Anda di halaman 1dari 10

BAB V

PERENCANAAN KAPASITAS STRUKTUR KOLOM

5.1. Perencanaan Tulangan akibat beban aksial- lentur Kolom


a. Perancangan kolom dengan daktailitas 3 (penuh)
Kuat lentur kolom portal dengan daktalitas penuh yang ditentukan pada
bidang muka balok Mu, k harus dihitung berdasarkan terjadinya kapasitas lentur
sendi plastis pada kedua ujung balok yang bertemu dengan kolom tersebut. Dalam
perancangan ini digunakan prinsip ” kolom kuat balok lemah” (strength column
weak beam). Direncanakan agar kapasitas kolom lebih besar dari kapasitas balok,
sehingga menjamin kekuatan kolom tetap berdiri apabila terkena gaya lateral
gempa dan menjamin balok mengalami sendi plastis.
Dalam daktalitas penuh kuat lentur kolom harus memenuhi persamaan dan
persyaratan :
∑Mu,k ≥ 0,7.ωd. ∑Mkap,b atau (2-133)
Mu,k ≥ 0,7. ωd.αk (Mkap, ki + Mkap, ka) (2-134)
Tetapi dalam segala hal tak perlu lebih besar dari :
∑Mu,k = 1,05. ∑ (MD,k + ML,k + 4/k.ME,k) (2-135)
Mkap,b = φo. Mnak,b (2-136)
φ Mn,k ≥ Mu,k
Sedangkan beban aksial rencana, Nu,k yang bekerja pada kolom portal dengan
daktalitas penuh dihitung dari :
0,7. Rn. ΣMkap, b + 1,05 Ng, k
Nu, k = (2-137)
Lb
Tetapi dalam segala hal tidak perlu lebih besar dari :
Nu,k = 1,05 (Ng,k + 4,0 /k.NE,k) (2-138)
dengan:
Σ Mkap, b = momen kapasitas balok pada pusat join dengan
memperhitungkan kombinasi momen positif dan momen negatif
Rn = faktor reduksi yang ditentukan sebesar:
1,0 untuk 1 < n < 4
1,1 – 0,25n untuk 4 <n< 20
0,6 untuk n > 20
n = jumlah lantai di atas kolom yang ditinjau
lb = bentang balok dari pusat ke pusat kolom
Ng,k = gaya aksial kolom akibat beban gravitasi
N E,K = gaya aksial kolom akibat beban gempa
Untuk kuat geser kolom portal dengan daktalitas penuh berdasarkan
terjadinya sendi-sndi plastis pada ujung balok–balok yang bertemu pada kolom
tersebut, harus dihitung dengan cermat sebagai berikut :
Mu, k atas + Mu, k bawah
Vu, k = (2-139)
Hn
Tetapi dalam segala hal tidak perlu lebih besar dari :
Vu,k = 1,05 (VD,k + VL,k + 4,0/K.VE,k) (2-140)
dengan :
Mu,k = momen rencana kolom pada ujung atas dihitung pada
muka balok menurut persamaan (38) dan persamaan (40)
Mu,k bawah = momen rencana kolom pada ujung bawah dihitung pada
muka balok menurut persamaan (38) dan persamaan (40)
Mkap,k bawah = kapasitas lentur ujung dasar kolom lantai dasar
= φo. Mnak,k bawah
Mnak,k bawah = kuat lentur nominal aktual ujung dasar kolom lantai
dasar berdasarkan luas tulangan aktual yang terpasang.
hn = tinggi bersih kolom
V D,k = gaya geser kolom akibat beban mati
V L,K = gaya geser kolom akibat beban hidup
V E,k = gaya geser kolom akibat beban gempa

Persyaratan untuk jarak/spasi maksimum dari sengkang menurut SNI-


03-2847-1992 pasal 3.14.4.4, ditetapkan tulangan transversal / sengkang harus
dipasang dengan spasi tidak melebihi:

V-2
- 1/4 dari dimensi komponen struktur terkecil,
- Lebih kecil atau sama dengan 8 kali diameter tulangan
memanjang,
- Lebih kecil atau sama dengan 100 mm.
b. Perancangan tulangan kolom
(i) Menentukan luas tulangan dengan menggunakan grafik perhitungan beton
bertulang.
Menghitung : - ex = Mu/Pu (2-141)
- ex / h
Pu
k= (2-142)
f' c ⋅ b ⋅ h
- L = (ex / h) (2-143)
(ii) Memilih diagram yang sesuai. Dengan harga k dan L dari diagram tersebut
akan didapat harga ρ,sehingga luas tulangan akan diperoleh, yaitu :
As = ρ.b.h
5.2. Perencanaan Penulangan Geser Kolom
Tulangan geser mempunyai 3 fungsi utama:
- Memikul sebagian besar gaya geser yang bekerja.
- Melawan retak miring dan ikut menjaga agar terpeliharanya lekatan
antar agregat.
- Mengikat batang tulangan memanjang agar tetap berada pada
tempatnya.
Dalam SNI-03- 2847-1992 pasal 3.4.1, dinyatakan bahwa komponen
struktur yang menerima gaya geser harus direncanakan menurut ketentuan sebagai
berikut :
Vu ≤ φ. Vn (2-147)
Vn = Vc + Vs (2-148)
dengan :
Vu = gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau
Vn = gaya geser nominal
Vc = gaya geser nominal tulangan

V-3
Vs = gaya geser nominal tulangan geser
θ = 0,60 untuk geser dan torsi
Kuat geser nominal beton (Vc) untuk struktur yang hanya dibebani oleh
lentur dan geser saja (SNI-03- 2847-1992 pasal 3.4.3) adalah :
Vc = 1/6. (√f’c).bw.d
Untuk struktur yang dibebani oleh tekan aksial, lentur, dan geser :
Nu 1
Vc = 1 + .1/6. (√f’c) bw.d (2-149)
14. Ag
Sedangkan kuat geser nominal baja :
Av.fy.(f,sinα
Vs = (2-150)
s
Apabila digunakan sengkang vertikal atau tulangan geser yang tegak lurus
terhadap sumbu aksial komponen struktur atau α = 90°, maka :
Av.fy.d
Vs = (2-151)
S
Dengan syarat : Vs ≤ 2/3.(√f’c).bw.d
Batas spasi tulangan geser (s) :
- s ≤ d/2
- s ≤ 600 mm
Untuk nilai Vs > 1/3. :√f’c.bw.d, nilai s diatas harus dikurangi separuhnya.

5.3. Contoh Kasus kolom


Diketahui kolom beton bertulang dengan ukuran 80x80 cm,
Mkap,ki − = 11,12 KNm, dan Mkap,ki + = 10,99 KNm. Mutu beton fc’
= 30 Mpa dan mutu baja fy = 400 Mpa. Rencanakan penulangannya

1) Perencanaan kolom terhadap beban aksial-lentur


Mkap,ki − = 11,12 KNm
Mkap,ki + = 10,99 KNm

V-4
M E , k lt ( i +1) atas
α ka =
M E , k lt ( i ) atas + M E , k lt ( i +1) bawah

103,8565
α ka = = 0,6814
103,8565 + 48,5638

M E ,k lt ( i ) bawah
α kb =
M E ,k lt ( i ) bawah + M E ,k lt ( i −1) atas

163,1520
α kb = = 0,837
163,1520 + 31,7365
Momen Kolom
Momen Maksimum Kolom M + M + 4 (M )
 DL LL E 

 K 

M DL + M LL + (M E )
Mu,k atas maks = 1,05 4
 K 
= 1,05 ( -0,0639 – 0,0336 + 4/1 . (-103,8565) ) = -436,299 KNm
 
M DL + M LL + (M E )
Mu,k bawah maks = 1,05 4
 K 
= 1,05 (0,2647 + 0,0769 + 4/1 . (63,1520) ) = 265,597 KNm

Portal (memanjang)

 Lki Lka 

 M kap ,ki + M kap ,ka 

 ki
L ' Lka ' 
 5 5   = 212,038 KNm
 .96,6219 + .94,2122  
 4,5 4,5  
 L ki L 
M u,k atas =
hk '
.0,7.ω D .α k .  M kap , ki + ka M kap , ka 
hk  L ki ' L ka ' 

= (3,5/4) . 0,7 . 1,3 . 0,6814 . 212,038 = 460,177 KNm


hk '  L L 
.0,7.ω D .α k .  ki M kap , ki + ka M kap , ka 
M u,k bawah =
hk  
 L ki ' L ka ' 

V-5
= (3,5/4) . 0,7 . 1,3 . 0,837 . 212,038 = 565,530 KNm
Momen Terpakai Kolom
Momen terpakai kolom di dapat dari nilai terbesar antara momen rencana
kolom dengan momen maksimum kolom, tetapi tidak boleh lebih dari momen
maksimum kolom yang terbesar.
M u,k atas = 460,177 KNm
M u,k bawah = 565,530 KNm
M u,k atas maks = -436,299 KNm
M u,k bawah maks = 265,597 KNm
Sehingga momen terpakai = 436,299 KNm
Gaya Aksial Kolom
Gaya Aksial Maksimum Kolom
N u,k atas maks =1,05 (N DL + N LL + 4/K(N E ) )
=1,05 (-245,114 – 22,005 + 4/1 . (-0,282) ) = -281,659 KN
N u,k bawah maks =1,05 (N DL + N LL + 4/K(N E ) )
=1,05 (-305,428 – 22,005 + 4/1 . (-0,282)) = -344,989 KN
Gaya Aksial Rencana Kolom
 M kap , ki + M kap , ka 
N u , k = 1,05 N G , k + 0,7.Rv  

 Lki ' 

 96,6219 + 94,2122 
N u , k atas = 1,05.267,119 + 0,7.1  = 373,490 KN
 4,5 

 96,6219 + 94,2122 
N u , k bawah = 1,05.327,433 + 0,7.1  = 1217,935 kN
 4,5 
Gaya Aksial Terpakai Kolom
Gaya aksial terpakai kolom di dapat dari nilai terbesar antara gaya aksial
rencana kolom dengan gaya aksial maksimum kolom, tetapi tidak boleh lebih dari
gaya aksial maksimum kolom yang terbesar.
N u,k atas = 310,160 KN
N u,k bawah = 373,490 KN
N u,k atas maks = -281,659 KN

V-6
N u,k bawah maks = -344,989 KN
Sehingga: gaya aksial maksimum terpakai = 344,989 KN
gaya aksial minimum terpakai = 281,160 KN
gaya aksial minimum terpakai = 1088,407 kN
Perencanaan Tulangan Pokok Kolom
Penulangan pokok kolom dilakukan dengan terlebih dahulu
mencari rasio tulangan baja terhadap luas tampang kotor kolom. Rasio
tersebut dapat dicari dengan bantuan grafik tulangan pada buku Grafik dan
Tabel Perhitungan Beton Bertulang, oleh W.C. Vis dan Gideon Kusuma.
Tulangan kolom direncanakan pada keempat sisi kolom.
Ditetapkan: p= tebal selimut beton = 40 mm
D sengkang = 10 mm
D pokok = 30 mm
fy sengkang = 240 MPa
fy pokok = 400 MPa
d’ = p + D sengkang + (1/ 2. .D pokok ) = 40 + 10 + 12,5 = 62,5 mm
d ' 62,5
= = 0,078 ≈ 1 untuk h = 800 mm
h 800
Sehingga dapat digunakan grafik pada terlampiran 4 untuk:
d’/h = 0,1
fy = 400 MPa
Grafik pada lampiran 4 tersebut dapat digunakan untuk mencari nilai r
yang diperoleh dengan memasangkan nilai Mu’ pada sumbu horisontal
dan Nu’ pada sumbu vertikal.
Nu
Nu’= Nu diambil dari Nu terpakai
ϕο . Ag.0,85. fc'
Mu
Mu’= Mu diambil dari Mu terpakai
ϕο. Ag.0,85. fc'.h
Dengan:
Φο = 0,65 untuk Nu > (0,10.Ag.fc’)
0,85 untuk Nu < (0,10.Ag.fc’)

V-7
Ag = luas tampang bruto kolom
fc’ = kuat tekan kolom
Rasio tulangan kolom:
( ρ) =r. β dengan β = 1,2 untuk fc’ = 30 MPa
Luas tulangan perlu = As perlu = ρ . Ag
0,10 . Ag . fc’ = 0,10 . 800 . 800 . 30 = 1920000 N = 1920 KN
Gaya aksial maksimum terpakai Nu maks = 344,989 KN
Gaya aksial minimum terpakai Nu min = 281,659 KN
Momen terpakai Mu = 436,299 KNm
Karena Nu < ( 0,10 . Ag . fc’ ) maka dipakai φ = 0,85
344,989.10 3
Nu’ maks = = 0,025
0,85.800 2 .0,85.30
281,659.10 3
Nu’ min = = 0,023
0,85.800 2 .0,85.30
436,299.10 6
Mu’ = = 0,039
0,85.800 2 .0,85.30.800

Dari grafik diperoleh: r = 0,006 dan r = 0,004


Sehingga: dipilih r = 0,006
ρ = 0,006 . 1,2 = 0,007 ≈ ρ = 0,01
Dalam SK SNI T-15-1991-03, nilai ρ min = 0,01 dan ρ maks = 0,06 untuk kolom
As perlu = ρ . Ag
= 0,01 . 800 . 800 = 6400 mm2
Dipasang tulangan kolom 16D25
As = 7854 mm2 > As perlu = 6400 mm2........................OK!.
Asterpasang 7854
ρ terpasang = = =0,012
Ag 800 × 800
Cek: 0,01 < 0,012 < 0,06...............................................................OK.

V-8
Perencanaan gaya geser dan tulangan geser
Gaya Geser Maksimum Kolom
V u,k maks = 1,05 ( V DL + V LL + 4/K ( V E ) )
= 1,05 ( 0,083 + 0,17 + 4/1 . (66,752) ) = 280,462 KN
Gaya Geser Rencana Kolom
M U , Katas + M U , Kbawah
Vu ,k =
hn
460,177 + 565,530
Vu, k = = 293,057 KN
4 − 0,5

Gaya Geser Terpakai


Gaya geser terpakai kolom di dapat dari nilai terkecil antara gaya
geser rencana kolom dengan gaya geser maksimum kolom.
Vu,k maks = 280,462 KN
Vu,k = 293,057 KN
Sehingga: gaya geser terpakai = 280,462 KN

Perencanaan Tulangan Geser Kolom


Untuk menentukan tulangan geser kolom dengan menggunakan
Vu,k terpakai dan nilai Nu,k yang ada.
Nu,k = 344,989 KN
Vu,k = 280,462 KN
Besarnya gaya geser yang disumbangkan oleh beton:

 Nu  fc'
Vc = 1 + . .bw.d
 14. Ag  6
Sehingga:
d = h – d’ = 800 – 62,5 = 737,5 mm

 344,989  30 = 538,616 KN
Vc = 1 + . .800.737,5.10 −3
 14.800  6
2

Besarnya gaya geser yang harus ditahan oleh tulangan baja:

V-9
Vu, k
Vs = − Vc dengan φ = 0,60 untuk geser
ϕ
Sehingga:
280,462 = 71,179 KN
Vs = − 538,616
0,6
Jarak antar sengkang (S):
Av. fy.d
S=
Vs
Digunakan tulangan sengkang dengan 2 kaki D10, fy=240 MPa.
D sengkang = 10 mm
Av = 2.(1/4 Π. Φ sengkang2) = 157,078 mm2
d = h-d’ = 800 – 62,5 = 737,5 mm

S = 157,078.240.737,5 = 390,604 mm
71,179.1000

Dipasang tulangan geser kolom 2D10-100

V - 10

Anda mungkin juga menyukai