Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit gangguan dalam metabolisme karbohidrat , lemak

dan protein sehingga kadar glukosa darah cendrung mengalami peningkatan yang diakibatkan

oleh kerusakan sintesis pada sel beta pancreas atau pengeluaran insulin, atau ketidakmampuan

jaringan dalam menggunakan insulin ( Grossman,et.al, 2014 ).

Diabetes Mellitus ( DM ) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya

penanganan yang tepat dan serius. Jika tidak diatasi, DM akan menimbulkan berbagai

komplikasi penyakit serius lainnya seperti penyakit jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal

dan kerusakan sistemsaraf.oleh karena itu DM merupakan salah satu ancaman terbesar bagi

kesehatan manusia ( Faisalado & Cecep, 2013 ).

Jumlah kasus diabetes mellitus ( DM ) mengalami peningkatan yang signifikan pada sepuluh

tahun terakhir dan merupkan penyebab kematian ke – 6 di dunia. Peningkatan kasus DM

berdampak pada menurunya usia dan harapan hidup, meningkat angka kesakitan dan

berkurangnya kualitas hidup ( Nwank et al, 2010 ).

Data kementrian kesehatan yang di peroleh dari Sample Registration Survey 2014

menunjukan diabetes mellitus menjadi penyebab kematian terbesar nomor tiga di indonesia

dengan presentase sebesar 6,7% setelah stroke (21,1% ), dan penyakit jantung coroner (12,9%).

Di indonesia, prevalensi diabetes mellitus mengalami peningktan dari 5,7% pada tahun 2007
menjadi 6,9% atau 9,1 juta jiwa pada tahun 2013. Data terbaru dari International Diabetes

Fedaration (IDF) Atlas tahun 2017 menunjukan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke – 6

dunia dengan jumlah diabetes sebanyak 10,3 juta jiwa. Jika ditangani dengan baik, World Healt

Organization ( WHO ) bahkan mengetismasikan angka kejadian di indonesia akan melonjak

drastic menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) pada tahun 2007 diperoleh proporsi penyebab

kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki rangking

ke-2 yaitu 14,7% dan untuk di daerah pedesaan menduduki rangking ke-6 yaitu 5,8%. Data

Riskesdas terbaru tahun 2013 menunjukan prevalensi DM sebesar 1,5 juta jiwa untuk total

populasi di seluruh Indonesia. Prevalensi penderita DM di Indonesia di perkirakan pada tahun

2030 mencapai 21,3 juta jiwa (Riskesdas 2013).

Data penderita diabetes mellitus di wilayah Kota Malang pada tahun 2015 menunjukan

penderita baru sebesar 5.905 pasien dan penderita lama sebesar 22.025 pasien dengan total

keseluruhan sebesar 27.930 pasien penderita diabetes mellitus (Dinkes Kota Malang, 2015).

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronik yang kondisinya sangat ditentukan oleh kadar

glukosa darah. Seseorang dapat dikatakan Diabetes Melitus jika memiliki kadar glukosa darah

sewaktu >200 mg/dL dan kadar glukosa puasa >126 mg/dL. Penderita yang patuh secara tidak

langsung akan melakukan perawatan mandiri, sehingga secara tidak langsung pasien aan

mengetahui ketika harus memeriksakan dirinya ke dokter untuk melakukan kontrol kesehatan

yang berkala dan untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. Perilaku kepatuhan juga sering

didefinisikan sebagai usaha pasien untuk mengendalikan perilaku yang terkait dengan timbulnya

resiko mengenai kesehatan (Taylor, 1991 dalam Denny, 2014).


Diabetes mellitus dapat diklarifikasikan menjadi dua yaitu diabetes mellitus tipe 1 dan

diabetes mellitus tipe 2. Diabetes mellitus tipe 1 merupakan kelainan sistemik akibat terjadinya

gangguan metabolik glukosa yang ditandai dengan hiperglikemia kronik. Diabetes mellitus tipe 2

adalah jenis diabetes mellitus yang paling sering terjadi, keadaan ini ditandai oleh resistensi

insulin disertai defisiensi insulin relative ( ADA, 2017 ).

Self Care merupakan gambaran prilaku seseorang individu yang dilakukan dengan sadar,

bersifat universal, dan terbatas pada diri sendiri ( Weiler & Junice, 2007 dalam Kusniawati, 2011

). Menurut Siguardardottir ( 2005 ); Xu Yin et all ( 2008 ); dan didalam The Summary of

Diabetes Self-Care Activities ( SDSCA ) oleh Toobert, D.J et all ( 2009 ), self care yang

dilakukan pada pasien diabetes mellitus meliputi pengaturan pola makan ( Diet ), pemantauan

kadar gula darah, terapi obat, perawatan kaki, dan latihan fisik ( olah raga ). Pengaturan pola

makan bertujuan untukmengontrol metabolic sehingga kadar gula darah dapat dipertahankan

dengan normal. Pemantauan kadar gula darah bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang

dilakukan sudah efektif atau belum. Terapi obat bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah

sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi. Perawatan kaki bertujuan untuk mencegah

terjadinya kakidiabetik. Latihan fisik bertujuan untuk meningkatkan kadar sensitivitas reseptor

insulin sehingga dapat beraktivitas dengan baik. Aktivitas yang dilakukan oleh pasien Diabetes

Mellitus lebih mengutamakan pengontrolan gula darah dan pencegahan komplikasi sehingga

self care sangat penting bagi pasien diabetes mellitus, baik diabetes mellitus tipe 1 maupun

Diabetes tipe 2.

Teori self care merupakan teori yang dikemukakan oleh Dorothea Orem ( 1959 ). Menurut

Orem self care dapat meningkatkan peningkatan fungsi-fungsi manusia dan perkembangan

dalam kelompok social yang sejalan dengan potensi manusia, tahu ketebatasan manusia, dan
keinginan manusia untuk menjadi normal. Penyimpangan pada self care biasanya dapat terlihat

pada saat terjadinya penyakit. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi struktur tubuh tertentu dan

fisiologisnya atau mekanisme psikologis tapi juga mempengaruhi fungsi sebagai manusia (

Munawaroh, 2011 ).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti merumuskan

masalah “ Apa Saja Analisis Faktor Yang Memengaruhi Self Care Management Pada Pasien

Diabetes Mellitus ( DM ).

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui analisis faktor yang memengaruhi self care manajemen pada pasien

Diabetes Melitus ( DM )

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mendeskripsikan karakteristik analisis faktor yang memengaruhi self care managemen pada

pasien diabetes mellitus ( DM )

2. Mendeskripsikan kepatuhan pasien analisis faktor yang memengaruhi self care managemen

pada pasien diabetes mellitus ( DM )


1.4. Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan serta wawasan tentang analisis faktor

yang memengaruhi self care manajemen pada pasien diabetes mellitus ( DM )

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai bahan tambahan pengetahuan kepada perawat tentang analisis faktor yang

memengaruhi self care manajemen pada pasien diabetes mellitus ( DM )

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa selanjutnya dalam melakukan penelitian

yang berkaitan dengan kesehatan pada pasien diabetes mellitus ( DM )

3. Bagi masyarakat

Dapat digunakan sebagai referensi dalam mengantisipasi penyakit diabetes mellitus (

DM).
PROPOSAL

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI SELF CARE MANAGEMEN

PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

Disusun Oleh :

YOHANES EVENTUS PUJI

( 2015610117 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2018

Anda mungkin juga menyukai