Anda di halaman 1dari 3

Nama/ NPT : Hesti Hati Nurani/ 42.17.

0034
Kelas : Instrumentasi 8B

Radar Cuaca, Kenali Cara Kerjanya Rasakan Manfaatnya

Pengetahuan mengenai cuaca tidak jarang disepelekan oleh beberapa kalangan,


sehingga menyebabkan kerugian pada diri mereka sendiri. Hal yang harus disadari
bersama adalah cuaca maupun iklim merupakan bagian dari hal fundamental yang
dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Contoh sederhana
mengenai betapa berpengaruhnya cuaca dalam kehidupan antara lain pengerjaan
sebuah proyek yang dilakukan di alam terbuka seperti pekerjaan konstruksi jalan dan
pekerjaan konstruksi bangunan. Pekerjaan semacam itu akan berjalan dengan lancar
bila cuaca cerah, namun bila cuaca sedang buruk maka pekerjaan pun akan terhambat.
Selain itu masih banyak contoh aktivitas lain yang berkaitan dengan cuaca, seperti
penerbangan, pelayaran, pertanian dsb. Belum lagi beberapa bencana alam yang
dewasa ini menimpa ibu pertiwi mulai dari kebakaran hutan, kekeringan, banjir
hingga tanah longsor. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai cuaca maupun
informasi prakiraannya sangat diperlukan dalam menghadapi hal-hal tersebut. Lalu
sebenarnya apakah cuaca itu? Bagaimana seseorang dapat mengukur dan mengamati
kondisi cuaca? Dan siapakah yang bertanggung jawab dalam pemberian informasinya
kepada masyarakat?
Menurut Winarso (2003), cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan
dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi
dan suatu waktu. Pada dasarnya untuk pengamatan cuaca dapat dilakukan dengan cara
sederhana dan oleh siapa saja. Contohnya untuk mengetahui apakah suatu daerah
bercuaca cerah, berawan, atau hujan adalah dengan melihat banyak sedikitnya awan
yang menutupi daerah tersebut. Ketika hanya sedikit awan yang terlihat maka cuaca
cerah, sedangkan bila awan yang berkumpul cukup banyak maka cuaca berawan, dan
bila gumpalan awan yang terbentuk sangat banyak maka akan hujan. Namun kita
sadari bersama bahwa pengamatan terhadap awan dengan cara sederhana itu tidak
menjamin akan menghasilkan prakiraan cuaca yang akurat. Ditambah dengan kondisi
geografis Indonesia yang memungkinkan banyak faktor lain yang mempengaruhi
cuaca. Oleh karenanya diperlukan sebuah badan pemerintahan yang
menanggungjawabi pengamatan dan penyebarluasan informasi prakiraan cuaca
dengan lebih cepat, tepat, dan akurat kepada masyarakat. Di Indonesia badan
pemerintahan ini disebut sebagai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG). Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG didukung berbagai
peralatan pengamatan cuaca yang cukup handal, salah satunya adalah radar cuaca.
Radar merupakan kependekan dari Radio Detection and Ranging sebuah alat
yang digunakan untuk mendeteksi target/ partikel di atmosfer sehingga bisa diketahui
posisinya dari permukaan bumi. Radar cuaca memancarkan gelombang
elektromagnetik untuk mendeteksi partikel presipitasi sebagai target seperti hujan, es,
salju, angin dan sebagainya. Target tersebut kemudian memantulkan kembali
gelombang ke bumi dan diterima oleh antena penerima untuk dianalisa.Intensitas dari
pantulan gelombang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui jenis presipitasi.
Sedangkan waktu yang diperlukan gelombang dari saat dipancarkan hingga kembali
sampai ke bumi diukur sebagai besar jarak antara target dengan stasiun radar cuaca.
Salah satu radar cuaca yang cukup vital keberadaannya terutama untuk daerah ibukota
dan sekitarnya, adalah radar cuaca milik stasiun meteorologi Cengkareng, Bandara
Soekarno-Hatta yang diletakkan di kawasan stasiun geofisika Tangerang, daerah
Tanah Tinggi, Tangerang.
Melihat secara fisik serta kualitas data yang dihasilkan, kondisi radar cuaca
tersebut masih baik dan maintenance/ perawatannya juga cukup optimal. Di sebelah
gedung radar terdapat ruang genset yang berfungsi sebagai pensuplai daya listrik
radar cuaca ketika listrik PLN mati. Genset telah dilengkapi dengan ATS (Automatic
Transfer Switch) yang berfungsi untuk memindah/ menukar beban, dalam hal ini
adalah gedung radar cuaca. Ketika listrik dari PLN mati, maka beban dipindahkan
kepada genset, dan sebaliknya, ketika listrik PLN hidup kembali maka beban
dipindahkan kepada listrik PLN. ATS tersebut memiliki tiga buah timer, yaitu timer 6
detik berjalan ketika listrik PLN mati, timer 6 menit berjalan ketika listrik PLN
kembali hidup, dan timer untuk menghidupkan genset dengan sendirinya setiap pagi
selama 10 menit untuk memanasi mesin. Selain itu juga terdapat UVR (Under
Voltage Regulator) yang berfungsi untuk mengukur tegangan pada salah satu phasa,
bila tegangan berada dibawah ambang batas maka secara otomatis genset akan
menyala.
Gedung radar cuaca memiliki tiga lantai dengan ruang pengoperasian radar
berada di lantai teratas. Terdapat berbagai perangkat keras penunjang kinerja radar
serta beberapa monitor yang berfungsi untuk mengoperasikan, memonitoring dan
menampilkan hasil deteksi radar cuaca. Antena pemancar dan penerima berada di
radome atau puncak gedung radar dimana untuk dapat kesana harus menggunakan
tangga portable dari dalam ruang pengoperasian radar. Suhu dan kelembaban ruang
dalam radome harus selalu dijaga. Maintenance antena juga harus dilakukan secara
berkala untuk menghasilkan kinerja antena yang optimal. Antena radar memiliki
diamater 4,3 m dan melakukan scanning selama 24 jam sebesar 360 derajat dengan
jeda beberapa menit sebelum kembali berputar.
Magnetron adalah salah satu perangkat yang berada di ruang pengoperasian radar,
fungsinya adalah sebagai penghasil gelombang mikro berfrekuensi tinggi. Selanjutnya
terdapat modulator, perangkat keras yang berfungsi tidak hanya sebagai pensuplai
tegangan DC dan pengendali magnetron, namun juga pengirim sinyal termodulasi
dari magnetron ke antena. Sedangkan saluran untuk mengirimkan sinyal tersebut
adalah waveguide assembly. Terakhir terdapat perangkat dengan sebutan HVPS (High
Voltage Power Supply) yang berfungsi sebagai pengonversi tegangan 220 Vac
menjadi tegangan DC dengan besar 620-645 Vdc.
Perlu diketahui bersama bahwa meskipun radar cuaca menyebabkan radiasi
karena memancarkan gelombang elektromagnetik, namun tidak serta merta hal
tersebut mengancam jiwa atau kesehatan manusia selama mematuhi prosedur yang
ada. Radiasi paling berbahaya adalah di bagian radome tempat antena radar berputar,
itupun dengan syarat antena tersebut memancarkan gelombang secara tetap pada satu
arah saja (tidak berputar-putar). Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan wilayah
radome telah dilengkapi berbagai sistem keamanan. Salah satunya adalah keharusan
menutup pintu masuk sehingga antena dapat beroperasi, jadi selama pintu terbuka
maka antena tidak akan aktif.
Keunggulan dari radar cuaca dibanding sistem penginderaan jauh lainnya adalah
kemampuan gelembang elektromagnetik yang dipancarkan dapat menembus struktur
awan bahkan awan hujan dan mengambil sample sehingga hasil citra lebih detail dan
cepat dalam menggambarkan kondisi maupun struktur awan badai.

***

Anda mungkin juga menyukai