benda-benda berat atau sekedar foto copy. Dari ini sudah terlihat hubungan antara
guru dan petugas kebersihan berjalan dengan baik, ada saling interaksi yang saling
menghargai dan saling membantu untuk melancarkan proses pendidikan yang
maksimal.
24

Selain itu, siswa juga memiliki intraksi yang baik dengan penjaga sekolah.
Siswa dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan
terawatt dengan cara melaksanakan jadwal piket dan membuang sampah di tempat
sampah. Terlihat kekeluargaan yang sangat erat anatara petugas kebersihan
dengan guru dan siswa. Mereka semua ikut berkontribusi untuk menciptakan
sekolah bersih dan nyaman dengan aksi nyata.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Di dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran baik


secara nasional maupun ditingkat satuan pendidikan, hubungan warga sekolah
sangat menentukan ketercapaian tujuan tersebut. Demikian juga keharmonisan
antara guru dengan siswa, hubungan antara siswa dengan siswa, hubungan antara
guru dengan guru, hubungan antara guru dengan petugas kantin, maupun
hubungan antara guru dengan petugas kebersihan kelas.

Berdasarkan hasil observasi cara guru berinteraksi dengan siswa yaitu dengan
komunikasi yang baik dan berkontak langsung kepada siswa. Interaksi yang
digunakan dengan lebih berempati, simpati kepada siswa sehingga turut
merasakan apa yang diinginkan dan dirasakan siswa. Usaha guru dalam
berinteraksi dengan siswa salah satunya dengan memberikan prestise kepada
siswa berupa tambahan nilai yang dapat mengerjakan tugas dengan baik dan benar
dan mendekatkan diri kepada muridsecara langsung dengan berkontak sosial
secara langsung sehingga pada kegiatan pembelajaran siswa tidak merasakan
segan kepada gurudalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Sedangkan interaksi antar siswa SDN Karangsari di luar kelas menurut


pengamatan kami terlihat berjalan dengan baik. Siswa bermain-main dan saling
bercanda dengan teman, interaksi antar kelas juga terlihat baik. Antar siswa juga
kerap kami temui saling berbagi makanan di saat jam istirahat. Melakukan
permainan bersama, saling sapa juga masih terlihat di antara siswa, terlihat
kerukunan dan menciptakan suasana yang nyaman

Demikian juga hubungan kekeluargaan antar guru sangat terjaga dengan baik.
Hal itu terlihat dari kekompakan guru-guru yang ada di SD Negeri Karangsari 1
Kota Blitar. Kami melihat apabila ada permasalahan dilingkungan sekolah mereka
saling memberi penguat, sehingga permasalahan dapat teratasi dnegan baik.

Interaksi petugas kantin dengan guru di SD Negeri Karangsari 1 Kota Blitar


harmonis, dikarenakan guru juga sering membeli jajanan yang ada di kantin

25
26

sekolah. Bahkan di SD Negeri Karangsari 1 Kota Blitar jarang ada penjual jajanan
di luar sekolah.

Hubungan guru dengan petugas kebersihan atau staf sekolah dari hasil
pengamatan observasi sudah berlangsung dengan baik. Terlihat dari hubungan
petugas sekolah yang dengan senang hati membantu dalam pengelolaan
kebersihan sekolah.

Jadi, hubungan sosial antar masyarakat lingkungan sekolah di SD Negeri


Karangsari 1 sangatlah erat. Mereka saling menjaga komunikasi antara pihak satu
dengan pihak yang lainnya. Terbukti dengan interaksi-interaksi yang dilakukan
pada saat berada di lingkungan sekolah serta saling membantu dalam mengatasi
masalah-masalah yang ada.

2. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada namyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.

Anda mungkin juga menyukai