Radar Cuaca, Kenali Cara Kerjanya Rasakan Manfaatnya
Pengetahuan mengenai cuaca tidak jarang disepelekan oleh beberapa kalangan,
sehingga menyebabkan kerugian pada diri mereka sendiri. Hal yang harus disadari bersama adalah cuaca maupun iklim merupakan bagian dari hal fundamental yang dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Contoh sederhana mengenai betapa berpengaruhnya cuaca dalam kehidupan antara lain pengerjaan sebuah proyek yang dilakukan di alam terbuka seperti pekerjaan konstruksi jalan dan pekerjaan konstruksi bangunan. Pekerjaan semacam itu akan berjalan dengan lancar bila cuaca cerah, namun bila cuaca sedang buruk maka pekerjaan pun akan terhambat. Selain itu masih banyak contoh aktivitas lain yang berkaitan dengan cuaca, seperti penerbangan, pelayaran, pertanian dsb. Belum lagi beberapa bencana alam yang dewasa ini menimpa ibu pertiwi mulai dari kebakaran hutan, kekeringan, banjir hingga tanah longsor. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai cuaca maupun informasi prakiraannya sangat diperlukan dalam menghadapi hal-hal tersebut. Lalu sebenarnya apakah cuaca itu? Bagaimana seseorang dapat mengukur dan mengamati kondisi cuaca? Dan siapakah yang bertanggung jawab dalam pemberian informasinya kepada masyarakat? Menurut Winarso (2003), cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu. Pada dasarnya untuk pengamatan cuaca dapat dilakukan dengan cara sederhana dan oleh siapa saja. Contohnya untuk mengetahui apakah suatu daerah bercuaca cerah, berawan, atau hujan adalah dengan melihat banyak sedikitnya awan yang menutupi daerah tersebut. Ketika hanya sedikit awan yang terlihat maka cuaca cerah, sedangkan bila awan yang berkumpul cukup banyak maka cuaca berawan, dan bila gumpalan awan yang terbentuk sangat banyak maka akan hujan. Namun kita sadari bersama bahwa pengamatan terhadap awan dengan cara sederhana itu tidak menjamin akan menghasilkan prakiraan cuaca yang akurat. Ditambah dengan kondisi geografis Indonesia yang memungkinkan banyak faktor lain yang mempengaruhi cuaca. Oleh karenanya diperlukan sebuah badan pemerintahan yang menanggungjawabi pengamatan dan penyebarluasan informasi prakiraan cuaca dengan lebih cepat, tepat, dan akurat kepada masyarakat. Di Indonesia badan pemerintahan ini disebut sebagai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG didukung berbagai peralatan pengamatan cuaca yang cukup handal, salah satunya adalah radar cuaca. Radar merupakan kependekan dari Radio Detection and Ranging sebuah alat yang digunakan untuk mendeteksi target/ partikel di atmosfer sehingga bisa diketahui posisinya dari permukaan bumi. Radar cuaca memancarkan gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi partikel presipitasi sebagai target seperti hujan, es, salju, angin dan sebagainya. Target tersebut kemudian memantulkan kembali gelombang ke bumi dan diterima oleh antena penerima untuk dianalisa.Intensitas dari pantulan gelombang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui jenis presipitasi. Sedangkan waktu yang diperlukan gelombang dari saat dipancarkan hingga kembali sampai ke bumi diukur sebagai besar jarak antara target dengan stasiun radar cuaca. Salah satu radar cuaca yang cukup vital keberadaannya terutama untuk daerah ibukota dan sekitarnya, adalah radar cuaca milik stasiun meteorologi Cengkareng, Bandara Soekarno-Hatta yang diletakkan di kawasan stasiun geofisika Tangerang, daerah Tanah Tinggi, Tangerang. Melihat secara fisik serta kualitas data yang dihasilkan, kondisi radar cuaca tersebut masih baik dan maintenance/ perawatannya juga cukup optimal. Di sebelah gedung radar terdapat ruang genset yang berfungsi sebagai pensuplai daya listrik radar cuaca ketika listrik PLN mati. Genset telah dilengkapi dengan ATS (Automatic Transfer Switch) yang berfungsi untuk memindah/ menukar beban, dalam hal ini adalah gedung radar cuaca. Ketika listrik dari PLN mati, maka beban dipindahkan kepada genset, dan sebaliknya, ketika listrik PLN hidup kembali maka beban dipindahkan kepada listrik PLN. ATS tersebut memiliki tiga buah timer, yaitu timer 6 detik berjalan ketika listrik PLN mati, timer 6 menit berjalan ketika listrik PLN kembali hidup, dan timer untuk menghidupkan genset dengan sendirinya setiap pagi selama 10 menit untuk memanasi mesin. Selain itu juga terdapat UVR (Under Voltage Regulator) yang berfungsi untuk mengukur tegangan pada salah satu phasa, bila tegangan berada dibawah ambang batas maka secara otomatis genset akan menyala. Gedung radar cuaca memiliki tiga lantai dengan ruang pengoperasian radar berada di lantai teratas. Terdapat berbagai perangkat keras penunjang kinerja radar serta beberapa monitor yang berfungsi untuk mengoperasikan, memonitoring dan menampilkan hasil deteksi radar cuaca. Antena pemancar dan penerima berada di radome atau puncak gedung radar dimana untuk dapat kesana harus menggunakan tangga portable dari dalam ruang pengoperasian radar. Suhu dan kelembaban ruang dalam radome harus selalu dijaga. Maintenance antena juga harus dilakukan secara berkala untuk menghasilkan kinerja antena yang optimal. Antena radar memiliki diamater 4,3 m dan melakukan scanning selama 24 jam sebesar 360 derajat dengan jeda beberapa menit sebelum kembali berputar. Magnetron adalah salah satu perangkat yang berada di ruang pengoperasian radar, fungsinya adalah sebagai penghasil gelombang mikro berfrekuensi tinggi. Selanjutnya terdapat modulator, perangkat keras yang berfungsi tidak hanya sebagai pensuplai tegangan DC dan pengendali magnetron, namun juga pengirim sinyal termodulasi dari magnetron ke antena. Sedangkan saluran untuk mengirimkan sinyal tersebut adalah waveguide assembly. Terakhir terdapat perangkat dengan sebutan HVPS (High Voltage Power Supply) yang berfungsi sebagai pengonversi tegangan 220 Vac menjadi tegangan DC dengan besar 620-645 Vdc. Perlu diketahui bersama bahwa meskipun radar cuaca menyebabkan radiasi karena memancarkan gelombang elektromagnetik, namun tidak serta merta hal tersebut mengancam jiwa atau kesehatan manusia selama mematuhi prosedur yang ada. Radiasi paling berbahaya adalah di bagian radome tempat antena radar berputar, itupun dengan syarat antena tersebut memancarkan gelombang secara tetap pada satu arah saja (tidak berputar-putar). Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan wilayah radome telah dilengkapi berbagai sistem keamanan. Salah satunya adalah keharusan menutup pintu masuk sehingga antena dapat beroperasi, jadi selama pintu terbuka maka antena tidak akan aktif. Keunggulan dari radar cuaca dibanding sistem penginderaan jauh lainnya adalah kemampuan gelembang elektromagnetik yang dipancarkan dapat menembus struktur awan bahkan awan hujan dan mengambil sample sehingga hasil citra lebih detail dan cepat dalam menggambarkan kondisi maupun struktur awan badai.