Anda di halaman 1dari 21

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1. LANDASAN TEORI


3.1.1. HGU (Hak Guna Usaha)
Berdasarkan Pasal 28 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok-
pokok Agraria (UUPA), HGU adalah hak khusus untuk mengusahakan tanah yang
bukan miliknya sendiri atas tanah yang dikuasai langsung oleh negara untuk perusahaan
pertanian, perikanan atau peternakan. HGU hanya dapat diberikan untuk keperluan
pertanian, perikanan atau peternakan untuk tanah yang luasnya minimal 5 hektar, serta
terhadap HGU tidak dapat beralih atau dialihkan kepada pihak lain namun dapat
dibebani dengan Hak Tanggungan.
HGU dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama 25 tahun, kecuali untuk
perusahaan yang memerlukan waktu yang lebih lama dapat diberikan HGU untuk waktu
paling lama 35 tahun, misalnya untuk perkebunan kelapa sawit yang merupakan
tanaman berumur panjang. Atas permintaan pemegang hak, dan dengan mengingat
keadaan perusahaannya, jangka waktu tersebut dapat diperpanjang untuk paling lama 25
tahun.
3.1.2. Dasar Hukum HGU (Hak Guna Tanah)
Dasar hukum adalah norma hukum atau ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang menjadi landasan atau dasar bagi setiap penyelenggaraan atau tindakan
hukum oleh subyek hukum baik orang perorangan atau badan hukum. Selain itu dasar
hukum juga dapat berupa norma hukum atau ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang menjadi landasan atau dasar bagi pembentukan peraturan perundang-
undangan yang lebih baru dan atau yang lebih rendah derajatnya dalam hirarki atau
tata urutan peraturan perundang-undangan. Bentuk yang disebut terakhir ini juga
biasanya disebut sebagai landasan yuridis yang biasanya tercantum dalam considerans
peraturan hukum atau surat keputusan yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga tertentu
(firdi hariansah, 2014).
Berikut adalah dasar-dasar hokum yang mengatur kegiatan HGU:
1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria.
2. Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
3. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
4. Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial.
5. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
6. Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan
Tata Ruang.
7. Peraturan Presiden No. 20 tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional.
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional No. 8 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
9. Peraturan Menteri Negara Agararia/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
3 Tahun 1997 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 28 Tahun 2016 tentang Percepatan Program Nasional
Agraria Melalui Pendaftaran Tanah Sistematik.
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi.
12. Pasal 28 – 34 undang undang no.5 tahun 1960 tentang peraturan dasar
pokok pokok agraria selanjutnya disebut (UUPA). Ketentuan ketentuan
yang terapat pada UUPA kemudian dijabarkan dalam peraturan pemerintah
nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan
Hkak Guna Pakai atas tanah selanjutnya disebut (PP 40/1996).Menurut
ketentuan Pasal 28 ayat (1) UUPA, Hak Guna Usaha adalah hak
mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dalam waktu
tertentu untuk usaha pertanian,perikanan atau peternakan.
13. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah. Menurut pasal 8 ayat 2 PP No.
40/1996, setelah perpanjangan jangka waktu sebagaimana diatur dalam UU
Agraria, dapat diberikan pembaruan hak.
14. HGU (Hak Guna Usaha) diatur dalam undang undang No.5 tahun 1960
tentang peraturan dasar pokok-pokok Agraria (UU Agraria). Berdasarkan
pasal 29 UU Agraria HGU dapat diberikan untuk jangka waktu maksimal 25
tahun (untuk perusahaan dengan kebutuhan tertentu,dapat diberika dengan
jangka waktu maksimal 35 tahun).Setelah habis jangka waktunya,HGU
dapat diperpanjang untuk waktu paling lama 25 tahun.
3.1.3. Tata Cara Perolehan Hak Guna Tanah Dari Tanah Negara
1. Syarat-syarat Permohonan Hak Guna Usaha
Sesuai Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 1999 juncto Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 bahwa
sebelum mengajukan permohonan hak maka pemohon terlebih dahulu harus
mengajukan permohonannya secara tertulis kepada Kepala Kantor Pertanahan.
Permohonan tersebut harus memuat keterangan tentang :
a) Diri pemohon :
1) Akta Notaris atau Peraturan/Keputusan tentang Pendirian
Badan Hukum Jika Badan Hukum tersebut berbentuk
Perseroan Terbatas, permohonan tersebut dilengkapi :
 Surat Keputusan Menteri Kehakiman tentang Pengesahan
Badan Hukum
 Tambahan Berita Negara yang memuat atau
mengumumkan Akta Pendirian Badan Hukum.
2) Surat Referensi Bank Pemerintah, yang menunjukkan
bonafiditas Pemohon
3) Studi kelayakan atau Proyek Proposal atau Rencana dalam
mengusahakan tanah perkebunan yang dilegalisir oleh Dinas
Perkebunan (Disbun) Propinsi
4) Surat Pernyataan tersedianya tenaga ahli yang
berpendidikan dan berpengalaman dalam pengusahaan
perkebunan disertai riwayat hidupnya.
b) Tanah yang Dimohon
1) Surat Keterangan Pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kotamadya setempat, jika mengenai
tanah Hak
2) Girik/Ketitir, bila mengenai tanah adat
3) Bukti Perolehan hak (Pembebasan atau Jual Beli)
4) Gambar Situasi atau Surat Ukur yang dibuat oleh Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kotamadya atau Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Propinsi setempat.
5) Rekomendasi dari Pejabat/Instansi yang terkait misalnya :
 Dinas Kehutanan
 Dinas Pertanian bila tanah yang dimohon merupakan
kawasan hutan/tanah Pertanian
6) Fatwa Tata Guna Tanah yang dibuat oleh Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Propinsi
7) Pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Propinsi, apabila tanah yang dimohon merupakan
tanah negara yang belum diusahakan sebagai perkebunan.
2. Proses Pemberian/Penerbitan Surat Keputusan HGU :
a) Proses penerbitan Surat Keputusan Hak Guna Usaha di tingkat
Propinsi :
Setelah berkas permohonan hak diterima Kepala Badan
Pertanahan Nasional Propinsi, segera :
1) Memerintahkan kepada para Kepala Bidang PHT, PT
Penatagunaan Tanah dan Penguasaan Tanah untuk :
 Mencatat permohonan Daftar Permohonan Hak Guna
Usaha.
 Meneliti apakah syarat-syarat yang diperlukan telah
lengkap.
 Memanggil Pemohon untuk melengkapi permohonan yang
belum lengkap.
2) Apabila permohonan dimaksud telah lengkap, maka Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi bersama-sama
anggota Panitia Pemeriksaan Tanah(Panitia B) mengadakan
pemeriksaan setempat. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan Tanah.
3) Apabila semua persyaratan telah lengkap dan tidak ada keberatan
untuk mengabulkan permohonan Hak Guna Usaha, maka oleh
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
menerbitkan Surat Keputusan Pemberian Hak Guna Usaha.
4) Apabila wewenang untuk memberikan Hak Guna Usaha berada
pada Pusat, maka berkas dimaksud dengan pertimbangan
disampaikan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional untuk
mendapatkan penyelesaiannya, dengan tembusan kepada Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kotamadya setempat, Kepala
Dinas Perkebunan Propinsi dan Direktur Jenderal Perkebunan.
b) Proses Penerbitan Surat Keputusan Hak Guna Usaha di tingkat
Pusat
1) Setelah menerima berkas permohonan Hak Guna Usaha dari
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
yang bersangkutan, Kepala Badan Pertanahan Nasional. Deputi
Bidang Hak-Hak atas Tanah memerintahkan kepada Direktur
Pengurusan Hak-Hak atas tanah cq. Kepala Sub Direktorat Hak
Guna Usaha, untuk :
 Mengadakan pencatatan dalam buku khusus yang disediakan
untuk itu.
 Mengadakan penelitian apakah persyaratan yang diperlukan
telah lengkap dan bila belum lengkap agar segera meminta pada
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi yang
bersangkutan untuk dilengkapi.
2) Apabila semua keterangan-keterangan/persyaratan-persyaratan
sudah lengkap, maka permohonan tersebut dibahas oleh Team
Pertimbangan Hak Guna Usaha Perkebunan Besar.
3) Setelah mendapat persetujuan dari Team Pertimbangan Hak Guna
Usaha Perkebunan Besar, maka Kepala Badan Pertanahan
Nasional menerbitkan Surat Keputusan Pemberian Hak Guna
Usaha.
4) Surat Keputusan Pemberian Hak Guna Usaha diberikan kepada
Pemohon/Penerima Hak melalui Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Propinsi yang bersangkutan. Dalam
penyerahan Surat Keputusan Pemberian Hak Guna Usaha
tersebut diterangkan dalam Berita Acara Serah Terima disertai
dengan Surat Pernyataan Kesediaan Penerima Hak untuk
memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum
dalam Surat Keputusan Pemberian Haknya.
5) Setelah si Pemohon menerima Kutipan Surat Keputusan
Pemberian Hak Guna Usaha tersebut, maka Pemohon diwajibkan
untuk segera memenuhi kewajiban, berupa antara lain :
 Uang pemasukan kepada Negara. (Pasal 2 ayat (1)
Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN Nomor 4 tahun
1998 tentang Pedoman Penetapan Uang Pemasukan
dalam Pemberian Hak Atas Tanah Negara)
 BPHTB (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan)
3.1.4. Pihak Yang Dapat Memiliki HGU
Dalam kepemilikan HGU sendiri tidak dapat dimiliki oleh sembarangan pihak.
Berikut adalah pihak yang dapat memiliki HGU :
1. Warga negara Indonesia.
2. Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan
di Indonesia.

Sesuai dengan apa yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 40
Tahun1996, disebutkan bahwa Pemegang HGU berhak menguasai dan mempergunakan
tanah yang diberikan dengan Hak Guna. Apabila seseorang atau badan hukum yang
memiliki HGU namun sudah tidak memenuhi syarat di atas, maka wajib melepaskan
atau mengalihkan HGU kepada pihak lain. Jika HGU tidak dilepaskan atau dialihkan
dalam jangka waktu 1 tahun, maka hak tersebut akan dihapuskan.
3.1.5. Kewajiban Pemegang HGU
Ketika pemegang HGU atau sudah memiliki HGU memiliki beberapa hal yang
harus dipenuhi.
Berikut beberapa hal yang wajib dipenuhi oleh pemegang HGU :
1. Membayar uang pemasukan kepada negara.
2. Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan
sesuai peruntukan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan
pemberian haknya.
3. Mengusahakan sendiri tanah HGU dengan baik sesuai dengan kelayakan
usaha berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh instansi teknis.
4. Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas tanah yang
ada dalam lingkungan area HGU.
5. Memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan sumber daya alam dan
menjaga kelestarian kemampuan Lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai pengunaan
HGU.
7. Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan HGU kepada negara
sesudah HGU tersebut dihapus
8. Menyerahkan sertifikat HGU yang telah dihapus kepada Kepala Kantor
Pertanahan.

3.1.6. Penyebab dihapusnya kepemilikan HGU


Berikut beberapa penyebab dihapusnya kepemilikan HGU :
1. Jangka waktunya berakhir.
2. Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat
tidak dipenuhi.
3. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir.
4. Dicabut untuk kepentingan umum.
5. Ditelantarkan.
6. Tanahnya musnah.
3.1.7. GNSS (Global Navigation System Satellite)

GNSS merupakan teknologi yang digunakan untuk menentukan posisi atau lokasi
dalam satuan ilmiah di Bumi. Satelit akan mentransmisikan sinyal radio dengan
frekuensi tinggi yang berisi data waktu dan posisi yang dapat diambil oleh penerima
yang memungkinkan pengguna untuk mengetahui lokasi tepat mereka dimanapun
dipermukaan bumi. Terdapat dua GNSS yang berjalan diatas bumi, yaitu GPS (Global
Positioning System) dan GLONASS (Global Navigation Satellite System).
Sistem ini akan terus dikembangkan untuk menjadi lebih baik untuk memenuhi
standar keakuratan data yang dihasilkan dan kehandalan dalam memenuhi kebutuhan.
Terdapat satu lagi sistem yang tengah dikembangkan yang diberi nama GALILEO,
sebuah GNSS yang dikembangkan di Eropa. GNSS merupakan kepanjangan dari
(Global Navigation Satellite), sistem dimana ketika melakukan pengukuran
menggunakan GNSS tidak hanya mengandalkan satelit dari GPS melainkan juga
beberapa satelit lain seperti Glonass dari Rusia, Galileo dari Eropa, Beidou dari China,
dan lain sebagainya. Hanya saja beberapa receiver yang beredar di pasaran Indonesia
saat ini kebanyakan baru bisa menerima sinyal dari GPS dan Glonass(Gleason S, S. dan
Gebre-Egziabher, D., 2009).
Terdapat dua GNSS yang berjalan diatas bumi:
a. GPS – Global Positioning System.
b. GLONASS – Global Navigation Satellite System.
a. GPS – Global Positioning System.
GPS merupakan sistem navigasi berbasis satelit yang dibangun dengan
awalnya menggunakan 24 satelit yang diletakkan di orbit bumi oleh
Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Untuk saat ini, satelit yang
digunakan GPS sudah mencapai 31 satelit. GPS dikembangkan pertama kali
untuk tujuan militer, namun pada tahun 1980 pemerintah membuat GPS
terbuka untuk digunakan oleh masyarakat sipil. GPS dapat bekerja pada
musim apapun dan dimanapun diseluruh permukaan bumi selama 24 jam
sehari. Penggunaan GPS tidak dikenakan biaya apapun.
Satelit GPS memutari bumi dua kali sehari dalam orbitnya dan
mentransmisikan sinyal informasi ke bumi. GPS receiver mengambil
informasi dan menggunakan triangulation untuk menghitung lokasi dari
pengguna. Triangulation adalah sebuah proses pencarian koordinat dan jarak
sebuah titik dengan menggunakan pengukuran sudut antara suatu titik dengan
dua atau lebih titik acu (satelit) yang sudah diketahui posisinya dan jarak-
jarak antara satelit. Kordinat dan jarak ditentukan dengan menggunakan
hukum sinus.
GPS receiver akan membandingkan waktu sebuah sinyal yang
ditransmisikan oleh satelit dengan waktu yang diterima. Perbedaan waktu
akan memberikan informasi seberapa jauh antara satelit dan GPS receiver.
Sebuah GPS receiver setidaknya harus memastikan minimal membutuhkan
tiga buah kanal satelit untuk menghitung posisi 2D (Latitude dan Longitude)
dan melacak perpindahan. Dengan menggunakan empat kanal satelit atau
lebih, GPS receiver dapat menghitung posisi 3D (Latitude, Longitude dan
Altitude). Namun pada prakteknya GPS receiver dapat menangkap sampai
dengan 12 kanal satelit. Semakin banyak kanal satelit yang berhasil diterima
oleh GPS receiver maka akurasi yang diberikan akan semakin tinggi.
b. GLONASS – Global Navigation Satellite System
Sistem ini akan terus dikembangkan untuk menjadi lebih baik untuk
memenuhi standar keakuratan data yang dihasilkan dan kehandalan dalam
memenuhi kebutuhan. Terdapat satu lagi sistem yang tengah
dikembangkan yang diberi nama GALILEO, sebuah GNSS yang
dikembangkan di Eropa.
3.1.8. Kelebihan GNSS
Ada beberapa hal yang membuat metode pengukuran mengguanakan GPS
Geodetic / GNSS memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode konvensional,
diantaranya :
1. GNSS / GPS Geodetic dapat digunakan setiap saat tanpa tergantung waktu
dan cuaca.
2. Satelit-satelit GNSS mempunyai ketinggian orbit yang cukuo tinggi yaitu
sekitar 20.000 km di atas permukaan bumi serta dengan jumlah yang relatif
cukup banyak. Hal ini menjadikan GNSS dapat meliput wilayah yang cukup
luas sehingga dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus.
3. Penggunaan GPS Geodetic dalam penentuan posisi relatif tidak terlalu
terpengaruh dengan kondisi topografis daerah survei dibandingkan dengan
penggunaan metode terestris.
4. Posisi yang ditentukan oleh GNSS / GPS Geodetic mengacu ke suatu datum
global yang relatif teliti dan mudah direalisasikan, yaitu datum WGS 84.
5. GNSS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas. Dari
yang sangat teliti (orde millimeter) sampai orde meter.
6. Pemakaian sistem GNSS tidak dikenakan biaya.
7. Lebih efisien dalam waktu, biaya operasional, dan tenaga.
8. Celah untuk memanipulasi data pada pengukuran GNSS lebih sulit
dibandingkan menggunakan metode terestris.
9. Relatif mudah dipelajari sekalipun oleh orang awam yang belum pernah
menggunakan.
3.1.9. Prinsip Kerja GNSS
Prinsip kerja GNSS (Global Navigation Satellite System) sama dengan
menggunakan jarak antara satelit lokasi dan penerima pengguna yang diketahui untuk
mendapatkan lokasi spesifik receiver. Secara sederhana, setiap satelit telah memasang
jam atom presisi tinggi untuk memastikan sinkronisasi orbit dan orbit darat di orbit,
pada saat bersamaan, satelit akan terus mentransmisikan informasi lokasi dan waktu ke
darat, waktu sinyal yang diterima oleh receiver diterima. lagi dibandingkan dengan
waktu sinyal transmisi satelit, sekaligus menggabungkan informasi lokasi satelit akan
mendapatkan jarak antara pengguna menerima dan satelit.
Karena lingkungan hidup kita adalah ruang tiga dimensi, jadi jika Anda ingin
mengkonfirmasi secara spesifik satu titik, maka perlu tiga satelit untuk mendapatkan
lokasi penerima. Lokasi spesifik penerima ditentukan oleh persimpangan bidang jarak
tiga satelit masing-masing dengan penerima sebagai radius. Karena jam atom di satelit
dan waktu tempuh akan selalu memiliki kesalahan waktu, jadi akan ada 4 variabel
dalam ruang tiga dimensi, 4 variabel memerlukan 4 persamaan, namun himpunan
persamaan yang diperoleh dari 4 satelit independen bersama. Ini bisa dicapai asalkan
setidaknya ada 4 satelit yang dapat diamati pada bagian bumi manapun.
3.1.10. Metode Penentuan Posisi
Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak ke beberapa
satelit GPS yang telah diketahui koordinatnya. Penentuan posisi dengan GPS dapat
dilakukan dengan berbagai metode yang masing-masing mempunyai karakteristik
tersendiri.
Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS dapat dibagi 2, yaitu absolute
positioning dan relatif positioning. Metode-metode ini yang menentukan ketelitian
posisi yang diinginkan. Ketelitian GPS bervariasi mulai dari fraksi meter sampai dengan
millimeter, tergantung pada metode apa yang digunakan. (Dimas Bagus , M.
Awaluddin, Bandi Sasmito, 2015)

3.1.11. Post Processing


Sistem Post Processing adalah metode yang membutuhkan waktu untuk
memproses data yang dikoleksi pada stasiun referensi pada durasi dan epok yang
sama,data post processing biasanya diolah menggunakan software yang berguna untuk
menentukan besar vector base line serta posisi relative terhadap sistem koordinat
tertentu.[Rismauly yunita,2015]
Salah satu metode dalam sistem post processing yang digunakan dalam
pengukuran bidang tanah HGU ini, adalah sebagai berikut :
1. Metode Rapid Static
Metode Rapid Static adalah metode survey GPS dengan menggunakan
dua alat Receiver dimana satu diam dan satu bergerak berpindah dari satu titik
ke titik lainnya dengan waktu okusisi pada titik tersebut cukup singkat yaitu
antara 5 sampai 10 menit.

3.2. Pelaksanaa Kerja Praktek


3.2.1. Alat Dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran HGU adalah sebagai
berikut: Tabel 3.1 Alat-Alat yang dibutuhkan dalam Pengukuran Hsk Guna Tanah
(HGU)
No Alat Fungsi
1 Perangkat Komputer/Laptop Pengolahan seluruh data dan pembuatan
laporan

2 Perangkat lunak(software) Untuk proses penggambaran pada data-data


AutoCad Map 3D 2012 kerja praktek sampai dengan pembuatan
peta hasil Standarisasi.

3 Printer Output dari hasil.

4 Kamera Digital Dokumentasi lapangan.

5 Microsoft Office Pembuatan Laporan.

6 Seperangkat Alat GNSS Untuk pengambilan data dilapangan selama


kerja praktek.

7 Tongkat dan statif Untuk berdirinya alat pada saat


pengukuran.

8 Tribah Untuk pengunci antara base station yang


didirikan pada statif.

9 Software ArcGis Untuk hasil akhir peta

10 Alat tulis Untuk membuat skesta bidang.

11 Motor dan mobil Sebagai alternatif untuk pengukuran.

Tabel 3.1 peralatan dalam pengukuran

b. Bahan
Bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Bahan yang dibutuhkan dalam kerja praktek :
No Bahan Fungsi
1 Peta Kerja Sebagai acuan kerja pada suatu daerah
yang akan dilakukan pengukuran.
Tabel 3.2 bahan pengukuran
3.2.2. Diagram Alir Pelaksanaan Kerja Praktek
Berdasarkan judul Kerja Praktek, langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
Kerja Praktek ini, dapat dilihat pada diagram alir yang ditunjukan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram alir

3.2.3. Peta Kerja


Peta kerja terlihat pada gambar 3.2 merupakan suatu alat yang menggambarkan
kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua
langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari masuk ke pabrik sampai
akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap maupun bagian dari produk lengkap
Data yang diberikan berupa foto hasil citra pada daerah yang akan dilakukan
pendaftaran tanah, foto citra ini bertujuan sebagai acuan untuk menentukan peta kerja.
Gambar 3.2 peta kerja (sumber:BPN Kanwil Sumbar)
3.2.4. Persiapan pengambilan data
a. Pembagian team dan lokasi pengukuran sesuai peta kerja
Dalam hal ini dibentuk suatu team untuk menyelesaikan pengukuran
sesuai dengan yang ada dalam peta kerja. Team disini terbagi atas masyarakat
dan juga anggota dari pihak yang terkait, team dipimpin oleh seorang ketua yang
mana ketua tersebut mengetahui posisi batas tanah yang akan di ukur nanti nya
dan ketua tersebut ditunjuk oleh pihak PT.Agrowiratama itu sendiri.
b. Pegambilan data lapangan menggunakan alat Gps Geodetik metode rapid
static
Setelah team dibentuk oleh pihak PT, selanjutnya melakukan
pengukuran yang akan di arahkan oleh ketua team. Berikut cara pengukuran
lapangan dmenggunakan alat gps Geodetik dengan metode static :
1. Hidupkan alat dengan menekan tombol on/off.
2. Alat yang dipakai dalm pengukuran kali ini yaitu Merek alat Comnav T300
3. Pastikan semua lampu control panel pada gambar 3.3 berfungsi saat
menghidupkan alat gps COMNAV T300

Gambar 3.3 icon pada alat (sumber: bpn kanwil sumbar)


4. Berdirikan alat COMNAV T300 dibatas yang telah ditunjukan dan
disaksikan oleh kedua bela pihak yaitu masyarakat dan orang PT.
5. Tekan tombol download pada alat dilihat seperti pada gambar 3.4 sampai
berbunyi dan lepaskan untuk merekam titik posisi tegak alat tersebut.

Gambar 3.4 tombol download data pada alat (sumber: bpn kanwil sumbar)
6. Tunggu hingga 3-4 menit untuk mendapatkan hasil koordinat yang akurat.
7. Ambil foto atau dokumentsai berdiri nya alat disuatu titik dengan di
saksikan kedua bela pihak terlihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 pengambilan titik di saksikan oleh kedua belah pihak (sumber : langsung
dari lapangan)
8. Setelah waktu selesai tekan kembali tombol download pada alat sampai alat
berbunyi dan pindah ke titik selanjutnya.
9. Buat sketsa bidang tanah yang akan diukur, sketsa ditulis sesuai dengan
format yang telah ditentukan oleh BPN (Badan pertanahan Nasional).
3.2.5. Pengolahan data pengukuran
Setelah data lapangan didapat, maka tentu adanya pengolahan data untuk
mengkoreksi data yang telah diambil dilapangan. Data yang telah diambil dilapangan
tentu ada perubahan sedikit banyaknya dari apa yang direncanakan. Pada pengolahan
data COMNAV T300 ini menggunakan software CRU,TBC,dan AutoCAD MAP2012
untuk melakukan pengolahannya. Berikut pengolahan data COMNAV T300 ini
menggunakan software CRU,TBC,dan AutoCAD MAP2012.
a. Pengolahan Data Menggunakan Software CRU ( Compass Receiver Utility )
Adapun cara pengolahan data COMNNAV T300 menggunakan software CRU
sebagai berikut :
1. Hubungkan COMNNAV T300 dengan PC (Perangkat Computer) terlihat
pada gambar 3.6, pindahkan data yang ada pada alat ke komputer

Gambar 3.6 Menghubungkan COMNNAV T300 dengan PC (sumber: bpn kanwil


sumbar)

2. Setelah data dipindahkan lalu bukalah software CRU (Compass Receiver

Utility) untuk proses convert to rinex yang mana berfungsi untuk


mengubah format data perekaman yang sebelumnya format data perekaman
berupa cnb yang akan di ubah menjadi format umum data satelit.
3. Setelah proses conver to rinex selesai maka hasil rinex dapat terlihat pada
folder file data penyimpanan.
Gambar 3.7 Hasil data setelah di Convert To Rinex (sumber: bpn kanwil sumbar)

b. Pengolahan Data Menggunakan TBC (trimble business center)


Pengolahan data menggunakan TBC merupakan software lanjutan
pengolahan dari software CRU. Kegunaanya untuk mengikat titik pengukuran
antara ROVER dan BASE ,lalu memasukan koordinat Base dan memindah kan
data dalam format Microsoft excel .
Adapun cara pengolahan menggunakan software TBC, sebagai berikut :
1. Buka software TBC, dan kemudian klik star new project lalu pilih metric
terlihat seperti gambar 3.8

Gambar 3.8 Star New Project model Metric (sumber: bpn kanwil sumbar)
2. Pilih Project Setting dan edit coordinate system menjadi Indonesia Zona 47.2.
setelah itu lakukakn proses Import data yang telah di convert to rinex secara
keseluruhan data base dan rover.
3. Tampilan setelah import akan muncul titik pengukuran dilapangan terlihat
seperti pada gambar 3.9

Gambar 3.9 Hasil Import data berupa titik pada lapangan (sumber: bpn kanwil
sumbar)
4. Setelah semua data terikat terlihat seperti pada gambar 3.9 maka lakukan add
coordinate base,koordinat yang dipakai untuk base yaitu koordinat yang
muncul ketika kita melakukan Add coordinate,selanjutnya lakukan Quality
control. Setelah itu Lakukan proces baselines terlihat seperti pada gambar 3.10
didalam proses ini kita akan mengetahui titik yang kita amati fixed atau float,
setelah selesai semuanya lalu save

Gambar 3.10 proces baselines (sumber: bpn kanwil sumbar)


5. Setelah melakukan process baselines, selanjutnya kita pilih reports dan pilih
point list,save dalam format excel pada folder yang telah kita buat .langkah
berikut ini merupan proses akhir pengolahan TBC
6. Maka hasil yang keluar setelah proses di softwer TBC ini yaitu koordinat yang
berisikan berupa ID, Easting, Northing, dan Elevation dalam format excel, atau
juga dikenal nilai X,Y,dan Z terlihat seperti pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Hasil Dari Save Format Excel (sumber: bpn kanwil sumbar)

c. Pengolahan Data Menggunakan AutoCAD Map 2012


Pengolahan data menggunakan AutoCAD Map merupakan software
lanjutan pengolahan dari software TBC ( Trimble Businnes Center ).
Kegunaanya untuk menggambar bidang tanah terukur dan menghitung luas
bidang tanah terukur yang telah didapat dari pengambilan data lapangan.
Adapun cara pengolahan menggunakan software AutoCAD Map 2012, sebagai
berikut :
1. Sebelum melakukan pengolahan pada AutoCAD pastikan data point list yang
terdapat di format excel kita dipindah/salin kan kedalam bentuk Notepad, yang
mana data yang disalin itu adalah nilai X,Y, Z.
2. Buka aplikasi AutoCAD 2012, selanjutnya pada tampilan autoCAD masukan
data yang ada pada notepad dengan cara klik menu pemetaan dan klik pada
import titik dasar teknik terlihat pada gambar 3.12 dibawah ini.

Gambar 3.12 proses import titik dasar teknik/titik detail (sumber: bpn kanwil sumbar)
3. Maka akan muncul tampilan jendela terlihat seperti pada gambar 3.13,
selanjutnya pilih file yang telah disimpan kedalam format notepad tadi. Setelah
di import maka Titik akan muncul secara otomatis pada layar , jika titik tidak
muncul kita dapat menggunakan perintah pada keybord E enter , Z enter

Gambar 3.13 tampilan titik pengukuran (sumber: bpn kanwil sumbar)

4. Selanjutnya proses penggabungan titik – titik dengan perintah polyline untuk


menghasilkan suatu gambar atau bidang terlihat seperti pada gambar 3.14

Gambar 3.14 tampilan titik-titik yang telah menjadi gambar atau bidang (sumber: bpn
kanwil sumbar)

3.3. Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2019 sampai dengan 11
April 2019, yang berlokasi di Kantor Wilayah ATR/BPN Provinsi Sumatera Barat yang
beralamat di Jl. Kartini No.22 Padang.
3.4. Kendala dan solusi
Adapun beberapa kendala pada saat pengukuran HGU berlangsung adalah sebagai
berikut :
1. Jarak bidang tanah yang akan diukur terlalu jauh dari tempat tinggal.
2. Terdapat musyawarah batas bidang HGU dengan tanah masyarakat
ditempat kejadian perkara yang belum terselesaikan, sehingga
mengakibatkan terganggu atau tertundanya pengukuran.
Adapun beberapa Solusi pada beberapa kendala yang terjadi adalah sebagai
berikut :
1. Mengusahakan berangkat lebih awal agar pengukuran lebih cepat
dilaksanakan.
2. Seharusnya kedua bela pihak melakukan musyawarah terlebih dahulu agar
kejadian musyawarah dilapangan tidak terjadidan tidak mengganggu proses
pengukuran, karena pengukuran tidak akan dilakukan jika bidang tanah
masih dalam permasalahan

Anda mungkin juga menyukai