V-2
- 1/4 dari dimensi komponen struktur terkecil,
- Lebih kecil atau sama dengan 8 kali diameter tulangan
memanjang,
- Lebih kecil atau sama dengan 100 mm.
b. Perancangan tulangan kolom
(i) Menentukan luas tulangan dengan menggunakan grafik perhitungan beton
bertulang.
Menghitung : - ex = Mu/Pu (2-141)
- ex / h
Pu
k= (2-142)
f' c ⋅ b ⋅ h
- L = (ex / h) (2-143)
(ii) Memilih diagram yang sesuai. Dengan harga k dan L dari diagram tersebut
akan didapat harga ρ,sehingga luas tulangan akan diperoleh, yaitu :
As = ρ.b.h
5.2. Perencanaan Penulangan Geser Kolom
Tulangan geser mempunyai 3 fungsi utama:
- Memikul sebagian besar gaya geser yang bekerja.
- Melawan retak miring dan ikut menjaga agar terpeliharanya lekatan
antar agregat.
- Mengikat batang tulangan memanjang agar tetap berada pada
tempatnya.
Dalam SNI-03- 2847-1992 pasal 3.4.1, dinyatakan bahwa komponen
struktur yang menerima gaya geser harus direncanakan menurut ketentuan sebagai
berikut :
Vu ≤ φ. Vn (2-147)
Vn = Vc + Vs (2-148)
dengan :
Vu = gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau
Vn = gaya geser nominal
Vc = gaya geser nominal tulangan
V-3
Vs = gaya geser nominal tulangan geser
θ = 0,60 untuk geser dan torsi
Kuat geser nominal beton (Vc) untuk struktur yang hanya dibebani oleh
lentur dan geser saja (SNI-03- 2847-1992 pasal 3.4.3) adalah :
Vc = 1/6. (√f’c).bw.d
Untuk struktur yang dibebani oleh tekan aksial, lentur, dan geser :
Nu 1
Vc = 1 + .1/6. (√f’c) bw.d (2-149)
14. Ag
Sedangkan kuat geser nominal baja :
Av.fy.(f,sinα
Vs = (2-150)
s
Apabila digunakan sengkang vertikal atau tulangan geser yang tegak lurus
terhadap sumbu aksial komponen struktur atau α = 90°, maka :
Av.fy.d
Vs = (2-151)
S
Dengan syarat : Vs ≤ 2/3.(√f’c).bw.d
Batas spasi tulangan geser (s) :
- s ≤ d/2
- s ≤ 600 mm
Untuk nilai Vs > 1/3. :√f’c.bw.d, nilai s diatas harus dikurangi separuhnya.
V-4
M E , k lt ( i +1) atas
α ka =
M E , k lt ( i ) atas + M E , k lt ( i +1) bawah
103,8565
α ka = = 0,6814
103,8565 + 48,5638
M E ,k lt ( i ) bawah
α kb =
M E ,k lt ( i ) bawah + M E ,k lt ( i −1) atas
163,1520
α kb = = 0,837
163,1520 + 31,7365
Momen Kolom
Momen Maksimum Kolom M + M + 4 (M )
DL LL E
K
M DL + M LL + (M E )
Mu,k atas maks = 1,05 4
K
= 1,05 ( -0,0639 – 0,0336 + 4/1 . (-103,8565) ) = -436,299 KNm
M DL + M LL + (M E )
Mu,k bawah maks = 1,05 4
K
= 1,05 (0,2647 + 0,0769 + 4/1 . (63,1520) ) = 265,597 KNm
Portal (memanjang)
Lki Lka
M kap ,ki + M kap ,ka
ki
L ' Lka '
5 5 = 212,038 KNm
.96,6219 + .94,2122
4,5 4,5
L ki L
M u,k atas =
hk '
.0,7.ω D .α k . M kap , ki + ka M kap , ka
hk L ki ' L ka '
V-5
= (3,5/4) . 0,7 . 1,3 . 0,837 . 212,038 = 565,530 KNm
Momen Terpakai Kolom
Momen terpakai kolom di dapat dari nilai terbesar antara momen rencana
kolom dengan momen maksimum kolom, tetapi tidak boleh lebih dari momen
maksimum kolom yang terbesar.
M u,k atas = 460,177 KNm
M u,k bawah = 565,530 KNm
M u,k atas maks = -436,299 KNm
M u,k bawah maks = 265,597 KNm
Sehingga momen terpakai = 436,299 KNm
Gaya Aksial Kolom
Gaya Aksial Maksimum Kolom
N u,k atas maks =1,05 (N DL + N LL + 4/K(N E ) )
=1,05 (-245,114 – 22,005 + 4/1 . (-0,282) ) = -281,659 KN
N u,k bawah maks =1,05 (N DL + N LL + 4/K(N E ) )
=1,05 (-305,428 – 22,005 + 4/1 . (-0,282)) = -344,989 KN
Gaya Aksial Rencana Kolom
M kap , ki + M kap , ka
N u , k = 1,05 N G , k + 0,7.Rv
Lki '
96,6219 + 94,2122
N u , k atas = 1,05.267,119 + 0,7.1 = 373,490 KN
4,5
96,6219 + 94,2122
N u , k bawah = 1,05.327,433 + 0,7.1 = 1217,935 kN
4,5
Gaya Aksial Terpakai Kolom
Gaya aksial terpakai kolom di dapat dari nilai terbesar antara gaya aksial
rencana kolom dengan gaya aksial maksimum kolom, tetapi tidak boleh lebih dari
gaya aksial maksimum kolom yang terbesar.
N u,k atas = 310,160 KN
N u,k bawah = 373,490 KN
N u,k atas maks = -281,659 KN
V-6
N u,k bawah maks = -344,989 KN
Sehingga: gaya aksial maksimum terpakai = 344,989 KN
gaya aksial minimum terpakai = 281,160 KN
gaya aksial minimum terpakai = 1088,407 kN
Perencanaan Tulangan Pokok Kolom
Penulangan pokok kolom dilakukan dengan terlebih dahulu
mencari rasio tulangan baja terhadap luas tampang kotor kolom. Rasio
tersebut dapat dicari dengan bantuan grafik tulangan pada buku Grafik dan
Tabel Perhitungan Beton Bertulang, oleh W.C. Vis dan Gideon Kusuma.
Tulangan kolom direncanakan pada keempat sisi kolom.
Ditetapkan: p= tebal selimut beton = 40 mm
D sengkang = 10 mm
D pokok = 30 mm
fy sengkang = 240 MPa
fy pokok = 400 MPa
d’ = p + D sengkang + (1/ 2. .D pokok ) = 40 + 10 + 12,5 = 62,5 mm
d ' 62,5
= = 0,078 ≈ 1 untuk h = 800 mm
h 800
Sehingga dapat digunakan grafik pada terlampiran 4 untuk:
d’/h = 0,1
fy = 400 MPa
Grafik pada lampiran 4 tersebut dapat digunakan untuk mencari nilai r
yang diperoleh dengan memasangkan nilai Mu’ pada sumbu horisontal
dan Nu’ pada sumbu vertikal.
Nu
Nu’= Nu diambil dari Nu terpakai
ϕο . Ag.0,85. fc'
Mu
Mu’= Mu diambil dari Mu terpakai
ϕο. Ag.0,85. fc'.h
Dengan:
Φο = 0,65 untuk Nu > (0,10.Ag.fc’)
0,85 untuk Nu < (0,10.Ag.fc’)
V-7
Ag = luas tampang bruto kolom
fc’ = kuat tekan kolom
Rasio tulangan kolom:
( ρ) =r. β dengan β = 1,2 untuk fc’ = 30 MPa
Luas tulangan perlu = As perlu = ρ . Ag
0,10 . Ag . fc’ = 0,10 . 800 . 800 . 30 = 1920000 N = 1920 KN
Gaya aksial maksimum terpakai Nu maks = 344,989 KN
Gaya aksial minimum terpakai Nu min = 281,659 KN
Momen terpakai Mu = 436,299 KNm
Karena Nu < ( 0,10 . Ag . fc’ ) maka dipakai φ = 0,85
344,989.10 3
Nu’ maks = = 0,025
0,85.800 2 .0,85.30
281,659.10 3
Nu’ min = = 0,023
0,85.800 2 .0,85.30
436,299.10 6
Mu’ = = 0,039
0,85.800 2 .0,85.30.800
V-8
Perencanaan gaya geser dan tulangan geser
Gaya Geser Maksimum Kolom
V u,k maks = 1,05 ( V DL + V LL + 4/K ( V E ) )
= 1,05 ( 0,083 + 0,17 + 4/1 . (66,752) ) = 280,462 KN
Gaya Geser Rencana Kolom
M U , Katas + M U , Kbawah
Vu ,k =
hn
460,177 + 565,530
Vu, k = = 293,057 KN
4 − 0,5
Nu fc'
Vc = 1 + . .bw.d
14. Ag 6
Sehingga:
d = h – d’ = 800 – 62,5 = 737,5 mm
344,989 30 = 538,616 KN
Vc = 1 + . .800.737,5.10 −3
14.800 6
2
V-9
Vu, k
Vs = − Vc dengan φ = 0,60 untuk geser
ϕ
Sehingga:
280,462 = 71,179 KN
Vs = − 538,616
0,6
Jarak antar sengkang (S):
Av. fy.d
S=
Vs
Digunakan tulangan sengkang dengan 2 kaki D10, fy=240 MPa.
D sengkang = 10 mm
Av = 2.(1/4 Π. Φ sengkang2) = 157,078 mm2
d = h-d’ = 800 – 62,5 = 737,5 mm
S = 157,078.240.737,5 = 390,604 mm
71,179.1000
V - 10