BAB III - Aplikasi GNSS Metode Rapid Static Post Processing Untuk Pengukuran Bidang Tanah HGU
BAB III - Aplikasi GNSS Metode Rapid Static Post Processing Untuk Pengukuran Bidang Tanah HGU
Sesuai dengan apa yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 40
Tahun1996, disebutkan bahwa Pemegang HGU berhak menguasai dan mempergunakan
tanah yang diberikan dengan Hak Guna. Apabila seseorang atau badan hukum yang
memiliki HGU namun sudah tidak memenuhi syarat di atas, maka wajib melepaskan
atau mengalihkan HGU kepada pihak lain. Jika HGU tidak dilepaskan atau dialihkan
dalam jangka waktu 1 tahun, maka hak tersebut akan dihapuskan.
3.1.5. Kewajiban Pemegang HGU
Ketika pemegang HGU atau sudah memiliki HGU memiliki beberapa hal yang
harus dipenuhi.
Berikut beberapa hal yang wajib dipenuhi oleh pemegang HGU :
1. Membayar uang pemasukan kepada negara.
2. Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan
sesuai peruntukan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan
pemberian haknya.
3. Mengusahakan sendiri tanah HGU dengan baik sesuai dengan kelayakan
usaha berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh instansi teknis.
4. Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas tanah yang
ada dalam lingkungan area HGU.
5. Memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan sumber daya alam dan
menjaga kelestarian kemampuan Lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai pengunaan
HGU.
7. Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan HGU kepada negara
sesudah HGU tersebut dihapus
8. Menyerahkan sertifikat HGU yang telah dihapus kepada Kepala Kantor
Pertanahan.
GNSS merupakan teknologi yang digunakan untuk menentukan posisi atau lokasi
dalam satuan ilmiah di Bumi. Satelit akan mentransmisikan sinyal radio dengan
frekuensi tinggi yang berisi data waktu dan posisi yang dapat diambil oleh penerima
yang memungkinkan pengguna untuk mengetahui lokasi tepat mereka dimanapun
dipermukaan bumi. Terdapat dua GNSS yang berjalan diatas bumi, yaitu GPS (Global
Positioning System) dan GLONASS (Global Navigation Satellite System).
Sistem ini akan terus dikembangkan untuk menjadi lebih baik untuk memenuhi
standar keakuratan data yang dihasilkan dan kehandalan dalam memenuhi kebutuhan.
Terdapat satu lagi sistem yang tengah dikembangkan yang diberi nama GALILEO,
sebuah GNSS yang dikembangkan di Eropa. GNSS merupakan kepanjangan dari
(Global Navigation Satellite), sistem dimana ketika melakukan pengukuran
menggunakan GNSS tidak hanya mengandalkan satelit dari GPS melainkan juga
beberapa satelit lain seperti Glonass dari Rusia, Galileo dari Eropa, Beidou dari China,
dan lain sebagainya. Hanya saja beberapa receiver yang beredar di pasaran Indonesia
saat ini kebanyakan baru bisa menerima sinyal dari GPS dan Glonass(Gleason S, S. dan
Gebre-Egziabher, D., 2009).
Terdapat dua GNSS yang berjalan diatas bumi:
a. GPS – Global Positioning System.
b. GLONASS – Global Navigation Satellite System.
a. GPS – Global Positioning System.
GPS merupakan sistem navigasi berbasis satelit yang dibangun dengan
awalnya menggunakan 24 satelit yang diletakkan di orbit bumi oleh
Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Untuk saat ini, satelit yang
digunakan GPS sudah mencapai 31 satelit. GPS dikembangkan pertama kali
untuk tujuan militer, namun pada tahun 1980 pemerintah membuat GPS
terbuka untuk digunakan oleh masyarakat sipil. GPS dapat bekerja pada
musim apapun dan dimanapun diseluruh permukaan bumi selama 24 jam
sehari. Penggunaan GPS tidak dikenakan biaya apapun.
Satelit GPS memutari bumi dua kali sehari dalam orbitnya dan
mentransmisikan sinyal informasi ke bumi. GPS receiver mengambil
informasi dan menggunakan triangulation untuk menghitung lokasi dari
pengguna. Triangulation adalah sebuah proses pencarian koordinat dan jarak
sebuah titik dengan menggunakan pengukuran sudut antara suatu titik dengan
dua atau lebih titik acu (satelit) yang sudah diketahui posisinya dan jarak-
jarak antara satelit. Kordinat dan jarak ditentukan dengan menggunakan
hukum sinus.
GPS receiver akan membandingkan waktu sebuah sinyal yang
ditransmisikan oleh satelit dengan waktu yang diterima. Perbedaan waktu
akan memberikan informasi seberapa jauh antara satelit dan GPS receiver.
Sebuah GPS receiver setidaknya harus memastikan minimal membutuhkan
tiga buah kanal satelit untuk menghitung posisi 2D (Latitude dan Longitude)
dan melacak perpindahan. Dengan menggunakan empat kanal satelit atau
lebih, GPS receiver dapat menghitung posisi 3D (Latitude, Longitude dan
Altitude). Namun pada prakteknya GPS receiver dapat menangkap sampai
dengan 12 kanal satelit. Semakin banyak kanal satelit yang berhasil diterima
oleh GPS receiver maka akurasi yang diberikan akan semakin tinggi.
b. GLONASS – Global Navigation Satellite System
Sistem ini akan terus dikembangkan untuk menjadi lebih baik untuk
memenuhi standar keakuratan data yang dihasilkan dan kehandalan dalam
memenuhi kebutuhan. Terdapat satu lagi sistem yang tengah
dikembangkan yang diberi nama GALILEO, sebuah GNSS yang
dikembangkan di Eropa.
3.1.8. Kelebihan GNSS
Ada beberapa hal yang membuat metode pengukuran mengguanakan GPS
Geodetic / GNSS memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode konvensional,
diantaranya :
1. GNSS / GPS Geodetic dapat digunakan setiap saat tanpa tergantung waktu
dan cuaca.
2. Satelit-satelit GNSS mempunyai ketinggian orbit yang cukuo tinggi yaitu
sekitar 20.000 km di atas permukaan bumi serta dengan jumlah yang relatif
cukup banyak. Hal ini menjadikan GNSS dapat meliput wilayah yang cukup
luas sehingga dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus.
3. Penggunaan GPS Geodetic dalam penentuan posisi relatif tidak terlalu
terpengaruh dengan kondisi topografis daerah survei dibandingkan dengan
penggunaan metode terestris.
4. Posisi yang ditentukan oleh GNSS / GPS Geodetic mengacu ke suatu datum
global yang relatif teliti dan mudah direalisasikan, yaitu datum WGS 84.
5. GNSS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas. Dari
yang sangat teliti (orde millimeter) sampai orde meter.
6. Pemakaian sistem GNSS tidak dikenakan biaya.
7. Lebih efisien dalam waktu, biaya operasional, dan tenaga.
8. Celah untuk memanipulasi data pada pengukuran GNSS lebih sulit
dibandingkan menggunakan metode terestris.
9. Relatif mudah dipelajari sekalipun oleh orang awam yang belum pernah
menggunakan.
3.1.9. Prinsip Kerja GNSS
Prinsip kerja GNSS (Global Navigation Satellite System) sama dengan
menggunakan jarak antara satelit lokasi dan penerima pengguna yang diketahui untuk
mendapatkan lokasi spesifik receiver. Secara sederhana, setiap satelit telah memasang
jam atom presisi tinggi untuk memastikan sinkronisasi orbit dan orbit darat di orbit,
pada saat bersamaan, satelit akan terus mentransmisikan informasi lokasi dan waktu ke
darat, waktu sinyal yang diterima oleh receiver diterima. lagi dibandingkan dengan
waktu sinyal transmisi satelit, sekaligus menggabungkan informasi lokasi satelit akan
mendapatkan jarak antara pengguna menerima dan satelit.
Karena lingkungan hidup kita adalah ruang tiga dimensi, jadi jika Anda ingin
mengkonfirmasi secara spesifik satu titik, maka perlu tiga satelit untuk mendapatkan
lokasi penerima. Lokasi spesifik penerima ditentukan oleh persimpangan bidang jarak
tiga satelit masing-masing dengan penerima sebagai radius. Karena jam atom di satelit
dan waktu tempuh akan selalu memiliki kesalahan waktu, jadi akan ada 4 variabel
dalam ruang tiga dimensi, 4 variabel memerlukan 4 persamaan, namun himpunan
persamaan yang diperoleh dari 4 satelit independen bersama. Ini bisa dicapai asalkan
setidaknya ada 4 satelit yang dapat diamati pada bagian bumi manapun.
3.1.10. Metode Penentuan Posisi
Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak ke beberapa
satelit GPS yang telah diketahui koordinatnya. Penentuan posisi dengan GPS dapat
dilakukan dengan berbagai metode yang masing-masing mempunyai karakteristik
tersendiri.
Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS dapat dibagi 2, yaitu absolute
positioning dan relatif positioning. Metode-metode ini yang menentukan ketelitian
posisi yang diinginkan. Ketelitian GPS bervariasi mulai dari fraksi meter sampai dengan
millimeter, tergantung pada metode apa yang digunakan. (Dimas Bagus , M.
Awaluddin, Bandi Sasmito, 2015)
b. Bahan
Bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Bahan yang dibutuhkan dalam kerja praktek :
No Bahan Fungsi
1 Peta Kerja Sebagai acuan kerja pada suatu daerah
yang akan dilakukan pengukuran.
Tabel 3.2 bahan pengukuran
3.2.2. Diagram Alir Pelaksanaan Kerja Praktek
Berdasarkan judul Kerja Praktek, langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
Kerja Praktek ini, dapat dilihat pada diagram alir yang ditunjukan pada Gambar 3.1
Gambar 3.4 tombol download data pada alat (sumber: bpn kanwil sumbar)
6. Tunggu hingga 3-4 menit untuk mendapatkan hasil koordinat yang akurat.
7. Ambil foto atau dokumentsai berdiri nya alat disuatu titik dengan di
saksikan kedua bela pihak terlihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 pengambilan titik di saksikan oleh kedua belah pihak (sumber : langsung
dari lapangan)
8. Setelah waktu selesai tekan kembali tombol download pada alat sampai alat
berbunyi dan pindah ke titik selanjutnya.
9. Buat sketsa bidang tanah yang akan diukur, sketsa ditulis sesuai dengan
format yang telah ditentukan oleh BPN (Badan pertanahan Nasional).
3.2.5. Pengolahan data pengukuran
Setelah data lapangan didapat, maka tentu adanya pengolahan data untuk
mengkoreksi data yang telah diambil dilapangan. Data yang telah diambil dilapangan
tentu ada perubahan sedikit banyaknya dari apa yang direncanakan. Pada pengolahan
data COMNAV T300 ini menggunakan software CRU,TBC,dan AutoCAD MAP2012
untuk melakukan pengolahannya. Berikut pengolahan data COMNAV T300 ini
menggunakan software CRU,TBC,dan AutoCAD MAP2012.
a. Pengolahan Data Menggunakan Software CRU ( Compass Receiver Utility )
Adapun cara pengolahan data COMNNAV T300 menggunakan software CRU
sebagai berikut :
1. Hubungkan COMNNAV T300 dengan PC (Perangkat Computer) terlihat
pada gambar 3.6, pindahkan data yang ada pada alat ke komputer
Gambar 3.8 Star New Project model Metric (sumber: bpn kanwil sumbar)
2. Pilih Project Setting dan edit coordinate system menjadi Indonesia Zona 47.2.
setelah itu lakukakn proses Import data yang telah di convert to rinex secara
keseluruhan data base dan rover.
3. Tampilan setelah import akan muncul titik pengukuran dilapangan terlihat
seperti pada gambar 3.9
Gambar 3.9 Hasil Import data berupa titik pada lapangan (sumber: bpn kanwil
sumbar)
4. Setelah semua data terikat terlihat seperti pada gambar 3.9 maka lakukan add
coordinate base,koordinat yang dipakai untuk base yaitu koordinat yang
muncul ketika kita melakukan Add coordinate,selanjutnya lakukan Quality
control. Setelah itu Lakukan proces baselines terlihat seperti pada gambar 3.10
didalam proses ini kita akan mengetahui titik yang kita amati fixed atau float,
setelah selesai semuanya lalu save
Gambar 3.11 Hasil Dari Save Format Excel (sumber: bpn kanwil sumbar)
Gambar 3.12 proses import titik dasar teknik/titik detail (sumber: bpn kanwil sumbar)
3. Maka akan muncul tampilan jendela terlihat seperti pada gambar 3.13,
selanjutnya pilih file yang telah disimpan kedalam format notepad tadi. Setelah
di import maka Titik akan muncul secara otomatis pada layar , jika titik tidak
muncul kita dapat menggunakan perintah pada keybord E enter , Z enter
Gambar 3.14 tampilan titik-titik yang telah menjadi gambar atau bidang (sumber: bpn
kanwil sumbar)