Anda di halaman 1dari 3

JAMUR/CENDAWAN PATOGEN PADA PADI

Hasil pengamatan dan identifikas ditemukan cendawan dari genus Fusarium,


Alternaria, Drechslera, Pythium,Cercosporella, Cercospora, danColletotricum.
Menurut Agrios (2005) dan semangun (2008) semua cendawan tersebut adalah
patogen pada tanaman padi.

Drechslera sp., adalah penyakit yangmenyebabkan bercak pada daun dan dapat
memberikan kerugian yang cukup besar. Selainmenyerang daun, penyakit ini juga
dapat menyerang bulir, akar, dan semai. Menurut Semangun (2008) penyakit yang
disebabkanDrechslera sp., dapat ditemukan di Jawa danSumatera Barat. Drechslera
juga dapat bertahan hidup pada benih dan pada tumbuhan inang lain, sehingga
sumber infeksi selalu tersedia.

Benih yang terserang cendawan Colletotrichum akan memperlihatkan tanda berupa


aservulus dengan seta pada permukaan benih (Agarwal dan Sinclair 1996).
Sedangkan Cercospora kikuchi biasanya menyerang di persemaian meskipun kedua
cendawan tersebut tidak begitu merugikan (Semangun 2008).

Penyakit pada semai sering disebabkan oleh jamur Pythium sp. selain menyerang
semai pada cuaca basah penyakit ini dapat menyerang akar dan batang. Penyakit ini
cenderung menyerang tanaman yang masih muda. Cendawan Pythium dan Fusarium
dapat menyebabkan penyakit rebah semai yang dicirikan tanaman akan busuk
sebelum muncul di tanah atau pangkal akar dan batang semai yang sudah muncul dari
permukaan tanah membusuk, sehingga tanaman rebah (Semangun, 2008). Pythium
dan Fusarium dapat bertahan di dalam tanah bertahun-tahun (Alexopolus et al., 1996
dan Agrios, 2005), karena itu infeksi cendawan ini biasanya terjadi ketika tanaman
sudah ditanam.
Aspergillus, Rhizopus, dan Mucor hampir selalu ditemukan pada benih karena
cendawan tersebut adalah parasit fakultatif yang lebih dikenal dengan nama
cendawan gudang, karena selalu ditemukan pada benih yang mengalami proses
penyimpanan (Semangun, 2008). Hal ini diduga karena benih padi telah mengalami
proses penyimpanan, sehingga mempengaruhi kondisi kesehatan benih. Pada
umumnya di antara jamurjamur benih yang banyak adalah dari genus Aspergillus dan
Penicillium, keduanya adalah cendawan pada penyimpanan yang tidak dapat
menyebabkan penyakit pada semai tapi cenderung merusak benih (Agarwal dan
Sinclair, 1996, Semangun, 2008).
Judul jurnal di folder kkp : bukti jurnal penilitian cendawan

Aspergillus flavuswarna koloni kuning / hijau kehijauan,


permukaan bawah tidak berwarna kemudian berubah menjadi
kuning, pertumbuhannya sedang hingga cepat.
Sumber : invebtarisasi (di folder kkp)

Menurut Khalid et al (2015), cendawan Fusarium menyerang semua bagian tanaman


mulai dari akar, batang, daun dan buah. Tingkat kematian akibat serangan cendawan ini
mencapai 50 – 100%. Cendawan endofit putih bermiselium septa (PS) dan non septa
(PNS) mempunyai potensi yang cukup besar sebagai bioprotektan dengan rata-rata
persentase daya kecambah benih tanaman padi hita berturut-turut sebesar 86,7 % dan
86,7 %.
Cendawan endofit dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen dengan
cara merusak dinding sel, mengganggu metabolisme dan permeabilitas membran sel
mikroba, seta menghambat sintesis protein dan asam nukleat sel mikroba (Evan et al.,
2013). Hambatan pertumbuhan patogen dapat terjadi karena adanya sifat antagonisme
dari cendawan endofit yang melibatkan pengaruh senyawa antijamur berupa enzim
atau metabolit sekunder lain yang dihasilkan oleh cendawan endofit yang bersifat
toksik. Dalam hal ini Kusumawardani (2015) bahwa bentuk antagonisme cendawan
endofit terhadap patogen terjadi melalui mekanisme antibiosis, kompetisi, dan pelisisan
komponen sel. Selain itu, beberapa cendawan endofit mampu menghasilkan senyawa
alkaloid dan neurotoksin dimana senyawa tersebut mampu membunuh nimfa Aphis
gossypii sejak dalam abdomen imago (Sunitha, 2013).
Sumber : jurnal 798.

Anda mungkin juga menyukai